Anda di halaman 1dari 12

p-ISSN 2355-5343 Article Received: 11/11/2015; Accepted: 01/02/2016

e-ISSN 2502-4795 Mimbar Sekolah Dasar, Vol 3(1) 2016, 69-80


http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbar DOI: 10.17509/mimbar-sd.v3i1.2357

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME PADA


MATERI CIRI-CIRI MAHLUK HIDUP DI KELAS III A SD NEGERI KEPUTRAN

Sujarwanto

SD Negeri Keputran
Alamat: Jl. RA. Kartini No. 34 Pekalongan
Email: arientsujarwanto@gmail.com

ABSTRACT ABSTRAK
Formulation of the problem this research is how Rumusan masalah penelitian ini adalah
the learning process, how much improving bagaimanakah proses pembelajaran,
student learning outcomes on the material seberapa banyak peningkatan hasil belajar
characteristics of living things, and change the siswa pada materi ciri-ciri mahluk hidup, dan
behavior of learners with learning model perubahan perilaku peserta didik dengan
Constructivism in third grade students of model pembelajaran Konstruktivisme pada
Keputran 06 Elementary School. A Classroom peserta didik kelas III A SD Negeri Keputran 06.
Action Research was conducted in two cycles. PTK ini dilakukan dua siklus. Terjadi perubahan
Behavioral changes towards better aspects of perilaku ke arah lebih baik dari aspek
attention, student response, responsibility, how perhatian, respon siswa, tanggung jawab, cara
students respond, and make a note of student siswa menanggapi, dan aktivitas siswa
activity in the learning process. The average membuat catatan dalam proses pembelajaran.
results of the first cycle of learning 83,07dengan Rata-rata hasil belajar siklus I 83,07 dengan siswa
minimum completeness criteria. students who yang mencapai KKM 77%. Sedangkan pada
achieve 77%. While on the second cycle students siklus II siswa memperoleh nilai rata-rata 90,76
get an average of 90.76 with students who dengan siswa yang mencapai KKM menjadi
achieve 100% minimum completeness criteria. 100%.

Keywords: Learning model Constructivism, two Kata kunci: Model pembelajaran konstruktivisme,
dimension media and three dimensions. media dua dimensi dan tiga dimensi.

How to Cite: Sujarwanto, S. (2016). PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME PADA MATERI CIRI-CIRI
MAHLUK HIDUP DI KELAS III A SD NEGERI KEPUTRAN. Mimbar Sekolah Dasar, 3(1), 69-80.
doi:http://dx.doi.org/10.17509/mimbar-sd.v3i1.2357.

PENDAHULUAN ~ Kenyataan selama ini memuaskan. Dari data hasil ulangan


bahwa mata pelajaran IPA sering harian sebelum dilakukan penelitian di
dianggap membosankan dan sulit bagi kelas III A SD Negeri Keputran 06
siswa, sehingga siswa cenderung merasa Kecamatan Pekalongan Timur Kota
bosan dan malas untuk belajar mata Pekalongan, pada pembelajaran Ilmu
pelajaran IPA. Rendahnya keterlibatan Pengetahuan Alam (IPA) menunjukan
siswa dalam proses pembelajaran seperti masih rendah, dari sejumlah 26 siswa
pada saat diskusi, siswa tidak terlibat aktif hanya 46% yang mendapat nilai di atas 77
dalam diskusi. Pada saat siswa diminta atau di atas Kriteria Ketuntasan Minimal
untuk mengajukan pertanyaan siswa juga (KKM). Rendahnya ketertarikan siswa
hanya diam saja. Hal tersebut berdampak dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
pada proses pembelajaran yang tidak mengindikasikan bahwa proses
efektif dan hasil belajar yang tidak pembelajaran kurang menarik. Oleh

