Anda di halaman 1dari 4

PESAN ROMADHAN

Dengan takbir dan tahmid, kita melepas Ramadan ,insya Allah Ramadhan telah menempa hati,
mengasuh jiwa serta mengasah nalar kita menuju taqwa
Dengan takbir dan tahmid, kita melepas bulan suci dengan hati penuh harap, jiwa kuat, penuh
optimisme, dengan ridho Allah Ini karena bahwa Allah Maha Besar. Allahu Akbar! Allahu Akbar!
Dengan beridul fitri, kita kembali kepada fitrah dan suci dengan kesucian, tapi juga kita harus sadar
bahwa asal kejadian kita adalah tanah:
Allah Yang membuat sebaik-baiknya segala sesuatu yang Dia ciptakan dan Dia telah memulai
penciptaan manusia dari tanah. (Q.S. As Sajdah ayat 7)

Kita semua lahir, hidup dan akan kembali dikebumikan ke tanah.


Dari bumi Kami menciptakan kamu dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu untuk
dikuburkan dan darinya Kami akan membangkitkan kamu pada kali yang lain. (Q.S. Thaha ayat 55).
Sungguh luar biasa. Puasa telah menyadarkan kita pada kondisi Moroqobatillah, pengawasan Allah
atas diri kita hingga pada tingkat yang sekecil-kecilnya. Inilah derajat keimananan yang paling
tinggi yaitu derajat ihsan.

‫ك تككراَهه فإنن لكنم تكهكنن تككراَهه فإننهه يككراَ ك‬


‫ك‬ ‫أنن تكنعبهكد اك ككأَنن ك‬
“Kamu beribadah kepada Allah seakan-akan kamu melihat-Nya. Dan bila kamu tidak melihat-Nya,
maka kamu sadar bahwa Ia melihatmu.” (Hr. Muslim).
Setelah Ramadhan,apakah kita semakin dekat dengan ketqwaan kepada Allah
Ataukah justru sebaliknya semakin jauh taqwa dan ke Islaman kita ??Ini yang harus kina
renungkan Apa,kenapa dan mengapa
Apa sesungguhnya yang menahan kaki kita tidak mau melangkah ke masjid ?
Apakah yang menahan kepala kita sehingga tidak mau menunduk bersujud di hadapan Allah
Apakah yang menahan lidah kita sehingga kaku dan kelu mengucapkan dzikir dan takbir ??
Apakah yang menahan hati kita sehingga sulit merindukan Allah ?
Apakah yang menahan pikirankita sehingga tidak mendambakan surga ?
Apakah yang mendorong jiwa kita sehingga cenderung ke neraka ?
Apakah yang menahan diri kita sehingga mengabaikan hak-hak Allah dan cenderung
memperturutkan hawa nafsu padahal hawa nafsu itu mendorong kepada kejelekan
Apakah kesombongan kita sudah demikian memuncak,sedemikan lantang kita durhaka kepada
Allah. Na’udzu billah min dzalik
Apakah Allah mengakui kita sebagai hamban-Nya, kita sering mengaku sebagi hamba Allah ,tapi
dalam keseharian kita tidak menghamba/beribadah kepada Allah,malah kita sebagai hamba dunia
atau hamba syetan dengan memperturutkan hawa nafsu syetan, juga menghamba kepada selain
Allah
Ma’syiralmuslimin rahimakumullah…
Berbahagialah kita, yang selalu beribadah kepada Allah ,sebagaimana firman Allah

Artinya :Tidaklah kujadikan jin dan manusia selain untuk beribadah kepadaku.
hingga saat ini kita dimudahkan oleh Allah untuk jihad menahan lapar dan dahaga,bersujud,rukuk,
dihadapan Allah.
Janganlah karena perilaku .yang menetang Allah menjadikan Allah semakin murka kepada kita.
Janganlah karena kesombongan dan kebodohan kita menjadi sebab terhalangnya kita dari jalan
surga dan menghalangi kita mendekati Allah swt.
Maka bersyukur kepada Allah atas segala karunia ini.Karunia iman dan islam. Apalah artinya
kesenangan sesaat di dunia tapi membawa penyesalan berkepanjangan di akherat kelak.
Tiga pesan dan kesan Ramadhan yang sudah semestinya kita pegang teguh bersama susudah
Ramadhan yang mulia ini.
1.Pengendalian hawa nafsu
Kita harus selalu mawas diri pada musuh terbesar umat manusia, yakni hawa nafsu sebagai musuh
yang tidak pernah berdamai. Rasulullah SAW bersabda: Jihad yang paling besar adalah jihad
melawan diri sendiri.

