Anda di halaman 1dari 15

I.

Topik Percobaan
Termodinamika Perpindahan Energi
II. Tujuan Percobaan
1. Mempelajari penggunaan hukum termodinamika 1.
2. Mempelajari pengaruh spesifik heat (kalor jenis) dari suatu zat
terhadap jumlah energi yang dibutuhkan untuk mengubah suhu zat
tersebut.
III. Dasar Teori
Termodinamika berasal dari bahasa Yunani dimana Thermos yang
artinya panas dan Dynamic yang artinya perubahan.Sedangkan menurut
bahasa termodinamika adalah salah satu cabang dari ilmu fisika yang
mempelajari panas dan temperatur, serta hubungan keduanya pada energi
dan gerak. Menurut Arief MS, Termodinamika adalah suatu konsep
mekanika perpindahan Energi. Misalnya panas, konsep perpindahan panas
adalah panas secara spontan akan berpindah dari temperatur tinggi ke
temperatur rendah (Brady,1999:35).
Pada sistem dimana terjadi proses perubahan wujud atau
pertukaran energi, termodinamika klasik tidak berhubungan dengan
kinetika reaksi (kecepatan suatu proses reaksi berlangsung). Prinsip
termodinamika sebenarnya yaitu hal alami yang terjadi dalam kehidupan
sehari-hari. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi,
termodinamika direkayasa sedemikian rupa sehingga menjadi suatu bentuk
mekanisme yang bisa membantu manusia dalam kegiatannya (Oxtoby,
2001: 197).
Bunyi Hukum Termodinamika 1 : "apabila dua bahan yang memiliki panas
berlainan dicampurkan dalam sistem yang terisolasi, bahan yang lebih
panas kehilangan energi dan bahan yang lebih dingin memperoleh energi,
jumlah keseluruhan energi yang didapat sama dengan jumlah keseluruhan
energi yang hilang."
Rumus/Persamaan 1 Termodinamika:
Q = W + ∆U
Keterangan : Q = kalor/panas yang diterima/dilepas (J)

W = energi/usaha (J)

∆U = perubahan energi (J)

Hukum pertama pada berbagai proses termodinamika gas adalah sebagai


berikut:

1. Proses isotermal
Pada proses isotermal, suhu awal gas T1 sama dengan suhu akhir
gas T2 (T1 = T2). Hukum pertama termodinamika memberikan

∆U=0 dan Q=W


2. Proses isokhorik
Pada proses isokhorik, volum gas tetap , sehingga usaha W = 0.
Hukum pertama termodinamika memberikan
W = 0 dan ∆U = Q
3. Proses adiabatik
Pada proses adiabatik, Q = 0, sehingga hukum pertama
memberikan
Q = 0 dan ∆U = -W

Kapasitas kalor C suatu zat menyatakan "banyaknya kalor Q yang


diperlukan untuk menaikkan suhu zat sebesar 1 kelvin". Pernyataan ini
dapat dituliskan secara matematis sebagai

C = Q/ΔT atau Q = CΔT

Keterangan:

C= Kapasitas Kalor

Q = Qalor

∆T = Kenaikan Suhu
Kapasitas kalor gas pada tekanan tetap, Cp didefinisikan sebagai
kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu suatu zat satu kelvin pada
tekanan tetap.
𝑄𝑝
Cp= ∆𝑇

Kapasitas kalor gas pada volum tetap, CV didefinisikan sebagai


kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu suatu zat satu kelvin pada
volum tetap.
𝑄𝑣
Cv=∆𝑇

