Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat ALLAH SWT, karena atas perkenan-NYA laporan


praktikum mengenai Tegangan Permukaan ini dapat diselesaikan.

Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah untuk membuat laporan setelah
melakukan praktikum, selain itu juga untuk menyelesaikan tugas yang telah
diberikan oleh dosen kami.

Demikian laporan praktikum ini, penulis menyadari akan segala


kekurangannya, untuk itu kritik dan saran dari pembaca sangat diperlukan
demi perbaikan Laporan Praktikum ini.

Parepare, 8 Januari 2017

Penulis

1
BAB 1
PENDAHULUAN

A. TUJUAN

1. TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM


1. Memahami sifat-sifat tegangan permukaan sifat zat cair.
2. Mengetahui prosedur pengukuran tegangan permukaan dengan cara
tetes.

2. TUJUAN INTRUKSIONAL KHUSUS


1. Mengetahui teori dan rumus yang digunakan didalam praktikum
tegangan permukaan.
2. Menghitung koefisien tegangan zat cair.
3. Menyimpulkan hasil-hasil pengukuran tegangan permukaan zat cair
yang diperoleh dari pengamatan di laboratorium.
4. Mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi hasil percobaan
tegangan permukaan.
5. Mengadakan koreksi terhadap hasil percobaan.

B. TEORI RINGKAS

Diketahui bawa molekul-molekul zat cair saling tarik menarik satu dengan
lainnya. Pada permukaan zat cair ini bekerja tekanan searah dengan lapisan
batas/permukaan dan disebut tegangan permukaan. Di dalam sistem
satuanya dyne/cm. dikenal beberapa cara untuk mengukur tegangan
permukaaan, antara lain dengan pengukuran langsung, yaitu menggunakan
neraca torsi yang prosedurnya tidak diterangkan disini dan pengukuran
dengan cara tetes. Pada cara yang terakhir ini tegangan permukaan zat cair

2
di hitung dengan membandingkan tegangan permukaan suatu zat cair lain
yang telah diketahui harga -nya(cara relative).
Suatu tetesan tebentuk jika gaya berat dari tetesan itu sama dengan
tegangan permukaannya, jadi :
W=2kr
Dimana :
W = Berat tetesan

r = Jari-jari tetesan

k = faktorkoresi
karena tidak berbentuk bulat sempurna dan adanya
gaya tahanan(hambatan) oleh udara sekeliling pada
saat pembentukan.

 = Tegangan permukaan dyne/mm

Jika volume rata-rata dari sebuah tetesan adalah V, maka persamaan


dapat diubah menjadi :
𝑽r𝒈
 = 𝟐𝐤𝐫

Keterangan:
V = Volume zat (m3)
𝜌 = massa jenis ( kg/ m3)
g = gravitasi bumi ( m/s2)
𝜋 = 3,14
r = Jari-jaritetesan (mm)

3
k = Faktor koreksi, karna tetesan tidak terbentuk bulat
sempurna dan adanya gaya tahanan (hambatan) oleh
udara sekeliling pada saat pembeentukan.

 = Tegangan permukaan dyne/mm

Dari persamaan, terlihat bahwa semua besaran di ruas kanan dapat


diukur dengan mudah, kecuali k dan n. Sebaiknya jika tegangan permukaan
diketahui, jari-jari r dapat ditentukan. Itulah sebabnya di dalam percobaan ini
dilakukan 2 macam pengamatan : yang pertama menggunakan zat cair yang
diketahui -nya.
Jika volume dari kedua zat itu di ambil sama dengan jumlah tetesan
rata-rata yang dibentuk dari volume tersebut oleh kedua zat cair diketahui,
maka tegangan permukaan zat cair kedua dapat di hitung :

𝒏𝟏 r𝟐 𝟏
2 = 𝒏𝟐 r𝟏

Keterangan:
n1 =Jumlah tetesan
𝜌 2 = massa jenis zat air ( kg/ m3)
1 = Tegangan permukaan zat air (dyne/mm)
n2 = Jumlah tetesan
𝜌 2 = massa jenis zat air sabun( kg/ m3)
2 = Tegangan permukaan zat sabun ( dyne/mm)

Untuk rapat massa zat cair dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
𝒎
r= 𝒗

