Anda di halaman 1dari 3

Terapi perilaku (Behaviou-Theraphy)

Pada awalnya, terapi perilaku didefinisikan sebagai aplikasi dari prinsip-prinsip belajar untuk
penanggulangan perilaku maladaptif, misalnya desensitisasi sistematis menurut pembiasan klasik ,
modeling yang dibangun berdasarkan pengalaman observasional, dan pelatihan asersi dan
biofeedback berdasarkan pembiasan instrental

Terdapat beberapa jenis terapi perilaku yang banyak digunakan orang, yaitu relaksasi, desensitisasi
sistematis, pembiasan operan, modeling, pelatihan asersi, pelatihan aversif, dan biofeedback.

a. Relaksasi
Relaksasi merupakan upaya untuk mengendurkan keteganggan, pertama-tama jasmaniah,
yang pada akhirnya mengakibatkan mengendurnya ketegangan jiwa. Caranya dapat bersifat
respiratoris, yaitu dengan mengatur aktivitas bernafas, atau bersifat oto. Pelatihan relaksasi
pernafasan, dilakukan dengan mengatur mekanisme pernapasan, ialah tempo/irama dan
intensitas yang lebih lambat dan dalam. Keteraturan dalam bernapas, khususnya dengan
irama yang tepat, akan menyebabkan sikap mental dan badan yang relaks. Pelatihan otot,
akan menyebabkan otot makin lentur dan dapat menerima situasi yang merangsang luapan
emosi tanpa membuat kaku.
Selain pernapasan dan otot, pelemasan juga dapat dilakukan dengan pelemasan pikiran atau
mind ialah dengan membayangkan situasi yang nyaman dalam pikiran orang. Situasi yang
nyaman bisa abstrak, bisa juga yang lebih konkret.

b. Desensitisasi sistematis
Prosedur teknik penanganan ini umumnya dilandasi oleh prinsip kontra pembiasaan belajar,
terutama dalam rangka menghilangkan kecemasan dan kadang-kadang juga ketakutan. Tata
laksana teknik terapi ini didasarkan pada desensitisasi, artinyaembuat lebih tidak sensitifny
terhadap hal , keadaan, atau pendapat. Terdapat dua hal yang perlu diperhatikan pada teknik
desensitisasi sistematis ini, ialah pembuatan program terapi yang dibangun bersama antar
klien dan terapis secara tepat, kedua menentukan obyek yang menakutkan itu. Ukuran fobia
atau tidak, akan tergantung pada pendapat ilmu pengetahuan dan pemahaman umum.

c. Pembiasaan operan
Landasan pembiasaan operan adlah aplikasi prinsip penguatan negatif dan positif, respons
cost, pembentukan perilaku dengan ancer-ancer suksesif, dan pembedaan atau penyamaan.
Penguatan adalah upaya agar apa yang telah di capai atau dimiliki dapat dipertahankan atau
ditingkatkan (positif). Bisa juga sebaliknya, ialah dilemahkan atau disebut extinction bila
kebiasaan yang telah dibentuk ingin dihilangkan .
Operan merupakan inisiatif yang dilakukan oleh klien, dalam arti bahwa usia melakukan
pemilihan apa yang sebaiknya dilakukan berdasarkan berbagai opsi yang disediakan.

d. Modeling
Prinsip teori yang melandasi teknik terapi ini adalah teori mengenai belajar melalui
pengamatan atau sering juga disebut belajar sosial dari wlater dan bandura. Pada prinsipnya,
terapis memperlihatkan model yang tepat untuk membuat klien dapat meniru bagaimana ia
seharusnya melakukan upaya menghilangkan perasaan dan pikiran yang tidak seharusnya dari
orang lain yang disebut model itu. Terdapat dua konsep yang berbeda yang digunakan dalam
modeling ini, ialah Coping dan mastery. Materi model menampilkan perilaku ideal. Sebaliknya
coping model pada.dasarnya menampilkan bagaimana ia tidak merasa takut untuk
menghadapi hal yang semula menakutkan.

