Anda di halaman 1dari 11

TUGAS AKHIR

PROSES PENGOLAHAN SAMPAH DI TPST BANTAR GEBANG DAN DAMPAKNYA


BAGI MASYARAKAT SEKITAR

“Disusun Untuk Memenuhi Tugas MK Metodologi Penelitian”

EMMA SUKMA MAHARANI


NIM 331610132
TL.15.F1

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI PELITA BANGSA
2017
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Meningkatnya pembangunan di berbagai sektor mengakibatkan semakin besarnya sampah
yang dihasilkan dari waktu ke waktu sehingga dapat menimbulkan permasalahan bagi
lingkungan. Dalam rangka pelestarian fungsi lingkungan hidup, perlu dilakukan upaya
pengendalian terhadap usaha dan/atau kegiatan yang berpotensi mencemari lingkungan. Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah menyebutkan
bahwa jumlah penduduk Indonesia yang besar dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi
mengakibatkan bertambahnya volume sampah. Di samping itu, pola konsumsi masyarakat juga
turut memberikan kontribusi dalam menimbulkan jenis sampah yang semakin beragam, sehingga
perlu dilakukan upaya pencegahan pencemaran.
Proses pengolahan sampah merupakan salah satu kegiatan pengelolaan sampah yang harus
dilakukan sebelum sampah tersebut dibuang ke lingkungan. Pengelolaan sampah rumah tangga
terdiri atas pengurangan sampah dan penanganan sampah. Pengurangan sampah meliputi
pembatasan timbulan sampah, daur ulang sampah, dan pemanfaatan kembali sampah. Sedangkan
penanganan sampah meliputi pemilahan, pengumpulan dan pengangkutan. Proses pengurangan
sampah dapat dilakukan sebelum suatu produk menjadi sampah atau meskipun sudah menjadi
sampah tetapi kuantitasnya dikurangi sehingga mengurangi timbulan sampah. Sedangkan proses
penanganan sampah dilakukan ketika semua sampah dari berbagai sumber dan berbagai
karakteristik berkumpul di suatu tempat khusus untuk pembuangan akhir sampah yang disebut
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST).
TPST Bantar Gebang merupakan salah satu Tempat Pengolahan Sampah Terpadu yang
berada di daerah Kota Bekasi yang dikelola oleh PT. Godang Tua Jaya. TPST Bantar Gebang
merupakan tempat pembuangan atau pemrosesan akhir dari sampah-sampah yang berasal dari
Provinsi DKI Jakarta yang memiliki luas 120 ha. PT. Godang Tua Jaya memiliki 3 zona
pengumpulan sampah yaitu zona pertama di daerah Cikiwul, zona kedua di daerah Ciketing Udik
dan zona ketiga di daerah Sumur Batu. TPST Bantar Gebang merupakan pemain lama dalam hal
pengolahan sampah yaitu sejak tahun 1986. Dari segi pengolahan lingkungan TPST Bantar
Gebang telah dilengkapi oleh prasarana dan sarana pengolahan sampah sebagaimana
diamanatkan oleh Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sampah. Oleh karena itu, dalam tugas ini penulis mengangkat tema pengolahan
sampah di TPST Bantar Gebang agar dapat mengetahui dan memahami bagaimana pengolahan
limbah padat dan air sampah yang dilakukan oleh PT. Godang Tua Jaya di TPST Bantar Gebang.

1.2 Identifikasi dan Batasan Masalah


1.2.1. Identifikasi Masalah
Permasalahan penelitian yang Penulis ajukan ini dapat diidentifikasi permasalahannya
sebagai berikut :
1. Banyaknya timbulan sampah di TPST Bantar Gebang
2. Banyaknya pemukiman warga di sekitar TPST Bantar Gebang
3. Adanya energi listrik dari gas metan yang dialirkan di perumahan warga sekitar
TPST Bantar Gebang
1.2.2. Batasan Masalah
Agar penelitian dapat dilakukan lebih fokus dan mendalam, maka penulis memandang
permasalahan penelitian yang diangkat perlu dibatasi variabelnya. Oleh sebab itu, penulis
membatasi penulisan ini hanya berkaitan dengan “Proses Pengolahan Sampah di TPST
Bantar Gebang dan Dampaknya Bagi Masyarakat Sekitar”.