Sifat-sifat air yang memberikan definisi asal dari kalori adalah


banyaknya perubahan temperatur yang dialami air waktu mengambil atau
melepaskan sejumlah panas. Istilah umum untuk sifat ini disebut kapasitas
panas yang didefinisikan sebagai jumlah panas yang diperlukan untuk
mengubah temperatur suatu benda sebesar 10C.
Kapasitas panas bersifat ekstensif yang berarti bahwa jumlahnya
tergantung dari besar sampel. Misalnya untuk menaikkan suhu 1 g air
sebesar 10C diperlukan 4,18 J (1 kal), tapi untuk menaikkan suhu 100 g air
sebesar 10C diperlukan energi 100 kali lebih banyak yaitu 418 J. Sehingga
1 g sampel mempunyai kapasitas panas sebesar 4,18 J/0C sedangkan 100 g
sampel 418J/0C.
Sifat intensif berhubungan dengan kapasitas panas adalah kalor
jenis (panas spesifik) yang didefinisikan sebagai jumlah panas yang
diperlukan untuk menaikkan suhu 1 g zat sebesar 10C. Untuk air, panas
spesifiknya adalah 4,18 Jg-1C-1. Kebanyakan zat mempunyai panas
spesifik yang lebih kecil dari air. Misalnya besi, panas spesifiknya hanya
0,452 J g-1 0C-1. Berarti lebih sedikit panas diperlukan untuk memanaskan
besi 1 g sebesar 10C daripada air atau juga dapat diartikan bahwa jumlah
panas yang akan menaikkan suhu 1 g besi lebih besar dari pada menaikkan
suhu 1 g air.
Besarnya panas spesifik untuk air disebabkan karena adanya sedikit
pengaruh dari laut terhadap cuaca. Pada musim dingin air laut lebih lambat
menjadi dingin dari daratan sehingga udara yang bergerak dari laut ke
darat lebih panas daripada udara dari darat ke laut. Demikian juga dalam
musim panas, air laut lebih lambat menjadi panas daripada daratan.
Rumus :
q = m.c. Δt
Keterangan :
q = jumlah kalor (Joule)
m = massa zat (gram)
Δt = perubahan suhu
c = kalor jenis
Kapasitas kalor atau kapasitas panas (biasanya dilambangkan
dengan kapital C, sering dengan subskripsi) adalah besaran terukur yang
menggambarkan banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu
suatu zat (benda) sebesar jumlah tertentu (misalnya 10C).

Kapasitas panas yang ada pada sebagian besar sistem tidaklah


konstan, namun bergantung pada variasi kondisi dari sistem
termodinamika. Kapasitas panas bergantung pada temperatur itu sendiri,
dan juga tekanan dan volume dari sistem.

Berbagai cara untuk mengukur kapasitas panas dapat dilakukan,


yang secara umum dilakukan pada kondisi tekanan konstan atau volume
konstan. Sehingga simbol kapasitas jenisnya disesuaikan, menjadi Cp
untuk kapasitas jenis pada tekanan konstan, dan CV untuk kapasitas jenis
pada volume konstan. Gas dan cairan umumnya diukur pada volume
konstan. Pengukuran pada tekanan konstan akan menghasilkan nilai yang
lebih besar karena nilai tekanan konstan juga mencakup energi panas yang
digunakan untuk melakukan kerja untuk mengembangkan volume zat
ketika temperatur ditingkatkan.
IV. Alat Dan Bahan
1) Alat
NO Nama Alat Ukuran Jumlah
1 Gelas beker 500 ml 2 buah
2 Termometer Skala 1000C 1 buah
3 Pemanas - 1 buah
4 Jarum - 1 buah
5 Gunting - 1 buah
6 Neraca analitik - 1 buah

2) Bahan
NO Nama Bahan Ukuran Jumlah
1 Paku panjang 7 cm 10 buah
2 Benang - Secukupnya
3 Alumunium foil - 1 lembar
4 Air - Secukupnya
V. Prosedur Kerja
1) Diisi gelas beker dengan air sampai 150 ml (tepatkan
volumenya), kemudian dipanaskan diatas pemanas.
2) Sementara menunggu air mendidih, diisi gelas beker lain
dengan air dingin sampai 100 ml (tepatkan volumenya).
Digunakan termometer untuk mengukur suhu air dingin
dalam gelas beker (catat sebagai suhu awal air).
3) Ditimbang paku, diikat dengan benang dan dimasukkan
kedalam gelas beker yang airnya mendidih, diusahakan
agar paku berada ditengah-tengah air dan segera tutup gelas
beker tersebut.
4) Dipanaskan paku selama 20 menit. Logam paku akan
memanas sampai mencapai suhu air. Dicatat suhu air yang
dipanaskan dalam gelas beker sebagai suhu awal logam.
5) Diangkat paku dari dalam air, dikibaskan paku untuk
membuang air panas yang masih menempel, dan segera
rendam paku dalam gelas beker yang berisi air dingin, tutup
dengan segera.
6) Setelah kurang lebih 20 menit diukur suhu air dalam gelas
beker tersebut, sampai suhunya tidak berubah lagi.
7) Dihitung kapasitas panas logam jika dikietahui kapasitas
panas air adalah 4,184 J g-1 K-1.
VI. Data Hasil Pengamatan

