Oleh:
Kelompok 7
1. Afnita Sandini (16029054)
2. Aulia Rasdana (16029003)
3. Dina Islamiyah (16029005)
4. Okdri Putri Suhardi (16029025)
5. Mawaddah Ramadhani Miswar (16029065)
Dosen Pembimbing:
Dra. Hj. Fitrani Dwina, M.Ed
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2018
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Penulis sampaikan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmat dan karunia-Nyalah, makalah ini dapat terselesaikan dengan baik, tepat
pada waktunya. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Mata kuliah Strategi Pembelajaran Matematika, dengan kompetensi inti
Keterampilan membuka dan menutup pelajaran .
Dengan membuat tugas ini diharapkan kami mampu untuk lebih mengenal
tentang Pendekatan Konstruktivisme. Penulis menyampaikan rasa terima kasih
kepada Ibu Dra. Hj. Fitrani Dwina, M. Ed. selaku dosen pembimbing mata kuliah
Strategi Pembelajaran Matematika yang telah memperkenankan kami menyelesaikan
tugas ini.
Kami sadar, sebagai mahasiswa yang masih dalam proses pembelajaran,
dalam penulisan makalah ini mungkin masih terdapat banyak kekurangan. Oleh
karena itu, kami mohon saran yang bersifat membangun untuk perbaikan dimasa
yang akan datang. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan terutama sekali
bagi penulis sendiri.
Kelompok VII
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................3
A. Pengertian Keterampilan Membuka Pelajaran.......................................................3
B. Tujuan dari Keterampilan Membuka Pelajaran......................................................4
C. Prinsip-Prinsip dalam Keterampilan Membuka Pelajaran.....................................6
D. Komponen-Komponen Keterampilan Membuka Pelajaran...................................7
E. Pengertian Keterampilan Menutup Pelajaran.......................................................12
F. Tujuan dari Keterampilan Menutup Pelajaran.....................................................13
G. Prinsip-Prinsip dalam Keterampilan Menutup Pelajaran.....................................14
H. Komponen-Komponen dalam Menutup pelajaran...............................................14
BAB III PENUTUP.....................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................18
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
tertarik untuk mengikutinya. Strategi membuka dan menutup pelajaran (set
induction and closure) sebenarnya merupakan gabungan antara dua macam
keterampilan mengajar yang perlu dilatihkan dalam pengajaran mikro.
Keterampilan membuka pelajaran merupakan kunci dari seluruh proses
pelajaran yang harus dilalui. Untuk lebih jelas makalah kami akan menyajikan
tentang keterampilan membuka dan menutup pelajaran.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian keterampilan membuka pelajaran?
2. Bagaimana tujuan dari keterampilan membuka pelajaran?
3. Bagaimana prinsip-prinsip dalam keterampilan membuka pelajaran?
4. Bagaimana komponen-komponen dalam keterampilan membuka pelajaran?
5. Bagaimana pengertian keterampilan menutup pelajaran?
6. Bagaimana tujuan dari keterampilan menutup pelajaran?
7. Bagaimana prinsip-prinsip dalam keterampilan menutup pelajaran?
8. Bagimana komponen-komponen dalam keterampilan menutup pelajaran?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian keterampilan membuka pelajaran.
2. Untuk mengetahui tujuan dari keterampilan membuka pelajaran.
3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip dalam keterampilan membuka pelajaran..
4. Untuk mengetahui komponen-komponen keterampilan mengadakan variasi.
5. Untuk mengetahui pengertian keterampilan menutup pelajaran.
6. Untuk mengetahui tujuan dari keterampilan menutup pelajaran.
7. Untuk mengetahui prinsip-prinsip dalam keterampilan menutup pelajaran..
8. Untuk mengetahui komponen-komponen dalam keterampilan menutup
pelajaran.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
dalam memberikan pengantar/pengarahan mengenai materi yang akan dipelajari
siswa peserta didik siap, focus dan tertarik dalam mengikuti proses pembelajaran.