4
Keterangan:
𝜌 = massa jenis ( kg/ m3)
m = massa zat (kg)
v = volume zat (m3)

Dimana m dan v masing-masing menyatakan massa dan volume yang


keduanya dapat di amati dalam percobaan

Tegangan Permukaan
Air memiliki tegangan permukaan yang besar di sebabkan oleh
kuatnya sifat kohesi oleh antar molekul-molekul air. Hal ini dapat diamati saat
sejumlah kecil air ditempatkan dalam sebuah permukaan yang tak dapat
terbasahi atau terlarutkan ( non-soluble) ; air tersebut akan berkumpul
sebagai sebuah tetesaan.
Karena tegangan permukaan merupakan perbandingan antara gaya
tegangan permukaan dengan satuan panjang, maka satuan tegangan
permukaan adalah newton per meter (N/m) tau dyne per centimeter (dyn/cm).
1 dyn/cm = 10-3 N/m = 1 mN/m
Fenomena ini merupakan salah satu contoh dari adanya tegangan
permukaan. Tegangan permukaan terjadi karena permukaan zat cair
cenderung untuk menegang sehingga permukaanya tanpak seperti
selaputtipis. Hal ini dipengaruhi oleh adanya gaya kohesi anatara molekul air.

Metode tetes atau cincin


Bila cincin tepat akan menetes, maka gaya tegangan permukaan
sama dengan gaya yang disebabkan oleh massa cairan sebagai cairan gaya
berat itu sendiri.
Harga tegangan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:

5
Suhu,tekanan,massa jenis dan konsentrasi zat terlarut.
Pada literatur diperoleh data tegangan permukaan beberapa zat pada suhu
20oc, yaitu:
Air : 72,8 dyne/cm
Air sabun : 25,00 dyne/cm
Minyak zaitun : 32,00 dyne/cm
Etano :22,3 dyne/cm
Aseton : 23,7 dyne/cm
Air raksa :465,00 dyne/cm
Oksigen :15,70 dyne/cm
Gliserin :63,10 dyne/cm
Benzena :28,90 dyne/cm

Apabila didapat hasil yang menyimpang dari literature saat melakukan


praktikum, hal tersebut dapat disebabkan oleh beberapa hal diantaranya:
 Karena tegangan permukaan disebabkan oleh suhu
 Kurang telitinya paraktikum pada saat membaca skala pada pipa
 Kurang tepatnya konsentrasi yang dibuat

Konfersi satuan
1 dyne centimeter = 0.0001 newton per milimeter
1 dyn.cm =1.0× 10-5 N.cm

C. ALAT DAN BAHAN


Tabel 1. Alat dan Bahan
ALAT DAN BAHAN JUMLAH

Buret tetes 100 ml 1buah

Gelas ukur 50 1 buah

6
Timbang digital 1 buah

Air 1 ember

Air sabun 1 buah

D. METODE PERCOBAAN

1. Timbangan gelas ukur kosong menggunkan timbangan digital, kemudian

catat beratnya.

2. Masukan cairan pertama pada gelas ukur yang telah ditimbang, kemudian

timbang kembali berat gelas ukur + air .

3. Setelah ditimbang masukan cairan pertama kedalam buret tetes.

4. Putarlah keran dan hitung jumlah tetesan untuk suatu volume.

5. Ulangilah percobaan sampai 2 kali untuk cairan pertama.

6. Untuk percobaan kedua lakukam seperti langkah pertama,

kemudian masukkan cairan kedua kedalam gelas ukur dan timbang

beratnya.

7. Ulangi percobaan sampai 2 kali.

7
BAB II

PEMBAHASAN

A. PEROLEHAN DATA
Berat gelas ukur kosong = 100 gr
Berat gelas ukur kosong + air 50ml = 150 gr
Berat air=(berat gelas ukur kosong +berat air)
-berat gelas ukur kosong = 50 gr
Berat gelas ukur kosong + air sabun 50ml = 170 gr
Berat air=(berat gelas ukur kosong +berat air
Sabun 50 ml)-berat gelas ukur kosong = 70 gr
 Diameter burat tetesan = 3,06 mm

 Jari jari =(d/2)