[69]
Sujarwanto, Penerapan Model Pembelajaran Konstruktivisme…

sebab itu, diperlukan keahlian seorang Sebagaimana diungkapkan Suparno


guru dalam mengajar. Guru harus (1997, p. 81) bahwa yang sangat penting
menguasai model-model pembelajaran dalam proses belajar adalah siswa,
yang lebih menitikberatkan kepada merekalah yang harus aktif
partisipasi siswa untuk mencari tahu sendiri mengembangkan pengetahuan bukan
pengetahuannya. Isrok’atun (2015) guru atau orang lain. Melalui model
mengatakan bahwa suatu pengetahuan pembelajaran konstruktivisme ini
adalah hasil konstruksi siswa sendiri yang diharapkan dapat meningkatkan hasil
menyebabkan belajar akan lebih belajar siswa pada materi ciri-ciri mahluk
bermakna. Holt (Irianto dan hidup di kelas III A SD Negeri Keputran 06.
Yuliariatiningsih, 2008, p. 7) menyebutkan
bahwa ‘ciri-ciri siswa SD antara lain rasa Pembelajaran IPA
ingin tahu yang berlebih, mengeksplorasi, IPA secara garis besar memiliki tiga
menemukan, mempelajari sesuatu yang komponen yaitu: (a) proses ilmiah,
baru dan berkreasi’. Untuk mendorong misalnya mengamati, mengklasifikasi,
munculnya rasa ingin tahu siswa SD memprediksi, merancang dan
tersebut, terlebih dahulu perlu dilakukan melaksanakan eksperimen, (b) produk
eksplorasi terhadap apa yang akan ilmiah, misalnya prinsip, konsep, hukum
dipelajari, sehingga siswa akan lebih aktif dan teori, dan (c) sikap ilmiah, misalnya
dengan mengungkapkan pertanyaan- ingin tahu, hati-hati, objektif dan jujur.
pertanyaan yang mucul dari kegiatan
eksplorasi yang dapat dijawab dengan Berdasarkan tujuan pembelajaran IPA di
percobaan atau pengamatan yang sekolah dasar, hasil belajar IPA harus
dilakukan oleh siswa sendiri untuk mencakup pencapain produk, proses dan
menemukan konsep-konsep baru. sikap ilmiah. Dari segi produk, siswa
Berdasarkan pendapat yang diharapkan dapat memahami konsep-
dikemukakan di atas, maka di SD dalam konsep IPA dan keterkaitan dengan
proses pembelajaran IPA tentang konsep kehidupan sehari-hari, dari proses siswa
ciri-ciri mahluk hidup, guru bisa diharapkan memilki kemampuan untuk
menerapkan model pembelajaran mengembangkan pengetahuan,
konstruktivismeme. gagasan dan menerapkan konsep yang
diperolehnya untuk menjelaskan dan
Model pembelajaran konstruktivismeme memecahkan masalah yang ditemukan
yaitu model pembelajaran yang dalam kehidupan sehari-hari, dari segi
berorientasi pada pembelajaran student sikap dan nilai siswa diharapkan
centered, yaitu memandang siswa mempunyai minat untuk mempelajari
sebagai individu aktif dan dapat benda-benda di lingkungnnya, sikap ingin
membangun pengetahuan sendiri. tahu, tekun, kritis, mawas diri, bertanggung

[70]
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 3 Nomor 1 April 2016

jawab dapat bekerja sama dan mandiri, Penilaian juga dapat diartikan sebagai
serta mengenal dan memupuk rasa cinta suatu proses pengumpulan, pelaporan
terhadap alam sekitar sehingga dan penggunaan informasi tentang hasil
menyadari keagungan Tuhan Yang Maha belajar siswa baik perorangan atau
Esa. Hasil belajar merupakan indikator kelompok.
keberhasilan suatu pembelajaran yang
dilaksanakan. Keberhasilan suatu Model Pembelajaran Konstruktivisme
pembelajaran dapat dilihat dengan jelas Glasersfeld (Suparno: 1997, p. 18)
pada hasil belajar yang diperoleh oleh mengemukakan bahwa “konstruktivisme
siswa. Untuk mengetahui hasil belajar siswa adalah salah satu filsafat pengetahuan
dapat diperoleh melalui ujian (test), yang menekankan bahwa pengetahuan
kuisioner, angket, wawancara, dan itu adalah konstruksi (bentukan) diri
pengamatan. Dari instrumen yang sendiri”. Ini menegaskan bahwa
digunakan dalam penilaian hasil belajar pengetahuan bukanlah suatu tiruan dari
dapat memberikan informasi tentang kenyataan tetapi akibat dari suatu
keberhasilan belajar siswa. Informasi kontruksi kognitif kenyataan melalui
penilaian hasil belajar bermanfaat bagi kegiatan seseorang. Adapun Piaget
siswa sebagaimana yang diungkapkan (Dahar, 1996, p. 159) mendefinisikan
oleh Haryati (2007, p. 117) yaitu: 1) Untuk konstruktivismeme sebagai suatu
mengetahui kemajuan belajar siswa; 2) pandangan dimana pengetahuan itu
Untuk mengetahui indikator-indikator yang dibangun di dalam pikiran anak.
telah ditetapkan yang belum dikuasai; 3) Sedangkan menurut Yuliatiningsih, MS dan
Motivasi diri untuk belajar lebih baik lagi Irianto, DM. (2009, p. 27), model
dan; 4) Memperbaiki strategi belajar pembelajaran konstruktivisme adalah
model pembelajaran yang menekankan
Selain manfaat di atas, penilaian hasil pada pengetahuan awal siswa sebagai
belajar bermanfaat juga bagi orang tua di tolak ukur dalam belajar”.
antaranya untuk memotivasi putra-
putrinya agar belajar lebih baik lagi. Hasil Berdasarkan beberapa pendapat di atas
belajar dapat diketahui dengan cara dapat disimpulkan bahwa model
melakukan penilaian. Penilaian Menurut pembelajaran konstruktivismeme
Zainul dan Nasution (2001) adalah suatu merupakan sebuah model pembelajaran
proses untuk mengambil keputusan dengan menempatkan siswa sebagai
dengan menggunakan informasi yang agen aktif dalam proses belajar
diperoleh melalui pengukuran hasil belajar bermakna. Siswa tidak hanya menerima
baik yang menggunakan tes maupun materi tapi juga menginterpretasikan
nontes. Penilaian dilaksanakan pada saat materi.
proses dan akhir kegiatan secara terpadu.

