GIZI
Puskesmas adalah unit kerja terdepan pelaksana program perbaikan gizi di
daerah. Oleh karena itu, petugas puskesmas perlu dibekali pengetahuan dan
ketrampilan demi keberhasilan pelaksanaan administratif, dalam mengelola program
gizi. Disamping itu dicantumkan juga hal-hal bersifat informatif, yang berkaitan
dengan program perbaikan gizi yang sampai saat ini belum dilaksanakan secara
merata oleh semua puskesmas.
Pokok-pokok isi buku pedoman ini adalah:
- masalah gizi di Indonesia dan kebijaksanaan penanggulangannya
- program perbaikan gizi
- tugas pokok, fungsi, tugas khusus dan kegiatan tenaga gizi di puskesmas
Sebagai kelengkapan buku pedoman ini, disajikan juga informasi teknis gizi yang
berhubungan dengan program perbaikan gizi di Indonesia
KEBIJAKSANAAN PENANGGULANGAN MASALAH GIZI
1) Tujuan
Program perbaikan gizi dalam Repelita V bertujuan menurunnya angka
penyakit kurang yang umumnya banyak diderita oleh masyarakat
berpenghasilan rendah, terutama pada anak balita dan wanita, tujuan tersebut
mendukung upaya penurunan angka kematian bayi, balita dan kematian ibu
serta mendorong makin terwujudnya norma keluarga kecil, bahagia dan
sejahtera. Program ini juga berusaha memperbaiki keadaan gizi masyarakat
pada umumnya, memlaui perbaikan poa konsumsi pangan yang makin
beraneka ragam, seimbang dan bermutu gizi. Perbaikan pola konsumsi yang
demikian diperlukan juga oleh kelompok masyarakat yang mempunyai risiko
tinggi terhadap beberapa penyakit, misalnya penyakit jantung dan pembuluh
darah yang jumlahnya cenderung meningkat.
2) Sasaran
(1) penurunan prevalensi KKP pada balita
(2) penurunan prevelensi kurang vitamin A di daerah rawan
(3) penurunan prevelensi gangguan akibat kekurangan yodium
(4) penurunan prevelensi anemia gizi pada ibu hamil
(5) adanya perubahan pola konsumsi pangan keluarga yang makan beraneka
ragam, seimbang dan bermutu gizi
Pokok-pokok program perbaikan gizi
USAHA PERBAIKAN GIZI KELUARGA
Tujuan
a) tujuan umum
meningkatnya dan terbinanya keadaan gizi seluruh anggota masyarakat
b) tujuan khusus
(1) timbulnya partisipasi dan pemerataan kegiatan
(a) semua anggota masyarakt ikut serta dalam kegiatan
(b) kegiatan meluas ke semua dukuh
(c) semua balita, ibu hamil dan ibu menyusui tercakup dalam kegiatan
(2) terwujudnya perilaku yang mendukund perbaikan gizi
(a) setiap ibu menimbangkan balitanya setiap bulan
(b) semua anak disusui 2 tahun atau lebih dan mendapat tambhana
makanan lainnya sesuai dengan kebutuhannya
(c) semua anak 1 -5 tahun minum satu kapsul vitamin A dosis tinggi setiap
enam bulan sekali
(d) setiap anak mencret segera diberi minuman yang ada di rumah, atau
larutan gula garam atau larutan oralit
(e) setiap ibu hamildan menyesui makan 1-2 piring makanan bergizi lebih
banyak daripada biasnaya
(f) setiap ibu hamil minum satu tablet tambah darah tiap hari sejak hamil7
bulan
(g) setiap pekarangan dimanfaatkan untuk peningkatan gizi keluarga
(h) setiap pasangan usia subur mengerti dan melaksanakan KB
setiap anak umur 2-12 bulan memperoleh imunisasi lengkap
(i) setiap ibu hamil memeriksakan diri secara teratur kepada dukun
terlatih/petugas kesehatan
(j) setiap ibu hamil mendapatkan 2 kali imunisasi TT
(k) setiap keluarga menggunakan garam beryodium salam masakannya
sehari-hari
(3) perbaikan gizi balita
(4) setiap balita naik berat badannya tiap bulan
(5) semua anak yang berumur 36 bulan mencapai berat badan paling sedikit
11,5kg
(6) tidak terdapat lagi balita menderita buta senja
(7) tidak terdapat lagi balita meninggal akibat mencret.