Keterampilan membuka pelajaran merupakan kunci dari seluruh proses
pembelajaran yang harus dilaluinya. Sebab jika seorang guru pada awal
pembelajaran tidak mampu menarik perhatian peserta didik, maka proses dan
tujuan pembelajaran tidak akan tercapai dengan baik. Kegiatan membuka
pelajaran tidak hanya dlakukan oleh guru pada awal pembelajaran, tetapi pada
setiap kegiatan inti pembelajaran. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
mengemukakan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, menarik perhatian siswa,
memberi acuan dan memberikan kaitan antara materi pembelajaran yang akan
dikuasi oleh peserta didik dengan bahan yang akan diajarkan.
Untuk menciptakan kondisi kesiapan mental siswa dalam mengikuti
pembelajaran, maka kegiatan membuka pelajaran tidak hanya dengan melakukan
kegiatan yang bersifat adminitrasi:
a. Mengecek kehadiran siswa
b. Menyiapkan alat-alat pelajaran
c. Mempersiapkan buku sumber dan kegiatan adminitrasi.
Kegiatan atau pemeriksaan yang bersifat adminitrasi saja pada saat
mengawali pembelajaran, belum tentu bisa mencapai sasaran menumbuhkan
kesiapan mental siswa secara optimal. Dengan demikian kegiatan pembukaan
pembelajaran selain untuk mempersiapkan hal-hal yang bersifat teknis
adminitratif, terutama harus memfokuskan pada upaya mengkondisikan baik fisik
dan mental, perhatian dan motivasi siswa untuk mengikuti kegiatan inti
pembelajaran.
4
2. Untuk memotivasi siswa agar mereka tertarik pada pelajaran dan memahami
tujuannya, membantu siswa memahami mengapa mereka akan melakukan
kegiatan tertentu atau tugas-tugas selama pelajaran.
3. Membantu siswa mempersiapkan diri untuk menghadapi pelajaran, agar
mereka bersemangat untuk belajar.
4. Menyadari siswa akan hubungan antara pengalaman / bahan yang sudah
dimiliki / diketahui dengan yang akan dipelajari.
5. Memberikan gambaran tentang pendekatan atau kegiatan yang akan
siterapkan atau dilaksanakan dalam kegiatan.
Sementara tujuan khusus membuka pelajaran dapat diperinci sebagai
berikut :
1. Timbulnya perhatian dan motivasi siswa untuk menghadapi tugas-tugas
pembelajaran yang akan dikerjakan.
2. Peserta didik mengetahui batas-batas tugas yang akan dikerjakan.
3. Peserta didik mempunyai gambaran yang jelas tentang pendekatan-
pendekatan yang mungkin diambil dalam mempelajari bagian-bagian dari
mata pelajaran.
4. Peserta didik mengetahui hubungan antara pengalaman yang telah dikuasai
dengan hal-hal baru yang akan dipelajari atau yang belum dikenalnya.
5. Peserta didik dapat menghubungkan fakta-fakta, keterampilan-keterampilan
atau konsep-konsep yang trcantum dalam suatu peristiwa.
6. Peserta didik dapat mengetahui tingkat keberhasilannya dalam mempelajari
pelajaran itu, sedangkan guru dapat mengetahui tingkat keberhasilan dalam
mengajar (Hasibuan , dkk., 1991: 120)
5
dan ketertarikan siswa untuk mengikuti pelajaran. Oleh karena itu, dalam
memilih jenis kegiatan untuk membuka pelajaran,perlu mempertimbangkan
relevansinya dengan tujuan membuka pelajaran tersebut.
Keberhasilan kegiatan membuka pelajaran ini, dapat ditengarai dengan
adanya menskemakan satuan-satuan bahasa yang akan dipelajari, yaitu
munculnya pusat perhatian anak, terutama mata pelajaran yang akan
dipelajari. Untuk memperoleh kebermaknaan yang dimaksud, guru dapat
memilih kegiatan ataupun keterangan yang ada kaitannya dengan materi
pelajarannya.
2. Kontinu ( Berkesinambungan )
Penggunaan keterampilan membuka pelajaran bersifat kontinu
( berkesinambungan ). Artinya, antara gagasan pembukaan dengan pokok
bahasan tidak terjadi garis pemisah. Oleh karena itu, gagasan pembukaan
dengan pokok bahasan dari segimateri harus harus ada relevansinya.
Disarankan bahwa gagasan pembuka harus memiliki tingkat inklusivitas yang
lebih tinggi/umum dibandingkan pokok bahasan itu sendiri. Terutama sekali
gagasan pembuka yang berbentuk bahan pengait.
