Metode
Pelaksanaan dan
Alat Berat
Metode Pekerjaan Tanah dan Saluran
02
Teknik Teknik Sipil W111700025 B. Detty Kussumardianadewi, ST, MT
Abstract Kompetensi
Modul ini membahas mengenai Diharapkan setelah membaca modul ini
Metode pelaksanaan pekerjaan tanah mahasiswa dapat :
dan saluran pada pekerjaan proyek Dapat menjelaskan tata cara
pembangunan konstruksi dan mengerti metode pelaksanaan pada
bagaimana proses kerjanya. tanah dan saluran
Pembahasan
PENDAHULUAN
Pekerjaan tanah dalam suatu proyek pembangunan gedung merupakan salah satu
bagian yang sangat vital. Pekerjaan tanah di sini meliputi pekerjaan galian, timbunan,
pengangkutan, dan pemadatan tanah. Pada umumnya pekerjaan tanah dikerjakan dengan
bantuan alat berat. Pekerjaan tanah dalam skala kecil seringkali dilakukan dengan cara
manual atau dengan menggunakan tenaga manusia. Cara ini masih banyak dijumpai
terutama dalam pekerjaan yang berorientasi padat karya atau dengan maksud proyek
tersebut dapat mempekerjakan sebanyak mungkin tenaga kerja. Sehinga masalah efisiensi
waktu dan efisiensi kegiatan pekerjaan bukan merupakan prioritas utama. Namun bila skala
pekerjaan cukup besar dan membutuhkan kecepatan dalam pelaksanaan pekerjaan, maka
pekerjaan tanah tersebut dilakukan dengan cara mekanis atau dengan kata lain
menggunakan bantuan tenaga mesin atau peralatan mekanis lainnya (alat-alat berat) .
Tujuan dari penggunaan alat - alat berat tersebut adalah untuk memudahkan
manusia dalam mengerjakan pekerjaannya sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai
dengan lebih mudah pada waktu yang relatif lebih singkat.
Manajemen alat berat sangat diperlukan, sehingga dapat menunjang kelancaran dari
pekerjaan tersebut. Sasaran dari manajemen alat berat yang merupakan bagian dari
manajemen proyek terdiri dari tiga faktor, yaitu ; faktor waktu, mutu, dan biaya. Dalam hal ini
yang diterapkan dalam manajemen alat berat adalah mengenai pemilihan, pengaturan, dan
pengendalian alat berat yang digunakan dalam suatu proyek.
Pemilihan alat berat yang akan dipakai merupakan faktor yang sangat penting dalam
keberhasilan suatu proyek. Alat berat yang dipakai haruslah tepat sehingga proyek dapat
berjalan lancar. Kesalahan di dalam pemilihan alat berat dapat mengakibatkan manajemen
pelaksanaan proyek menjadi tidak efektif dan efisien. Dengan demikian keterlambatan
penyelesaian proyek dapat terjadi yang menyebabkan biaya akan membengkak.
Produktivitas yang kecil dan tenggang waktu yang dibutuhkan untuk pengadaan alat lain
yang lebih sesuai merupakan hal yang menyebabkan biaya yang lebih besar. Dalam hal ini
penulis meninjau dari segi aspek produktivitas alat berat yang digunakan pada proyek
pembanguan pabrik precast disentul dibatasi pada jenis alat berat yaitu Excavator, Dump
truck , Bulldozer serta Vibro/Vibration Roller.
2019 Metode Pelaksanaan dan Alat Berat PusatBahan Ajar dan eLearning
2 B. Detty Kussumardianadewi, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
Untuk lebar saluran rencana 20 meter, posisi backhoe di dasar saluran dan sebelah tanggul kanan
sungai.
