Laporan SKDN Kota Matsum
Laporan SKDN Kota Matsum
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Balita baru yang diperiksa kesehatannya sekaligus dicek tumbuh
kembangnya oleh Petugas Puskesmas/Puskesmas Pembantu Polindes di dalam
maupun diluar Institusi Kesehatan seperti di Posyandu.
Balita yang naik berat badannya adalah Balita yang pada waktu ditimbang
di fasilitas kesehatan atau posyandu mengalami kenaikan berat badan sesuai
pedomanapabila dibandingkan dengan hasil penimbangan sebelumnya.
SKDN adalah status gizi balita yang digambarkan dalam suatu balok
SKDN, dimana balok tersebut memuat tentang sasaran balita di suatu wilayah (S),
balita yang memiliki KMS (K), balita yang ditimbang berat badannya (D), balita
yang ditimbang dan naik berat badannya (N), SKDN tersebut diperoleh dari hasil
posyandu yang dimuat di KMS dan digunakan untuk memantau pertumbuhan
balita.
B. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang dibahas dalam makalah ini adalah:
1. Apa itu SKDN
2. Bagaimana analisis SKDN
3. Posyandu
4. KMS
5. Buku KIA
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui apa itu SKDN
2. Mengetahui bagaimana cara kerja Posyandu
3. Mengetahui apa itu KMS
4. Mengetahui analisis SKDN
5. Mengetahui tentang Buku KIA
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. SKDN
SKDN adalah status gizi balita yang digambarkan dalam suatu balok
SKDN, dimana balok tersebut memuat tentang sasaran balita di suatu wilayah (S),
balita yang memiliki KMS (K), balita yang ditimbang berat badannya (D), balita
yang ditimbang dan naik berat badannya (N), SKDN tersebut diperoleh dari hasil
posyandu yang dimuat di KMS dan digunakan untuk memantau pertumbuhan
balita.
SKDN merupakan hasil kegiatan penimbangan balita yang dilakukan
setiap bulan dalam bentuk histogram sederhana. Indikator pelayanan di Posyandu
atau di Pos Penimbangan Balita menggunakan indiktor-indikator SKDN. SKDN
adalah singkatan dari pengertian kata-katanya yaitu:
1. S adalah jumlah seluruh balita yang ada dalam wilayah kerja posyandu.
2. K adalah jumlah Balita yang ada di wilayah kerja posyandu yang
mempunyai KMS (Kartu Menujuh Sehat).
3. D adalah Jumlah Balita yang datang di posyandu atau dikunjungan rumah
dan menimbang berat badannya sesuai atau jumlah seluruh balita
yang Ditimbang.
4. N adalah jumlah balita yang ditimbang bebrat badannya mengalami
peningkatan bebrat badan dibanding bulannya sebelumnya dengan garis
pertumbuhan.
5. Dan O adalah jumlah anak yang tidak ditimbang bulan lalu.
2
Dari uraian SKDN dapat digabungkan satu sama lain sehingga dapat
memberikan informasi tentang perkembangan kegiatan pemantauan pertumbuhan
anak di posyandu yaitu :
1. Indikator K/S
2. Indikator D/S
3. Indikator N/D
4. Indikator N/S
B. Analisis SKDN
Biasanya setelah melakukan kegiatan di posyandu atau di pos
penimbangan petugas kesehatan dan kader Posyandu (Petugas sukarela)
melakukan analisis SKDN. Analisisnya terdiri dari:
3
1. Tingkat partisipasi masyarakat dalam penimbangan balita yaitu
jumlah balita yang ditimbang dibagi dengan jumlah balita yang ada
diwilayah kerja posyandu atau dengan menggunakan rumus (D/S x
100%), hasilnya minimal harus capai 80 % apabila dibawah 80 % maka
dikatakan partisipasi mayarakat untuk kegiatan pemantauan pertumbuhan
dan perkembangan berat badan sangatlah rendah. Hal ini akan berakibat
pada balita tidak akan terpantau oleh petugas kesehatan ataupun kader
posyandu dan memungkinkan balita ini tidak diketahui pertumbuhan berat
badannya atau pola pertumbuhan berat badannya.