Data hasil pengamatan dapat dilihat sebagai berikut:

NO Langkah Percobaan Hasil Pengamatan


1. Diisi gelas beker dengan air sampai Vair panas= 150 ml
150 ml (tepatkan volumenya),
kemudian dipanaskan diatas
pemanas.
2. Sementara menunggu air mendidih, Vair dingin = 100 ml
diisi gelas beker lain dengan air T1 air = 280C
dingin sampai 100 ml (tepatkan
volumenya). Digunakan termometer
untuk mengukur suhu air dingin
dalam gelas beker (catat sebagai
suhu awal air).
3. Ditimbang paku, diikat dengan Massa paku = 25,47
benang dan dimasukkan kedalam gram
gelas beker yang airnya mendidih,
diusahakan agar paku berada
ditengah-tengah air dan segera tutup
gelas beker tersebut.
4. Dipanaskan paku selama 20 menit. T awal logam = 940C
Logam paku akan memanas sampai
mencapai suhu air. Dicatat suhu air
yang dipanaskan dalam gelas beker
sebagai suhu awal logam.
5. Diangkat paku dari dalam air,
dikibaskan paku untuk membuang air
panas yang masih menempel, dan
segera rendam paku dalam gelas
beker yang berisi air dingin, tutup
dengan segera.
6. Setelah kurang lebih 20 menit diukur T2 air = T2 logam = 320C
suhu air dalam gelas beker tersebut,
sampai suhunya tidak berubah lagi.
7. Dihitung kapasitas panas logam jika
dikietahui kapasitas panas air adalah
4,184 J g-1 K-1.

VII. Perhitungan Pembahasan Dan Jawaban Pertanyaan


a. Perhitungan
Data dari hasil pengamatan yang diperoleh sebagai berikut:
Diketahui:
Vair panas = 150 ml
Vair dingin = 100 ml
ρ air = 1,03 gram/ml
T1 air = 280C + 273 = 301 K
T2 air = 320C + 273 = 305 K
T1 logam = 940C = 367 K
Massa paku = 25,47 gram
Cair = 4,184 J/K gram
Ar Fe = 56 gram/mol
T2 logam = T2 air
Ditanya : Cpaku ...?
Penyelesaian :
 Massa air = ρair . V air dingin
= 1,03 gram/ml . 100 ml
= 103 gram
 ∆T air = T2 air – T1 air
=305 K – 301 K
=4K
 ∆T paku = T2 logam – T1 logam
= 305 K – 367 K
= - 62 K
 Q terima = - Q lepas
Mair . Cair . ∆T air = - Q lepas
103 gram . 4,184 J/K . g . 4 K = - Q lepas
1723,808 J = - Q lepas
-1723,808 J = Q lepas
𝑚 𝑝𝑎𝑘𝑢
 n Fe = 𝐴𝑟𝐹𝑒
25,47 𝑔𝑟𝑎𝑚
=56 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑜𝑙

= 0,455 mol

𝑞𝑝
 Cpaku = 𝑛 . ∆T logam
−1723,808 𝐽
=0,455 𝑚𝑜𝑙 .−62 𝐾
−1723,808 𝐽
=−28,21 𝑚𝑜𝑙 .𝐾