2019 Metode Pelaksanaan dan Alat Berat PusatBahan Ajar dan eLearning
3 B. Detty Kussumardianadewi, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
1. Produksi dan Durasi Pekerjaan
Dalam menentukan durasi suatu pekerjaan maka hal-hal yang perlu diketahui adalah
volume pekerjaan dan Produktivitas alat tersebut. Produktivitas alat bergantung pada
kapasitas dan waktu siklus alat. Dasar untuk mencari Produktivitas alat adalah:
Setelah jumlah masing-masing alat diketahui maka selanjutnya perlu dihitung durasi
pekerjaan alat-alat tersebut. Salah satunya cara dengan menentukan berapa
Produktivitas total alat setelah dikalikan jumlahnya. Kemudian dengan menggunakan
Produktivitas jumlah alat maka durasi dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai
berikut.
2019 Metode Pelaksanaan dan Alat Berat PusatBahan Ajar dan eLearning
4 B. Detty Kussumardianadewi, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
a. Kondisi asli (Bank Cubic Meter/BCM), ukuran alam yaitu keadaan tanah yang masih
sesuai dengan kondisi asli alamnya. Dalam keadaan ini butiran-butiran tanah masih
terkonsolidasi dengan baik.
b. Kondisi lepas (Loose Cubic Meter/LCM), yaitu kondisi tanah sesudah mengalami
gangguan atau telah tergali, misalnya keadaan tanah didepan dozer blade di atas
dump truck dan didalam bucket. Tanah yang telah tergali dari tempat asalnya ini
akan mengalami perubahan volume, yaitu ngalami pengembangan. Hal ini
diakibatkan oleh adanya penambahan rongga udara butir-butir tanah, sehingga
volumenya menjadi besar. Besarnya penambahan volume tergantung dari faktor
kembang tanah (swelling factor) yang besarnya dipengaruhi oleh jenis tanah. Volume
dalam keadaan lepas dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut:
LCM = BCM + (% SWELL x BCM)
Dengan:
c. Kondisi padat (Solid Measure/SM), yaitu kondisi tanah setelah ditimbun kembali dan
diadakan usaha pemadatan. Perubahan volume pada keadaan ini terjadi karena
adanya penyusutan rongga udara diantara partikel-partikel tanah tersebut. Besarnya
volume dalam keadaan padat ini tergantung dari jenis tanah. Kadar air tanah dan
usaha pemadatan. Dalam perhitungan produksi, tanah yang digusur, dimuat dan
digelar dalam kondisi lepas. Untuk menghitung perubahan volume pada kondisi
lepas dari bentuk aslinya atau ke bentuk padat setelah dipadatkan perlu dikalikan
faktor kembang maupun faktor susut. Nilai dari faktor-faktor tersebut dapat dicari
dengan menggunakan persamaan berikut ini.
Dimana:
2019 Metode Pelaksanaan dan Alat Berat PusatBahan Ajar dan eLearning
5 B. Detty Kussumardianadewi, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
Sw = faktor kembang (%)
Sh = faktor susut (%)
B = kerapatan tanah asli (kg/m3)
L = kerapatan tanah lepas (kg/m3)
C = kerapatan tanah padat (kg/m3)
3. Efisiensi Kerja
Produktivitas kerja dari suatu alat yang diperlukan merupakan standard dari alat tersebut
bekerja dalam kondisi ideal dikalikan suatu faktor dimana faktor tersebut merupakan
faktor efisiensi kerja (E). Efisiensi sangat tergantung kondisi kerja dan faktor alam lainnya
seperti keadaan topografi, keahlian operator, pemilihan standard perawatan dan lain-lain
yang berkaitan dengan pengoperasian alat. Pada kenyataan yang sebenarnya sulit untuk
menentukan besarnya efisiensi kerja tetapi berdasarkan pengalaman-pengalaman
dapatlah ditentukan faktor efisiensi yang mendekati kenyataan.
