Anda di halaman 1dari 3

Pembentukan Kerangka Berpikir dan Pengembangan Tulisan

Pangesti Wiedarti
Prodi Sastra Indonesia
Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta

Kajian Pustaka dalam suatu artikel ilmiah jangan hanya berupa kutipan, atau bahkan
kumpulan kutipan. Mengapa? Kajian Pustaka sesungguhnya sintesis hasil baca penulis dari
sekian macam referensi yang diperlukan untuk meneliti atau mengkritisi suatu fenomena yang
sedang aktual dibahas dalam konteksnya. Dari sini, muncullah kerangka teori penulis yang
kemudian diikuti pemilihan metode penelitian dalam menganalisis atau menyikap suatu
fenomena yang menjadi fokus peneliti.
Dalam lingkup masyarakat ilmiah Universitas Indonesia, kegiatan penyusunan berbagai
sumber untuk mendukung kerangka konseptual tulisan disebut sintesis (Nugardjito 2004a:1),
yaitu “tindakan merangkum berbagai pengertian atau pendapat sehingga merupakan suatu
tulisan baru yang mengandung kesatuan yang selaras dengan kebutuhan penulis”. Sementara
itu, pada Learning Asistance Centre, the University of Sydney (1998) kegiatan serupa disebut
evidence development. Dalam evidence development penulis harus mendukung tesisnya
dengan berbagai bukti dari berbagai referensi yang diorganisasikan sedemikian rupa dan logis
pengembangannya.
Selain pencarian bukti yang mendukung tesis, kalau memungkinkan dicari pula suatu
counter argument dari tesis tulisan. Dari yang kontra ini diharapkan akan menimbulkan
dukungan terhadap tesis itu sendiri. Yang harus diingat di sini adalah evidence development
bukanlah kumpulan ringkasan dari berbagai hal yang disampaikan penulis/pakar/peneliti yang
dipakai sebagai rujukan tulisan yang dikembangkan penulis. Konsep para pakar yang dirujuk itu
harus diolah dan disesuaikan dengan keperluan dan dari sudut pandang penulis yang selaras
dengan tesis tulisannya. Kalau perlu, materi itu dievaluasi dalam arti mengapa dirujuk dalam
penulisan.
Sebagai contoh, di bawah diambilkan paparan dari Essay Module yang biasanya
digunakan oleh Learning Assistance Centre the University of Sydney Australia untuk
menunjukkan bagaimana evidence development disusun dengan mengambil topik umum
tentang alergi. Seorang penulis yang hendak menulis topik tentang REAKSI ALERGI dikaitkan
dengan perokok pasif (orang yang tidak merokok tetapi terpajan asap rokok dari orang-orang di
sekitarnya) dapat mengumpulkan berbagai sumber penulisan berupa ringkasan hasil penelitian
sebagai berikut.

Speer (1968) reported on a group of 441 non-smokers who complained of sneezing, running nose and
other respiratory symptoms when exposed to environmental tobacco smoke. He concluded that the
reactions were irritative in nature rather than a form of allergy involving the formation of immune
antibodies.

Salvagio et al (1981) have found no allergic response even in people who claim to be smoke sensitive and
they suggest that the reported sensitivity may be due to psychological factors.

Zussman (1970) reported that expose to tobacco smoke caused a specific form of allergy of the mucosal
membrane. He selected a random group of patients from those who had a history of skin sensitivity
including some who complained they could not tolerate exposure to tobacco smoke. Most of these patients
showed a positive reaction to tobacco leaf extract. He argued that non-smokers exposed to tobacco smoke
develop allergy of the nose and allergic conjunctivus and even serious cardiopulmonary diseases.

Pangesti Wiedarti, FBS, UNY 1


McDougall and Gliech (1976) found no evidence of tobacco smoke allergens in their tests of 30 subjects
who reportedly experienced allergic symptoms on exposure to tobacco or tobacco smoke.