[71]
Sujarwanto, Penerapan Model Pembelajaran Konstruktivisme…

Kelebihan menggunakan model atau surfing di internet secara


pembelajaran konstruktivisme yaitu: 1). berkelompok; 3) Tahap diskusi dan
memberikan kesempatan kepada siswa penjelasan konsep, pada tahap ini siswa
untuk mengemukakan pendapatnya memberikan penjelasan dan solusi yang
dengan bahasa sendiri; 2) memberikan didasarkan pada hasil observasinya. Tugas
kesempatan kepada siswa untuk berpikir guru memberikan penguatan bukan
tentang pengalamannnya sehingga lebih memberi informasi. Dengan demikian
kreatif dan imajinatif; 3) memberikan siswa sendiri yang membangun
kesempatan kepada siswa untuk pemahaman baru tentang konsep yang
mencoba gagasan baru; 4) memberi sedang dipelajari. Bila konsepsinya
pengalaman yang berhubungan dengan (pengetahuan awalnya) benar, maka
gagasan yang telah dimiliki siswa; 5) siswa menjadi tidak ragu-ragu lagi tentang
mendorong siswa untuk memikirkan konsepsinya. Bila konsepsinya
perubahan gagasan mereka; 6) (pengetahuan awalnya) salah, maka
menciptakan lingkungan yang kondusif; 7) eksplorasi akan merupakan jembatan
dapat memberikan kemudahan kepada antara konsepsi siswa dengan konsep
siswa dalam mempelajari konsep IPA; dan baru; 4) Tahap pengembangan dan
8) melatih siswa berpikir kritis dan kreatif. aplikasi konsep, Pada tahap ini guru
berusaha untuk menciptakan iklim
Menurut Yuliatiningsih, MS dan Irianto, DM. pembelajaran yang memungkinkan siswa
(2009, p. 31) Langkah-Langkah dapat mengaplikasikan pemahaman
Pembelajaran Model Konstruktivisme ada konsepnya. Guru memunculkan isi-isu
4 yaitu: 1) Tahap pengetahuan awal. dilingkungan yang dapat dipecahkan
pada tahap ini siswa didorong untuk melalui pemahaman konsep yang telah
mengungkapkan pengetahuan awal diperoleh. Dengan demikian diharapkan
tentang konsep yang akan dipelajari. konsep yang dipelajarinya akan
Guru memancing dengan pertanyaan- bermakna.
pertanyaan yang berhubungan dengan
fenomena kehidupan sehari-hari yang Pengaruh Model Pembelajaran
mengkaitakan konsep yang akan dibahas; Konstruktivisme Terhadap Aktivitas Siswa
2) Tahap eksplorasi, pada tahap ini siswa Model pembelajaran konstuktivisme
diajak untuk menemukan konsep melalui merupakan strategi pembelajaran yang
penyelidikan, pengumpulan data dan bertitik tolak dari pengalaman yang dimiliki
peinterprestasian data melalui suatu oleh siswa, menekankan keterampilan
kegiatan yang dirancang oleh guru. proses, berdiskusi, berkolaborasi, bekerja
Kegiatan eksplorasi dapat berupa sama dan berargumentasi dengan teman
pengamatan, percobaan, diskusi, tanya sekolah, sehingga siswa dapat
jawab, mencari informasi melalui buku menemukan sendiri baik secara individu