4. Efisiensi Operator
Faktor manusia sebagai operator alat sangat sukar ditentukan dengan tepat, sebab selalu
berubah-ubah dari waktu ke waktu, bahkan dari jam ke jam, tergantung pada keadaan
cuaca, kondisi alat yang dikemudikan, suasana kerja dan lain-lain. Biasanya memberikan
perangsang dalam bentuk bonus dapat mempertinggi efisiensi operator alat.
Dalam kerja seorang operator tak akan dapat bekerja secara penuh, sebab selalu ada
hambatan-hambatan yang tak dapat dihindari seperti pergantian komponen yang rusak,
memindahkan alat ke tempat lain, dan sebagainya. Pada Tabel 2.4 di bawah ini diberikan
beberapa nilai efisiensi operator.
2019 Metode Pelaksanaan dan Alat Berat PusatBahan Ajar dan eLearning
6 B. Detty Kussumardianadewi, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
5. Pengenalan Alat
Dalam pelaksanaan pekerjaan dengan menggunakan alat berat terdapat faktor yang
mempengaruhi Produktivitas alat, yaitu efisiensi alat. Efektifitas alat bergantung pada
beberapa hal berikut:
1. Kemampuan operator pemakaian alat
2. Pemilihan dan pemeliharaan alat
3. Perencanaan dan pengaturan letak alat
4. Topografi dan volume pekerjaan
5. Kondisi cuaca
6. Klasifikasi Alat
Alat berat dapat dikategorikan ke dalam beberapa klarifikasi. Klarifikasi tersebut adalah
klarifikasi alat berat dan klarifikasi operator alat berat :
2019 Metode Pelaksanaan dan Alat Berat PusatBahan Ajar dan eLearning
7 B. Detty Kussumardianadewi, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan alat berat antar lain:
1. Fungsi yang akan dilaksanakan, alat berat yang digunakan disesuaikan dengan
funginya terhadap pekerjaan yang akan dilaksanakan.
2. Kapasitas peralatan, kesesuaian kapasitas pekerjaan dengan kapasitas alat
merupakan hal yang penting untuk meminimalisir biaya konstruksi.
3. Cara pengoperasian, alat berat disesuaikan dengan mobilitas (arah gerak,
kecepatan, siklus gerak dll) yang telah ditetapkan.
4. Ekonomi, pemilihan alat juga harus mempertimbangkan biaya investasi atau sewa,
biaya operasional, dan biaya pemeliharaan.
5. Jenis proyek, pada jenis proyek yang berbeda, akan digunakan jenis alat berat yang
berbeda pula.
6. Lokasi proyek, lokasi proyek juga akan mempengaruhi pemilihan alat berat yang
digunakan.
7. Jenis dan kekuatan tanah, kekuatan tanah serta jenis tanah yang akan diolah juga
mempengaruhi pemilihan alat berat yang digunakan.
8. Kondisi lapangan, kondisi lapangan yang sulit akan berbeda dengan kondisi
lapangan yang standar dalam pemilihan alat.
8. Alat Penggerak
Alat pengerak pada alat berat dapat berupa crawler atau ban karet. Unuk beberapa jenis
alat berat seperti truk, scraper atau motor grader, alat penggeraknya adalah ban karet.
Untuk alat-alat seperti backhoe, alat penggeraknya bisa salah satu dari kedua jenis di
atas. Umumnya penggunaan ban karet dijadikan pilihan karena alat berat dengan ban
karet mempunyai mobilitas lebih tinggi dari pada alat berat yang menggunakan crawler.
2019 Metode Pelaksanaan dan Alat Berat PusatBahan Ajar dan eLearning
8 B. Detty Kussumardianadewi, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
Faktor yang mempengaruhi pemilihan dan pemakaian alat berat adalah :
1. Tenaga yang tersedia
2. Faktor pembatas tenaga
3. Beban/hambatan mesin
2019 Metode Pelaksanaan dan Alat Berat PusatBahan Ajar dan eLearning
9 B. Detty Kussumardianadewi, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
adalah traktor dengan roda ban atau crawler. Backhoe bekerja dengan cara mengerakan
bucket ke arah bawah dan kemudian menariknya menuju badan alat.
