Anda di halaman 1dari 9

SYSTEMATIC RANDOM

SAMPLING

DmC
[COMPANY NAME] [Company address]
SYSTEMATIC RANDOM SAMPLING

A.Pengertian/konsep systematic random sampling


Sebuah sampel yang diperoleh dari penyeleksian satu unsur secara acak dari k unsur
yang pertama dalam sebuah kerangka sampling dan setiap unsur ke-k kemudian disebut
satu dalam k sampel sistematik. Jadi, suatu proses memilih dikatakan sampling sistematik
apabila dalam pemilihan itu dilakukan pemilihan sistematik setelah terpilih bilangan acak,
dengan syarat bahwa peluang terpilihnya 1/ N .
Sampling sistematik digunakan apabila :
1.Bisa disusun kerangka sampling yang lengkap
2.Keadaan variabel yang sedang diteliti relatif homogen dan tersebar merata di seluruh
populasi
Sampling Sistematik memberikan sebuat alternatif yang berguna dari Sampling
Acak Sederhana untuk alasan sebagai berikut :
1.Sampling Sistematik lebih mudah untuk dilakukan dan oleh sebab itu lebih sedikit
subjek yang melakukan kesalahan wawancara daripada Sampling Acak Sederhana.
2.Sampling Sistematik sering memberikan informasi yang lebih banyak mengenai biaya
per unit/satuan daripada yang diberikan Sampling Acak Sederhana.
Pada umunya Sampling Sistematik merupakan penyeleksian secara acak pada suatu
unsur dari k unsur yang pertama dan kemudian penyeleksian pada setiap unsur k
sesudahnya. Prosedur ini lebih mudah dibentuk dan biasanya akan meminimalisir
kesalahan yang mungkin dilakukan oleh pewawancara daripada dalam proses Sampling
Acak Sederhana. Sebagai contohnya, akan menjadi lebih sulit apabila menggunakan
Sampling Acak Sederhana untuk menyeksi n = 50 orang pembeli pada sebuah sudut jalan
kota. Pewawancara tidak menentukan pembeli-pembeli mana yang termasuk dalam
sampelnya, karena ia tidak memiliki sampling framenya serta tidak mengetahui ukuran
populasi ,N . Sebagai solusinya, ia dapat mengambil sampel secara sistematik (katakanlah
1 dari 20 pembeli) hingga persyaratan sampelnya bisa didapatkan. Ini akan menjadi
sebuah prosedur yang mudah bahkan untuk pewawancara yang tidak berpengalaman
sekalipun dapat melakukannya.
Selain itu, lebih mudah untuk dilakukan dan lebih sedikit terjadinya kesalahan dalam
wawancara terhadap subjeknya. Sampling Sistematik sering memberikan informasi yang
lebih banyak per unit biaya daripada Sampling Acak Sederhana. Sampling sistematik
seringkali menyebar lebih seragam pada seluruh sendi populasi sehingga dapat
menghasilkan informasi yang lebih banyak mengenai populasinya daripada data-data yang
diperoleh dengan Sampling Acak Sederhana.
Keuntungan Sampling Sistematik
Dibandingkan dengan sampling acak sederhana, sampling sisitematik mempunyai
kelebihan, yaitu :
1.Standard Error yang didasarkan pada sampling sisitematik paling sedikit sama
presisinya dengan sampling acak sederhana
2.Mudah dilakukan
3.Pada keadaan tertentu, sampling sistematik bisa dilakukan sekalipun tidak ada kerangka
sampling.
Kerugian systematic random sampling
Sampling sistematik bisa sangat merugikan apabila dalam kerangka sampling
terdapat periodisitas, teruitama periodisitas yang berhimpit / overlap dengan interval
pemilihan.Sebagai contohnya adalah suatu penelitian yang akan dilakukan mengenai
tingkat kepuasan tamu hotel terhadap prosedur pelayanan di hotel tersebut. Sampling
frame yang digunakanya adalah daftar tamu yang hadir pada saat itu. Berdasarkan tujuan
kedatangannya, tamu hotel dibagi menjadi convention, bisnis,weekend, liburan, government
dan pelatihan. Celakanya , ternyata berdasarkansampling sistematik ternyata dalam kerangka
sampling ada periodisitas yang overlap dengan interval pemilihan, misalnya terus menrus
terpilih tamu bisnis. Sehingga pada akhirnya kurang bisa mencerminkan bagaiman tibgkat
kepuasan keseluruhan tamu yang ada.