1.3 Rumusan Masalah


1. Apa penyebab timbulan sampah di TPST Bantar Gebang?
2. Apa jenis dan karakteristik sampah di TPST Bantar Gebang?
3. Bagaimana proses pengolahan sampah di TPST Bantar Gebang?
4. Apa dampak sampah bagi masyarakat sekitar TPST Bantar Gebang?

1.4 Tujuan Penelitian


1. Mengetahui kegiatan-kegiatan yang menghasilkan sampah di TPST Bantar Gebang
2. Mempelajari karakteristik sampah di TPST Bantar Gebang
3. Mempelajari proses pengolahan sampah di TPST Bantar Gebang
4. Mengetahui dampak positif dan negatif dari keberadaan TPST Bantar Gebang untuk
masyarakat sekitar

1.5 Manfaat Penelitian


1. Manfaat dari penelitian ini yaitu diharapkan dapat menambah wawasan mengenai
proses pengolahan sampah yang dilakukan di TPST Bantar Gebang
2. Manfaat dari penelitian ini yaitu dapat mengetahui perbandingan dampak positif dan
negatif yang dirasakan oleh masyarakat sekitar dari keberadaannya TPST Bantar
Gebang
3. Manfaat dari penelitian ini yaitu dapat menjadikan TPST Bantar Gebang sebagai tolok
ukut terhadap pengolahan sampah di TPST Wilayah Jabodetabek

II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Definisi Sampah
Sampah menurut UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah adalah sisa
kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Menurut Wahdi E
(2014), sampah adalah semua buangan padat yang dihasilkan dari aktivitas manusia yang
dibuang karena sudah tidak berguna lagi atau tidak dikehendaki.
Sampah dalam ilmu kesehatan lingkungan sebenarnya hanya sebagian dari benda atau hal-
hal yang dipandang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau harus dibuang, sehingga
tidak sampai mengganggu kelangsungan hidup. Dari segi ini dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan sampah ialah sebagian dari sesuatu yang tidak dipakai, disenangi atau sesuatu
yang harus dibuang, yang umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia
(termasuk kegiatan industri), tetapi yang bukan biologis (karena human waste tidak termasuk di
dalamnya) dan umumnya bersifat padat (karena air bekas tidak termasuk di dalamnya).
2.2 Sumber Sampah dan Permasalahannya
Sampah menjadi masalah penting untuk kota yang padat penduduknya. Hal tersebut
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu :
a. Volume sampah yang sangat besar sehingga melebihi kapasitas daya tampung tempat
pembuangan sampah akhir (TPA)
b. Lahan TPA semakin sempit karena tergeser penggunaan lain
c. Teknologi pengelolaan sampah tidak optimal sehingga sampah lambat membusuknya, hal
ini menyebabkan percepatan peningkatan volume sampah lebih besar dari
pembusukannya oleh karena itu selalu diperlukan perluasan area TPA baru
d. Sampah yang sudah layak menjadi kompos tidak dikeluarkan dari TPA karena beberapa
pertimbangan
e. Managemen pengelolaan sampah tidak efektif sehingga seringkali menjadi penyebab
distorsi dengan masyarakat setempat
f. Pengelolaan sampah disarakan tidak memberikan dampak positif terhadap lingkungan
Kurangnya dukungan kebijakan dari pemerintah dalam memanfatkan produk sampingan
sehingga tertumpuknya produk tersebut di lahan TPA.