Dengan demikian dikatakan bahwa backhoe menggali material yang berada di bawah
permukaan tempat alat tersebut berada. Pada perhitungan dalam mencari Produktivitas
backhoe dipakai :
Dimana :
b. Dump truck
Alat pengangkut atau lebih sering disebut dump truck mempunyai fungsi untuk
mengangkut material seperti tanah, pasir, batuan untuk proyek konstruksi. Pemilihan
jenis pengangkutan bergantung pada kondisi lapangan, volume material, waktu dan
biaya.kapasitas bak penampung truck terdiri dari struck capacity (kapasitas peres) dan
heaped capacity (kapasitas menunjang). Struck campacity adalah kapasitas alat yang
muatannya mencapai ketinggian dari bak penampung. Jenis material yang lepas dengan
daya letak rendah seperti pasir dan krikil umumnya tidak bisa menggunung, jadi
pengangkutannya dalam kapasitas peres. Heaped capacity adalah kondisi muatan
mencapai ketinggian lebih dari ketinggian bak. Karena tanah liat mempunyai daya lekat
antar butir yang cukup besar maka kapasitas pengangkutan tanah liat dapat mencapai
kapasitas.
Untuk menghitung jumlah produksi per jam dari dump truck yang melakukan pekerjaan
secara terus menerus digunakan sebagai berikut:
2019 Metode Pelaksanaan dan Alat Berat PusatBahan Ajar dan eLearning
10 B. Detty Kussumardianadewi, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
Keterangan :
Q = Produktivitas (m3/jam)
C = Produktivitas per siklus
E = efisiensi kerja dump truck
Cm = waktu siklus dump truck (min)
M = jumlah dump truck yang bekerja
q = kapasitas bucket
k = faktor bucket
Untuk menghitung cycle time dibutuhkan beberapa perhitungan terlebih dahulu seperti:
Dimana:
Cm = siklus waktu (cycle time)
Cd = kapasitas damp truck (m3)
ql = kapasitas bucket alat pemuat (m3)
K = faktor kapasitas bucket
waktu tempuh
Dimana:
D = jarak angkut (meter)
V1 = kecepatan rata-rata saat muatan penuh (menit)
Dimana:
D = jarak angkut (meter)
V2 = kecepatan kembali saat muatan kosong (menit)
Beberapa pertimbangan (keuntungan dan kerugian) yang harus diperhatikan dalam
pemilihan ukuran truk adalah sebagai berikut :
2019 Metode Pelaksanaan dan Alat Berat PusatBahan Ajar dan eLearning
11 B. Detty Kussumardianadewi, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
C. Truck kecil
Beberapa pertimbangan penting untuk menentukan pemilihan truck besar atau truck
kecil yang akan digunakan antara lain :
1. Lebih lincah dalam beroperasi.
2. Lebih mudah mengoperasikannya.
3. Lebih fleksibel terhadap jalan kerja lebih sederhana.
4. Penyesuaian terhadap kemampuan backhoe lebih mudah
5. Jika salah satu truck dalam unit angkut tidak bekerja, tidak ada masalah
terhadap total produksi.
6. Lebih banyak supir operatornya.
d. Truck besar
Keuntungan yang didapat dengan menggunakan truck berukuran besar adalah sebagai
berikut :
1. Untuk kapasitas yang sama dengan truck kecil, jumlah unit truck besar lebih sedikit.
2. Sopir atau crew yang digunakan lebih sedikit.
3. Cocok untuk angkutan jarak jauh.
4. Pemuatan dari backhoe lebih mudah sehingga waktu yang diperlukan lebih sedikit.
5. Waktu yang dibutuhkan damp truk untuk mengambil posisi dimuat kembali (TW),
dimana bisa dipekirakan dan ini tergantung dari lokasi pemuatan.
