Disusun oleh:
Pembimbing:
Dalam kesempatan ini puji dan syukur penulis hanturkan kehadirat Allah
SWT atas rahmat, nikmat, serta hidayah Nya dalam penulisan tugas makalah
journal reading ini. Serta salawat serta salam senantiasa tercurah kepada nabi
Muhammad SAW dan keluarganya serta para sahabat. Tugas makalah journal
reading yang berjudul “Ethics in Palliative Care” dapat terselesaikan dengan
baik.
Penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada dr. Mardi Susanto, Sp KJ(K) dan dr Tribowo T Ginting, SpKJ selaku
pembimbing kepaniteraan klinik jiwa RSUP Persahabatan Jakarta.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan
makalah ini, oleh karena itu peneliti memohon maaf yang sebesar-besarnya.
Semoga makalah yang disusun penulis ini dapat bermanfaat bagi bangsa dan
negara serta masyarakat luas pada umumnya di masa yang akan datang.
Jakarta, Juli 2018
Penulis
ETIKA PELAYANAN PALIATIF
Nyeri adalah gejala dominan pada kebanyakan pasien kanker stadium akhir
dan juga pada penyakit kronik lain seperti HIV dan AIDS. Nyeri dapat membuat
pasien takut, gelisah, dan menarik diri, nyeri yang tidak teratasi bisa berujung
kematian yang menyakitkan dan meninggakan anggota keluarga kenangan yang
buruk. Penanganan pasien dapat dicapai dengan prinsip holistik juga ilmiah dari
tangga analgesik di pelayanan paliatif. Penanganan nyeri adalah inti tugas etik
dalam medis, diketahui bahwa nyeri adalah aspek yang paling dilupakan pada
pelayanan medis. Ada beberapa penyebab dari keterbelangkaian ini. kurangnya
pengetahuan dan keterampilan mengenai nyeri, kurangnya obat, ketidak
tersediaan morfin, mitos tentang adiksi opioid juga sedasi adalah rintangan yang
ada. usaha WHO dan organisasi nasional pelayanan paliatif lain memperbaiki
situasi ini. sekarang diketahui pada kebanyakan negara bahwa kebebasan dari rasa
nyeri adalah hak asasi juga ketersediaan morfin adalah tanggung jawab sosial.
untuk alasan etik, langkah yang benar adalah melihat nyeri sebagai krisis
kesehatan publik, dan mengambil langkah yang dibutuhkan untuk menghapus
rintangan yang ada.
Ketakutan masyarakat bahwa obat sedatif dan opioid yang diresepkan pada
pasien terminal akan mempercepat proses kematian. petugas medis yang
kompeten harus menghapus mitos ini. sudah menjadi etika untuk meresepka
narkotika juga sedatif untuk nyeri menetap, meskipun adanya kemungkinan
terjadinya sedasi terminal. kemungkinan tersebut dinamakan efek ganda dan pihak
yang merawat harus menjelaskan aspek ini pada keluarga pasien. Sering metafora
memiliki efektifitas yang tinggi, 'kami memiliki pasien dengan kanker paru yang
menderita karena kesulitan bernapas juga nyeri; dia sering sulit bernapas juga
tidak dapat berbaring, dan tidak dapat tidur sampai bermalam-malam. Morfin
menenangkannya; dia merasa lega, dapat tidur nyenyak, dan dapat meninggal
tenang dalam setelah 2 minggu. Istrinya merasakan perasaan lega saat suaminya
dapat tidur nyenyak'.
