Kebutuhan Nutrisi Edit
Kebutuhan Nutrisi Edit
4. Absorpsi Gastrointestinal
Absorpsi merupakan pemindahan agen substrat seperti air, elektrolit, vitamin,
dan nutrisi melewati membrane epitalium digestif dan masuk ke cairan interstisial dari
saluran pencernaan. Setiap hari kira-kira 8-9 liter air dan 1 kg nutrisi melewati
membrane dinding usus dari lumen usus masuk ke aliran darah (Hinchliff, 1996).
Proses ini membutuhkan energy yang diperoleh dari oksidasi glukosa dan asam
lemak. Kebutuhan energi pada saluran pencernaan digunakan untuk sekresi, absorpsi,
dan pembentukan sel baru (mitosis dari sel epitel usus).
Usus halus sangat berperan dalam proses absorpsi. Bagian usus halus yang
berperan dalam proses absorpsi adalah vili yang tersusun atas vilus-vilus, mikrovili,
dan lacteal. Sejumlah besar vili menutupi seluruh permukaan dari usus halus.
Sementara itu, setiap vilus mengandung lapisan luar dari sel kolumnar dan pembuluh
darah, serta pembuluh limfe kecil yang disebut lakteal.
5. Metabolisme
Nutrisi yang sudah diabsorpsi dan masuk dalam sistem sirkulasi, selanjutnya
akan dimanfaatkan untuk energy tubuh melalui reaksi kimia yang disebut metabolism.
Metabolisme adalah jumlah keseluruhan reaksi kimia dan fisik pengubahan energy
dalam tubuh yang menopang serta mempertahankan kehidupan. (Sloane, 2004).
Besarnya energi yang diperlukan tubuh disebut laju metabolism (metabolism
rate). Untuk dapat terjadi metabolism, sel membutuhkan oksigen dan nutrisi termasuk
air, vitamin, ion mineral, substansi organik seperti enzim. Oksigen diabsorpsi dari
paru-paru, sedangkan sebstrat lain diabsorpsi di saluran pencernaan, selanjutnya akan
masuk ke sel dan jaringan. Di dalam mitokondria nutrisi organic dipecah menjadi
energi yang berfungsi untuk pertumbuhan sel, pembelahan, kontraksi, sekresi, dan
fungsi-fungsi yang lain. Reaksi kimia yang terjadi di dalam sel disebut metabolism
seluler. Kebutuhan energy tubuh minimal untuk fungsi-fungsi normal tubuh pada saat
istirahat disebut laju metabolism basal (basal metabolisme rate- BMR).
8. Keseimbangan Energi
Energi dibutuhkan oleh tubuh untuk aktivitas dan fungsi fisiologis organ tubuh. Agar
fungsi-fungsi tubuh berjalan normal, maka energy yang digunakan harus seimbang
dengan energi yang masuk. Dinamika keseimbangan nutrisi yaitu:
Keseimbangan energi = Pemasukan energy - Pengeluaran energi
a. Intake Energi
Energi yang masuk (intake energi) merupakan energi yang dihasilkan selama
oksidasi makanan. Makanan merupakan sumber utama energi manusia yang berupa
karbohidrat, protein, dan lemak. Besarnya energi yang dihasilkan diukur dengan
satuan kalori.
b. Output Energi
Pengeluaran (output) energi adalah energi yang digunakan oleh tubuh untuk
mendukung jaringan dan fungsi-fungsi organ tubuh. Keutuhan energi
menghasilkan panas 60%, digunakan untuk bekerja dan penyimpanan dalam
bentuk lemak atau glikogen. Output energi dibagi menjadi dua bagian, yaitu output
energi pada saat istirahat dan output energi pada saat aktivitas.
9. Status Nutrisi
a. Body Mass Index (BMI)
Merupakan ukuran dari gambaran berat badan seseorang dengan tinggi badan.
BMI dihubungan dengan penimbunan total lemak dalam tubuh sehingga dapat
dipakai sebagai panduan untuk mengkaji kelebihan berat badan dan obesitas.
Rumus BMI diperhitungkan dengan pembagian berat badan (kilogram) per
meter kuadrat atau berat badan dalam pons dikalikan konstanta 704,5 dibagi tinggi
badan dalam inci kuadrat.
1. Pengkajian Keperawatan
c. Keluhan utama.
1) Tidak nafsu makan, mual atau muntah.
2) Makan hanya sedikit atau kurang dari porsi yang disediakan.
3) Kelemahan fisik.
4) Penurunan berat badan.
5) Kesulitan menelan.
d. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan fisik: apatis, lesu.
2) Berat badan: obesitas, kurus (underweight).
3) Otot: flaksia atau lemah, tonus kurang, tenderness, tidak mampu bekerja.
4) Sistem saraf: bingung, rasa terbakar, paresthesia, reflek menurun.