= 61,106 J/mol .K

b. Pembahasan
Dalam percobaan ini, perlu kita pahami pengertian termodinamika.
Termodinamika adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan
antara kalor dan usaha. Jumlah maupun macam perubahan yang
diawali oleh sistem tidak akan mempengaruhi nilai energinya, ia
hanya ditentukan oleh keadaan awal dan sistem. Hukum kekekalan
energi (Hukum I termodinamika) berbunyi “energi dapat berubah dari
satu bentuk ke bentukyang lain tapi tidak bisa diciptakan ataupun
dimusnahkan”. Mengenai pernyataan ini merupakan hokum universal
dari kekekalan energi dan bersangkutan dengan definisi perpindahan
panas sebagai suatu bentuk perpindahan energi.
Dari penjelasan diatas, kalor merupakan salah satu bentuk energi
yang dapat dipertukarkan oleh sistem dan lingkungan karena adanya
perbedaan suhu. 1 kal sama dengan jumlah panas yang dibutuhkan
untuk memanaskan 1 gram air naik 10C. Teori kalor dasar adalah:
 Kalor yang diterima sama dengan kalor yang dilepas (Asas
Black).
 Kalor dapat terjadi akibat suatu gerakan.
 Kalor adalah salah satu bentuk energy.
Berdasarkan hasil pengamatan pada percobaan yang telah
dilakukan yaitu dengan topik termodinamika perpindahan energi.
Pertama diisi gelas beker dengan air sampai 150 ml, kemudian
panaskan diatas pemanas. Sementara menunggu air mendidih, diisi
gelas beker lain dengan air dingin sampai 100 ml. Digunakan
termometer untuk mengukur suhu air dingin dalam gelas beker, dan
diperoleh suhu awal air adalah 280C. Ditimbang paku dengan berat
25,47 gram diikat dengan benang dan dimasukan kedalam air
mendidih. Usahakan paku berada ditengah-tengah air dan segera tutup
dengan alumunium foil. Dipanaskan paku selama 20 menit suhu air
yang dipanaskan adalah 940C. Diangkat paku dari dalam air,
dikibaskan paku untuk membuang air panas yang masih menempel
dan segera masukan paku dalam gelas beker yang berisi air dingin.
Setelah kurang lebih 20 menit diukur suhu air dalam gelas sampai
suhunya tidak berubah lagi dan jadikan sebagai suhu akhir logam dan
suhu akhir air yaitu 320C.
Berdasarkan percobaan yang kita lakukan diketahui suhu awal air
sebesar 301 K, dan air dipanaskan dalam gelas beker lalu ditambahkan
paku. Selama 20 menit berlangsung proses Hukum I Termodinamika,
dimana percobaan ini paku mencoba menerima kalor dari air yang
mendidih. Setelah air yang mendidih melepaskan kalor, kalor yang
dilepas sama dengan kalor yang diterima paku. Pada saat paku
dimasukkan kedalam air dingin terjadi proses I Termodinamika.
Dimana paku melepaskan kalor dan air dingin menerima kalor.
Perpindahan panas atau kalor adalah energi yang berpindah akibat
perubahan suhu. Panas bergerak dari daerah bersuhu tinggi ke daerah
bersuhu rendah. Setiap benda memiliki energi dalam yang
berhubungan dengan gerak acak dari atom-atom atau molekul
penyusunnya. Saat pencampuran air panas dan air dingin, maka air
panas melepaskan energi panas, sedangkan air dingin menerima
energi panas tersebut (kalor yang dilepas sama dengan kalor yang
diterima).

