Anda di halaman 1dari 215

PENGARUH KUALITAS LAYANAN PENDIDIKAN LEMBAGA PAUD

TERHADAP TINGKAT KEPUASAN ORANG TUA

DI KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Pada Universitas Negeri Semarang

Oleh:

OKTAVIKA DWI SAPUTRI

NIM 1601409053

JURUSAN PG PAUD

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2013

i
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian

skripsi pada:

Hari :

Tanggal :

Pembimbing I Pembimbing II

Edi Waluyo, S.Pd, M.Pd Dra. Lita Latiana, S.H, M.H

NIP. 197904252005011001 NIP. 196304171999032001

ii
PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan PG

PAUD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang, pada:

Hari :

Tanggal :

Panitia Ujian Skripsi,

Ketua Sekretaris

Drs. Sutaryono, M.Pd Edi Waluyo, S.Pd, M.Pd


NIP. 195708251983031015 NIP. 197904252005011001

Penguji I

Ali Formen, S.Pd, M.Ed


NIP. 19770529200312

Penguji II Penguji III

Edi Waluyo, S.Pd, M.Pd Dra. Lita Latiana, S.H, M.H


NIP. 197904252005011001 NIP. 196304171999032001

iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Hampir seperlima hidup kita adalah di sekolah. Bayangkan apa yang akan

terjadi apabila sekolah kita mempunyai lingkungan, kualitas, dan kepekaan

yang buruk. (Tedjsad. Jr)

My parents say:” We are sending our children to school not only be a smart

people, but also to be someone who understand the wisdom of life.”

(Anonymous)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

Allah Bapaku yang tak pernah sedetikpun meninggalkanku dan senantiasa

mencurahkan kasihNya dalam setiap jengkal langkah hidupku.

Mama dan papa terkasih yang telah memberikan kasih sayang dan segenap

pengorbanan bagi hidupku.

My greatest brother, Djhosua Dian Yuliyanto Saputro, yang telah

memberikan segenap kasih dan makna kehidupan dalam setiap langkah

hidupku.

Para dosen yang senantiasa membimbingku untuk terus berkembang.

Kerabat, sahabat, dan semua teman yang senantiasa mewarnai hidupku.

Almamaterku.

iv
PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya

saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. baik sebagian atau seluruhnya.

Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk

berdasarkan kode etik ilmiah. Saya siap menanggung sanksi/ resiko apabila

dikemudian hari ditemukan pelanggaran terhadap kode etik ilmiah atau klaim dari

pihak lain terhadap keaslian skripsi ini.

Semarang, Juli 2013

Oktavika Dwi Saputri

NIM 1601409053

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan berkat dan kasihNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “Pengaruh Kualitas Layanan Pendidikan Lembaga PAUD terhadap

Tingkat Kepuasan Orang Tua di Kecamatan Gunungpati Kota Semarang”.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan, bimbingan, serta kerjasama yang

baik dari berbagai pihak, penulis tidak akan dapat menyelesaikan skripsi ini. Maka

pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum, Rektor Universitas Negeri Semarang, yang

telah memberikan kesempatan kepada penulis dalam menempuh kuliah di

Universitas Negeri Semarang.

2. Drs. Hardjono, M.Pd, Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

Semarang, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis dalam menempuh

pembelajaran di Fakultas Ilmu Pendidikan.

3. Edi Waluyo, S.Pd, M.Pd, Ketua Jurusan PG PAUD Fakultas Ilmu Pendidikan

sekaligus dosen pembimbing I, yang telah memberikan kesempatan kepada

penulis dalam menempuh pembelajaran di jurusan PG PAUD dan yang telah

memberikan bimbingan serta ilmu kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.

4. Dra. Lita Latiana, S.H, M.H, Dosen pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan dan ilmunya kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.

vi
5. Seluruh dosen pengajar jurusan PG PAUD yang telah memberikan banyak ilmu

bagi penulis selama mengikuti perkuliahan.

6. Mama dan papa yang telah memberikan kasih, dukungan, dan semangat bagi

penulis, sehingga penulis dapat menyesaikan proses penyusunan skripsi ini.

7. Djhosua Dian Yuliyanto Saputra, kakak terbaik, yang senantiasa memberikan

kasih, bantuan, bimbingan, ide, dan segala ilmu kehidupan yang bermanfaat bagi

penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan proses penyusunan skripsi ini.