3. Fleksibel ( Penggunaan secara Luwes )
Fleksibel dalam kaitan ini berarti penggunaan yang tidak kaku, dalam
arti tidak terputus-putus atau lancer. Kelancaran ( Fluency ) dalam susunan
gagasan, ide, atau cerita dapat memudahkan peserta didik dalam mengonsepsi
keutuhan konsep pembuka dan dapat pula dengan mudah mengantisipasi
pokok bahasan yang akan dipelajari.
Faktor penting yang dapat menjamin kelancaran dalam mengungkapkan
gagasan pembuka adalah penguasaan dalam pembuka. Karena itu
pengetahuan yang luas yang dimiliki oleh guru dapat membantu penguasaan
penggunaan keterampilan pembuka pelajaran. Dalam konteks fleksibilitas
membuka pelajaran ini, membuka pelajaran tidak selalu harus dengan
mengungkapkan gagasan, namun bisa dengan bertanya, membawa benda
model, menunjuk siswa untuk menjadi model, memberikan teka-teki, dan
sejenisnya yang relefan dengan pokok bahasan.
6
4. Antusiasme dan Kehangatan dalam Mengomuniakasikan Gagasan
Antusiasme menandai kadar motivasiyang tinggi dari guru danhasil ini
akan berpengaruh pada motivasi yang tinggi pula pada peserta didik.
Antusiasme dan kehangatan dapat ditunjukkan misalnya bertanya kabar
peserta didik, menanyakan mengapa teman mereka tidak bisa masuk, atau
bercerita sedikit yang dapat menyentuh perasaan, atau kegiatan lain yang
menujukkan rasa simpati dan empati dalam rangka menciptakan antusiasme
dan kehangatan.
Menurut Marno dan Idris (2008:92-93), ada lima prinsip penggunaan
keterampilan membuka pelajaran yaitu:
1. Singkat, padat dan jelas
2. Keterampilan tidak diulang-ulang atau berbelit-belit
3. Menggunakan bahasa yang mudah dipahami anak
4. Disertai contoh atau ilustrasi seperlunya
5. Mengikat perhatian anak
7
hubungannya dengan materi yang akan diajarkan. Pada kesempatan lain
mungkin guru berdiri di belakang atau di muka kelas lalu bercerita dengan
ekspresi wajah yang meyakinkan dan nada suara yang menunjukkan rasa
bangga.
b. Penggunaan alat bantu mengajar
Guru dapat menggunakan alat-alat bantu mengajar seperti gambar, model,
skema, dan sebagainya untuk menarik perhatian siswa. Alat-alat bantu
mengajar selain dapat menarik perhatian siswa, dapat pula menimbulkan
motivasi dan memungkinkan terjadi kaitan antara hal-hal yang telah
diketahui dengan hal-hal baru yang akan dipelajari. Misalnya dalam
mengajarkan simetri, guru membawa gambar-gambar kupu-kupu, orang,
cecak. Kemudian menunjukkan bangun-bangun datar yang akan ditentukan
sumbu simetrinya.
c. Pola interaksi yang bervariasi
Variasi pola interaksi guru siswa yang biasa, seperti guru menerangkan
siswa mendengarkan, atau guru bertanya siswa menjawab, hanya dapat
menimbulkan rangsangan permulaan saja. Siswa belum sepenuhnya dapat
memusatkan perhatiannya kepada hal-hal yang akan dipelajari. Oleh karena
itu, agar siswa dapat tertarik perhatiannya, guru hendaknya mengadakan
pola interaksi yang bervariasi dalam menyelenggarakan pembelajaran.
Seperti misalnya guru memberi perintah siswa mengerjakan perintah itu,
guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya, guru atau siswa
yang lainya menjawab pertanyaan itu, siswa berinteraksi dengan siswa
lainnya dalam diskusi kelompok kecil (buzz-groups) atau dalam suatu
eksperimen, guru mengemukakan masalah yang menarik ke seluruh kelas
lalu siswa-siswa diminta mengemukakan pendapat mereka, atau guru
menunnjukkan barang yang bisa ditonton seperti model-model yang ada
manfaatnya lalu siswa diminta untuk melihatnya secara bergiliran baik
secara kelompok atau sendiri-sendiri.
