Anda di halaman 1dari 6

PEMANFAATAN SMARTPHONE UNTUK PENUGASAN GANDA PADA

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH MENENGAH


MENGGUNAKAN MODEL HYBRID LEARNING

Abstrak

Smartphone bisa dimanfaatkan oleh guru untuk proses pembelajaran di luar jam pelajaran.
Pemanfaatan ini penting karena juga mengajarkan kepada siswa bahwa smartphone bisa
digunakan untuk belajar. Satu pembelajaran yang bisa dilatih menggunakan smartphone adalah
penugasan ganda. Pada era digital ini, tugas ganda sering dirasakan oleh setiap orang karena
mudahnya akses komunikasi dan teknologi. Agar pemanfaatan smartphone untuk penugasan
ganda ini terstruktur, maka memerlukan model pembelajaran hybrid learning. Model ini dipilih
karena model ini mendukung konvergensi antara pembelajaran modern dengan tradisional.

Kata Kunci: Smartphone, Penugasan Ganda, Hybrid Learning

PENDAHULUAN

Era digital memaksa dunia pendidikan harus berbenah. Pembenahan yang dilakukan
bukan hanya dari sistem, namun juga dalam pembelajaran. Guru dituntut memahami
pemanfaatan teknologi untuk mendukung aktivitas belajar siswa. Satu di antara teknologi yang
dapat dimanfaatkan adalah smartphone.

Smartphone bisa digunakan guru untuk melatih siswa dalam tugas ganda (multitasking)
pada pembelajaran bahasa Indonesia. Penugasan ganda dipilih karena dalam pembelajaran
bahasa Indonesia selalu terintegrasi antarketerampilan. Misalnya, untuk mengukur kemampuan
membaca pemahaman, maka siswa harus menulis atau berbicara. Artinya, dalam membuktikan
kemampuan membaca pemahamannya, siswa juga harus terampil menulis atau berbicara.
Smartphone yang selalu dibawa oleh siswa bisa dijadikan media untuk menambah motivasi
siswa dalam tugas ganda.

Penggunaan smartphone dalam memfasilitasi siswa dalam tugas ganda bisa


dimaksimalkan dengan menggunakan model hybrid learning. Model hybrid learning
memudahkan siswa untuk aktif dalam forum belajar di luar jam pelajaran. Artinya, proses belajar
siswa tidak hanya terpusat di ranah sekolah, namun bisa di mana saja. Model hybrid learning
mengintegrasikan pembelajaran online dengan interaksi model tradisional.

Hybrid learning bisa diterapkan untuk membantu melatih siswa dalam tugas ganda
karena kinerja yang diberikan bisa lebih dari satu. Dalam konteks pembelajaran bahasa
Indonesia, tugas ganda yang bisa diterapkan seperti menyimak penjelasan guru dari video
kemudian menuliskan hal-hal pentingnya. Smartphone digunakan menjadi media pendukung
bagi siswa dalam menyimak video yang bisa diulang-ulang.

PEMBAHASAN

Pemanfaatan Smartphone untuk Penugasan Ganda

Masyarakat Indonesia sangat meminati kemajuan teknologi, khususnya smartphone yang


mengalami pertumbuhan signifikan. Laporan yang diungkapkan oleh bisnis.com menyebutkan
bahwa sepanjang tahun 2017, penjualan smartphone meningkat dari tahun sebelumnya, yaitu
2.7% menjadi 1,5 miliar penjualan (Nugroho, 2018). Dalam konteks internet, kompas.com
menyebutkan data pengguna internet tahun 2017 sekitar 143 juta orang. Pada usia 13 hingga 18
tahun berada di peringkat ketiga dengan porsi 16,68% atau sekitar 23.852.400 orang (Bohang,
2018). Dari dua data tersebut bisa kita berikan sintesis bahwa penggunaan smartphone di
kalangan remaja bersekolah menengah (13-18 tahun) sudah memungkinkan untuk menggunakan
smartphone saat pembelajaran di kelas.

