Anda di halaman 1dari 6

PAPER

DIMENSI SOSIAL PADA USIA LANJUT


Diajuakan untuk
Memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Gerontik
Dosen Pengampu : Ahmad Kusnaeni, M.Kep

Disusun Oleh :
1. Wahyu Sarwono Aji (108116008)
2. Badriatus Sa’Diyah (108116012)
3. Atika Nur Hapsari (108116013)
4. Ani Meysah Putri (108116016)
5. Pramesti Vitriyani (108116019)
6. Fitri Wulandari (108116024)

S1 KEPERAWATAN 3A
STIKES AL IRSYAD AL ISLAMIYYAH CILACAP
TAHUN 2018/2019
A. Pengertian
Lansia dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan
manusia. Menurut UU No. 13 / Tahun 1998 tentang kesejahteraan Lansia
disebutkan bahwa lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60th.
Lansia menurut BKKBN (1995) adalah individu yang berusia di atas 60th
pada umumnya memiliki tanda-tanda terjadinya penurunan fungsi-fungsi biologis,
psikologis, sosial, ekonomi.
B. Teori Sosiologi
1. Teori Interaksi Sosial (Social Exchange Theory)
Menurut teori ini pada lansia terjadi penurunan kekuasaan dan prestise
sehingga interaksi sosial mereka juga berkurang, yang tersisa hanyalah harga
diri dan kemampuan mereka untuk mengikuti perintah.
2. Teori Penarikan Diri (Disengagement Theory)
Kemiskinan yang di derita lansia dan menurunnya derajat kesehatan
mengakibatkan seorang lansia secara perlahan-lahan menarik diri dari
pergaulan di sekitarnya. Lansia mengalami kehilangan ganda yang meliputi :
a. Kehilangan peran
b. Hambatan kontak sosial
c. Berkurangnya komitmen
Pokok-pokok teori menarik diri adalah :
a. Pada pria, terjadi kehilangan peran hidup terutama terjadi pada masa
pensiun. Sedangkan pada wanita terjadi pada masa ketika peran dalam
keluarga berkurang misalnya : saat anak beranjak dewasa serta
meninggalkan rumah untuk belajar dan menikah.
b. Lansia dan masyarakat mampu mengambil manfaat dari hal ini karena
lansia dapat merasakan bahwa tekanan sosial berkurang, sedangkan kaum
muda memperoleh kesempatan kerja yang lebih luas.
c. Aspek utama dalam teori ini adalah proses menarik diri yang terjadi
sepanjang hidup. Proses ini tidak dapat dihindari serta harus diterima oleh
lansia dan masyarakat.
3. Teori aktivitas ( Aktivity Theory )
Teori ini menyatakan bahwa penuaan yang sukses bergantung pada
bagaimana seorang lansia merasa kepuasan dalam melakukan aktivitas serta
mempertahankan aktivitas tersebut lebih penting dibandingkan kuantitas dan
aktivitas yang dilakukan. Dari pihak lansia sendiri terdapat anggapan bahwa
proses penuaan merupakan suatu perjuangan untuk tetap muda dan berusaha
untuk mempertahankan perilaku mereka salah satunya.
4. Teori Berkesinambungan (Continuity Theory)
Menurut teori ini, setiap orang pasti berubah menjadi tua, namun
kepribadian dasar dan pola perilaku individu tidak akan mengalami perubahan.
Pengalaman hidup pada seseorang pada suatu saat merupakan gambaran kelak
pada saat menjadi lansia.
5. Subculture Theory
Menurut teori ini lansia dipandang sebagai bagian dari subculture.
Secara antopologis, berarti lansia memiliki norma dan standar budaya sendiri.
Standard an budaya ini memiliki perilaku, keyakinan, dan harapan yang
membedakan lansia dan kelompok lainnya.
C. Perubahan – Perubahan Sosial Pada Lansia
Perubahan Sosial Lansia Usia lanjut akan mengalami perubahan sosial pada
lansia berupa perubahan ingatan short term memory, frustasi, kesepian, takut
kehilangan kebebasan, takut menghadapi kematian, perubahan keinginan, depresi,
& kecemasan (Maryam, 2008).
Akibat berkurangnya fungsi indera pendengaran, penglihatan gerak fisik, dan
sebagainya maka muncul gangguan fungsional atau bahkan kecacatan pada lansia.
Misalnya badannya menjadi bungkuk, pendengaran sangat berkurang, penglihatan
kabur, dan sebagainya sehingga sering menimbulkan keterasingan. Hal itu