2. Menimbulkan motivasi
Salah satu tujuan dari prosedur membuka pelajaran adalah memilih
secara hati-hati hal-hal yang menjadi perhatian siswa. Hal-hal yang menjadi
8
perhatian siswa itu hendaknya dapat digunakan untuk menimbulkan motivasi.
Dengan adanya motivasi itu, pembelajaran menjadi dipermudah. Oleh karena
itu, guru hendaknya melakukan berbagai cara untuk menimbulkan motivasi
itu. Sedikitnya ada 4 (empat) cara untuk menimbulkan motivasi, yaitu:
a. Dengan kehangatan dan keantusiasan
Guru hendaknya bersikap ramah, antusias, bersahabat, dan hangat. Sebab
sikap yang demikian itu dapat menimbulkan faktor-faktor dari dalam yang
mendorong tingkah laku dan kesenangan dalam mengerjakan tugas. Siswa
akan timbul motivasinya untuk belajar.
b. Dengan menimbulkan rasa ingin tahu
Guru dapat membangkitkan motivasi siswa dengan cara menimbulkan rasa
ingin tahu dan keheranan pada siswa. Misalnya ibu akan membunyikan jari
ibu. Satu menit berikutnya ibu akan membunyikan lagi. Kemudian
membunyikan lagi dua menit sesudah itu, lalu empat menit, delapan menit,
enam belas menit dan seterusnya. Setiap kali ibu melipatduakan menitnya.
Berapa kali ibu akan membunyikan jari tangan ibu selama satu jam. Cara-
cara ini sangat baik untuk menimbulkan motivasi siswa.
c. Mengemukakan ide yang bertentangan
Untuk menimbulkan motivasi siswa, guru dapat melontarkan ide-ide yang
bertentangan dengan mengajukan masalah atau kondisi-kondisi dari
kenyataan sehari-hari. Misalnya, guru mengajukan masalah sebagai
berikut: “Balok merupakan bangun dimensi tiga yang mempunyai panjang,
lebar dan tinggi, jadi balok termasuk bangun ruang. Kerucut tidak
mempunyai panjang dan lebar tetapi masih termasuk bangun ruang.
Mengapa?”
d. Dengan memperhatikan minat siswa
Guru dapat menimbulkan motivasi siswa dengan cara menyesuaikan topik-
topik pelajaran yang diminati siswa. Untuk memperhatikan minat siswa
dalam pembelajaran matematika dapat diberikan contoh sebagai berikut.
Meminta siswa membuat dugaan tentang ukuran suatu benda. Berapa kira-
kira banyaknya air yang dapat dimasukkan dalam suatu drum sampai
penuh. Atau contoh lain, berapa kilo berat uang logam sebanyak seratus
9
rupiah. Contoh-contoh tersebut sangat menarik minat siswa dalam
mengikuti pelajaran.
3. Memberi acuan (structuring)
Memberi acuan diartikan sebagai usaha mengemukakan secara spesifik
dan singkat serangkaian alternatif yang memungkinkan siswa memperoleh
gambaran yang jelas mengenai hal-hal yang akan dipelajari dan cara yang
hendak ditempuh dalam mempelajari materi pelajaran. Untuk itu usaha dan
cara yang dapat dilakukan oleh guru adalah:
a. Mengemukakan tujuan dan batas-batas tugas.
Guru hendaknya terlebih dahulu mengemukakan tujuan pelajaran dan
batas-batas tugas yang harus dikerjakan oleh siswa, agar mereka
memperoleh gambaran yang jelas tentang ruang lingkup materi pelajaran
yang akan dipelajari serta tugas-tugas yang harus dikerjakan. Misalnya,
guru pertama-tama berkata, hari ini kita akan belajar tentang pengumpulan
data. Perhatikan alat peraga yang ibu bawa (timbangan dan meteran).