[72]
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 3 Nomor 1 April 2016

maupun kelompok. Melalui model konstruktivisme ini siswa akan merasa


pembelajaran konstruktivisme, siswa senang dalam pembelajaran karena
diharapkan mampu mengkonstruksikan dapat mengkonstruk sendiri
pengetahuan mereka sendiri, dan tidak pengetahuannya dengan cara berja
mengharuskan siswa menghapal fakta- sama dengan kelompoknya. Dengan
fakta. Sesuatu yang baru ditemukan oleh demikian, pembelajaran akan menjadi
siswa, bukan dari apa kata guru. lebih bermakna sehingga dapat merubah
Sehubungan dengan penjelasan tersebut prilaku siswa dan meningkatkan hasil
diatas, maka strategi pembelajaran yang belajar siswa.
akan dikembangkan adalah strategi
pembelajaran yang menekankan pada Tujuan penelitian ini adalah untuk: 1)
pengalaman siswa. Menurut Bruner Mendeskripsikan proses pembelajaran
(Dahar: 1996, p. 98) bahwa, orang dengan menerapkan model
mengkonstruksi pengetahuannya dengan pembelajaran konstruktivisme; 2)
menghubungkan informasi yang masuk Mendeskripsikan hasil peningkatan yang
dengan informasi yang disimpan, yang diperoleh oleh siswa dengan menerapkan
diperoleh sebelumnya. Dalam pandangan model pembelajaran konstruktivisme; dan
model pembelajaran konstruktivisme, 3) mendeskripsikan perubahan prilaku
strategi memperoleh, lebih diutamakan siswa dengan menerapkan model
dibandingkan seberapa banyak siswa pembelajaran konstruktivisme.
memperoleh dan mengingat
pengetahuan. Dengan demikian, maka Penelitian ini diharapkan dapat
siswa akan lebih aktif dalam dimanfaatkan sebagai panduan guru
pembelajarannya dengan cara bertanya, dalam pembelajaran IPA pada materi
berdiskusi, mengamati dan bekerja sama ciri-ciri mahluk hidup di pendidikan dasar
dengan temannya. dengan memanfaatkan media dan
model pembelajaran konstruktivisme.
Fungsi utama dari model pembelajan memberikan motivasi dan pengalaman
konstruktivisme adalah menunjang proses baru bagi peserta didik untuk
pembelajaran yang efektif yang meningkatkan hasil belajar siswa melalui
dilaksanakn guru. Kedudukan model pembelajaran dengan memanfaatkan
pembelajaran konstruktivisme ada dalam langkah-langkah model pembelajaran
komponen langkah-langkah atau konstruktivisme.
tahapan-tahapan dalam mengajar
merupakan salah satu upaya untuk METODE
meningkatkan proses interaksi guru dan Metode yang digunakan dalam penelitian
siswa dalam kegiatan belajar mengajar. ini dalah Penelitian Tindakan Kelas.
Melalui penggunaan model pembelajan Penelitian ini dilaksanakan pada semester

[73]
Sujarwanto, Penerapan Model Pembelajaran Konstruktivisme…

1 tahun pelajaran 2015/2016. Masing- penelitian ini adalah: (1) adanya


masing siklus dilakukan kegiatan peningkatan perolehan nilai rata-rata
pembelajaran sebanyak dua kali ulangan harian dari 74,23 menjadi
pertemuan. Siklus 1 dilaksanakan pada minimal rata-rata 80, (2) perubahan
hari Selasa, 27 Oktober 2015 dan hari perilaku peserta didik dari tidak aktif
Selasa, tanggal 03 November 2015 menjadi aktif dalam pembelajaran ciri-
sedangkan siklus 2 dilaksanakan pada ciri mahluk hidup dengan menggunakan
hari Selasa, 10 November 2015 dan Selasa model pembelajaran konstruktivisme, dan
tanggal 17 November 2015. 3) tingkat ketuntasan minimal (KKM)
dari yang lulus KKM 77 sebanyak 12
Subjek penelitian adalah peserta didik peserta didik (46 %) menjadi sedikitnya
kelas III A SD Negeri Keputran 06 Tahun 21 peserta didik (81%).
Pelajaran 2015/2016. Adapun sumber
data dari penelitian ini: 1) peserta didik HASIL
yang jumlahnya sebanyak 26 siswa, yang Kondisi awal peserta didik kelas III A SD
terdiri atas 13 peserta didik perempuan Negeri Keputran 06 Semester 1 tahun
dan 13 peserta didik lakilaki, 2) guru kelas, pelajaran 2015/2016 adalah peserta didik
dan teman sejawat. kurang aktif dalam proses pembelajaran
khususnya pada materi ciri-ciri mahluk
Teknik yang digunakan untuk hidup. Perhatian dan respon siswa
mengumpulkan data berbentuk tes dan terhadap pembelajaran sangat kurang,
nontes. Tes digunakan untuk mereka juga cenderung pasif dalam
mengetahui hasil belajar siswa pada pembelajaran, kurang berani
materi ciri-ciri mahluk hidup. Teknik nontes mengungkapkan pendapat dan bertanya
berupa observasi dengan lembar pada saat mereka tidak mengerti.
observasi dan catatan lapangan Sehingga berdapmpak pada hasil belajar
digunakan untuk menilai aktivitas, siswa pada materi ciri-ciri mahluk hidup
keaktifan, dan perubahan tingkah laku yang kurang memuaskan terbukti
peserta didik selama kegiatan dilakukan. dengan banyaknya peserta didik yang
mendapatkan nilai di bawah KKM. Data
Analisis data dalam penelitian ini nilai peserta didik yang diperoleh
disajikan dalam bentuk analisis kualitatif menunjukan hasil belajar siswa pada
dengan metode pemaparan secara materi ciri-ciri mahluk hidup sangat
deskriptip komparatif, yakni rendah. Dari 26 siswa, yang mencapai
mendeksripsikan semua temuan dalam KKM hanya sebanyak 12 siswa atau 46 %
penelitian disertai dengan data-data dan 14 siswa atau 54% siswa tidak
kuantitatif yang dianalisis secara mencapai KKM. Dengan rincian siswa
sederhana (persentase). Indikator kinerja yang mendapatkan nilai 50 sebanyak 15%;