4
yang ditimbang. Sebaiknya semua balita yang ditimbang harus
memgalami peningkatan berat-badannya.
Menurut data yang diperoleh dari Puskesmas Kota Matsum yaitu data hasil
rekapitulasi baduta dan balita menunjukkan bahwa dari 4 wilayah kerja
Pusekesma Kota Matsum, sudah mencapai target dengan SPM D/S rata-rata
adalah 85,3 %.
5
Sementara jumlah balita yang memiliki KMS (K/S) dengan target adalah
100% menunjukkan hanya mencapai 99%. Hal ini sudah mendekati dari target
yang ditentukan. Dimana semua balita harus memiliki KMS.
Berikut dalah data cakupan PWS balita dan perbandingan cakupan SKDN
(PWS) anak balita laki – laki dan perempuan UPTD Puskesmas Kota Matsum
Oktober 2018, November 2018, Desember 2018.
BULAN OKTOBER
120.00%
100.00%
80.00%
60.00%
40.00%
20.00%
0.00%
K/S D/S N/D N/S
6
BULAN NOVEMBER
120.00%
100.00%
80.00%
60.00%
40.00%
20.00%
0.00%
K/S D/S N/D N/S
BULAN DESEMBER
120.00%
100.00%
80.00%
60.00%
40.00%
20.00%
0.00%
K/S D/S N/D N/S
7
BULAN OKTOBER
100.00%
90.00%
80.00%
70.00%
60.00%
50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
K/S D/S N/D N/S D/K N/K
LAKI-LAKI PEREMPUAN
BULAN NOVEMBER
100.00%
90.00%
80.00%
70.00%
60.00%
50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
K/S D/S N/D N/S D/K N/K
LAKI-LAKI PEREMPUAN
8
BULAN DESEMBER
100.00%
90.00%
80.00%
70.00%
60.00%
50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
K/S D/S N/D N/S D/K N/K
LAKI-LAKI PEREMPUAN
A. Pengertian Posyandu
a. Pengertian
Posyandu adalah singkatan dari Pos Pelayanan Terpadu. Keterpaduan
adalah penyatuan/ penyerasian dinamis kegiatan dari paling sedikit daua program
untuk saling mendukung dalam mencapai tujuan dan sasaran yang disepakati
bersama. Dengan dinamis dimaksudkan bahwa keterpaduan tersebut dapat
berkembang dan meluas. Keterpaduan dalam aspek sasaran, lokasi kegiatan,
petugas penyelenggara, aspek dana dan lain sebagainya. Kini keterpaduan lebih
dikembangkan untuk penyerasian dinamis berbagai program yang berkaitan dan
mempunyai dampak peningkatan taraf kesehatan dan pembangunan kesejahteraan
rakyat pada umumnya.
Posyandu merupakan wadah peran serta masyarakat dalam pemenuhan
dasar dan gizi melalui peran serta masyarakat dan penyediaan pelayanan yang
berkualitas. Posyandu diselenggarakan dan dikelola oleh masyarakat desa dengan
bimbingan berkala dari Puskesmas. Kegiatan posyandu mendapat dukungan
teknis dari Departemen kesehatan, BKKBN, Pertanian, Agama dan bantuan
9
financial dari pemerintah daerah setempat, swasta maupun lembaga swadaya
masyarakat.
Dalam revitalisasi kegiatannya yaitu pelatihan pelatih dan kader,
peningkatan jangkauan pelayanan, peningkatan peran serta masyarakat dan
membangun kemitraan. Optimalisasi kegiatan posyandu, pelayanan terutama pada
Baduta dan memperkuat dukungan pendampingan dan pembinaan oleh tenaga
profesional dan tokoh masyarakat. Kegiatan utaman yang minimal pada posyandu
adalah Kesehatan Ibu dan Anak, Imunisasi, Gizi dan Penanggulangan diare serta
kegiatan pengembangan pilihan lainnya sesuai dengan wilayahnya.