Becker et al (1976) reported the isolation of a large molecular weight from tobacco smoke which the
authors claimed to be an allergen. They claimed that this might be responsible for health problems in
smokers and non-smokers (1977, 1978).

Ringkasan di atas kemudian dibandingkan dan lalu dibuat tabel untuk melihat
persamaan dan perbedaan. Pembuatan tabel ini akan memudahkan analisis karena
dikategorikan dalam (1) nama penulis, (2) tahun, (3) tujuan penelitian, (4) sampel penelitian,
dan (5) hasil penelitian.

(1) Source (2) (3) Aim of study topic (4) Study (5) Outcomes
(by author) Dates subject(s)
Speers 1968 Reason for respiratory 441 non- Reaction was irritative not
effects of tobacco smokers allergic (no immune antibodies)
smoke on non-smokers responses
Salvaggio et al 1981 Reason for effects of Sample included Reaction not allergic, smoke
tobacco smoke smoke sensitive sensitivity could be psychological
people
Zussman 1970 Effect of tobacco leaf Skin sensitive Positive reaction to tobacco leaf
extract on skin sensitive patients, some extract, argued that tobacco
patients also tobacco smoke causes specific allergy of
smoke sensitive mucosa membrane, and other
allergic reactions in nonsmokers
and cardiopulmonary diseases
McDougall and 1976 Allergic reactions to 30 subjects who No allergic reactions
Gliech tobacco smoke claimed to be
allergic to smoke
Becker et al 1976, composition of tobacco Tobacco smoke Isolated large molecular weight
1977, smoke molecule, probably allergen,
1978 responsible for allergic reactions

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa berdasarkan bukti yang terkumpul, mahasiswa
dapat menulis sebuah esai pendek dengan menetapkan tesis sebagai penanda posisinya
sebagai penulis, apakah dia setuju bahwa perokok pasif dapat menimbulkan reaksi alergi
terhadap asap rokok, atau dia tidak setuju bahwa asap rokok dapat membangkitkan reaksi
alergi pada perokok pasif, atau bahkan dia dalam posisi netral. Yang dimasudkan dengan tesis
adalah “perumusan singkat yang mengandung tema dasar sebuah tulisan dengan satu gagasan
sentral yang menonjol” (Nugardjito 2004b:7; Oshima dan Hogue 1991:78). Berikutnya argumen
disusun dalam urutan yang logis untuk menunjang tesis yang dia sampaikan. Esai berdasarkan
bukti-bukti di atas jika dipaparkan dalam bahasa Indonesia akan seperti berikut.

ALERGI
1) Meskipun bau dan kepulan asap rokok membuat orang merasa terganggu, bahkan
menyebabkan rasa tidak nyaman pada beberapa orang, asap rokok belum diyakini dapat
menyebabkan alergi. Sejumlah penelitian telah dilakukan untuk mengukur akibat asap
rokok dan ekstrak daun tembakau terhadap sampel penelitian, tetapi hasilnya masih
dipertanyakan.
2) Pada tahun 1968, Speer menyatakan bahwa ketika berada pada lingkungan perokok,
sampel sebanyak 441 orang yang non-perokok mengeluh bersin, mengeluarkan cairan dari
hidung, dan gejala gangguan pernafasan. Ia menyimpulkan bahwa ketidaknyamanan ini
terjadi secara alami daripada bentuk alergi yang melibatkan pembentukan antibodi kekebalan.