/conversion/tmp/scratch/417799959.doc
Di dalam kitab Madzahib fîtTarbiyah diterangkan bahwa di dalam diri setiap manusia terdapat
nafsu/naluri sejak ia dilahirkan.Yakni naluri marah, naluri pengetahuan dan naluri syahwat.
Dari ketiga naluri ini, yang paling sulit untuk dikendalikan dan dibersihkan adalah naluri Syahwat.
Hujjatul Islam, Abû Hâmid al-Ghazâlî berkata: bahwa pada diri manusia terdapat empat sifat, tiga
sifat berpotensi untuk mencelakakan manusia, satu sifat berpotensi mengantarkan manusia menuju
pintu kebahagiaan.
Tiga sifat yang berpotensi menelakakan :
Pertama, sifat kebinatangan (‫ ;)بمههةيممةة‬tanda-tandanya menghalalkan segala cara untuk mencapai
tujuan tanpa rasa malu.
Kedua, sifat buas (‫سببهعييةة‬
‫ ; ) م‬tanda-tandanya banyaknya kezhaliman dan sedikit keadilan.Yang kuat
selalu menang sedangkan yang lemah selalu kalah meskipun benar.
Ketiga sifat syaithaniyah;tanda-tandanya mempertahankan hawa nafsu yang menjatuhkan martabat
manusia.
Jika ketiga tiga sifat ini lebih dominan atau lebih mewarnai sebuah masyarakat atau bangsa niscaya
akan terjadi sebuah perubahan tatanan social (keadaan masyarakat) yang sangat mengkhawatirkan.
Dimana keadilan akan tergusur oleh kezhaliman, hukum bisa dibeli dengan rupiah, undang-undang
bisa dipesan dengan Dollar, sulit membedakan mana yang hibah mana yang suap, penguasa lupa
akan tanggungjawabnya, rakyat tidak sadar akan kewajibannya, seluruh tempat akan dipenuhi oleh
keburukan dan kebaikan menjadi sesuatu yang terasing, ketaatan akhirnya dikalahkan oleh
kemaksiatan dan seterusnya dan seterusnya.
Sedangkan satu-satunya sifat yang membahagiakan adalah sifat rububiyah (‫ ;)برببةوبهييةة‬ditandai dengan
keimanan, ketakwaan dan kesabaran telah kita bina bersama-sama sepanjang bulan Ramadhan.
Orang yang dapat mengoptimalkan dengan baik sifat rububiyah di dalam jiwanya niscaya jalan
hidupnya disinari oleh cahaya Al-Qur’an,cahaya Illahi, prilakunya dihiasi budi pekerti yang luhur
(akhlaqul karimah). Selanjutnya, ia akan menjadi insan muttaqin,insan pasca Ramadhan, yang
menjadi harapan setiap orang.
Insan yang pada hariraya ini menampakkan tiga hal sebagai pakaiannya: menahan diri dari hawa
nafsu,memberi ma`af dan berbuat baik pada sesama manusia sebagaimana firman Allah:
‫موةالْمكاَهظهمةيمن‬
‫سنهةيمن‬ ‫ة‬ ‫ةالْمغةيظم موةالْمعاَفهةيمن معهن الْناَ ه‬
‫س مواب يبهحبب الْبمةح ه‬ ‫ي‬
“…dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema’afkan (kesalahan)orang. Allah
menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS AliImran: 134)
2. Berjiwa Sosial
Ramadhan ini terlukiskan dengan indah. Indah disini justru terlihat padadetik-detik akhir
Ramadhan dan gerbang menuju bulan Syawwal. Dimana, ketika umat muslim mengeluarkan zakat
fithrah kepada Ashnafuts Tsamaniyah (delapan kategori kelompok masyarakat yang berhak
menerima zakat), terutama kaum fakir miskin tampak bagaimana tali silaturrahmi serta semangat
untuk berbagi demikian nyata . Kebuntuan dan kesenjangan komunikasi dan tali kasih sayang yang
sebelumnya sempat terlupakan tiba-tiba saja hadir di hati berlanjut dengan tindakan.
Semangat zakat fitrah,infak dan shodaqoh ini melahirkan kesadaran untuk tolong menolong
(ta`awun) antara orang-orang kaya dan orang-orang miskin, antara orang-orang yang hidupnya
berkecukupan dan orang-orang yang hidup kesehariannya serba kekurangan. sebab ‫ هكللهكنم اعكياَهل اا‬,
kalian semua adalah ummat Allah.
orang yang menerima zakat akan merasa terbantu beban hidupnya sedangkan yang memberi zakat
mendapatkan jaminan dari Allah SWT;sebagaimana yang terkandung dalam hadis Qurthubi:

Artinya: “Aku semalam bermimpi melihat kejadian yang menakjubkan. Akumelihat sebagian dari
ummatku sedang melindungi wajahnya dari sengatan nyalaapi neraka. Kemudian datanglah
shadaqah-nya menjadi pelindung dirinya dari api neraka.”
Jama’ah sholat Idul Fitri rahimakumullah
Inilah puasa menyadarkan kepada kita bahwa peningkatan materi duniawi yang tak diiringi dengan
peningkatan keimanan dan ketaqwaan, hanyalah mempercepat penderitaan. Maka pembangunan
fisik saja tanpa dilandasi dan iringi dengan ketaatan dalam beragama, maka itu tidak akan
membuahkan kemakmuran, tapi justru mempercepat kehancuran. Allah berfirman:

/conversion/tmp/scratch/417799959.doc
َ‫ق كعلكنيكهاَ اَنلقكنوهل فككدنمنركناَكهاَ تكنداميررا‬
‫ك قكنريكةر أككمنركناَ همنتكرافيكهاَ فكفككسهقواَ افيكهاَ فككح ن‬
‫كوإاكذاَ أككرندكناَ أكنن نهنهلا ك‬
“Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang
yang hidup mewah di negeri itu (supaya menaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan
dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami),
kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.” (Al-Isra’: 16)
3.Pesan jihad

Jihad yang dimaksud di sini, bukan jihad dalam pengertiannya yang sempit; yakni berperang di
jalan Allah akan tetapi jihad dalam pengertiannya yang utuh,
yaitu:
‫بكنذهل كماَاعننكدهه كوكماَ افىِ هونساعاه لانكنيال كماَ اعننكد كربباه‬
‫ب كواَلننكجاَاة امنن اَكلانيام اعكقاَبااه‬
‫امنن كجازنيال ثككواَ ا‬
“Mengecilkan arti segala sesuatu yang dimilikinya demi mendapatkankeridhaannya, mendapatkan
pahala serta keselamatan dari Siksa-Nya.”
Pengertian jihad ini lebih komprehensif, karena yang dituju adalah mengorbankan segala yang kita
miliki, baik tenaga, harta benda, atapun jiwa kita untuk mencapai keridhaan dari Allah; terutama
jihad melawan diri kita sendiri yang disebut sebagai Jihadul Akbar, jihad yang paling besar.
Dengan demikian, jihad akan terus hidup di dalam jiwa ummat Islam baik dalam kondisi
peperangan maupun dalam kondisi damai. Jihad tetap dijalankan.
Dalam konteks masyarakat Indonesia saat ini, jihad yang kita butuhkan bukanlah jihad mengangkat
senjata. Akan tetapi jihad mengendalikan diri dan mendorong terciptanya sebuah sistem sosial
yang bermartabat, berkeadilan dan sejahtera serta bersendikan atas nilai-nilai agama dan ketaatan
kepada Allah.
Mengingat adanya aliran yang mengkampanyekan jihad dengan senjata dinegara damai Indonesia
ini, maka perlu untuk ditekankan lebih dalam bahwa jihad seharusnya dilandasi niat yang baik dan
dipimpin oleh kepala pemerintahan, bukan oleh kelompok atau aliran tertentu.apalagi secara
pribadi
Jangan sampai mengatasnamakan kesucian agama, akan tetapi tidak bisa memberikan garansi bagi
kemaslahatan umat Islam. Islam haruslah didesain dan bergerak pada kemaslahatan masyarakat
demi mencapai keridhaan Allah dan kemajuan ummat.Pengalaman pahit salah mengartikan jihad
menjadikan Islam dipandang sebagaiagama teroris. Padahal Islam sebenarnya adalah rahmat bagi
alam semesta(rahmatan lil alamin), agama yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan,
keadilan, kedamaian.
Dalam konteks masyarakat Indonesia saat ini, jihad yang kita butuhkan adalah upaya mendukung
terbangunnya sebuah sistem sosial yang bermartabat, berkeadilanvdan sehatera yang bersendikan
pada ketaatan kepada Allah. Jihad untuk mengendalikan hawa nafsu dari seluruh hal yang dapat
merugikan diri dan masyarakat.
Akhirnya, mari kita jadikan ‘idul fithri, sebagai momentum untuk membina dan memperkukuh ikatan
kesatuan dan persatuan kita, menyatu padukan hubungan kasih sayang antara kita semua, sebangsa dan
setanah air.
Marilah dengan hati terbuka, dengan dada yang lapang, dengan muka yang jernih, dengan lisan saling
mendoakan , dengan tangan terulurkan saling berjabat tangan penuh keakraban kita saling memaafkan,
sambil mengibarkan bendera as-Salâm, bendera kedamaian di tanah air tercinta, bahkan di seluruh penjuru
dunia.
Hal ini Rosul memberimotivasi dalam HR Abu Dawud