sebaiknya dicegah dengan selalu mengajak mereka melakukan aktivitas, selama
yang bersangkutan masih sanggup, agar tidak merasa terasing atau diasingkan. Jika
keterasingan terjadi akan semakin menolak untuk berkomunikasi dengan orang lain
dan kadang-kadang terus muncul perilaku regresi seperti mudah menangis,
mengurung diri, mengumpulkan barang-barang tak berguna serta merengek-rengek
bila ketemu orang lain sehingga perilakunya seperti anak kecil. Proses penuaan
yang terjadi pada lansia akan mengalami suatu perubahan psikososial, lansia akan
merasa malu dan tidak berdaya ketika akan melakukan sosialisasi terhadap lingan
disekitarnya dibandingakn dengan yang dulu yang terjadi masih muda.
Umumnya lansia banyak yang melepaskan partisipasi sosial mereka, walaupun
pelepasan itu
1. Peran : Post power syndrome, single women dan single parent.
2. Keluarga Emtiness : Kesendirian, kemampuan
3. Teman : Ketika lansia lainnya meninggal, maka muncul perasaan kapan akan
meninggal. Berada dirumah terus menerus akan cepat pikun (tidak
berkembang).
4. Abuse : Kekerasan berbentuk verbal (dibentak) dan nonverbal (dicubit, tidak
diberi makan).
5. Masalah Hukum : Berkaitan dengan perlindungan asset dan kekayaan pribadi
yang dikumpulkan sejak masih muda.
6. Pensiun : Kalau menjadi PNS akan ada tabungan (dana pensiun). Kalau tidak,
anak dan cucu yang akan memberi ruang.
7. Ekonomi : Kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan yang cocok bagi lansia
dan income security.
8. Rekreasi : Untuk ketenangan batin.
9. Keamanan : Jatuh terpleset.
10. Transportasi : Kebutuhan akan system transportasi yang cocok bagi lansia.
11. Politik : Kesempatan yang sama untuk terlibat dan memberikan masukan
dalam system politik yang berlaku.
12. Pendidikan : Berkaitan dengan pengentasan buta aksara dan kesempatan untuk
tetap belajar sesuai dengan hak asasi manusia.
13. Agama : Melaksanakan ibadah.
14. Panti Jompo : Merasa dibuang/diasingkan.
D. Masalah dan stressor sosial pada lansia
a. Masalah
Keadaan sosial dapat memiliki dampak signifikan terhadap kesehatan fisik dan
mental para manula. Beberapa masalah sosial dan psikologis penting bagi
manula mungkin berasal dari :
1) Kesepian karena kehilangan pasangan dan teman jangka panjang
2) Merawat pasangan yang sakit
3) Kesulitan dengan mengatur aktifitas hidup teratur secara mandiri
4) Menyesuaikan dan menerima perubahan fisik terkait penuaan
5) Mengatasi masalah medis yang sedang berlangsung
6) Meningkatnya jumlah obat sehari-hari
7) Merasa terisolasi dan kurang penting karena anak-anaknya sudah dewasa
dan kurang memperhatikan orang tuanya
8) Merasa tidak mampu untuk bekerja
9) Kurangnya kegiatan rutin sehari-hari
10) Hambatan keuangan karena memiliki penghasilan lebih sedikit
b. Stressor
Stressor Sosial : Isolasi atau diasingkan, status sosial dan ekonomi, perubahan
tempat tinggal/tempat kerja, bertambahnya anggota keluarga dan lain
sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA

https://books.google.co.id/books?id=jxpDEZ27dnwC&pg=PA55&dq=perubahan-
perubahan+sosial+pada+lansia&hl=id&sa=X#v=onepage&q=perubahan-
perubahan%20sosial%20pada%20lansia&f=false diunduh pada tanggal 12
Maret 2019, Pukul 15.00 WIB
https://www.google.com/amp/s/doktersehat.com/masalah-sosial-pengobatan-dan-
pemeriksaan-manula/amp/ diunduh pada tanggal 12 Maret 2019, Pukul
15.00 WIB
https://dokumen.tips/documents/materi-perubahan-sosial-lansia.html diunduh
pada tanggal 12 Maret 2019, Pukul 15.00 WIB
Dewi, Sofia Rhosma. 2014. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Yogyakarta.
Deepublish
Muhith, Abdul. 2016. Pendidikan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta. Cv Andi
Offset

Anda mungkin juga menyukai