Pasien datang bersama orang tua ke IGD RSUD Panembahan Senopati Bantul dengan kejang. Kejang
pertama di rumah, kejang kedua di jalan menuju RS. Masing masing kejang berdurasi 4-5 menit. Jarak
kejang pertama dengan kejang kedua ± 45 menit. Sifat kejang pertama dan kedua serupa yakni tangan
dan kaki anak lurus kaku, mata melihat ke atas, rahang kaku seperti menggigit. Ibu tidak memperhatikan
adanya gerakan tidak terkendali pada tangan atau kaki sebelum kejang terjadi. Setelah kejang anak
menangis dan dapat diajak komunikasi.
Demam H-I, dirasakan sejak pagi hari SMRS (±10 jam). Demam berangsur tinggi sejak pertama kali
dirasakan. Pilek (+), bersamaan dengan demam, lendir cair warna bening. Batuk (-). Nyeri telan (+) Mual
(-). Muntah (-). BAB cair (-). BAK tidak ada keluhan. Nafsu makan baik.
Tanda vital
Nadi : 120 x/menit. nadi teraba kuat, reguler, isi dan tegangan cukup
Thoraks :Simetris (+), deformitas (-), retrkasi dinding dada (-) Suara Paru : Vasikuler +/+, Ronkhi -/-
Whezing -/- Suara Jantung : S1 S2 reguler
Meningeal Sign
Burdzinsky I (-)
Rawat inap
Stesolid 10 mg suppositoria
Kejang demam (febrile seizure) adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu
rektal >38°C atau suhu aksilar >37,5 °C) tanpa adanya infeksi susunan saraf pusat gangguan elektrolit
atau metabolik lain. Kejang demam merupakan kelainan neurologis yang paling sering terjadi pada anak.
Lebih dari 90% penderita kejang demam terjadi pada anak berusia dibawah 5 tahun dengan kejadian
tertinggi terjadi pada usia 18 bulan. Penatalaksanaan kejang demam pada anak mencakup dalam tiga
hal, yaitu: 1. Pengobatan fase akut yaitu membebaskan jalan nafas dan memantau fungsi vital tubuh. 2.
Mencari dan mengobati penyebab dengan melakukan pemeriksaan pungsi lumbal pada saat pertama
sekali kejang demam. Pungsi lumbal juga dianjurkan pada anak usia kurang dari 2 tahun karena gejala
neurologis sulit ditemukan. Pemeriksaan laboratorium penunjang lain dilakukan sesuai indikasi. 3.
Pengobatan profilaksis. •Intermittent: anti konvulsan segera diberikan pada waktu pasien demam (suhu
rektal lebih dari 38’C) dengan menggunakan diazepam oral / rektal, klonazepam supositoria. • Terus
menerus, dengan memberikan fenobarbital atau asam valproat tiap hari untuk mencegah berulangnya
kejang demam. Pemberian obat obatan untuk penatalaksanaan kejang demam pada anak, harus
dipertimbangkan antara khasiat terapeutik obat dan efek sampingnya. Kejang demam dapat
mengakibatkan gangguan tingkah laku serta penurunan intelegensi dan pencapaian tingkat akademik.
Prognosis kejang demam baik, kejang demam bersifat benigna. Angka kematian hanya 0,64% - 0,75%.
Sebagian besar penderita kejang demam sembuh sempurna, sebagian berkembang menjadi epilepsy
sebanyak 2% - 7%.