Untuk Memenuhi Tugas Belajar Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam Yang
Diampu Oleh Dosen Imam Labib, M.Ag.
Disusun Oleh :
2018/2019
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT dan segala puji syukur hanya bagi-Nya
Tuhan semesta alam yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya dalam
penyusunan makalah Pendidikan Agama Islam ini.
Maksud penyusunan makalah ini adalah sebagai syarat memenuhi tugas
Pendidikan Agama Islam. Makalah ini juga menguraikan beberapa materi mengenai
IPTEKS Dalam Perspektif Islam dan juga untuk mempermudah pemahaman kepada
kita semua, khususnya mahasiswa Universitas Harapan Bangsa.
Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada para mahasiswa dari hasil
makalah ini. Karena itu kami berharap semoga makalah ini dapat menjadi sesuatu
yang berguna bagi kita bersama, bermanfaat bagi penulis khususnya, dan bagi para
pembaca pada umumnya.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna sempurnanya makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ..................................................................................20
B. Saran .............................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dizaman modern yang canggih seperti saat ini, kemajuan akan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dan Seni, sangatlah berpengaruh
terhadap segala aspek dalam kehidupan manusia. Tidak dapat dipungkiri,
keberadaan IPTEK dan seni tidak pernah lepas dengan keberadaan manusia.
Manusia sebagai subjek dari berkembangnya ilmu pengetahuan itu sendiri.
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, maka berkembanglah pula
teknologi dan seni. Keberadaan yang tidak akan pernah terpisahkan tersebut,
kemudian memunculkan beberapa dampak terhadap kehidupan manusia
didunia. Dampak tersebut berupa dampak positif dan negatif. Adanya dampak
negatif terhadap kehidupan manusia ini, akan menimbulkan beberapa yang
kurang di inginkan.
Peran Islam dalam perkembangan IPTEK pada dasarnya ada 2 (dua).
Pertama, menjadikan Aqidah Islam sebagai paradigma ilmu pengetahuan.
Paradigma inilah yang sheharusnya dimiliki umat Islam, bukan paradigma
sekuler seperti yang ada sekarang. Paradigma Islam ini menyatakan bahwa
Aqidah Islam wajib dijadikan landasan pemikiran (qa’idah fikriyah) bagi
seluruh ilmu pengetahuan. Ini bukan berarti bahwa Aqidah Islam sebagai
sumber segala macam ilmu pengetahuan, melainkan menjadi standar bagi
segala ilmu pengetahuan. Maka ilmu pengetahuan yang sesuai dengan Aqidah
Islam dapat diterima dan diamalkan, sedang yang bertentangan dengannya,
wajib ditolak dan tidak boleh diamalkan. Kedua, menjadikan Syariah Islam
(yang lahir dari Aqidah Islam) sebagai standar bagi pemanfaatan IPTEK
dalam kehidupan sehari-hari.Standar atau kriteria inilah yang seharusnya yang
digunakan umat Islam, bukan standar manfaat (pragmatisme/utilitarianisme)
seperti yang ada sekarang. Standar syariah ini mengatur, bahwa boleh
tidaknya pemanfaatan IPTEK, didasarkan pada ketentuan halal-haram
(hukum-hukum syariah Islam). Umat Islam boleh memanfaatkan IPTEK jika
telah dihalalkan oleh Syariah Islam. Sebaliknya jika suatu aspek IPTEK dan
telah diharamkan oleh Syariah, maka tidak boleh umat Islam
memanfaatkannya, walau pun ia menghasilkan manfaat sesaat untuk
memenuhi kebutuhan manusia.
B. Rumusan maklah
1. Konsep IPTEK dalam Islam ?
2. Bagaimana integasi iman ilmu dan amal?
3. Bagaimana keutamaan orang berilmu?
4. Apa keutamaan dan tanggung jawab Ilmuan terhadap alam?
C. Tujuan
PEMBAHASAN
Tujuh factor yang menjadi pendorong bagi kemajuan IPTEK di dunia islam
pada abad yang lalu, antara lain:
Seni adalah hasil ungkapan akal dan budi manusia dengan segala
prosesnya. Seni merupakan ekspresi jiwa seseorang. Hasil ekspresi jiwa tersebut
berkembang menjadi bagian dari budaya manusia. Seni identik dengan keindahan.
Keindahan yang hakiki identik dengan kebenaran. Keduanya memiliki nilai yang
sama yaitu keabadian. Seni yang lepas dari ketuhanan tidak akan abadi karena
ukurannya adalah hawa nafsu bukan akal dan budi. Seni mempunyai daya tarik
yang selalu bertambah bagi orang-orang yang kematangan jiwanya terus
bertambah.
Menurut Ernst Diez dalam Muhammad abdul jabbar (1998:2) cirri ciri seni
islam atau seni islamisadalah seni yang mengungkapkan sikap pengabdian kepada
Allah.