=3,06/2
= 1,53mm
Fluida Air Volume Jumlah Tetes

417
n1 25 ml

419
n2 25 ml

417
n3 25 ml

1. AIR

8
𝑛1+𝑛2+𝑛3 214+215+213
𝑛̅air= = = 214 tetes
𝑛 3

2. AIR SABUN

Fluida Air Volume Jumlah Tetes

n1 10 ml 423

n2 10 ml 375

n3 10 ml 398

𝑛1+n2+n3 423+375+398
𝑛̅ = = = 398,67 tetes
𝑛 3

B. PENGOLAHAN DATA
1. AIR
Diketahui:
m = 10 gr
k =1307,4
v = 10 ml
g = 9,8 m/s2
r = 1,53 mm
𝜋=3,14

penyelesaian :

9
𝑚 10 𝑔𝑟
𝜌= = 10 𝑚𝑙 = 1 gr/ml
𝑣
𝑣.𝜌.𝑔
𝛾1= 2 .𝑘 .𝜋.𝑟
10𝑚𝑙.2𝑔𝑟/𝑚𝑙.980 𝑚𝑚/𝑠2
= 2 .1307,42.3,14.1,605 𝑚𝑚

9800𝑁/𝑚
= 12562,214

=0,78 𝑁/𝑚

2. LARUTAN SABUN
Diketahui :
nair = 214
n sabun = 398,67
mair = 10 gr
msabun = 14 gr
vair = 10 ml
vsabun = 10 ml

Penyelesaian :
𝒎𝒂𝒊𝒓 𝟏𝟎 𝒈𝒓
𝒑1 = → → =1 gr/ml
𝒗𝒂𝒊𝒓 𝟏𝟎 𝒎𝒍
𝒎𝒔𝒂𝒃𝒖𝒏 𝟏𝟒 𝒈𝒓
𝒑𝟐 = → → = 1,4 gr/ml
𝒗 𝒔𝒂𝒃𝒖𝒏 𝟏𝟎 𝒎𝒍
𝑛1 . 𝜌2
γ2 = γ1
𝑛2. 𝜌1
214.1𝑔𝑟/𝑚𝑙
= 398,67.1,4 𝑔𝑟/𝑚𝑙 0,78mm/s.gr.N
214
= 516,138 0,78mm/s.gr.N

= 0,323 N/m

10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari hasil pengolahan data dilihat bahwa tegangan pada zat cair berbeda-
beda, tegangan permukaan pada larutan air lebih besar dari pada tegangan
permukaan pada larutan sabun (busa), dan juga pada penetesan dapat kita
lihat bahwa jumlah tetesan pada larutan sabun (busa) lebih banyak dari pada
larutan air.
Sebagaimana dalam praktikum tegangan permukaan air dan larutan sabun
kami peroleh perbedaan hasil pengolahan data, yaitu sebagai berikut :
Air 𝛾1 = 0,78 N/m
Larutan sabun 𝛾2= 0,323 N/m

Dapat kami simpulkan bahwa semakin besar permukaan tegangan


maka semakin sedikit jumlah tetesan yang di hasilkan seperti pada air
memiliki tegangan permukaan 0,78 N/m menghasilkan tetesan
214,sedangkan padalarutan sabun memiliki tegangan permukaan 0,323 N/m
menghasilkan tetesan 398,67 tetesan.

B. SARAN-SARAN
Di dalam melakukan praktikum kami banyak mengalami kendala-
kendala sehingga dalam pelaksanaannya kurang efisien. Sebagai contoh
yaitu sarana yang kurang memadai, kurangnya efisiensi dalam mengatur

11
awktu praktikum dan ruangan yang kurang memadai dengan melihat
banyaknya praktikan yang akan melakukan praktikum. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan pembenahan-pembenahan utamanya pada alat-alat
praktikum serta ruangan yang lebih layak digunakan untuk mengadakan
praktikum.

DOKUMENTASI ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN

12
BURAT TETES

MICROMETER SEKRUP

TIMBANGAN DIGITAL

13
GELAS UKUR (50 ml)

DAFTAR PUSTAKA

Modul Penuntun Praktikum Fisika Dasar I, Universitas Muhammadiyah

Parepare,2013

http://ratriagus.blogspot.com/2010/01/tegangan permukaan.html
http://www.scribd.com/doc/44799473/tegangan-permukaan
http://www.aqua-calc.com/what-is/torque/dyne-centimeter
http://riizky007.blogspot.com/2012/10/tegangan -permukaan.html

14

Anda mungkin juga menyukai