Masalah yang ada di Indonesia soal smartphone adalah adanya asumsi bahwa usia
sekolah menengah banyak menggunakan smartphone untuk aktivitas negatif dan mudah
terprovokasi. Asumsi ini dalam beberapa kasus bisa dibenarkan, namun tidak bisa dijadikan satu
simpulan bahwa usia sekolah menengah belum perlu menggunakan smartphone. Peranan era
digital sudah tidak bisa dibendung lagi dan memaksa orang untuk masuk ke dalamnya. Di sinilah
letak peran guru dalam dunia pendidikan agar bisa mengarahkan siswa untuk bijak menggunakan
smartphone. Kebijaksanaan menggunakan smartphone bisa dilatih guru melalui pembelajaran
bahasa Indonesia dalam penugasan ganda.

Sebuah penelitian yang dilakukan di SMAN 3 Pati Kelas X dalam pemanfaatan


smartphone dalam pembelajaran mendapatkan hasil bahwa pada pembelajaran matematika siswa
sering membuka aplikasi edukatif seperti Brainly dan Mathway untuk bertukar informasi seperti
membagikan materi pelajaran, menanyakan jadwal, dan kegiatan sekolah melalui media sosial
(Firmana, 2016). Dari penelitian ini, kita bisa mendapat kekuatan bahwa smartphone bisa efektif
digunakan oleh siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran. Guru tidak perlu khawatir bahwa
penggunaan smartphone di kelas membuat suasana kelas tidak kondusif.

Smartphone bisa menjadi media bagi guru untuk melatih keterampilan tugas ganda atau
multitasking. Tugas ganda menurut Wulanyani (2015) “menyiratkan adanya lebih dari satu tugas
di dalamnya.” Burgess, Veitch, Costello, & Shallice (2000) menyatakan kemampuan untuk
memprioritaskan, mengatur dan melaksanakan sejumlah tugas yang berbeda dalam waktu
terbatas juga dikenal sebagai kemampuan multitasking. Dari dua pernyataan tersebut, tugas
ganda bukan hanya pengerjaan tugas lebih dari satu dalam satu waktu yang sama, namun juga
termasuk mengatur dan mempriotitaskan tugas yang berbeda dalam waktu yang terbatas.

Kondisi penugasan ganda dapat diilustrasikan seperti orang yang sedang bernyanyi
sambil bermain gitar. Ketika seorang bernyanyi, ia harus fokus terhadap nada, lirik, serta
ekspresi. Ditambah dengan bermain gitar yang juga harus fokus terhadap pergantian nada,
tempo, dan senar yang dipetik. Kedua tugas ini harus dikerjakan dalam satu waktu dan juga
fokus yang sama.

Kegiatan atau aktivitas yang dapat dilakukan siswa untuk melatih keterampilan tugas
ganda menggunakan smartphone sangat beragam. Saya akan berikan dua contohnya, antara lain.

1. Menyimak Video Sambil Menuliskan Hal-Hal Penting


Guru bisa memberikan tugas ganda berupa menyimak video melalui smartphone
kemudian menuliskan hal-hal penting. Tugas ganda yang dilakukan oleh siswa adalah
mereka harus fokus menyimak namun juga harus menulis. Bagi siswa yang sudah
terlatih, akan mudah untuk menentukan hal-hal penting dan langsung menuliskannya.
Bagi siswa yang belum terlatih, maka akan sulit menentukan hal-hal penting dan
tulisannya tidak akan rapi.
2. Berlatih sebagai Pembawa Berita
Siswa dapat melatih kemampuan berbicaranya melalui pembelajaran menjadi pembawa
berita. Pembawa berita bukan hanya pintar berbicara, namun juga harus fokus membaca
berita. Smartphone digunakan untuk merekam. Jadi, siswa membaca tulisan yang berada
di belakang kamera namun tetap harus terlihat seperti berbicara.

Dari dua contoh di atas, penugasan ganda melalui smartphone sangat dimungkinkan.
Siswa bisa belajar dengan sebuah teknologi yang sangat dekat dengan dirinya. Tentunya guru
bisa mengajarkan bijak menggunakan smartphone. Masih banyak hal yang bisa dilakukan
melalui smartphone untuk melatih kemampuan tugas ganda siswa.

Langkah Pembelajaran Menggunakan Model Hybrid Learning

Sebelum menuliskan langkah pembelajaran, sedikit saya paparkan tentang model


pembelajaran hybrid learning. Rovai dan Jordan (2004) mendefinisikan hybrid learning sebagai
pendekatan pembelajaran yang fleksibel karena pembelajaran dapat dilakukan pada waktu dan
tempat yang berbeda. Model pembelajaran ini berbasis online penuh namun tetap ada interaksi
langsung antara guru dan murid. Jadi, setidaknya model pembelajaran ini menggambungkan
antara pembelajaran modern dengan tradisional.