B. Integrasi Iman, Iptek, dan Seni
Iptek terdiri dari tiga kata, yaitu ilmu, pengetahuan, dan teknologi. Ilmu
merupakan pengetahuan yang jelas tentang sesuatu. Ilmu merupakan keistimewaan
manusia yang membedakan manusia dengan makhluk lain dalam menjalankan
tugasnya sebagai khalifah. Menurut Al-Qur’an, ilmu terdiri dari dua macam, yaitu
ilmu ladunni yakni ilmu yang diperoleh tanpa upaya manusia (QS. Al-Kahfi:65) dan
ilmu kasbi yakni ilmu yang diperoleh tanpa usaha manusia. Objek ilmu meliputi
materi dan non materi serta fenomena dan non fenomena.
Dengan potensi yang ada, manusia dapat membaca, memahami, meneliti, dan
menghayati fenomena alam yang nantinya dapat menimbulkan pengetahuan.
Fenomena alam ini disebut juga ayat-ayat kauniyah. Fenomena lainnya adalah berupa
quraniyah yaitu Al-Qur’an. Al-Qur’an bukan sekedar buku atau dokumen sejarah,
tapi juga sebuah kenyataan hidup dan berlaku dalam kehidupan manusia. Semua itu
dapat menimbulkan pengetahuan bagi manusia yang mau membaca, meneliti, dan
menghayati fenomena tersebut.
Pengetahuan pada hakikatnya adalah salah satu sarana untuk mendekatkan diri
kepada Allah. Tingginya derajat pengetahuan yang dimiliki seseorang bukan untuk
kesombongan, tapi untuk memperbanyak syukur atas nikmat pengetahuan yang
diberikan. Agar pengetahuan dapat membimbing seseorang menuju Allah, maka
pengisiannya harus bersentuhan dengan unsur fitri manusia seperti roh, qalbu, akal,
dan nafsu.
Teknologi adalah ilmu tentang cara menerapkan ilmu pengetahuan untuk
memanfaatkan alam bagi kesejahteraan dan kenyamanan manusia. Dengan demikian
mesin atau alat canggih yang digunakan manusia bukanlah teknologi, namun
merupakan hasil dari teknologi. Ketersediaan lahan yang diciptakan Allah
mengantarkan manusia berpotensi memanfaatkan alam. Keberhasilan memanfaatkan
alam ini merupakan hasil dari teknologi.
Iptek dan segala hasilnya harus mengingatkan manusia kepada Allah dan
kepada diri sendiri bahwa manusia adalah khalifah alam semesta. Berdasarkan
petunjuk Al-Qur’an, manusia dapat menerima hasil iptek yang tidak menyebabkan
maksiat dan bermanfaat bagi manusia. Jika penggunaan hasil iptek melalaikan
seseorang dari dzikir dan tafakkur serta mengantarkan kepada keruntuhan nilai
kemanusiaan, manusia harus diperingatkan dan diarahkan dalam menggunakan
teknologi. Jika hasil iptek sejak awal diduga dapat menggeserkan manusia dari jati
diri dan tujuan penciptaan, sejak dini pula kehadirannya ditolak oleh Islam karena
menjadi persoalan besar bagi martabat manusia mengenai cara memadukan mekanik
demi penciptaan ipek dengan pemeliharaan nilai fitrahnya. Oleh karena itu,
diharapkan iptek dapat searah dan sejalan dengan nilai ilahiah.
Mengenai seni, islam dapat menerima semua hasil karya manusia selama
sejalan dengan pandangan islam. Al-Qur’an memerintahkan manusia untuk
menegakkan kebajikan, melaksanakan perbuatan ma’ruf dan mencegah perbuatan
yang munkar. Kesenian yang ma’ruf merupakan budaya masyarakat yang sejalan
dengan nilai islam, sedangkan yang munkar adalah perbuatan yang tidak sejalan
dengan nilai islam. Setiap orang hendaknya memelihara nilai seni yang ma’ruf dan
sejalan dengan ajaran islam. Hal ini mengantarkan mereka untuk memelihara hasil
kesenian setiap manusia. Seandainya ada pengaruh yang dapat merusak kebudayaan
dan kreasi seni suatu masyarakat, seorang muslim harus tampil mempertahankan
yang ma’ruf yang telah ada dan diakui masyarakat. Dengan demikian, pada
hakikatnya islam sangat menghargai segala kreasi manusia, termasuk kreasi manusia
yang lahir dari penghayatan manusia terhadap wujud alam semesta, selama kreasi
tersebut sejalan dengan fitrah kesucian jiwa manusia.
Dalam pandangan islam, antara islam, ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
terdapat hubungan yang harmonis dan dinamis yang terintegrasi dalam suatu sistem
yang disebut dinul islam. Di dalamnya terkandung tiga unsur pokok, yaitu akidah,
syariah, dan akhlak, dengan kata lain iman, ilmu, dan amal saleh.