[74]
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 3 Nomor 1 April 2016

nilai 60 sebanyak 15%; nilai 70 sebanyak setelah itu peneliti mempersilahkan siswa
24%; nilai 80 sebanyak 27%; nilai 90 untuk diskusi dengan teman
sebanyak 19%. Adapun rata-rata kelas sekelompoknya untuk mengerjakan LKS, 4)
hasil belajar siswa pra siklus hanya sebesar Peneliti membimbing siswa pada saat
74,23 siswa mengerjakan LKS, 5) pada tahap
diskusi dan penjelasan konsep, setiap
Hasil Penelitian Siklus 1 perwakilan kelompok memaparkan hasil
Proses Pembelajaran dengan Model diskusinya di depan kelas, 6) pada tahap
Konstruktivisme aplikasi konsep peneliti bersama siswa
Berdasarkan identifikasi permasalahan melakukan tanya jawab mengenai
yang telah dideskripsikan, peneliti pemaparan setiap kelompok. Selanjutnya
menyusun Rencana Pelaksanaan peneliti bersama siswa menyimpulkan
Pembelajaran (RPP). Setelah RPP disusun, pelajaran
maka kegiatan selanjutnya adalah
menyiapkan media yang akan Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada
digunakan dalam penelitian yaitu media Materi Ciri-ciri Mahluk Hidup
dua dimensi tentang ciri-ciri mahluk hidup. Hasil pembelajaran ciri-ciri mahluk hidup
dengan model pembelajaran
Prosedur penelitian siklus 1 pembelajaran konstruktivisme dapat dilihat pada Tabel 1
yang dilakukan sesuai dengan tahapan berikut.
atau langkah-langkah model
pembelajaran konstruktivisme yaitu Tabel 1. Analisis Hasil Belajar Siswa Siklus 1
tahapan pengetahuan awal, tahapan No Nilai (x) Frekwensi (f) f.x

eksplorasi, tahapan diskusi dan penjelasan 1. 100 6 600

konsep seerta tahapan aplikasi konsep. 2. 90 6 540


3. 80 8 640
Pelaksanaan pembelajaran, dimulai
4. 70 3 210
dengan: 1) mengkondisikan siswa ke
5. 60 2 120
dalam pembelajaran dengan berdoa dan
6. 50 1 50
mengabsen siswa, 2) melakukan apersepsi
Jumlah 26 2.160
dengan bertanya jawab terhadap siswa
Rata-rata 83,07
yang berhubungan dengan materi, 3)
Tuntas % (Nilai R ≥ 77 / KKM) 77 %
Memasuki kegiatan inti siswa di dorong Tidak Tuntas %(Nilai R < 77 / KKM) 23 %
dengan mengeksplorasi pembelajaran
dan guru memancing supaya siswa Berdasarkan tabel tersebut hasil belajar
membuat pertanyaan-pertanyaan yang siswa pada materi ciri-ciri mahluk hidup
berkaitan dengan materi, 4) Selanjutnya dengan menggunakan model
siswa dibagi menjadi beberapa kelompok pembelajaran konstruktivisme pada siklus
dan setiap kelompok diberikan LKS, pertama menunjukkan bahwa sebanyak

[75]
Sujarwanto, Penerapan Model Pembelajaran Konstruktivisme…

20 peserta didik (77%) mencapai sebanyak 5 siswa atau 19%. Untuk


ketuntasan dan 6 peserta didik (23%) aspek cara siswa menanggapi yang aktif
masih mengalami tidak tuntas. Rata- sebanyak 17 siswa atau sebesar 65%,
rata kelas sebesar 83,07, nilai tertinggi sedangkan siswa yang tidak aktif
100 dan nilai terendah 50. sebanyak 9 siswa atau sebesar 35%. Untuk
aspek yang terakhir yaitu aktivitas siswa
Perubahan Perilaku Belajar Peserta didik membuat catatan jumlah siswa yang
Hasil pengamatan keaktifan peserta didik aktif sebesar 20 siswa atau 77%,
dalam kegiatan pembelajaran IPA pada sedangkan siswa yang tidak aktif
materi ciri-ciri mahluk hidup dalam siklus sebanyak 6 siswa atau 23%.
1 dapat dilihat dalam tabel 2 berikut.
Refleksi Siklus 1
Tabel 2. Analisis Hasil Pengamatan Refleksi hasil pembelajaran ciri-ciri mahluk
Aktivitas Peserta Didik Siklus 1.
hidup dengan menggunakan model
Tidak
Aspek Aktif
Aktif pembelajaran konstruktivisme, dapat