Kapasitas panas bersifat ekstensif yang berarti bahwa


jumlahnya tergantung dari besar sampel. Misalnya untuk menaikkan
suhu 1 g air sebesar 10C diperlukan 4,18 J (1 kal), tapi untuk
menaikkan suhu 100 g air sebesar 10C diperlukan energi 100 kali lebih
banyak yaitu 418 J. Sehingga 1 g sampel mempunyai kapasitas panas
sebesar 4,18 J/0C sedangkan 100 g sampel 418J/0C.
Dalam percobaan ini kita dapat menghitung kapasitas panas logam,
jika diketahui kapasitas panas air adalah 4,184 J g-1 K-1. Dari
percobaan ini kita ketahui volume air panas adalah 150 ml dan volume
air dingin 100 ml. suhu awal air 280C = 301 K. Suhu akhir air
320C=305 K.selanjutnya kita akan mencari perubahan suhu air = (305-
301) K = 4 K. Massa paku = 25,47 gram. Sedangkan suhu awal logam
atau T1 = 94°C = 367 K dan suhu akhir logam atau T2 = 32°C = 305 K.
perubahan suhu logam atau ΔT = (305-367) K = -62 K. Untuk mencari
kapasitas panas logam dan kapasitas panas molar. Dapat kita hitung
dengan persamaan Q = m.C.ΔT. kita cari dulu massa air dengan rumus
ρair . V air dingin . setelah itu kita akan dapatkan massa air yaitu 103
gram. Kita ketahui bahwa Qair adalah Q yang diterima dikali dengan
kapasitas air dikali dengan perubahan suhu air, maka dapat dihasilkan
kandungan panas suatu zat yaitu -1723,808 J. Sedangkan dalam hukum
termodinamika I yaitu “apabila dua bahan yang memiliki panas
berlainan dicampurkan dalam sistem yang terisolasi, bahan yang lebih
panas kehilangan energi dan bahan yang lebih dingin memperoleh
energi, jumlah keseluruhan energi yang didapat sama dengan jumlah
keseluruhan energi yang hilang”. Maka akan berlaku persamaan –Q
yang dilepas akan sama dengan Q yang akan diterima atau Q yang
lepas sama dengan -1723,808 J. Dari hasil yang didapat, dapat mencari
kapasitas panas logam dengan Q yang dilepas dibagi dengan
perubahan suhu logam. Kemudian akan dihitung kapasitas panas molar
dengan persamaan, kapasitas panas logam 25,47 gram dibagi dengan
Ar Fe 56 gram/mol dihasilkan 0,455 mol. Maka akan kita peroleh
kapasitas panas molar adalah 61,106 J/mol .K.
VIII. Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
1) Hukum termodinamika 1 menunjukkan hukum kekekalan energi.
Bunyi Hukum Termodinamika 1 : "Energi tidak dapat diciptakan
ataupun dimusnahkan, melainkan hanya bisa diubah bentuknya
saja."
Rumus/Persamaan 1 Termodinamika:
Q = W + ∆U
2) Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat dihitung kapasitas
panas logam dan kapasitas panas molar jika diketahui 4,184 J/g K.
maka kapasitas panas logam adalah 61,106 J/mol .K.

B. Saran
Dalam melakukan percobaan ini diharapkan praktikan
belajar dulu sebelum melakukan praktikum, agar lebih bisa
memahami materi yang akan dipraktikumkan. Supaya
mendapatkan hasil yang maksimal seharusnya harus ada kerja
sama antar kelompok dengan teliti,teratur,dan bersih. Selalu
mengutamakan keselamatan bersama.
IX. Daftar Pustaka

Alberty, R.A dan Daniel, F . 1992 . Kimia Fisika Jilid I Edisi 5 . Jakarta:
Erlangga .

Atkins, P.W . 1990 .Kimia Fisika Jilid I Edisi 6. Jakarta: Erlangga.

Brady,James E.1999. Kimia Universitas Edisi 5. Jakarta: Erlangga.

Chang Raymond . 2004 . Kimia Dasar Konsep-konsep Inti Jilid 3 . Jakarta


: Erlangga.

Dogra, SK. 1990. Kimia Fisik Dan Soal-Soal (Terjemah:Umar Mansyur).


Jakarta : Universitas Indonesia.

Oxtoby, D.W, Gills, H.P dan Nachtrieb, N.H . 2001 .Prinsip-prinsip Kimia
Modern Jilid II Edisi 6. Jakarta: Erlangga.

Syarifudin. 2010. Buku Pintar Kimia Untuk SMA. Tanggerang: Scientific


press.

Syukri,S . 1999 . Kimia Dasar . Bandung : ITB

Anda mungkin juga menyukai