Menurut Damahuri dan Padmi (2010), berdasarkan sumbernya sampah bersumber dari
beberapa kegiatan di antaranya :
 Sampah dari rumah tinggal: merupakan sampah yang dihasilkan dari kegiatan atau
lingkungan rumah tangga atau sering disebut dengan istilah sampah domestik. Dari
kelompok sumber ini umumnya dihasilkan sampah berupa sisa makanan, plastik, kertas,
karton / dos, kain, kayu, kaca, daun, logam, dan kadang-kadang sampah berukuran besar
seperti dahan pohon. Praktis tidak terdapat sampah yang biasa dijumpai di negara
industri, seperti mebel, TV bekas, kasur dll. Kelompok ini dapat meliputi rumah tinggal
yang ditempati oleh sebuah keluarga, atau sekelompok rumah yang berada dalam suatu
kawasan permukiman, maupun unit rumah tinggal yang berupa rumah susun. Dari rumah
tinggal juga dapat dihasilkan sampah golongan B3 (bahan berbahaya dan beracun),
seperti misalnya baterai, lampu TL, sisa obat-obatan, oli bekas, dll.
 Sampah dari daerah komersial: sumber sampah dari kelompok ini berasal dari pertokoan,
pusat perdagangan, pasar, hotel, perkantoran, dll. Dari sumber ini umumnya dihasilkan
sampah berupa kertas, plastik, kayu, kaca, logam, dan juga sisa makanan. Khusus dari
pasar tradisional, banyak dihasilkan sisa sayur, buah, makanan yang mudah membusuk.
Secara umum sampah dari sumber ini adalah mirip dengan sampah domestik tetapi
dengan komposisi yang berbeda.
 Sampah dari perkantoran / institusi: sumber sampah dari kelompok ini meliputi
perkantoran, sekolah, rumah sakit, lembaga pemasyarakatan, dll. Dari sumber ini
potensial dihasilkan sampah seperti halnya dari daerah komersial non pasar.
 Sampah dari jalan / taman dan tempat umum: sumber sampah dari kelompok ini dapat
berupa jalan kota, taman, tempat parkir, tempat rekreasi, saluran darinase kota, dll. Dari
daerah ini umumnya dihasilkan sampah berupa daun / dahan pohon, pasir / lumpur,
sampah umum seperti plastik, kertas, dll.
 Sampah dari industri dan rumah sakit yang sejenis sampah kota: kegiatan umum dalam
lingkungan industri dan rumah sakit tetap menghasilkan sampah sejenis sampah
domestik, seperti sisa makanan, kertas, plastik, dll. Yang perlu mendapat perhatian
adalah, bagaimana agar sampah yang tidak sejenis sampah kota tersebut tidak masuk
dalam sistem pengelolaan sampah kota.

Ada beberapa penggolongan sampah yang didasarkan atas beberapa kriteria yaitu asal
sampah, sifat dan jenisnya.
 Penggolongan sampah berdasarkan asalnya, di antaranya :
1. Sampah hasil rumah tangga termasuk didalamnya sampah rumah sakit, hotel dan kantor
2. Sampah hasil kegiatan industri
3. Sampah hasil kegiatan pertanian meliputi perkebunan, perikanan dan peternakan.
4. Sampah hasil kegiatan perdagangan misal sampah pasar, swalayan dan toko
5. Sampah hasil kegiatan pembangunan
6. Sampah jalan raya

 Penggolongan sampah berdasarkan sifatnya, di antaranya :


1. Sampah organik terdiri atas dedaunan, sisa makanan, kertas sayur dan buah. Sampah
organik merupakan sampah yang mengandung senyawa organik dan tersusun oleh unsur
karbon, hidrogen dan oksigen serta sampah organik mudah terdegradasi oleh mikroba.
2. Sampah anorganik terdiri atas kaleng, plastik, besi, kaca dan bahan-bahan lainnya yang
tidak tersusun oleh senyawa organik. Sampah ini tidak dapat terdegradasi oleh mikroba
sehingga sulit diuraikan.

2.3 Pengelolaan Sampah


Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan yang meliputi
pengurangan dan penanganan sampah (Kementrian Lingkungan Hidup 2007). Mekanisme
pengelolaan sampah dalam UU No.18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah meliputi,
kegiatan–kegiatan berikut:

1. Pengurangan sampah, yaitu kegiatan untuk mengatasi timbulnya sampah sejak dari produsen
sampah (rumah tangga, pasar, dan lainnya), mengguna ulang sampah dari sumbernya dan atau di
tempat pengolahan, dan daur ulang sampah di sumbernya dan atau di tempat pengolahan.
Kegiatan yang termasuk dalam pengurangan sampah ini adalah:
a. Pembatasan timbulan sampah
b. Pendauran ulang sampah
c. Pemanfaatan kembali sampah
2. Penanganan Sampah, yaitu rangkaian kegiatan penanganan sampah yang mencakup
pemilahan (pengelompokan dan pemisahan sampah menurut jenis dan sifatnya), pengumpulan
(memindahkan sampah dari sumber sampah ke TPS atau tempat pengolahan sampah terpadu),
pengangkutan (kegiatan memindahkan sampah dari sumber, TPS atau tempat pengolahan
sampah terpadu menuju ke tempat pemrosesan akhir dimana di dalamnya terjadi proses
perubahan bentuk, komposisi, karateristik dan jumlah sampah agar diproses lebih lanjut,
dimanfaatkan atau dikembalikan ke alam.

Syarat kesehatan tempat pengumpulan sampah sementara (Mubarak dan Chayatin 2009) :
 Terdapat dua pintu yaitu untuk masuk dan untuk keluar
 Lamanya sampah di bak maksimal tiga hari
 Tidak terletak pada daerah rawan banjir
 Volume tempat penampungan sampah sementara mampu menampung sampah untuk tiga
hari.
 Ada lubang ventilasi tertutup kasa untuk mencegah masuknya lalat.
 Harus ada kran air untuk membersihkan.
 Tidak menjadi perindukan vektor.
 Mudah di jangkau oleh masyarakat/ dan kendaraan pengangkut.

Adapun syarat tempat sampah yang dianjurkan :


 Terbuat dari bahan yang kedap air, kuat, dan tidak mudah bocor.
 Mempunyai tutup yg mudah di buka, dikosongkan isinya, mudah dibersihkan.
 Ukurannya di atur agar dapat di angkut oleh 1 orang.

III. METODE PENELITIAN


3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian dilaksanakan tanggal 3 Desember 2014 di PT. Godang Tua Jaya yang
beralamat di Jl. Raya Narogong, Pangkalan 5, Bantargebang, Bekasi. Pelaksanaan penelitian ini
dikhususkan di lingkungan kerja Composting dan Instalasi Pengolahan Air Sampah (IPAS).

3.2 Metode Kerja


Pengumpulan data dan informasi dalam penelitian ini menggunakan beberapa metode,
yaitu :
1. Observasi lapang, dilakukan dengan mengamati dan mendokumentasikan seluruh proses
pengolahan sampah dan air sampah yang dilakukan di lingkungan kerja Composting dan
Instalasi Pengolahan Air Sampah (IPAS) di TPST Bantar Gebang.
2. Wawancara, dilakukan untuk mendapatkan penjelasan dan klarifikasi atas
permasalahan-permasalahan teknis yang terjadi di lapangan dengan menanyakan secara
langsung kepada pihak pengelola.
3. Studi pustaka, dilakukan dengan cara mencari referensi dan literatur di internet,
perpustakaan, serta referensi terkait yang dimiliki oleh perusahaan. Studi pustaka
dilakukan untuk mendapatkan informasi, data pelengkap, dan pembanding mengenai
pengelolaan sampah yang dilakukan di TPST Bantar Gebang.

3.3 Aspek yang Ditinjau


Aspek yang ditinjau selama kegiatan penelitian yaitu diantaranya :
1. Aspek Umum, yaitu mempelajari atau mengetahui mengenai profil PT. Godang Tua
Jaya, kegiatan usaha perusahaan, struktur organisasi perusahaan, fasilitas-fasilitas yang
disediakan oleh perusahaan, serta kebijaksanaan di bidang lingkungan hidup.
2. Aspek Khusus, yaitu mempelajari dan mengetahui karakteristik sampah yang dikelola,
sistem penimbunan sampah dan pengangkutan sampah, proses-proses pengolahan
sampah, dan teknologi yang digunakan dalam pengolahan sampah dan air sampah yang
dilakukan di TPST Bantar Gebang yang dikelola oleh PT. Godang Tua Jaya.