8. Lidia Dora Mayasari dan Sri Wahyuni, yang telah memberikan bantuan dan

dukungan bagi penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan proses penyusunan

skripsi ini.

9. Seluruh kawan di Universitas Negeri Semarang, di jurusan PG PAUD angkatan

2009 khususnya, yang telah memberikan bantuan dan makna hidup bagi penulis.

10. Seluruh saudara di Wisma Altshabat yang telah memberikan warna kehidupan

bagi penulis selama masa perkuliahan dan proses penyelesaian skripsi.

11. Semua pihak, baik itu saudara, sahabat, dan teman yang telah membantu penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Harapan penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun

pembaca.

Semarang, Juli 2013

Penulis

vii
ABSTRAK

Saputri, Oktavika. D. 2013. “Pengaruh Kualitas Layanan Pendidikan Lembaga


PAUD terhadap Tingkat Kepuasan Orang Tua di Kecamatan Gunungpati Kota
Semarang”. Skripsi. Jurusan PG PAUD. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas
Negeri Semarang. Pembimbing I. Edi Waluyo, S.Pd, M.Pd, II. Dra. Lita Latiana, S.H,
M.H.
Kata Kunci : Kualitas Layanan Pendidikan, Tingkat Kepuasan Orang Tua,
dan Lembaga PAUD.

Lembaga PAUD sedang menjamur di berbagai daerah, salah satunya adalah di


kecamatan Gunungpati kota Semarang. Pada saat-saat ini, lembaga PAUD berusaha
meningkatkan kualitasnya untuk dapat menarik minat orang tua serta meningkatkan
tingkat kepuasan orang tua. Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah ada
pengaruh kualitas pendidikan lembaga PAUD terhadap tingkat kepuasan orang tua
pada lembaga PAUD di kecamatan Gunungpati kota Semarang. Sedangkan tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas pendidikan lembaga PAUD, tingkat
kepuasan orang tua pada lembaga PAUD di kecamatan Gunungpati kota Semarang,
dan pengaruh kualitas pendidikan lembaga PAUD terhadap tingkat kepuasan orang
tua pada lembaga PAUD di kecamatan Gunungpati kota Semarang.
Populasi penelitian ini adalah orang tua anak didik lembaga PAUD di
kecamatan Gunungpati kota Semarang sebanyak 1577 orang. Pengambilan sampel
dilakukan dengan metode random proportional sample sehingga diperoleh orang tua
yang berjumlah 94 orang. Ada 2 variabel yang dikaji dalam penelitian ini, yaitu
kualitas pendidikan lembaga PAUD dan tingkat kepuasan orang tua pada lembaga
PAUD. Alat pengumpulan data yang yang digunakan adalah metode kuesioner,
interviu (interview), dan data dokumentasi. Data yang dikumpulkan dianalisis
menggunakan analisis data deskriptif, analisis data inferensial, dan regresi linier
sederhana dengan pengujian hipotesis uji simultan (F).
Hasil analisis regresi linier sederhana data menunjukkan hasil sebagai berikut:
(1) terdapat hubungan yang positif antara kualitas pendidikan lembaga PAUD dengan
tingkat kepuasan orang tua (p < 0,05), (2) kualitas pendidikan lembaga PAUD
memiliki pengaruh sebesar 65,2 % terhadap tingkat kepuasan orang tua pada lembaga
PAUD di kecamatan Gunungpati Kota Semarang.
Simpulan penelitian ini adalah pengaruh kualitas pendidikan lembaga PAUD
terhadap tingkat kepuasan orang tua pada lembaga PAUD di kecamatan Gunungpati
Kota Semarang sebesar 65,2 % dan sisanya 34,8 % dijelaskan oleh variabel lain.
Dalam penelitian ini dapat disarankan kepada para pemilik, pengelola, dan pendidik
lembaga PAUD hendaknya lebih melakukan beberapa usaha perbaikan dan evaluasi
untuk dapat meningkatkan kualitas pendidikan lembaganya, sehingga tingkat
kepuasan orang tua juga dapat lebih meningkat, bagi penelitian selanjutnya
hendaknya menggunakan variabel lain yang belum diteliti sehingga diharapkan dapat
diketahui variabel lain yang mempengaruhi tingkat kepuasan orang tua.