e. Bulldozer
Dalam melaksanakan pekerjaan pemindahan tanah mekanis dengan mengunakan alat-
alat berat. Bulldozer adalah suatu alat dimana traktor menjadi alat penggerak sekaligus
juga tempat dudukan alatnya. Kadang-kadang bulldozer juga disebut traktor yang
diberikan suatu alat tambahan yang berupa pisau pendorong. Berdasarkan bladenya
dozer dapat dibagi menjadi :
1. Universal blade (U-Blade)
Universal Blade pada umumnya digunakan untuk keperluan reklamasi tanah (land
reclamation) dan pekerjaan penyediaan bahan (stock pile work). Hal ini
dimungkinkan karna bentuk blade aga melengkung sehingga bulldozer dapat
mendorong muatan lebih banyak, cocok untuk mendorong tanah non kohesif.
2. Stright Blade (S-Blade)
Blade ini paling cocok untuk digunakan di segala macam medan (heavy duty
blade)banyak di gunakan untuk mendorong material cohesive, penggalian struktur
dan penimbunan dengan memiringkan blade, ujung blade dapat berfungsi untuk
menggali tanah keras atau boulder dan lain-lain.
2019 Metode Pelaksanaan dan Alat Berat PusatBahan Ajar dan eLearning
12 B. Detty Kussumardianadewi, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
3. Angling Blade (A-Blade)
Angle blade biasanya digunakan untuk membuang muatan kesamping, pembukan
jalan perintis, menggali saluran. Sangat efektif untuk pekerjaan side hill cut atau back
filling.
4. Cushion Blade (C-Blade)
Blade ini dilengkapi dengan rubber cushion atau bantalan karet untuk meredam
tumbukan. Biasanya blade ini digunakan untuk pemeliharaan jalan dan pekerjaan
dozing lainnya.
Untuk menghitung jumlah produksi per jam dari bulldozer yang melakukan pekerjaan
secara terus menerus digunakan sebagai berikut:
Dimana :
L = lebar blade/ sudut (m/yd)
H = tinggi blade (m)
a = faktor blade
Dimana :
D = jarak angkut/gusur (meter)
F = kecepatan maju (m/menit)
R= kecepatan mundur (m/menit)
Z= waktu ganti persnelling (menit)
2019 Metode Pelaksanaan dan Alat Berat PusatBahan Ajar dan eLearning
13 B. Detty Kussumardianadewi, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
Kecepatan maju berkisar antara 3-5 km/jam dan kecepatan mundur berkisar antara 5-7
km/jam. jika menggunakan mesin dengan torqflow, kecepatan maju diambil 75%
maksimum, dan mundur 85% kecepatan maksimum.
d. Vibration Roller
Vibro atau vibration roller adalah salah satu alat berat yang berfungsi sebagai alat
pemadat, dimana cara pemadatan vibration roller adalah dengan menggunakan efek
getaran sangat cocok digunakan pada jenis tanah pasir atau kerikil berpasir. Efisiensi
pemadatan yang dihasilkan sangat baik, karena adanya gaya dinamis terhadap tanah.
Butir-butir tanah cenderung akan mengisi bagian-bagian yang kosong yang terdapat
diantaranya butir-butiranya. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pemampatan
dengan vibration roller ialah frekuensi getaran, amplituda dany gaya sentrifugal.
Untuk menghitung produksi perjam vibration roller dapat dihitung dengan rumus:
Dimana :
Q = Produksi vibration roller (m3/jam)
W = Lebar pemadatan efektif tiap pass (m)
E = Efisiensi Kerja
V = Kecepatan Operasi (Km/Jam)
H = Tebal Pemadatan untuk 1 lapis (m)
N = Jumlah Pas Untuk Pemadatan
2019 Metode Pelaksanaan dan Alat Berat PusatBahan Ajar dan eLearning
14 B. Detty Kussumardianadewi, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id