DASAR TEORI
4
Undang-undang tersebut juga mengatur syarat-syarat keselamatan kerja
dimulai dari perencanaan, pembuatan, pengangkutan, peredaran, perdangangan,
pemasangan, pemakaian, penggunaan, pemeliharaan dan penyimpanan bahan,
barang produk teknis dan aparat produksi yang mengandung dan dapat
menimbulkan bahaya kecelakaan.
Walaupun sudah banyak peraturan yang diterbikan, namun pada
pelaksaannya masih banyak kekurangan dan kelemahannya karena terbatasnya
personil pengawasan, sumber daya manusia K3 serta sarana yang ada. Oleh
karena itu, masih diperlukan untuk memberdayakan lembaga-lembaga K3 yang
ada di masyarakat, meningkatkan sosialisasi dan kerja sama dengan mitra sosial
guna membantu pelaksanaan pengawasan norma K3 agar berjalan dengan baik.
5
2.2.2. Hakekat Keselamatan Kerja
Hakekat keselamatan kerja adalah mengadakan pengawasan terhadap 4 M,
yaitu manusia (MAN), Alat-alat atau bahan-bahan (materials), mesin-mesin
(machines), dan metode keja (methods).
6
3) Akibat dari suatu kegiatan yang berhubungan dengan pertambangan,
bahwa kecelakaan tersebut benar-benar akibat adanya suatu aktifitas dari
perusahaan tambang.
4) Terjadi pada jam kerja, kecelakaan tersebut terjadi dalam waktu antara
mulai kerja sampai akhir kerja.
5) Terjadi di dalam wilayah kegiatan usaha pertambangan, kecelakaan terjadi
masih dalam wilayah yang dimaksud.
Bila salah satu kriteria diatas “tidak terpenuhi” maka kecelakaan yang terjadi
dapat dikatagorikan sebagai bukan kecelakaan tambang. Kecelakaan dapat terjadi
karena beberapa hal, adapun jenis-jenis dari kecelakaan tersebut antara lain
meliputi :
Terjatuh atau tergelincir
Terpukul
Terbentur
Terjepit
Terkena aliran listrik
Kemasukan benda
Dan lain sebangainya
7
Tabel 2.1 Alat pelindung diri yang diberikan adalah :
8
digunakan untuk membantu mengetahui keberadaan
kita sekitar lokasi kerja
Alat pelindung ini digunakan untuk menjaga agar
tidak jatuh pada saat bekerja di ketinggian. APD ini
Harnes wajib digunakan untuk pekerjaan tertentu yang
bersifat ketinggian.
9
1. Adalah hal – hal yang menyebabkan atau memberikan kontribusi terhadap
timbulnya tindakan tidak aman dan kondisi tidak aman sering juga dengan
istilah penyebab dasar kecelaaan.
2. Sedangakan penyebab langsung dari kecelakaan, adalah karena;
Tindakan tidak aman
Kondisi tidak aman
Melakukan tindakan tidak aman sendiri dapat disimpulkan menjadi 3 faktor
penyebabnya yaitu:
1. Karena tidak tahu. Yang bersangkutan menjalankan mesin dengan benar
dan tidak tahu bahaya – bahaya sehingga terjadi kecelakaan atau
benrsangkutan tidak mengetahui bagaimana melakukan pekerjaan.
2. Karena tidak mampu. Yang tidak bersangkutan sebenarnya telah
mengetahui cara yang aman akan tetapi karena belum atau kurang
terampil, akhirnya melakukan kesalahan sehingga menyebabkan
kecelakaan.
3. Karena tidak mau. Walaupun yang bersangkutan telah mengetahui
dengan jelas cara kerja atau peraturan dan yang bersangkutan dapat
melaksakan, tetapi karena tidak punya kemauan akhirnya melakukan
kesalahan yang mengakibatkan kecelakaan.
10
Mengamankan data – data dan informasi untuk mendukung investasi.
Menentuan langkah – langkah tindakan perbaikan.
11
Menanamkan rasa kesadaran atau disiplin yang sangat tinggi tentang
pentingnya keselamatan kerja.
2.7.3. Pendidikan Latihan
Latihan – latihan menggunakan peralatan keselamatan kerja.
Pelatiahan pemadaman kebakaran.
Pelatihan pengendalian keadaan darurat.
Kursus – kursus keselamatan kerja.
12
- Tidak dilakukannya pemeriksaan yang teliti terhadap mesin, alat – alat
atau pekerjan.
# Tindakan atau kelakuan karyawan
- Tergesa – gesa ingin cepat selesai.