Perawatan pada akhir kehidupan adalah tantangan medis dan etik. pasien
dan keluarganya dapat merasakan beberapa ketidakpuasan. pada akhir bagian
hidup dengan berbagai gejala kecemasan, infeksi, anorexia, kelelahan,
kebingungan mental, dll, membuat penentuan tempat yang tepat untuk perawatan
menjadi prioritas utama. Kapanpun memungkinkan, kematian yang baik adalah
saat pasien di rumah, dikelilingi keluarga juga saudara. karenanya, rencana
perawatan lanjut harus dicatat. Sebisa mungkin, layanan perawatan rumah
dibandingkan perawatan di rumah sakit atau klinik harus dijelaskan oleh tim
pelayanan paliatif. Di india, layanan perawatan rumah akan lebih murah dan
memiliki lebih banyak pendekatan praktis yang ditawarkan mengenai perawatan
paliatif. Pada perawatan rumah juga dapat disingkirkan isu tentang penggunaan
antibiotik, obat penunjang, transfusi darah, NGT, nutrisi parenteral, perawatan
intensif, dll. Kapanpun memungkinkan, keinginan pasien harus diseimbangkan
dengan prinsip perawatan paliatif. Arahan lanjut dalam bentuk pencatatan dari
persetujuan pasien dan keluarganya harus dipraktikan secara rutin. Hal tersebut
akan menghindarkan pasien paliatif terminal diberikan tes yang tidak diperlukan,
rawat inap, pengawasan intensif, dan prosedur resusitatif. Pada banyak negara di
dunia, kebijakan do not rescucitate (DNR) didirikan pada perawatan akhir hidup.
Tentu saja hal ini belum menjadi rutinitas di india.
PERAWATAN PALIATIF ADALAH PILIHAN UTAMA
Aspek hukum dan hak asasi manusia memberikan perlindungan dasar yang
mengizinkan partisipasi setara dan keadilan individual di masyarakat. hal ini
berarti 'tidak ada yang berhak menyakiti orang lain dalam hidupnya,
kesehatannya, kebebasannya, dan kemilikannya’. di abad ke 20, hak untuk
layanan kesehatan sudah didirikan, meliputi tidak hanya pemberian layanan klinis
dasar tapi juga lingkungan yang mendukung kesehatan. dalam hal ini, pasien
terminal (atau anggota keluarganya) berpikir untuk mengakhiri hidupnya.
euthanasia diartikan sebagai ' intervensi yang diambil secara sengaja dengan
tujuan mengakhiri hidup untuk mengakhiri penderitaan berkelanjutan'. praktek
dari euthanasia dilegalkan pada beberapa negara (Belanda, Belgia, beberapa
negara bagian USA, dan Australia). tetapi, euthanasia memiliki dilema etik pada
pelayanan paliatif. Sederhananya, 'seorang dokter dan perawat tidak dilatih untuk
mengakhiri hidup pasien'. Menarik untuk dicatat bahwa persebaran dari layanan
paliatif, penggunaan analgesik, dan peresepan sedasi terminal (meskipun beresiko
efek ganda) sudah mengurangi kebutuhan euthanasia dalam penelitian terbaru
belanda. Karenanya, layanan paliatif harus dipertimbangkan menjadi pilihan
utama untuk kesehatan kelompok dan masyarakat
'dua pasien lansia, keduanya dengan kanker paru lanjut, sudah memiliki sesak
napas dan nyeri dada progresif. dapatkah salah satu diberikan morfin oral dan
lainnya fentanyl skin patch selama 2 minggu untuk mengatasi gejala dan nyeri?'
Petugas medis yang baik membutuhkan bukti efektivitas untuk mengatasi
kekurangan di pelayanan. ada beberapa kesempatan besar untuk meningkatkan
layanan paliatif. Tetapi, petugas dapat menemukan masalah, karena penelitian
yanh melibatkan pasien yang mendekati akhir hidupnya menimbulkan beberapa
tantangan etik. beberapa masalah dan tantangan ini nyata dan beberapa dirasakan.
Pasien yang bisa dimasukan dalam penelitian layanan paliatif meniliki
beberapa situasi unik:
1. Pasien sekarat lebih rentan
2. Informed consent yang adekuat sulit didapat
KESIMPULAN