B.Cara pengambilan sampel


Untuk mendapatkan suatu sampel sistematis berukuran n dari sebuah populasi yang
berukuran N, harus ditentukan k sistematis yang kurang atau sama dengan n/N. k tidak bisa
dipilih secara tepat apabila ukuran populasi tidak diketahui. Meskikpun dapat ditentukan
ukuran sampel secara pendekatan, namun harus memperkirakan nilai k yang dibutuhkan
untuk mencapai ukuran sampel (n). Jika nilai k yang dipilih terlalu besar, ukuran sampel (n)
yang diharuskan tidak akan diperoleh dengan menggunakan 1-dalam-k sampel sistematis
dari populasinya. Hal ini tidak akan menjadi masalah jika peneliti dapat menguanginya dan
membuat 1-dalam-k sistematik sampling lainnya hingga ukuran sampel yang telah
ditentukan terpenuhi. Namun demikian, dalam beberapa situasi tidak mungkin untuk
memulai sampling sistematis yang kedua.
Prosedur Penarikan Contoh Sistematik :
Cari informasi besarnya N
Tentukan n, menggunakan formula contoh acak sederhana
Tentukan k = N/n (bulatkan)
Acak bilangan 1, 2, …, k. Misalkan diperoleh m (1  m  k)
Objek yang terpilih adalah objek ke-m, ke-(m+k), (m+2k), …, (m+(n-1)k) pada kerangka
penarikan contoh
KerangkaPenarikanContoh
Kerangka penarikan contoh tidak selalu harus berupa daftar di kertas, tapi bisa berbentuk
abstrak. Misalnya barisan pengunjung tempat belanja atau tempat wisata. Atau mungkin
berupa satuan contoh yang tertata dengan aturan tertentu, misalnya rumah di kompleks
perumahan atau toko di suatu pertokoan.
N dapat diketahui dengan pasti pada kasus tertentu, tapi pada kasus lain tidak dapat
ditentukan sehingga harus diasumsikan (diduga). Misalnya pada kasus pengunjung
tempat belanja.
Ilustrasi
Objek dalam populasi dibayangkan berada pada suatu barisan, kemudian setiap k buah
objek diambil secara acak dan sistematik 1 objek. Misalkan populasinya adalah
pengunjung supermarket. Jelas tidak ada daftar yang memuat semua pengunjung
supermarket tersebut. Kemudian misalkan peneliti memutuskan untuk mengambil 1 orang
dari 5 orang yang masuk. Dilakukan pengacakan dulu apakah orang ke 1, 2, 3, 4 atau 5
yang terambil. Misalkan orang yang ke 4 yang terpilih, selanjutnya dipilih orang urutan
masuk ke 9, 14, 19, 24 dan seterusnya yang dipilih sebagai contoh.

C.Penduga rata-rata populasi

y sy 
y i

n
2

  yi  y 
s n 1

V y   s
2
^
 N n
sy  
n  N 

D.Selang kepercayaan dan bound of error


 Bound of error

 
^
t  V y sy
2

 Selang kepercayaan

 
^
y sy  t  V y sy
2

Contoh Soal Penduga Rata-rata Populasi

Dari 200 orang mahasiswa diambil 25 orang sebagai sampel dengan mengguankan metode
penarikan sampel sistematis. Dari 25 orang tersebut diperoleh nilai UAS pada mata kuliah
kalkulus adalah sebagai berikut:
100, 95, 75, 75, 60, 60, 40, 50, 55, 80, 80, 80, 100, 70, 70, 60, 60, 95, 80, 82, 82, 79, 68, 62,
94.
Tentukan:
a. penduga rataan populasi c. bound of error
b. variansi rataan populasi d. selang kepercayaan
Penyelesaian:
a. penduga rataan populasi