Stratifikasi Posyandu berdasarkan atas dasar indikator, yang digolongkan
menjadi 4 angkatan Kemandirian Posyandu atau stratifikasi yang dijelaskan dalam
tabel berikut :
Dalam rangka menurunkan angka kematian bayi, anak balita dan angka
kelahiran, dalam pelita IV telah dikembangkan pendekatan partisipasi masyarakat
berupa Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). Posyandu tersebut membina
masyarakat untuk berusaha menolong mereka sendiri dalam melaksanakan 5
10
program prioritas yang mempunyai dampak besar dalam menurunkan angka
kematian bayi bumil dan balita.
Posyandu sebagai wujud peran serta masyarakat, yang bekerja sama
dengan petugas kesehatan, dilaksanakan setiap bulan dengan cara melaksanakan
di posyandu yaitu dengan menggunakan 5 meja, 4 meja di gunakan oleh kader
posyandu, dan 1 meja digunakan oleh petugas kesehatan.
Selain 5 program posyandu, kegiatan bulanan di posyandu juga merupakan
kegiatan yang bertujuan untuk :
11
1. penilaian keadaan pertumbuhan individu (N atau T dan BGM) dan
2. penilaian keadaan pertumbuhan balita di suatu wilayah (% N/D).
b. Tujuan Posyandu
Tujuan penyelenggaraan posyandu yaitu mempercepat penurunan angka
kematian bayi, anak balita dan angka kelahiran, mempercepat penerimaan Norma
Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera NKKBS) dan meningkatkan kemampuan
masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan kegiatan-kegiatan lain
yang menunjang sesuai dengan kebutuhan. Fungsi posyandu secara umum yaitu
pemenuhan kebutuhan masyarakat untuk memperoleh informasi dan pelayanan
kesehatan yang berkualitas. Sedangkan sasaran posyandu yaitu bayi (0 – 1 tahun),
anak Balita (1 – 4 tahun), ibu hamil, melahirkan dan menyusui, PUS (Pasangan
Usia Subur) dan kelompok sasaran lain seperti Wanita Usia Subur, Calon
Pengantin, Usila dan Remaja.
c. Manfaat Posyandu
Manfaat dari posyandu secara umum yaitu :
1. Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan
kesehatan dasar, terutama berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB.
12
2. Memperoleh bantuan sarana professional dalam pemecahan masalah
kesehatan terutama terkait kesehatan ibu dan anak.
3. Efisiensi dalam mendapatkan pelayanan terpadu kesehatan dan sektor
lain terkait.
4. Mendapatkan informasi terdahulu tentyang upaya kesehatan yang
terkait dengan penurunan AKI dan AKB. Dapat mewujudkan aktualisasi
dirinya dalam membantu masyarakat menyelesaikan masalah kesehatan
terkait dengan penurunan AKI dan AKB.
d. Indikator Posyandu
Kemajuan kegiatan Posyandu dapat diukur dari aspek input/masukan,
proses, keluaran output dan dampak outcome sebagai berikut :
1. Masukan (Input)
Jumlah kader terlatih
Ketersediaan sarana timbangan, KMS/Buku KIA dan register
posyandu.
Adanya dukungan pembiayaan dari masyarakat setempat, pemerintah
dan lembaga donor untuk kegiatan posyandu.
2. Proses
Frekuensi Posyandu Buka
Rata-rata Kader
Frekuensi kunjungan petugas ke posyandu
3. Keluaran (Output)
Adanya pelayanan kesehatan kegiatan minimal di 5 meja
Adanya penimbangan
Adanya penyuluhan
4. Hasil/Dampak (Outcome)
Meningkatkan status gizi balita
Berkurangnya jumlah anak yang berat badannya tidak cukup naik
Berkurangnya prevalensi penyakit anak (ISPA, Cacingan dll)
13
Berkurangnya prevalensi anemia ibu hamil dan menyusui.