5) Fungsi gastrointestinal: anoreksia, konstipasi, diare, flatulensi, pembesaran
liver atau limpa.
6) Kardiovaskular: denyut nadi lebih dari 100 kali/menit, irama abnormal,
tekanan darah rendah atau tinggi.
7) Rambut: kusam, kering, pudar, kemerahan, tipis, pecah atau patah-patah.
8) Kulit: kering, pucat, iritasi, pethekie, lemak di subkutan tidak ada.
9) Bibir: kering, pecah-pecah, bengkak, lesi, stomatitis, membran mukosa pucat.
10) Gusi: pendarahan, peradangan.
11) Lidah: edema, hiperemis.
12) Gigi: karies, nyeri, kotor.
13) Mata: konjungtiva pucat, kering, eksoftalamus, tanda-tanda infeksi.
14) Kuku: mudah patah.
15) Pengukuran antropometri:
a) Berat badan ideal: (TB- 100) ± 10%
b) Lingkar pergelangan tangan
c) Lingkar lengan atas (MAC):
(Nilai normal)
Wanita : 28,5 cm
Pria : 28,3 cm
d) Lipatan kulit pada otot trisep (TSF):
(Nilai normal)
Wanita : 16,5-18 cm
Pria : 12,5-16,5 cm
e. Laboratorium
1) Albumin (nilai normal: 4-5,5 mg/100 ml)
2) Transferin (nilai normal: 170-25 mg/100 ml)
3) Hb (nilai normal: 12 mg %)
4) BUN (nilai normal: 10-20 mg/ 100 ml).
5) Ekskresi kreatinin untuk 24 jam (nilai normal: laki-laki: 0,6-1,3 mg/ 100 ml,
wanita: 0,5-1,0 mg/100 ml)
1) Anoreksia nervosa
2) AIDS
3) Pembedahan
4) Kehamilan
5) Kanker
6) Anemia
7) Marasmus
Intervensi Rasional
4. Timbang berat badan setiap hari jika 4. Berat badan merupakan salah satu
memungkinkan indikator status nutrisi
6. Kaji bising usus pasien, catat kekuatan 6. Bising usus ditimbulkan karena adanya
dan frekuensi peristaltik usus. Pencernaan makanan
dalam usus akan normal jika
berperistaltik normal.
10. Jaga kebersihan badan dan mulut 10. Meningkatkan selera makan
pasien
11. Anjurkan pasien makan dengan porsi 11. Mengurangi rasa mual dan
kecil tetapi sering sesuai dengan diet meningkatkan asupan nutrisi
yang diberikan
13. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk 13. Merencanakan jenis, jumlah kalori dan
menentukan diet yang sesuai diet yang sesuai kebutuhan pasien
14. Kolaborasi dengan tim medis dalam 14. Mengurangi mual dan muntah dan
pemberian antiemetic, pemasangan memenuhi kebutuhan nutrisi
NGT dan parenteral nutrisi
15. Bantu pasien makan jika tidak bisa 15. Bantuan dibutuhkan jika pasien tidak
makan sendiri mampu melakukannya sendiri
17. Hindari makan dan minuman yang 17. Akumulasi gas dalam lambung
banyak mengandung gas seperti kol, menimbulkan mual dan rasa tidak
apel, dan minuman cola nyaman
18. Berikan umpan balik yang positif 18. Meningkatkan kepercayaan dan
terhadap peningkatan asupan makanan optimisme terhadap keberhasilan
dan peningkatan berat badan pasien
19. Jika makanan diberikan melalui NGT, 19. Kemampuan yang ideal kapasitas
nutrisi diberikan dalam sekali lambung, mengurangi muntah dan
pemberian tidak lebih dari 400 cc aspirasi
20. Atur posisi pasien semifowler pada saat 20. Menghindari aspirasi dan mengurangi
memberikan makan distensi abdomen
21. Jaga kepatenan NGT 21. Masalah yang sering terjadi pada
pemberian makan dengan NGT adalah
masih adanya sisa makanan dalam
NGT sehingga dapat menimbulkan
sumbatan dan makanan menjadi basi
22. Monitor hasil laboratorium seperti gula 22. Nutrisi yang kurang dapat
darah, elektrolit, albumin, dan menyebabkan anemia, gula darah
hemoglobin menurun, albumin menurun, dan
perubahan elektrolit
Intervensi Rasional
4. Lakukan pengukuran berat badan setiap 4. Berat badan merupakan salah satu
tiga hari jika memungkinkan indikator status nutrisi pasien
5. Kolaborasi dengan tim gizi dalam 5. Gizi yang sesuai dengan kondisi
menentukan program diet yang sesuai pasien sangat menentukan status
nutrisi pasien
Tarwanto & Wartonah. 2015. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika
Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan : Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar
Klien. Jakarta : Salemba Medika