  y sy  y i

100  95  75  ...  94 1852
  74,08
n 25 25

2

 y i  y

100  74,08  95  74,08  ...  94  74,08
2 2 2
 250,91
s n 1 25  1
b. variansi rataan populasi

V y   s
2
^
 N  n  250,91  200  25 
sy      8,78185
n  N  25  200 
c. bound of error

 
^
t  V y sy  2 8,78185  5,926837268
2

d. selang kepercayaan

 
^
y sy  t  V y sy
2

74,08  5,9268    74,08  5,9268


68,1532    80,0068
E.Penduga total populasi

n
 sy   N i y i
i 1

n  s 
2
^

V ( sy )  1  
2
N  N  n 

Contoh Soal Penduga Total Populasi

Sebuah puskesmas di kota AB ingin mengetahui berapa lama jam kerja non efektif yang
dihabiskan oleh pegawai dalam waktu 1 bulan. Diambil 100 sampel dengan menggunakan
metode penarikan contoh sistematik dari 500 pegawai keseluruhan di puskesmas tersebut.
Diketahui rata-rata jam kerja non efektif tersebut adalah 40,8 dan dengan variansinya adalah
35,68. Tentukan:
a. penduga total populasi
b. variansi total populasi
c. bound of error
Penyelesaian:
a. penduga total populasi
Diketahui:
y  40,8
s 2  35,68
n  100
N  500
  N y  500  40,8  20400
b. variansi total populasi

n  s 
2
^

V ( )  N 1  
2

 N  n 

2 100  35,68 
 500  1   
 500  100 
 250000 . 0,8. 0,3568
 71360
c. bound of error

t  V    2 71360  534,2658514
^

F.Penentuan Ukuran Sampel

N
2

n
N  1D   2

D B
4
Contoh Soal Penentuan Ukuran Sampel

Diketahui rata-rata nilai UAS siswa kelas 3 SMA Y dapat diduga. Ditanya walaupun tidak
ada pada data utama yang dapat digunakan untuk menduga ragam populasi dari seluruh siswa
120 siswa. Hitunglah jumlah sampel yang dibutuhkan untuk menduga rata-rata Y dengan
B=4 dan  2  16 .
Jawab :
Diket :
N  120
B4
 2  16
Ditanya : n ?
Penyelesaian :
b 2 42
D  4
4 4
N 2
n
N  1D   2
120  16
n
120  14  16
1920
n
492
n  3,902439024
n4
G.Perkiraan proporsi

Pˆ  y 
y i

jumlahya
Pˆ 
jumlahsampel


V Pˆ 
Pˆ (1  Pˆ )  N  n 
.
n 1  N 

Contoh Soal Penduga Proporsi

Diambil sampel sebanyak 50 siswa SMP dari total 350 siswa untuk menduga beberapa
proporsi siswa yang ingin melanjutkan studi ke sekolah menengah kejuruan. Jika rata-
ratanya adalah 0,15.
Tentukan :
a. Penduga proporsi populasi
b. Variansi proporsi populasi
c. Bound of error

Penyelesaian :
Diket :
N  350
n  50
^
p  0,15
Ditanya : a, b, c ?
Jawab :
^
p  0,15
^
 ^

p  1  p 
 
^
v p      N  n
  n  1  N 
 ^  0,151  0,15  350  50 
v p    350 
  50  1  
^
v p   0,00260204080,8571428571
 
^
v p   0,0022303207
 
^
B  2 v p 
 
B  2 0,0022303207
B  0,0944525426

Anda mungkin juga menyukai