Mantapnya pola pemeliharaan anak secara baik ditingkat keluarga
Mantapnya kesinambungan posyandu.
B. KMS
a. Pengertian
KMS ialah alat untuk mencatat dan mengamati perkembangan kesehatan
anak yang mudah dilakukan oleh para ibu. Hasil penimbangan anak setiap bulan
adalah pada Kartu Menuju Sehat (KMS), dimana terdapat grafik pertumbuhan.
Juga dapat diartikan sebagai ”Rapor” kesehatan dan gizi (catatan riwayat
kesehatan dan gizi) balita.
KMS (Kartu Menuju Sehat) untuk balita adalah alat yang sederhana dan
murah, yang dapat digunakan untuk memantau kesehatan dan pertumbuhan anak.
Oleh karenanya KMS harus disimpan oleh ibu balita di rumah, dan harus selalu
dibawa setiap kali mengunjungi posyandu atau fasilitas pelayanan kesehatan,
termasuk bidan dan dokter.
KMS-Balita menjadi alat yang sangat bermanfaat bagi ibu dan keluarga
untuk memantau tumbuh kembang anak, agar tidak terjadi kesalahan atau
ketidakseimbangan pemberian makan pada anak.
KMS juga dapat dipakai sebagai bahan penunjang bagi petugas kesehatan
untuk menentukan jenis tindakan yang tepat sesuai dengan kondisi kesehatan dan
gizi anak untuk mempertahankan, meningkatkan atau memulihkan kesehatan-
nya.
KMS berisi catatan penting tentang pertumbuhan, perkembangan anak,
imunisasi, penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi kesehatan
anak, pemberian ASI eksklusif dan Makanan Pendamping ASI, pemberian
makanan anak dan rujukan ke Puskesmas/ Rumah Sakit.
KMS juga berisi pesan-pesan penyuluhan kesehatan dan gizi bagi orang
tua balita tenta ng kesehatan anaknya.
14
1. Tujuan umum
Mewujudkan tumbuh kembang dan status kesehatan balita secara optimal.
2. Tujuan khusus
Sebagai alat bantu bagi ibu atau orang tua dalam memantau tingkat
pertumbuhan dan perkembangan balita yang optimal. Sebagai alat bantu
dalam memantau dan menentukan tindakan-tindakan untuk mewujudkan
tingkat pertumbuhan dan perkembangan balita yang optimal. Sebagai alat
bantu bagi petugas untuk menentukan tindakan pelayanan kesehatan dan
gizi kepada balita.
Interprestasi grafik pertumbuhan dan saran tindak lanjut
Tabel. 2
Interpretasi Pada Sekali Penimbangan
Keadaan berat badan Arti Tindak lanjut
Di Bawah Garis Merah Anak kurang gizi tingkat· Perlu pemberian makanan
sedang dan berat tambahan atau PMT yang
diselenggarakan oleh
orang tua atau petugas
kesehatan
· Perlu penyuluhan gizi
seimbang
· perlu dirujuk untuk
pemerikasaan dokter
Pada daerah dua pita Anak kurang gizi ringan · Ibu dianjurkan untuk
warna kuning (di atas memberikan PMT pada
garis merah) anak balitanya di rumah
· Perlu penyuluhan gizi
15
seimbang
Pada dua pita warna Anak dengan berat badan· Beri dukungan pada ibu
hijau muda dan dua normal/baik untuk tetap
warna hijau tua di atas memperhatikan dan
pita kuning mempertahankan status
gizi anak
· Beri penyuluhan gizi
seimbang
Dua pita warna hijau Anak mempunyai· Konsultasi dokter
muda ditambah dua pita kelebihan berat badan · Penyuluhan gizi seimbang
warna kuning (paling · Konsultasi ke klinik
atas) dan selebihnya di gizi/pojok gizi di
atas pita warna hijau tua puskesmas
Tabel. 3
Interprestasi dua kali Penimbangan atau lebih