Kumpulkanlah data berat dan tinggi badan teman-temanmu menggunakan
alat peraga tesebut.
b. Menyarankan langkah – langkah yang akan dilakukan
Pada permulaan atau pada saat-saat tertentu selama penyajian pelajaran,
siswa akan terarah usahanya dalam mempelajari materi pelajaran jika guru
dapat memberi saran-saran tentang langkah-langkah kegiatan yang akan
dilakukan. Misalnya, tugas kalian sekarang adalah membuktikan rumus
volum kerucut dengan pendekatan volum tabung. Langkah yang harus
kalian kerjakan adalah pertama memasukkan beras atau pasir ke dalam
kerucut, lalu tuangkan beras tersebut ke dalam tabung, lakukan hal tersebut
sampai tabung penuh. Kemudian buatlah kesimpulan dari kegiatan yang
kalian lakukan.
c. Mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan guru untuk mengingatkan masalah
pokok yang akan dibahas. Misalnya dengan mengingatkan siswa untuk
menemukan hal-hal positif dari sifat-sifat tentang sesuatu konsep, manusia,
benda, gambar-gambar, dan sebagainya. Misalnya guru berkata: Amatilah
macam-macam model bangun datar segitiga ini, jelaskan mengapa ada
10
yang disebut segitiga samakaki, segitiga samasisi, dan segitiga sembarang,
serta ada yang bukan disebut model bangun datar segitiga.
d. Mengajukan pertanyaan – pertanyaan
Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru sebelum mulai menjelaskan
materi pelajaran akan mengarahkan siswa dalam mengantisipasi isi
pelajaran yang akan dipelajari. Misalnya, sebelum menjelaskan cara
membagi dua pecahan, guru dapat mengajukan pertanyaan sebagai berikut,
ibu mempunyai setengah loyang kue, kue tersebut akan dibagi dua sama
besar dan akan diberikan pada kedua anaknya, berapa bagiankah kue yang
diterima masing-masing anaknya? Dengan pertanyaan tersebut diharapkan
dapat membantu siswa untuk memahami cara membagi dua pecahan.
4. Membuat kaitan
Jika guru akan mengajarkan materi pelajaran yang baru, guru perlu
menghubungkannya dengan hal-hal yang telah dikenal siswa atau dengan
pengalaman-pengalaman, minat, dan kebutuhan-kebutuhan siswa. Hal itulah
yang disebut bahan pengait. Contoh usaha-usaha guru untuk membuat kaitan:
a. Membuat kaitan antar aspek-aspek yang relevan dari bidang studi yang
telah dikenal siswa. Dalam permulaan pelajaran guru meninjau kembali
sampai seberapa jauh pelajaran yang diberikan sebelumnya telah dipahami.
Caranya, guru dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada siswa, tetapi
dapat pula merangkum isi materi pelajaran terdahulu secara singkat.
Misalnya, sebelum mengajarkan pembagian dua pecahan, guru mengulang
kembali bagaimana mengalikan bilangan pecahan.
b. Guru membandingkan atau mempertentangkan pengetahuan baru dengan
pengetahuan yang telah diketahui. Hal ini dilakukan jika bahan baru itu erat
kaitannya dengan bahan pelajaran yang telah dikuasai. Misalnya, guru
lebih dahulu mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui
pemahaman siswa tentang pengurangan dan perkalian bilangan cacah
sebelum mengajarkan pembagian bilangan cacah.
c. Guru menjelaskan konsep atau pengertiannya lebih dahulu sebelum
menyajikan bahan secara terperinci. Hal ini dilakukan karena bahan
pelajaran yang akan dijelaskan sama sekali baru. Misalnya, untuk
11
menjelaskan perkalian dua guru terlebih dahulu menjelaskan jumlah kaki
unggas, seperti ayam, itik, burung, sepeda, sepeda motor, dan sebagainya.
12
1. Untuk memberikan pemahaman yang utuh terhadap materi pokok atau
kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
2. Mementapkan pemahaman siswa terhadap materi pokok atau kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan.
3. Untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil pembelajaran yang telah
diperoleh siswa, sekaligus sebagai umpan balik bagi guru.
4. Untuk memberikan tindak lanjut yang diperlukan sesuai dengan proses dan
hasil pembelajaran yang telah dicapai siswa.
1. Bermakna
Bermakna artinya guru harus memilih cara menutup pelajaran yang relevan
dengan kompetensi dan materi pembelajaran.
2. Berurutan dan berkesinambungan
Prinsip ini berarti guru dalam merangkum kembali pokok-pokok penting
pembelajaran hendaknya merupakan bagian yang utuh.
3. Luwes (fleksibel)
Prinsip ini dimaksudkan agar susunan gagasan, ide, atau konsep dapat
memudahkan peserta didik memahami keutuhan konsep dan mudah
menghubungkan dengan konsep atau materi yang akan dipelajari pada
kegiatan selanjutnya.