1. Perhatian Siswa 85 % 15 % dikemukakan beberapa kekurangan


2. Respon Siswa 54 % 46 % yang dapat digunakan sebagai acuan
3. Tanggung Jawab 81 % 19 % untuk kegiatan siklus berikutnya.
4. Cara siswa Kelemahan pada siklus pertama antara
65 % 35 %
menganggapi lain: 1) Peserta didik masih mempunyai
5. Aktivitas siswa
77 % 23 % rasa malu dan takut salah untuk
membuat catatan
mengajukan pertanyaan dan
mengungkapkan pengetahuan awalnya,
Berdasarkan tabel tersebut dapat
2) Peserta didik masih sering ragu ketika
dipaparkan bahwa terjadi perubahan
mengungkapkan pendapat, 3) peserta
perilaku belajar peserta didik dalam
didik masih belum terbiasa bekerja sama
pembelajaran dengan model
dengan teman kelompoknya.
pembelajaran konsrtuktivisme, bahwa
perhatian siswa yang aktif sebesar 85%
Kelebihan pada siklus 1 ini adalah:
atau 22 siswa, sedangkan sisanya 15%
adanya peningkatan perhatian dan
atau 4 siswa yang tidak aktif. Untuk
tanggung jawab siswa dalam
aspek respon siswa yang aktif sebanyak
pembelajaran sehingga meningkatkan
14 siswa atau 54%, sedangkan sisanya
hasil belajar siswa pada materi ciri-ciri
sebesar 12 siswa atau 46% tidak aktif.
mahluk hidup. Nilai rata-rata 83,07 pada
Untuk aspek tanggung jawab siswa
siklus 1, hal ini berarti ada peningkatan
sebanyak 21 atau 81%, sedangkan siswa
sebesar 8,84. Peningkatan hasil belajar
yang kurang bertangung jawab
ini karena pembelajaran IPA pada
terhadap tugas yang diberikan guru
materi ciri-ciri mahluk hidup dilakukan

[76]
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 3 Nomor 1 April 2016

dengan menggunakan model Tabel 3. Analisis Hasil Belajar Siswa Siklus 2


pembelajaran konstruktivisme. No Nilai (x) Frekwensi (f) f.x

Pembelajaran ini masih perlu 1. 100 10 1.000

ditingkatkan karena indikator kinerja 2. 90 8 720


3. 80 8 640
belum tercapai, yakni ketuntasan 81 %
4. 70 - -
atau 21 siswa. Sedangkan untuk rata-rata
5. 60 - -
kelas 83,07 sudah mencapai yang
6. 50 - -
ditargetkan.
Jumlah 26 2.360
Rata-rata 90,76
Hasil Penelitian Siklus 2
Tuntas % (Nilai R ≥ 77 / KKM) 100 %
Proses Pembelajaran Dengan Model Tidak Tuntas %(Nilai R < 77 / KKM) 0%
Konstruktivisme
Berdasarkan refleksi hasil pembelajaran Berdasarkan tabel tersebut hasil belajar
siklus 1, peneliti menyusun Rencana siswa pada materi ciri-ciri mahluk hidup
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) materi dengan menggunakan model
ciri-ciri mahluk hidup. Setelah RPP pembelajaran konstruktivisme pada siklus
disusun, maka kegiatan selanjutnya kedua menunjukkan bahwa sebanyak
adalah menyiapkan media yang akan 26 (100 %) peserta didik mencapai
digunakan dalam penelitian yaitu media ketuntasan. Rata-rata kelas sebesar
tiga dimensi. Pelaksanaan tindakan siklus 90,76, nilai tertinggi 100 dan nilai terendah
kedua ini dilakukan pada hari Selasa, 10 80.
November 2015 untuk pertemuan
pertama, dan pertemuan kedua Perubahan Perilaku Belajar Peserta didik
dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 17 Hasil pengamatan keaktifan peserta didik
November 2015. Kegiatan penelitian ini dalam kegiatan pembelajaran IPA pada
dilakukan di dalam kelas oleh guru kelas materi ciri-ciri mahluk hidup dalam siklus
sebagai peneliti dan teman sejawat untuk 2 dapat dilihat dalam tabel 4 berikut.
berkolaborasi. Setelah pertemuan kedua,
dilakukan ulangan harian untuk Tabel 4. Analisis Hasil Pengamatan
mengetahui keberhasilan tindakan yang Aktivitas Peserta Didik Siklus 2
Tidak
diberikan. Aspek Aktif
Aktif
1. Perhatian Siswa 88 % 12 %
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada
2. Respon Siswa 85 % 15 %
Materi Ciri-ciri Mahluk Hidup 3. Tanggung Jawab 92 % 8%
Hasil pembelajaran ciri-ciri mahluk hidup 4. Cara siswa
81 % 19 %
dengan model pembelajaran menganggapi
konstruktivisme dapat dilihat pada Tabel 3 5. Aktivitas siswa
92 % 8%
berikut. membuat catatan