e. Pelatihan asersi
Pelatihan untuk membangun kerjasama dan bergaul dengan orang lain diperlukan sikap dan
kemampuan asertif. Kemampuan asertif adalah kemampuan untuk mengekspresikan apa ada
dalam diri seseorang secaraandiri dan tegas serta memuaskqn, rasional, dan juga tanpa
mengagresi maupun mengikuti orang lain. Saat ini banyak orang yang mengalami kesukaran
dalam mengambil inisiatif untuk membangun persabatan, menyatakan pendapat dan
perasaan baik yang positif maupun negatif. Assention training (AT) digunakan untuk
menanggulangi gangguan obsesif-kompulsif , alkoholisme, penyimpangan seksual, cemas saat
berpacaran, perilaku agresif dan eksplosif, dan kelemahan keterampilan sosial. Secara tipikal,
pelaksanaan AT melibatkan teknik-teknik keperilakuan sebagai berikut; shaping by succesive
approximations. Teknik ini mungkin merupakan metode paling fundamental, melibatkan
provinsi penguatan positif kepada klien sebagai pembelajaran untuk menampilkan perilaku
asertif terus menerus.

f. Biofeedback
Teknik ini merupakan teknik yang digunakan untuk pembiasan perilaku otomatis manusia.
Paradigma merupakan umum penanggulangan biofeedback melibatkan penggunaan
peralatan perekam yang secara terus menerus memantau respons-respons fisik subjek dan
tampilan respons-respons itu kepada subyek.

Terapi kognitif-keperilakuan

Dalam terapi perilaku jenis cognitive-behaviour therapy atau disingkat CBT merupakan salah satu
terapi yang digunakan untuk mengatasi masalah kesehatan teruatama pada mental dalam
jangkauan yang lebih luas, misalnya saja seperti fobia, depresi, OCD, dan masih banyak
lainnya. Teori ini memang lebih memfokuskan pada pasien agar dapat melihat diri anda
sendiri dari sudut pandang yang berbeda dibandingkan sebelumnya. Teori ini memang cukup
efektif untuk mengatasi gangguan mental yang sehari hari terjadi dan membuatnya lebih baik
dibandingkan sebelumnya. Terapi perilaku kognitif atau CBT sebenarnya memiliki prinsip
yaitu permasalahan yang dialami oleh pasien bukanlah berawal dari sebuah situasi melainkan
bagaiaman orang tersebut menginterpretasikan masalah yang ada ke dalam pikirannya. Hal
ini lah yang akhirnya akan berpengaruh pada perasaan serta tindakan yang dilakukannya.
Misalnya saja, ketika anda berpapasan dengan teman lama namun teman anda tersebut tidak
menyapa anda maka akan membuat anda berpikir jika dirinya tidak menyukai anda. Hal ini
pula lah yang akan berlanjut di kemudian harinya, sehingga anda akan berusaha
menghindarinya saat bertemu kembali.

Pikiran pikiran negatif ini yang akhirnya muncul diantara anda dan teman anda sendiri. Jika
hal ini terus dikembangkan dan membuat anda merasakannya pada banyak teman anda,
maka anda akan dikucilkan nantinya di dalam pertemanan. Di dalam terapi ini, bertujuan untuk
dapat menghentikan pola pikiran pikiran negatif tersebut dengan cara mengidentifikasi reaksi
negatif yang nantinya diproses oleh otak anda. Menurut beberapa teori psikologi yang ada,
pola pikiran negatif seseorang tersebut akan melalui proses yang dinamakan negative
reinforcement.Misalnya saja, ketika anda memiliki fobia pada ruangan kecil dan sempit, maka
secara tidak langsung anda belajar jika untuk mengatasi hal tersebut anda harus menghindari
ruangan kecil dan sempit. Cara ini memang efektif namun hanya akan memberikan
ketenangan sesaat saja, dan bahkan akan semakin membuat rasa takut menjadi berlebihan.
Hal ini lah yang dinamakan dengan negative reinforcement.

Anda mungkin juga menyukai