Penggunaan model hybrid learning memerlukan aplikasi online yang dapat digunakan
oleh guru dan siswa untuk berinteraksi, mengirim tugas, mengunduh materi, dsb. Aplikasi yang
mudah digunakan salah satunya adalah Google Classroom (GC). GC bisa menjadi alternatif
untuk penggunaan model hybrid learning agar guru dan siswa bisa tetap berinteraksi secara
online.

Berkaitan dengan pembahasan sebelumnya tentang pemanfaatan smartphone untuk


penugasan ganda dalam pembelajaran bahasa Indonesia, model hybrid learning dapat membantu
melengkapi pembelajaran agar terstruktur. Adapun langkah-langkah pembelajaran menggunakan
model hybrid learning dalam melatih penugasan ganda pembelajaran bahasa Indonesia
menggunakan smartphone sebagai berikut. Materi yang dipilih misalnya menuliskan hal-hal
penting dari video.
1. Pastikan tiap siswa memiliki smartphone untuk mudah terakses secara online kapan
pun dan di mana pun. Jika siswa belum memiliki smartphone maka boleh
menggunakan laptop atau meminjam kepada orangtua atau saudara.
2. Siapkan akun google classroom dan pastikan siswa sudah masuk ke dalam forum.
3. Beri pengumuman kapan guru akan mengunggah (upload) video dan berapa waktu
yang harus ditempuh siswa untuk menyelesaikan tugasnya.
4. Saat waktu yang sudah ditentukan, guru mengunggah video dan siswa mulai
mengerjakan tugas.
5. Guru boleh memberikan poin tambahan bagi siswa yang menyelesaikan tugas
tercepat.
6. Siswa harus mengunggah tugas yang sudah selesai.

Lima langkah pembelajaran sederhana ini memudahkan guru dan siswa dalam
memberikan dan mengerjakan tugas di luar jam pelajaran yang sangat terbatas. Penggunaan
smartphone bagi siswa bisa dimanfaatkan untuk aktivitas belajar. Penugasan ganda dengan
bentuk menulis hal-hal penting dalam sebuah video memang terlihat sederhana, namun akan sulit
jika hal itu jarang dilakukan. Mungkin beberapa siswa ada yang mengulang video agar catatan
hal-hal penting tidak meleset. Hal ini dibolehkan karena inti dari sebuah pembelajaran adalah
prosesnya.

SIMPULAN

Smartphone yang sangat lekat dengan siswa sekolah menengah tentunya bisa
dimanfaatkan untuk proses pembelajaran. Terbatasnya waktu pembelajaran di kelas juga menjadi
kendala bagi guru untuk menyampaikan materi atau tugas secara maksimal. Pada era digital ini,
tuntutan hidup juga lebih keras, maka siswa perlu dilatih untuk mengerjakan tugas ganda. Agar
melatih tugas ganda siswa lebih terstruktur, maka memerlukan model pembelajaran hybrid
learning. Model ini akan membantu melengkapi pemanfaatan smartphone untuk melatih tugas
ganda siswa.
DAFTAR PUSTAKA

Nugroho, Aprianto Cahyo. (2018, 23 Februari). Penjualan Smartphone Global Turun, Pertama
Kalinya dalam 13 Tahun. Bisnis.com.

Bohang, Fatimah Kartini. (2018, 22 Februari). Berapa Jumlah Pengguna Internet Indonesia?
Kompas.com.

Firmana, Yohanes Daya. (2016). Penggunaan dan Pemanfaatan Smartphone Di Kalangan Siswa
Kelas X Studi Kasus : SMA Negeri 3 Pati Kelas X MIA-6. Universitas Kristen Satya
Wacana.

Wulanyani, Ni Made Swasti. (2015). Memori dalam Multitasking. Buletin Psikologi, No. 2, Vol.
23, 112.

Burgess, P. W. (2000). Strategy application disorder: the role of the frontal lobe in human
multitasking research. Psychological Research, 63, 279–288.

Anda mungkin juga menyukai