Artinya:Dari Al Bara RA,Rosulullah bersabda:Tidak ada dua orang islam yang bertemu kemudian
keduanya berjabat tangan,kecuali keduanya diampuni dosanya sebelum keduanya berpisah
Kalau kedua hati telah bertemu ,walau sebelumnya pernah berselisih atau bersebrangan ,insya Allah
perdamaian tercapai.perdamain tercapai saling tolong menolong akan terwujud sekaligus diwujudkan dalam
bentu tidak rela bila orang yang sudah bertemu dengan damai akan membuat mudhorot kepada pihak
lainnya.
“Ya Allah, Engkaulah as-Salâm (kedamaian), dari-Mu bersumber as-Salâm, dan kepada-Mu pula
kembalinya. Hidupkanlah kami, Ya Allah, di dunia ini dengan as-Salâm, dengan aman dan damai, dan
masukkanlah kami kelak di negeri as-Salâm (surga) yang penuh kedamaian. Maha Suci Engkau, Maha
Mulia Engkau, Yâ Dzal Jalâli wal Ikrâm.

/conversion/tmp/scratch/417799959.doc
DOA HUTBAH IDUIL FITRI
‘’Ya Allah saat-saat yang syahdu ini, kami segenap hamba-hamba-Mu, berkumpul, bersimpuh di
tempat yang suci yang penuh rakhmat, menyebut namaMu yang agung, berzikir, bermunajat
kepadaMu dengan takbir, tahmid, dan tahlil.
Duhai Rabb kami yang Maha Penyayang, sayangilah para ustadz, guru-guru kami, lindungi dan
bimbinglah mereka. Lapangkan rezkinya, kuatkan azamnya dan berkati jalannya.
Ya Allah, bersihkan hati dan jiwa ini dari hasad dan dengki, persatukan jiwa-jiwa ini dalam cinta
karenaMu dan dalam ketaatan kepadaMu, jangan Engkau biarkan setan musuhMu menggerogoti
persaudaraan kami.
Ya Allah, berilah bimbinganMu untuk pemimpin negeri ini agar dapat berlaku adil dengan
syari’atMu di atas bumi yang tidak sejengkalpun melainkan milikMu.
Duhai yang Maha Menyelamatkan, Engkau pelindung kami, Engkau pemberi petunjuk orang-
orang bingung, Engkau pemberi kecukupan orang yang kekurangan, Engkau pemberi ketenangan
orang yang gelisah.
Ya Allah, yang sakit Engkau sembuhkan, yang lupa Engkau ingatkan, yang gelisah Engkau
tenteramkan, yang sedih Engkau gembirakan, yang meminta Engkau beri dan kabulkan.
Ya Rabbi, ampuni kami atas kehilafan dan dosa kami kepada anak-anak kami, suami, isteri kami,
belum mampu mendidik dan membahagiakan mereka.
Ya Allah, yang mengetahui segala keburukan aib dan maksiat, ampuni seburuk apapun masa lalu
kami, tutupi seburuk apapun aib-aib kami.
Ya Rabb, karuniakan kami jasad yang terpelihara dari maksiat, terpelihara dari harta haram,
makanan haram, perbuatan haram. Izinkan jasad ini pulang kelak, jasad yang bersih.
Ya Allah, bukakanlah lembaran-lembaran baru yang bersih yang menggantikan masa lalu kami.
Ya Allah Tuhan yang Maha Penyayang, sayangi kami, sayangi kedua orang tua kami, yang telah
berpeluh lelah merawat dan mendidik kami. Ampuni setiap kata keras kami yang pernah terlontar
pada mereka, Ya Allah. Ampuni sikap tak peduli kami atas mereka, Ya Rabb. Berikan kesempatan
kami berbakti kepada mereka, Ya Allah. Lembutkan hati mereka untuk kami agar ridha mereka
mengantar kami kepada RidhaMu, Ya Allah. Dan, jika Engkau telah mengambil mereka ke
haribaanMu, maka basuhlah mereka dengan kelembutan ampunan dan rakhmatMu, serta
pertemukan kami dengan mereka dalam keabadian nikmat syurga tidak akan nikmat tanpa
bersama kedua orang tua kami.
Ya Rabb, bukakan pintu hati kami agar selalu sadar bahwa hidup ini hanya mampir sejenak,
hanya Engkau tahu kapan ajal menjemput kami, jadikan sisa umur menjadi jalan kebaikan bagi
ibu bapak kami, jadikan kami menjadi anak yang shaleh yang dapat memuliakan ibu bapak kami.’’

/conversion/tmp/scratch/417799959.doc

Anda mungkin juga menyukai