- Alat proteksi diri yang tersedia tidak dipakai.
- Bekerja sambil bergurau maupun bercanda.
- Tidak fokus terhadap peerjaan.
- Tidak menghiraukan peraturan dan instruksi.
- Tidak berpengalaman.
- Memakai alat – alat yang tidak tepat atau tidak aman.
2.7.5.2. Kondisi Kerja Yang Tidak Aman
a. Alat – alat atau perlengkapan, benda – benda yang tidak aman:
- Alat – alat yang sudah rusak.
- Barang – barang yang rusak dan letaknya tidak teratur.
- Mesin – mesin atau perlengkapan yang tidak di lindungi.
b. Keadaan yang tidak aman :
- Lampu penerangan tidak cukup atau tidak terang.
- Ventilasi yang tidak cukup.
- Lantai atau tempat kerja licin.
- Ruang kerja terbatas.
- Bagian – bagian mesin berputar yang tidak dilindungi
2.7.5.3. Alat – alat Keselamatan Kerja
Menyediakan alat – alat proteksi diri yang diperlukan dan yang sekuai
dengan kondisi kerja dimana karyawan itu melakukan pekerjaan. Peralatan
pelindung untuk keselamatan kerja dapat terdiri dari :
Alat Pelindung Diri, yaitu alat yang dibuat standar yang berfungsi untuk
memprotek atau melindungi diri dari bagian tertentu. Alat pelindung ini
wajib di gunakan apabila kita bekerja dan memasuki area wajib alat
pelindung diri (APD). Penggunaan alat pelindung diri harus disesuaikan
dengan jenis dan macam – macam pekerjaannya.
13
Alat atau sarana yang dibuat sebagai pembantu untuk melindungi diri pada
saat bekerja. Alat ini di buat dan digunakan sesuai dengan kebutuhan kerja,
biasanya setiap perusahaan mempunyai desaign tersendiri dalam
pembuatannya, tetapi tetap mempunyai masud yang sama, yaitu fungsi
sebagai tanda peringatan atau pengamanan.
Disamping Alat Pelindung Diri, juga dikenal alat pembantu untuk keselamatan
kerja. Alat ini berfungsi dari memberikan peringatan atau tanda mengatasi suatu
kondisi tertentu. Tagging secara garis besar alat ini berfungsi sebagai isolasi
dengan cara memberi tahu kepaada seluruh karyawan tambang yang berada di
sekitar lokasi tersebut, bahwa lokasi tersebut atau alat tersebut sedang dilakukan
perbaikan atau sedang ada kerusakan, sehingga diharapkan tidak ada 1
karyawanpun yang berani untuk masuk atau menjalankan alat tersebut selain
karyawan yang berkepentingan.
14
kerja atau lokasi, jarak aman seseorang terhadap alat yang sedang bekerja, kondisi
daerah disitu seperti lembab/licin, berrawa, longsor, dan lain sebagainya.
15
menyebabkan terjadinya kecelakaan, misalnya terpeleset karena ceceran minyak
dilantai. Penyebab tidak langsung (basic causes) merupakan faktor yang turut
memberikan kontribusi terhadap kejadian tersebut, misalnya dalam kasus
terpeleset tersebut adalah adanya bocoran atau tumpahan bahan, kondisi
penerangan tidak baik, terburu-buru atau kurangnya pengawasan di lingkungan
kerja.
Sebab langsung hanyalah sekedar gejala bahwa ada sesuatu yang tidak
baik dalam organisasi yang mendorong terjadinya kondisi tidak aman. Karena
itu, dalam konsep pencegahan kecelakaan, adanya sebab langsung harus
dievaluasi lebih dalam untuk mengetahui faktor dasar yang turut mendorong
terjadinya kecelakaan.
Disamping faktor manusia, ada faktor lain yaitu ketimpangan sistem
manajemen seperti perencanaan, pengawasan, pelaksanaan, pemantauan dan
pembinaan. Dengan demikian penyebab kecelakaan tidak selalu tunggal tetapi
bersifat multi causal sehingga penangana nya harus secara terencana dan
komprehensip yang mendorong lahirnya konsep sistem manajemen keselamatan
dan kesehatan kerja.
Frank Bird berdasarkan Teori Domino Heinrich memperbaiki/
menyempurnakan teori tersebut dengan menggambarkan hubungan langsung
antara managemen dengan penyebab kecelakaan. Apabila managemen tidak
memiliki kontrol yang baik terhadap setiap level maka akan dapat mengakibatkan
terjadinya kecelakaan.
16