4. Antusias dan penuh kehangatan
Prinsip ini dimaksudkan dalam mengomunikasikan gagasan, hendaknya
dilakukan dengan mendorong peserta didik untuk menilai bahwa konsep yang
dipelajari mempunyai arti penting dan disertai sikap yang hangat, sehingga
diharapkan dapat melahirkan respon yang terbuka dan simpatik dari peserta
didik.
Menjelang akhir pelajaran atau akhir setiap penggal kegiatan, guru harus
melakukan penutupan pelajaran agar siswa memperoleh gambaran yang utuh
tentang pokok materi. Secara umum komponen menutup pelajaran ada tiga, yaitu
sebagai berikut:
13
1. Meninjau Kembali (Review)
Pada akhir kegiatan, guru sebaiknya meninjau kembali (mengulangi
kembali) hal-hal yang dianggap penting, atau kunci bahan pelajaran yang
diberikan, serta apakah inti pelajaran yang diajarkan sudah dipahami oleh
siswa atau belum. Hal ini dapat dilakukan setiap saat selesai memberikan satu
konsep ataupun pada akhir pelajaran.
Kegiatan ini meliputi:
a. Membuat ringkasan atau merangkum inti pelajaran (berlangsung selama
proses KBM), dimaksudkan dengan adanya ringkasan siswa yang tidak
memiliki buku atau yang terlambat bisa mempelajari kembali. Membuat
rangkuman bahan pelajaran lebih baik dilakukan secara tertulis daripada
secara lisan.
b. Dengan melalui beberapa pertanyaan atau setelah membahas bagian-bagian
dari satu topik, anak didik dapat diminta mengungkapkan kembali bahan
pelajaran yang baru saja didiskusikan.
2. Mengevaluasi (Menilai)
Dalam menutup pelajaran disamping me-review, guru seharusnya juga
melakukan evaluasi terhadap proses pembelajaran yang baru saja dilakukan.
Evaluasi merupakan alah satu upaya untuk mengetahui apakah siswa sudah
mendapatkan pemahaman yang utuh terhadap konsep yang dijelaskan adalah
dengan dilakukannya evaluasi. Bentuk-bentuk evaluasi dapat dilakukan
dengan:
a. Meminta anak didik mendemonstrasikan keterampilan yang baru saja
dipelajari. Misalnya setelah selesai mengarang puisi, guru dapat meminta
siswa untuk membacakannya di depan kelas
b. Meminta anak didik mengaplikasikan konsep atau ide yang baru pada
situasi lain yang berbeda.
c. Meminta anak didik mengekspresikan pendapat sendiri.
d. Guru dapat meminta komentar tentang keefektifan suatu demonstrasi yang
dilakukan guru atau siswa lain
e. Meminta anak didik mengerjakan soal tertulis, baik objektif maupun
subjektif.
14
f. Menyatakan masalah yang dibahas. Dalam hal ini guru meminta siswa
untuk memberikan pendapatnya tentang masalah yang baru saja dibahas,
baik itu pendapat perorangan maupun pendapat kelompok.
3. Memberikan Tindak Lanjut
Alternatif yang dapat dilakukan guru dalam mengakhiri pembelajaran
adalah dengan cara memberikan tindak lanjut. Tindak lanjut yaitu upaya
meningkatkan lanjutan terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan,
dengan maksud untuk lebih memanfaatkan pemahaman siswa baik berkenaan
dengan konsep-konsep dalam rangka mengaplikasikan pemahaman konsep
terhadap pemecahan-pemecahan masalah praktis.
Misalnya tindak lanjut berupa pekerjaan rumah (PR), mengerjakan
tugas-tugas tertentu (proyek), melakukan observasi atau pengamatan,
wawancara sederhana atau kegiatan lain atau sejenisnya.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Kami menyadari bahwa dalam penyusun makalah ini terdapat kesalahan
dan kekurangan, sedangkan kesempurnaan hanya milik Allah SWT, sehingga
dalam penulisan dan penyusunannya masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang bersifat membangun kami harapkan dari setiap orang
yang membaca makalah ini sebagai evaluasi untuk masa yang datang.
17
DAFTAR PUSTAKA
18