[77]
Sujarwanto, Penerapan Model Pembelajaran Konstruktivisme…

Berdasarkan tabel tersebut dapat kelas III A SD Negeri Keputran 06,


dipaparkan bahwa terjadi perubahan dengan materi pembelajaran ciri-ciri
perilaku belajar peserta didik dalam mahluk hidup, menunjukkan aktivitas
pembelajaran dengan model belajar peserta didik yang meningkat,
pembelajaran konsrtuktivisme secara perubahan perilaku belajar peserta
signifikan, dari yang kurang perhatian didik, serta hasil belajar siswa. Hal ini
menjadi perhatian, dari yang kurang sesuai dengan pendapat Suprijono
respon menjadi lebih respon, dari yang (2012, p. 54) bahwa pembelajaran
kurang tanggung jawab terhadap tugas kooperatif atau kolaboratif dapat
yang diberikan guru menjadi lebih meningkatkan aktivitas belajar siswa
bertanggung jawab. secara kelompok maupun individu.

Refleksi Siklus 2 Pembelajaran model konstruktivisme,


Refleksi hasil pembelajaran dengan ternyata dapat meningkatkan aktivitas
model konstruktivisme materi ciri-ciri belajar peserta didik. Peserta didik yang
mahluk hidup ini pada siklus 2 ini adalah: biasanya perhatiannya kurang, tampak
adanya peningkatan perhatian, respon, menjadi lebih antusias pada
tanggung jawab siswa dalam proses pembelajaran ini. Demikian pula peserta
pembelajarannya sehingga meningkatkan didik yang sudah mulai jenuh dengan
hasil belajar siswa dengan rata-rata kelas pembelajaran yang monoton dan tidak
menjadi 90,76. Hal ini berarti ada bervariasi, kembali lebih berkonsentrasi
peningkatan sebesar 7,69 dari siklus 1. dan motivasi belajar peserta didik untuk
Peningkatan hasil belajar ini karena belajar dalam pembelajaran ini karena
pembelajaran IPA pada materi menulis dengan model Konstruktivisme ini peserta
ciri-ciri mahluk hidup dilakukan dengan didik yang biasanya melakukan
memanfaatkan langkah-langkah model kegiatan pembelajaran secara individu
pembelajaran konstruktivsme. dilakukan secara kelompok (kolaboratif)
Pembelajaran ini mencapai indikator dengan memanfaatkan media. Hal ini
kinerja, yakni rata-rata kelas lebih dari 80 senada dengan manfaat dari media,
dan tingkat pencapaian KKM 100% siswa menurut Hamalik (2000:108) antara lain
tuntas. adalah: 1) menarik minat, 2) memberi
gambaran yang jelas, 3) mempunyai
PEMBAHASAN tinjauan yang luas dan 4) mendorong
Proses Pembelajaran Pada Materi Ciri-Ciri kreativitas peserta didik.
Mahluk Hidup Dengan Menggunakan
Model Pembelajaran Konstruktivisme Berdasarkan deskripsi tersebut, maka
Pembelajaran dengan menerapkan hipotesis yang diajukan diterima, yakni
model pembelajaran Konstruktivisme di proses pembelajaran dengan