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Sumber Sampah di TPST Bantar Gebang


Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis, diketahui bahwa TPST Bantar Gebang
merupakan tempat pembuangan atau pemrosesan akhir dari sampah-sampah yang berasal dari
Provinsi DKI Jakarta yang memiliki luas 120 ha. Sampah yang masuk ke TPST Bantar Gebang
sebanyak 5.200 ton/hari dan semuanya diolah dengan sistem sanitary landfill. PT. Godang Tua
Jaya ini merupakan TPST yang melakukan sanitary landfill, composting, recycling, dan galfald
dalam pengelolaan sampah. PT. Godang Tua Jaya memiliki 3 zona penumpukan atau landfill
yaitu zona pertama di daerah Cikiwul, zona kedua di daerah Ciketing Udik dan zona ketiga di
daerah Sumur Batu.

4.2 Proses Pengolahan Sampah


Pengolahan sampah (solid waste treatment) yang dilakukan di TPST Bantargebang
sebelum dilakukan sanitary landfill memiliki beberapa tahap yaitu tahap weighing, dumping
point, dan cover soil.
1. Tahap weighing merupakan tahap penimbangan sampah-sampah yang berasal dari DKI
Jakarta sebelum masuk ke TPST Bantar Gebang. Sampah-sampah tersebut diangkut
menggunakan truck sampah. Sampah yang sudah ditimbang kemudian masuk tahap
kedua yakni dumping point.
2. Tahap dumping point, merupakan proses penumpukan sampah dengan alat berat yang
meliputi tahap unloading, relaying, dan lewding agar tebentuk tumpukan yang kokoh dan
tidak mudah longsor atau jatuh. Setelah sampah-sampah tersebut dirasa kuat dan kokoh
maka sampah tersebut dilakukan tahap ketiga yaitu tahap cover soil.
3. Tahap cover soil merupakan tahap penutupan gunungan sampah dengan menggunakan
tanah merah dengan tujuan untuk meredam bau yang menyengat dari sampah. Tahap
cover soil dapat dilihat pada Gambar 1. Dahulu, gunungan-gunungan sampah yang telah
tertutup tanah merah tersebut masuk ke tahap ventilation instalation yang merupakan
tahap dimana gunungan sampah diberi ventilasi agar sampah yang tertutup tanah
terproses secara anaerobik. Namun proses ini sudah tidak dilakukan lagi karena dapat
merusak ozon.

Gambar 1. Gunungan Sampah Tertutup Tanah Merah

Selain sistem sanitary landfill, TPST Bantar Gebang juga melakukan proses composting,
recycling, dan galfad untuk mengurangi timbunan sampah. Proses composting ini merupakan
salah satu pengolahan sampah dengan memanfaatkan mikroorganisme untuk mendegradasi
sampah organik kompleks menjadi lebih sederhana. Sedangkan proses recycling merupakan
proses pendaur-ulangan sampah plastik menjadi biji plastik agar dapat digunakan kembali yang
meliputi proses pencucian, pengeringan, dan pemotongan. Terakhir adalah proses galfald yang
merupakan proses mengubah gas metan menjadi energi listrik yang kemudian dialirkan listriknya
ke perumahan sekitar.
Tempat composting TPST Bantar Gebang dapat dilihat pada Gambar 2. Tempat
composting ini merupakan tempat untuk mengolah sampah-sampah organik menjadi pupuk yang
kemudian akan dijual ke Perhutani. Proses composting diawali dengan memisahkan sampah
plastik dengan sampah organik melalui suatu alat screening yang dapat menahan sampah plastik
tersangkut di jaring-jaring. Kemudian sampah yang lolos screening dilakukan proses
pemotongan dengan tujuan untuk menyeragamakan ukuran. Kemudian dilakukan pengayakan
agar menghasilkan kompos yang halus dan terakhir dibungkus untuk dijual ke pihak Perhutani.
Pupuk yang dihasilkan dari proses composting ini dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 2. Tempat Composting Gambar 3. Pupuk