Pangesti Wiedarti, FBS, UNY 2


3) Akan tetapi, pada studi berikutnya yang dilakukan Zussman (1970), dinyatakan bahwa
asap rokok memang menyebabkan reaksi alergi. Zussman memilah secara random dan
mendapatkan sampel sekelompok pasien yang berkulit sensitif termasuk beberapa orang yang
mengeluhkan tidak tahan terpajan asap rokok. Sebagian pasien ini positif menunjukkan
terpengaruhi oleh ekstrak daun tembakau. Zussman berpendapat bahwa non-perokok yang
terpajan asap rokok menunjukkan adanya alergi berupa bersin dan konjungtivis (radang
selaput bening mata), bahkan penyakit cardiopulmonary (jantung-paru-paru) yang serius.
Namun, Taylor (1974) menunjukkan adanya masalah besar dalam menentukan apakah sampel
yang bereaksi positif terhadap ekstrak daun tembakau gayut terhadap respon klinis asap rokok.
Maksudnya, apakah sampel yang bereaksi positif terhadap ekstrak daun tembakau juga
bereaksi positif terhadap asap rokok?
4) Studi tentang unsur pembentuk asap rokok belum dapat memecahkan masalah.
Becker dkk. (1976) menemukan isolasi molekul berbobot besar dari asap rokok diakui sebagai
penyebab alergi dan mereka menyatakan bahwa reaksi alergi tergantung dari kesehatan para
perokok dan non-perokok itu sendiri (1977, 1978). Akan tetapi, teknik pemisahan yang mereka
gunakan dikritik oleh berbagai literatur ilmiah terkait (Stedman 1978) dan ini menimbulkan
keraguan atas kesahihan hasil penelitian Becker, dkk.
5) Oleh karena itu, tidaklah mengherankan kalau McDougall dan Gliech (1976) gagal
menemukan bukti bahwa asap rokok merupakan penyebab alergi dalam penelitiannya terhadap
sampel sebanyak 30 orang yang dilaporkan mengalami gejala alergi ketika terpajan tembakau
atau asap rokok. Salvaggio dkk (1981) menemukan bahwa tidak ada respon alergi bahkan
pada orang-orang yang mengaku dirinya sensitif terhadap asap rokok. Mereka menyarankan
bahwa laporan yang menyatakan adanya sensitivitas mungkin disebabkan oleh faktor
psikologis. Dalam analisisnya mengenai tembakau yang dipertanyakan sebagai penyebab
alergi, Taylor (1974) mengingatkan bahwa ‘tidak ada bukti yang menunjukkan sensitivitas
khusus dari asap rokok’. Pernyataan ini tetap sahih meskipun kenyataannya asap rokok
tetap saja dianggap sebagai penyebab alergi.

Contoh di atas merupakan diskusi penulis dengan dirinya sendiri tentang kecurigaan
penulis terhadap asap rokok sebagai penyebab alergi. Ia melakukan eksplorasi studi pustaka
beberapa hasil penelitian tentang asap rokok. Berikutnya, ia dapat merumuskan hipotesisnya
setelah ditambah studi lainnya.
Yang menarik di sini adalah pembiasaan mendokumentasikan hasil baca referensi agar
dapat membantu kelancaran penulisan. Sebaiknya dilakukan pembiasaan membuat ringkasan
dari hasil baca, mungkin dengan cara diketik melalui telepon genggam lalu dikirim ke email
khusus untuk menampung kutipan hasil baca, atau ringkasan hasil baca. Jika dilakukan secara
manual, dapat menyediakan kertas dengan ukuran HVS A4 dibagi empat, kertas-kertas tersebut
disimpan dalam boks bekas sepatu baru. Berikutnya, saat usai ditulisi dengan kutipan atau
ringkasan hasil baca dengan tulisan tangan, kertas-kerta tersebut disimpan dalam boks. Inilah
tabungan kutipan. Tulisan tangan membuat kenangan tersendiri ketika membacanya ulang.
Tanggal ditulis perlu dicantumkan agar menjadi sejarah proses penulisan.
Software juga dapat digunakan, misalnya EndNote, Mendeley, atau Zotero. Namun,
mungkin terlalu lama jika harus membuka laptop. Atau, lakukanlah hal-hal yang praktis sesuai
selera.

*pw-23042019*

Pangesti Wiedarti, FBS, UNY 3

Anda mungkin juga menyukai