﴾۲۴﴿ س َما ِء ُ ط ِيبَ ٍة اَصۡ لُ َها ثَا ِبتٌ َّوفَ ۡر
َّ ع َها فِى ال َ ط ِيبَةا َك
َ ٍش َج َرة َ ّٰللاُ َمث َ اًل َك ِل َمةا
ب ه َ ض َر َ اَلَ ۡم ت ََر ك َۡي
َ ف
Ayat di atas menggambarkan keutuhan antara iman, ilmu, dan amal dengan
menganalogikan dinul islam bagaikan sebatang pohon yang baik. Hal ini
menggambarkan iman, ilmu, dan amal merupakan suatu kesatuan yang utuh dan tidak
dapat dipisahkan. Iman diidentikkan dengan akar yang menopang tegaknya ajaran
islam. Ilmu bagaikan batang pohon yang mengeluarkan dahan dan cabang ilmu
pengetahuan. Amal ibarat buah dari pohon yang menggambarkan teknologi dan seni.
Iptek yang dikembangkan di atas nilai iman dan ilmu akan menghasilkan amal saleh,
bukan kerusakan alam.
Ada dua fungsi utama manusia di dunia yaitu sebagai abdun (hamba Allah)
dan sebagai khalifah di bumi. Esensi dari abdun adalah ketaatan, ketundukan, dan
kepatuhan kepada Allah, sedangkan esensi khalifah adalah tanggung jawab terhadap
diri sendiri dan lingkungannya, baik lingkungan sosial maupun lingkungan alam.
Dalam konteks abdun, manusia menempati posisi sebagai ciptaan Allah yang
memiliki konsekuensi adanya keharusan untuk taat dan patuh kepada penciptanya.
Keengganan manusia menghambakan diri kepada Allah akan menghilangkan rasa
syukur atas anugerah yang diberikan Allah berupa potensi sempurna yang tidak
diberikan kepada makhluk lain, yaitu potensi akal. Hilangnya rasa syukur
mengakibatkan manusia menghambakan dirinya kepada selain Allah, misalnya hawa
nafsu. Keikhlasan penghambaan diri kepada Allah akan mencegah penghambaan diri
kepada sesama manusia atau hawa nafsu.
“Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa manusia kefasikan dan ketakwaan.” Asy-
Syams:8
Dalam hal ini, berdasarkan petunjuk Allah SWT, maka akal memiliki
kemampuan untuk memilih salah satu yang terbaik bagi dirinya.
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan
manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat)
perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” Ar-Rum:41
Dua fungsi di atas merupakan satu kesatuan yang tidak boleh dipisah dan
simbol kedua fungsi itu adalah dzikir dan fikir.
Perbuatan baik seseorang tidak akan bernilai amal shaleh apabila perbuatan
tersebut tidak di bangun diatas nilai-nilai iman dan ilmu yang benar. Sama halnya
pengembangan ipteks yang lepas dari keimanan dan ketakwaan tidak akan bernilai
ibadah serta tidak akan menghasilkan kemaslahatan bagi umat manusia dan dan
alam lingkungannya bahkan akan menjadi malapetaka bagi kehidupannya sendiri.
Ilmu yang dikembangkan atas dasar keimanan dan ketakwaan kepada allah
Swt, akan memberikan jaminan kemaslahatan bagi kehidupan umat manusia
termasuk bagi lingkungannya. Allah berjanji dalam QS 58(al-Mujadalah) :11 yang
artinya “allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”
Berikut ini adalah beberapa ayat al-Qur’an dan hadist yang dapat dijadikan
sebagai dalil orang yang beriman dan berilmu memiliki keutamaan dan derajat
yang istimewa.
Kerusakan alam dan lingkungan ini lebih banyak disebabkan karena ulah
tangan manusia sendiri (Qs. Ar Rum : 41). Mereka banyak yang menghianati
perjanjiannya sendiri kepada Allah. Mereka tidak menjaga amanat sebagai
khalifah yang bertugas untuk menjaga, melestarikan alam ini. Justru
mengeksploitir alam ini untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya.
PENUTUP
A. KESIMPILAN
Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurnaan.
kesempurnaan ini membuat manusia diberikan potensi untuk
mengembangkan, memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam yang telah
diciptakan Allah swt untuk kita dengan ilmu pengetahuan teknologi dan seni
yang kita miliki. Oleh sebab itu marilah kita menjaga dan melestarikan alam
ini agar tidak punah dan tetap berpedoman pada al-Qur’an dan as sunnah
sebagai rasa syukur kita kepada Allah swt.
B. SARAN
Untuk mengembangkan IPTEKS harus kita didasair dengan keimanan
dan ketakwaan kepada Allah swt agar dapat memberikan bagi kehidupan
serta lingkungan sekitar kita.
Daftar Pustaka
Daim, Abdullah. 1984. Tarbiyah ‘Abdru Tarikh, Min Ushuri Qadimah hatta
Qarnu Isyrin. Beirut; Darul ‘Ilmi lil Mu’allim. Cet. Ke 5.