[78]
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 3 Nomor 1 April 2016

menerapkan model pembelajaran Pemanfaatan model pembelajaran


Konstruktivisme dapat meningkatkan konstruktivisme pada mata pelajaran IPA
aktivitas belajar siswa pada materi ciri-ciri yang dilakukan, terlihat bahwa siswa
mahluk hidup terbukti adanya belajar dengan antusias dan semangat
peningkatan keaktifan, kerja sama, yang tinggi, sehingga tujuan yang
tanggung jawab, dan disiplin dalam diharapkan tercapai dan penanaman
proses pembelajaran ciri-ciri mahluk hidup. nilai-nilai pendidikan karakter sesuai
dengan program pemerintah secara
Peningkatan hasil belajar siswa pada eksplisit maupun emplisit dapat
materi ciri-ciri mahluk hidup diterapkan. Maka dari pembelajaran
Penerapan model pembelajaran dengan model Konstruktivisme pada
Konstruktivisme dalam pembelajaran ciri- materi ciri-ciri mahluk hidup ini dapat
ciri mahluk hidup dapat meningkatkan mencapai tujuan instruksional yang
pemahaman siswa pada materi tersebut. ditetapkan dan dapat mencapai
Sehingga berdampak pada peningkatan dampak pengiring yang diharapkan
hasil belajar siswa. Hal ini terbukti bahwa yanng berupa nilai-nilai pendidikan
hasil belajar siswa lebih baik dari pada karakter. Hal ini senada dengan
kondisi awal sebelum penerapan model pendapat dari Joyce (2011:8) yang
pembelajaran Konstruktivisme. menyatakan bahwa model
Peningkatan hasil belajar siswa ini mulai pembelajaran yang efektif selain
dari siklus 1 maupun 2. Hasil belajar mencapai tujuan instruksional juga
siswa yang lolos KKM 77 sebanyak 26 dapat merumuskan dampak pengiring
siswa (100%) pada siklus 2. Rata-rata kelas yang akan ditanamkan pada anak.
dari prasiklus, siklus 1, hingga siklus 2, Berkaitan dengan pendapat tersebut,
meningkat dari 74,23 menjadi siklus 1 maka pemanfaatan media dua dimensi
83,07, dan pada siklus 2 menjadi 90,76. dan tiga dimensi, memang dapat menarik
minat peserta didik untuk belajar,
Dengan demikian, hipotesis ketiga sehingga peserta didik mempunyai
diterima, yakni pembelajaran dengan respon dan perhatian yang tinggi dalam
model pembelajaran Konstruktivisme pembelajaran. Dengan adanya
terbukti efektif untuk meningkatkan hasil keuntungan-keuntungan dari
belajar siswa pada materi ciri-ciri mahluk pemanfaatan model pembelajaran
hidup di kelas III A semester 1 tahun Konstruktivisme ini, maka hipotesis yang
pelajaran 2015/2016 dikemukakan diterima, yakni
pembelajaran dengan memanfaatkan
Perubahan perilaku belajar siswa model pembelajaran Konstruktivisme
setelah mengikuti model pembelajaran pada mata pelajaran IPA Pokok
konstruktivisme Bahasan Ciri-ciri Mahluk Hidup terbukti

[79]
Sujarwanto, Penerapan Model Pembelajaran Konstruktivisme…

dapat mengubah perilaku belajar Hamalik, O. (1994). Media Pendidikan.


Bandung: Citra Adi Karya.
peserta didik kelas III A SD Negeri
Keputran 06, semester 1 Tahun Pelajaran Haryati. (2007). Model dan Tehnik
penilaian. Jakarta: Gaun Persada Press.
2015/2016
Irianto, D.M. dan Yuliariatiningsih, M.S.
(2008). Pendidikan IPA di Sekolah Dasar.
SIMPULAN
Bandung: UPI Kampus Cibiru.
Simpulan hasil penelitian ini: 1) proses
Irianto, D.M. dan Yuliariatiningsih, M.S.
pembelajaran dengan menerapkan
(2009). Pendidikan IPA di Sekolah Dasar.
model pembelajaran Konstruktivisme Bandung: UPI Kampus Cibiru.
dapat meningkatkan aktivitas belajar
Isrok’atun, I. (2015). MENEMUKAN KEMBALI
siswa pada materi ciri-ciri mahluk hidup di RUMUS LUAS PERSEGI PANJANG
DENGAN KONSTRUKTIVISME (STUDI
kelas III A SD Negeri Keputran 06 semester
KASUS PADA MAHASISWA
1 tahun pelajaran 2015/2016, 2) model PGSD). Mimbar Sekolah Dasar, 2(1), 36-
45.
pembelajaran Konstruktivisme dapat
meningkatkan hasil belajar siswa, dan 3) Joyce, Bruce. Marsha, Weil. Emily,
Calhoun. (2011). Models of Teaching.
model pembelajaran Konstruktivisme
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
dapat merubah perilaku belajar siswa
Suparno, P. (1997). Filsafat
yang kurang perhatian terhadap
Konstruktivismeme dalam Pendidikan.
pembelajaran menjadi lebih perhatian, Yogyakarta: Kanisius.
kurang respon menjadi lebih aktif dalam
Suprijono, A. (2012). Metode dan Model-
merespon pertanyaan guru dan siswa, Model Mengajar. Bandung: Alfabeta.
kurang tanggung jawab menjadi lebih
Yuliatiningsih, MS dan Irianto, DM. (2009).
bertanggung jawab dalam mengerjakan Pendidikan IPA di Sekolah Dasar.
Bandung: UPI KAmpus Cibiru.
tugas dari guru, kurang aktif dalam
menanggapi menjadi lebih aktif dalam
mengemukakan pendapat dan
mengajukan pertanyaan, dari yang pasif
membuat catatan menjadi lebih aktif
dalam membuat catatan pembelajaran.
Selain itu juga dapat menanamkan nilai-
nilai pendidikan karakter kerja sama,
komunikatif, dan rasa percaya diri.

REFERENSI
Asmawi, Z., & Nasution, N. (2001). Penilaian
Hasil Belajar. Jakarta: Dirjen Dikti.

Dahar, R.W. (1996). Teori-teori Belajar.


Bandung: Erlangga.

[80]

Anda mungkin juga menyukai