Setelah ke tempat composting, proses lainnya dalam pengolahan sampah di TPST Bantar
Gebang adalah tempat recycling. Tempat recycling ini merupakan tempat dimana sampah plastik
didaur ulang menjadi biji-biji plastik agar dapat digunakan kembali. Recycling sampah plastik
menjadi biji-biji plastik diawali dari sampah plastik kresek dipanaskan dengan tujuan untuk
melelehkan plastik agar mudah dibentuk. Kemudian plastik yang sudah dipanaskan tersebut
dibawa turun ke bawah melewati suatu alat yang berbentuk persegi panjang sehingga mengubah
bentuk plastik kresek menjadi plastik yang berukuran panjang. Kemudian, dilakukan proses
pendinginan dan pencucian dengan mengalirkan plastik panjang tersebut ke pipa yang berisi air
sabun seperti terlihat pada Gambar 4. Kemudian, plastik yang sudah dingin dan bersih tersebut
dikeringkan pada suatu alat yang di atasnya diletakkan serabut seperti terlihat pada Gambar 5.
Terakhir, plastik panjang tersebut dimasukkan ke dalam sebuah alat pemotong seperti terlihat
pada Gambar 6.

Gambar 4. Tempat Gambar 5. Pengeringan Gambar 6.


Recycling Biji-biji Plastik Alat Pemotong
Setelah memasuki alat pemotong, plastik yang berukuran panjang berubah bentuk menjadi
beras-beras/biji-biji plastik yang padat agar dapat digunakan kembali. Biji plastik hasil proses
recycling dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Biji Plastik

Proses selanjutnya yaitu proses untuk mengubah gas metan menjadi energi listrik yang
disebut proses galfald. Berdasarkan hasil penelitian, proses galfald diawali dengan menyedot gas
metan dari sampah tertimbun (landfill) yang sudah dibagi ke dalam 4 zona dengan menggunakan
blower. Dari blower, gas mengalami kondensasi dan menghasilkan air dingin dan gas. Air dingin
tersebut ditangkap oleh alat yang bernama demister sedangkan gas metan disalurkan melewati
pipa-pipa untuk menuju ke dalam alat yang bernama gas engine untuk dijadikan energi listrik.
Energi listrik tersebut kemudian dialirkan ke perumahan sekitar melalui PLN.

4.3 Proses Pengolahan Air Sampah


Penelitian dilanjutkan ke tempat IPAS (Instalasi Pengolahan Air Sampah) dimana air
sampah yang diolah merupakan air lindi. Di dalam IPAS ini terdapat bak equalisasi, kolam
fakultatif, Rotating Biological Denitrification dan kolam aerasi. Sampah yang telah melewati
proses biologi selanjutnya masuk proses clarifier kimia (koagulasi-flokulasi), pengendapan atau
sedimentasi, polishing pond, dan terakhir clafier biologi (kolam lumpur). Warna air limbah yang
sudah diolah di dalam IPAS tetap berwarna coklat kemerahan namun kandungannya sudah
memenuhi baku mutu sehingga tidak berbahaya dan dapat dibuang ke badan air.

Gambar 8. Kolam Aerasi Gambar 9. Diagram Proses IPAS


V. PENUTUP
5.1 Simpulan
1. Sumber sampah yang dikelola di TPST Bantar Gebang adalah sampah yang berasal dari
Provinsi DKI Jakarta yang didominasi oleh sampah rumah tangga.
2. Proses pengolahan sampah di TPST Bantar Gebang meliputi sistem sanitary landfill,
composting, recycling, dan galfald. Untuk air sampah dikelola di Instalasi Pengolahan
Air Sampah (IPAS).
3. Pengolahan sampah di TPST Bantar Gebang dinyatakan sudah baik karena sudah
memenuhi ketentuan Pengelolaan Sampah menurut UU No. 18 Tahun 2008 yaitu
Pengurangan Sampah dan Penangan Sampah.
4. Keberadaan TPST Bantar Gebang banyak memberikan dampak positif bagi masyarakat
sekitar terutama dalam hal energi listrik yang berasal dari gas metan yang dialirkan ke
perumahan sekitar melalui PLN.

DAFTAR PUSTAKA
Damanhuri dan Padmi. 2010. Diktat Kuliah Teknik Lingkungan tentang Pengelolaan Sampah.
Bandung. ITB Press.
Mubarak dan Chayatin. 2005. Pengelolaan Sampah. [terhubung berkala].
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/38208/4/Chapter%2011.pdf. [diakses pada
22 Desember 2017].
Wahdi E. 2014. Pengelolaan Sampah Padat Domestik. Bogor. IPB Press.
UU RI No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.

Anda mungkin juga menyukai