Keadaan berat badan Arti Tindak lanjut
Berat badan naik atau Anak sehat, gizi cukup · Penyuluhan gizi seimbang
meningkat · Beri dukungan pada orang
tua untuk
mempertahankan kondisi
anak
Berat badan tetap Kemungkinan terganggu· Pemberian makanan
kesehatannya dan atau tambahan
mutu gizi yang· Penyuluhan gizi seimbang
dikonsumsi tidak· Konsultasi ke dokter atau
seimbang petugas kesehatan
Berat badan berkurang Kemungkinan terganggu· Pemberian makanan
atau turun kesehatannya dan atau tambahan
mutu gizi yang· Penyuluhan gizi seimbang
16
dikonsumsi tidak· Konsultasi ke dokter atau
seimbang petugas kesehatan
Titik berat badan dalam Kurang kesadaran untuk· Penyuluhan dan
KMS terputus-putus berpartisipasi dalam pendekatan untuk
pemantauan tumbuh meningkatkan kesadaran
kembang anak berpartisipasi akatif
dalam pemantauan
tumbuh kembang anak
C. Buku KIA
Salah satu tujuan program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) adalah
kemandirian keluarga dalam memelihara kesehatan Ibu dan Anak. Ibu dan Anak
merupakan kelompok yang paling rentan terhadap berbagai masalah kesehatan
seperti kesakitan dan gangguan gizi yang seringkali berakhir dengan kecacatan
atau kematian.
Buku KIA merupakan instrumen pencatatan sekaligus penyuluhan
(edukasi) bagi ibu dan keluarganya. Buku KIA berisi informasi dan materi
17
penyuluhan tentang kesehatan Ibu dan Anak termasuk gizi, yang dapat membantu
keluarga khususnya ibu dalam memelihara kesehatan dirinya sejak ibu hamil
sampai anaknya berumur 5 tahun (Balita). Semua Ibu Hamil diharapkan memakai
buku KIA dan buku ini selanjutnya digunakan sejak anak lahir hingga berusia 5
tahun. Setiap kali anak datang ke fasilitas kesehatan, baik itu ke Bidan,
Puskesmas, Dokter praktek, klinik atau Rumah Sakit, untuk penimbangan,
berobat, kontrol, atau imunisasi, buku KIA harus dibawa agar semua keterangan
tentang kesehatan anak tercatat pada buku KIA.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
SKDN adalah status gizi balita yang digambarkan dalam suatu balok
SKDN, dimana balok tersebut memuat tentang sasaran balita di suatu wilayah (S),
balita yang memiliki KMS (K), balita yang ditimbang berat badannya (D), balita
yang ditimbang dan naik berat badannya (N), SKDN tersebut diperoleh dari hasil
posyandu yang dimuat di KMS dan digunakan untuk memantau pertumbuhan
balita.
Menurut data yang diperoleh dari Puskesmas Kota Matsum yaitu data hasil
rekapitulasi baduta dan balita menunjukkan bahwa dari 4 wilayah kerja
Pusekesma Kota Matsum, sudah mencapai target dengan SPM D/S rata-rata
adalah 85,3 %.
18
Sementara jumlah balita yang memiliki KMS (K/S) dengan target adalah
100% menunjukkan hanya mencapai 99%. Hal ini sudah mendekati dari target
yang ditentukan. Dimana semua balita harus memiliki KMS.
Berikut dalah data cakupan PWS balita dan perbandingan cakupan SKDN
(PWS) anak balita laki – laki dan perempuan UPTD Puskesmas Kota Matsum
2018.
B. Saran
Melihat dari permasalahan yang ada, saran yang dapat kami berikan adalah
dengan meningkatkat persediaan KMS, meningkatkan peran petugas dan
masyarakat dengan penyuluhan agar pengetahuan masyarakat tentang KMS
bertambah.
19