Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh lama perendaman biji dalam air terhadap perkecambahan
biji cabe Capsicum annuum L ?
B. Tujuan Percobaan
1. Untuk mengetahui pengaruh lama perendaman biji dalam air terhadap
perkecambahan biji cabe Capsicum annuum L.
C. Hipotesis
Ha : Ada pengaruh lama perendaman biji dalam air terhadap perkecambahan biji
cabe Capsicum annuum L
Ho : Tidak ada lama perendaman biji dalam air terhadap perkecambahan biji cabe
Capsicum annuum L
D. Kajian Pustaka
Biji merupakan rantai penyambung yang hidup antara induk dan keturuannya
merupakan alat penyebaran yang utama. Biji seringkali harus bertahan untuk melawan
lingkungan yang ekstreme (keadaan beku, api banjir, atau dimakan hewan) selama
menunggu kondisi yang menguntungkan bagi perkecambahan dan pertumbuhan. Secara
biologis suatu biji adalah bakal biji yang masak dan telah dibuahi (Dwijoseutro, 1994).
A. Perkembangan Biji
Pada fertilisasi, satu dari dua inti serbuk sari berfusi dengan sel telur pada katung
embrio, untuk membentuk embrio sehingga mengembalikan kantung diploid,
kromosom (2N). Inti sperma yang kedua berfusi dengan inti kutub untuk membentuk
endosperma (3N) (Sastramihardja, 1993).
Pada tumbuhan dikotil, endosperma sebagian besar atau seluruhnya diserap oleh
embrio, khususnya oleh kotiledon atau daun biji. Kulit biji atau testa merupaka derivat
dari integumen luar ovarium yang merupakan jaringan induk. Hilum merupakan bekas
ari-ari biji (penghubung pembuluh). Hilum ini membantu lewatnya air dan oksigen
terlarut secara bolak-balik, keduanya penting bagi perkecambahan. Air dan gas terlarut
juga masuk ke dalam mikrofil, suatu saluran yang mikroskopis bekas tempat masuknya
pembuluh serbuk menuju ke integumen. Seringkali hilum dilengkapi dengan suatu
sumbat untuk memungkinkan terjadinya kehilangan air tetapi bukan pemasukan air
(Lovelles, 1999).
Biji yang masak mempunyai empat komponen yang secara fisiologis maupun
ekologis penting bagi kelangsungan hidupnya yaitu 1). kulit biji, suatu pebungkus
pelindung, 2). embrio, suatu bakal tanaman atau sporofit, 3). cadangan makanan
cadangan mineral yang memberi maka sporofit muda hingga dapat berdiri sendiri, 4).
Enzim dan hormon yang diperlukan untuk mencera cadangan makanan dan untuk
menyusun jaringan baru dalam semai selama perkecambahan. Keadaan tersebut juga
memelihara biji dengan mekanisme perlindungan untuk mempertahankan diri terhadap
lingkungan yang amat buruk selama dalam keadaan dorman (istirahat dalam keadaan
kering). Dalam keadaan dorman, biji tidak aktif tetapi masih hidup. Suatu keadaan yang
berlangsung hingga kondisi meguntungkan bagi perkecambahan. Kandungan
kelembaban dan laju metabolisme pada biji selama dormansi, mungkin hanya
sepersepuluh atau kurang dibandingkan pada jaringan tumbuhan (Lovelles, 1999).
B. Perkecambahan
b. hidrasi jaringan
c. absorpsi oksigen
h. munculnya embrio
Pada pertumbuhan suatu embrio, awal mula pertumbuhan akar lembaga (radikula)
lebih cepat daripada pucuk lembaga (plumula) dan umumnya radikula pertama muncul
dari kulit biji yang pecah. Berat kering pada pucuk melampaui berat kering akar dalam
waktu beberapa hari. Berat keseluruhan semai mengalami kemunduran dalam waktu
kira-kira 10 hari karena hilangnya respirasi. Suatu urutan pertumbuhan dengan
pertumbuhan akar mendahului pertumbuhan pucuk. Tampaknya menguntungkan bagi
kelangsungan hidup suatu semai (Dwijoseputro, 1994).
Biji yang masak viable (terkecambahkan) sebelum berpisah atau saat berpisah
dengan tumbuhan induknya, tetapi biji tersebut mungkin tidak dapat dikecambahkan
(mampu berkecambah dengan cepat dalam kondisi yag meguntungkan). Biji pada
beberapa spesies adalah dorman dan dapat menjadi dikecambahkan hanya sesudah
dikenai kondisi tertentu. Biji tanaman budidaya adalah viabel dan dorman (yaitu,
hidup tetapi tidak berkecambah karena kondisi lingkungan kurang mendukung untuk
perkecambahan, seperti tidak cukup air atau temperatur yang tidak cocok) dan
umumnya dapat dikecambahkan apabila dipisahkan dari tumbuhan induknya
(Salisbury, 1995).
Kebanyakan dari biji atau hampir semua spesies liar dan spesies budidaya
makanan ternak tertentu tetap dorman, walaupun kondisinya menguntungkan bagi
perkecambahan. Karena itu germinabilitas dan viabilitas mungkin berbeda 100% pada
populasi biji yang berbeda. Perkecambahan tidak berlangsung hingga masa dormansi
berlalu, walaupun biji viabel dan germinabel (dapat dikecambahkan). Pada umumnya
viabilitas mengalami penurunan dan germinabilitas mengalami peningkatan sejalan
dengan umur, karena secara alami terjadi pemecahan faktor-faktor dormansi pada biji
(lpvelles, 1999).
E. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkecambahan
1. Air
Air merupakan faktor yang paling penting, karena biji berada dalam keadaan
terdehidrasi. Secara normal biji mengandung sekitar 5-20% dari berat totalnya dan
harus menyerap sejumlah air sebelum perkecambahan dimulai. Tahap awal
perkecambahan adalah pengambilan air dengan cepat yang disebut imbibisi
(Salisbury, 1995).
Biji yang hidup atau mati mengalami imbibisi air dan membengkak.
Banyaknya air imbibisi tergantung pada komposisi kimia biji. Protein, getah, dan
pektin lebih bersifat koloid dan hidrofilik dan lebih banyak mengalami imbibisi air
daripada zat tepung. Laju perkecambahan berlangsung lebih lambat pada
kelembaban tanah yang mendekati titik layu. Kandungan air yang kurang dari batas
optimum biasanya menghasilkan imbibisi sebagian dan memperlambat atau
menahan perkecambahan. Komposisi medium, khususnya kandungan zat terlarut
mempengaruhi ketersediaan air (Salisbury, 1995).
4. Cahaya
e. Giberelin (GA)
6. Kematangan
Hormon-hormon Perkecambahan
Pada dasarnya perkecambahan biji diatur oleh sejumlah hormon yang kerjanya
bertahap. Adapun hormon yang memulai dan memperantai proses
perkecambahan, yaitu fitohormon. Selain itu ada beberapa aktivitas hormon
pertumbuhan lain yang penting, yakni giberelin yang berfungsi untuk
menggiatkan enzim hodrolitik serta sitokinin yang berfungsi untuk merangsang
pembelahan sel, munculnya radikula dan plumula serta auksin yang berfungsi
untuk meningkatkan pertumbuhan (Kimball, 1983).
Presentase perkecambahan
100%
I. Langkah Kerja
1. Merendam biji cabe selama 4 jam, 3 jam, 2 jam, 1 jam, dan (0 jam ) tanpa
direndam masing-masing 50 biji.
2. Menanam dalam waktu yang bersamaan pada cawan petri yang sudah
dialasi kapas.
3. Menutup cawan petri kemudian menyimpan di tempat gelap dan
mengamati setiap hari berapa jumlah biji yang berkecambah selama 10
hari. Memisahkan biji yang sudah berkecambah dan sudah dilakukan
perhitungan.
4. Hari pertama pengamatan menghitung saat penanaman biji pada cawan
petri.
5. Membuat tabel presentasi perkecambahan dan indeks kecepatan
perkecambahan dari hasil pengamatan anda.
6. Presentasi perkecambahan = Jumlah biji yang berkecambah
X 100%
Jumlah keseluruhan biji
Indeks kecepatan perkecambahan (IKP)
2 IKP
0
4 3 2 1 0
Pengaruh perendaman (jam)
Namun hasil percobaan yang kita lakukan tidak sesuai dengan teori yang
ada. Hasil yang diperoleh yaitu bila dilihat di grafik nilai IKP pada
perkecambahan pada setiap kenaikan lama waktu akan mengalami
peningkatan hingga titik optimumnya, yaitu pada 2 jam dengan nilai IKP
sebanyak 5,77 lalu terjadi penurunan IKP pada 3 jam dan 4 jam, hal ini
disebabkan karena adanya faktor – faktor internal dan eksternal yang dapat
mempengaruhi perkecambahan. Adapun faktor – faktornya yaitu ( air, suhu
dan temperatur, gas, senyawa kimia eksogen, dan kematangan ). Sebagai
contohnya adalah karena kematangan biji yang terendam memiliki tingkat
kematangan yang berbeda dan akan mempengaruhi hasil percobaan.
M. Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa, lama
perendaman biji berpengaruh terhadap perkecambahan biji kacang tanah yaitu
semakin tinggi lama perendaman biji kacang tanah semakin tinggi juga total
biji yang berkecambah, semakin tinggi presentase perkecambahan dan
semakin tinggi pula Indeks Kecepatan Perkecambahan (IKP). Juga sebaliknya,
semakin rendah lama perendaman biji cabe semakin rendah total biji yang
berkecambah, semakin rendah presentase perkecambahan dan semakin rendah
pula Indeks Kecepatan Perkecambahan (IKP). Sehingga hal ini menjadi
indikasi hipotesis diterima. Namun hasil percobaan yang kita lakukan tidak
sesuai dengan teori karena hasil yang didapat yaitu adanya beberapa faktor
yang menghambat perkecambahan & IKP tertinggi didapatkan dari
perendaman biji cabe Capsicum annum L dengan perendaman 2 jam yaitu
berturut – turut 78% dan 5,77.
N. Daftar Pustaka
Erlangga
Disusun oleh :
Jurusan Biologi
Tahun 2019