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................................ ii

PENGESAHAN KELULUSAN.............................................................................. iii

PERNYATAAN ...................................................................................................... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................................. v

KATA PENGANTAR ............................................................................................. vi

ABSTRAK ........................................................................................................... viii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. xv

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1

1.2 Perumusan Masalah ............................................................................... 12

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................... 12

1.4 Kegunaan Penelitian .............................................................................. 13

BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................. 15

2.1 Kualitas Layanan Pendidikan Lembaga PAUD ...................................... 15

2.1.1 Pengertian Kualitas .................................................................... 15

ix
2.1.2 Pengertian Pendidikan ................................................................ 16

2.1.3 Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) ........................... 18

2.1.4 Kualitas Layanan Pendidikan Lembaga PAUD .......................... 20

2.1.5 Standar Pencapaian Kualitas Pendidikan Lembaga PAUD.......... 24

2.1.6 Dimensi Kualitas Jasa Lembaga PAUD ...................................... 28

2.2 Tingkat Kepuasan Orang Tua ................................................................ 37

2.2.1 Pengertian Tingkat Kepuasan Orang Tua ................................... 37

2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kepuasan Orang Tua

.................................................................................................. 39

2.2.3 Pengukuran Tingkat Kepuasan Orang Tua.................................. 48

2.3 Penelitian Sebelumnya........................................................................... 53

2.4 Kerangka Pemikiran .............................................................................. 56

2.5 Hipotesis Penelitian ............................................................................... 57

BAB III METODE PENELITIAN .......................................................................... 59

3.1 Identifikasi Variabel Penelitian .............................................................. 59

3.2 Definisi Operasional .............................................................................. 60

3.2.1 Kualitas Layanan Pendidikan Lembaga PAUD ........................... 60

3.2.2 Tingkat Kepuasan Orang Tua ..................................................... 62

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................. 63

3.3.1 Populasi Penelitian ..................................................................... 63

3.3.2 Sampel Penelitian ....................................................................... 65

3.4 Metode Pengumpulan Data .................................................................... 69

x
3.4.1 Metode Kuesioner ...................................................................... 69

3.4.2 Interviu (Interview) .................................................................... 73

3.4.3 Data Dokumentasi ...................................................................... 74

3.5 Validitas dan Reliabilitas ....................................................................... 74

3.5.1 Validitas..................................................................................... 74

3.5.2 Reliabilitas ................................................................................. 77

3.6 Uji Coba dan Uji Coba Alat Ukur .......................................................... 78

3.7 Metode Analisis Data ............................................................................ 81

3.7.1 Analisis Data Deskriptif ............................................................. 81

3.7.2 Analisis Data Inferensial ............................................................ 81

3.7.3 Analisis Data Asumsi Klasik ...................................................... 82

3.7.4 Analisis Regresi Linier Sederhana .............................................. 83

3.7.5 Uji Hipotesis .............................................................................. 84

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................................... 85

4.1 Hasil Penelitian ..................................................................................... 85

4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................ 85

4.1.2 Identitas Responden ................................................................... 86

4.1.3 Deskripsi Variabel Penelitian ..................................................... 91

4.1.4 Analisis Data.............................................................................. 99

4.2 Pembahasan ......................................................................................... 106

4.2.1 Kualitas Layanan Pendidikan Lembaga PAUD ........................ 106

4.2.2 Tingkat Kepuasan Orang Tua ................................................... 118

xi
4.2.3 Pengaruh Kualitas Layanan Pendidikan Lembaga PAUD terhadap

Tingkat Kepuasan Orang Tua ................................................... 120

BAB V PENUTUP ............................................................................................... 124

5.1 Simpulan ............................................................................................ 124

5.2 Saran .................................................................................................. 125

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 128

LAMPIRAN ......................................................................................................... 131

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Data lembaga PAUD pada bulan Januari tahun 2013 di kecamatan

Gunungpati .................................................................................................. 63

Tabel 3.2 Daftar TK yang sesuai dengan kriteria ..................................................... 66

Tabel 3.3 Penentuan Skor masing-masing item dalam alat ukur .............................. 70

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Variabel ”Kualitas Pendidikan Lembaga PAUD” ..................... 70

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Variabel ”Tingkat Kepuasan Orang Tua” ................................. 71

Tabel 3.6 Distribusi Item Skala Kualitas Pendidikan Lembaga PAUD setelah Uji

Coba .................... .................................................................................................. 78

Tabel 3.7 Distribusi Item Skala Tingkat Kepuasan Orang Tua pada Lembaga PAUD

setelah Uji Coba .. .................................................................................................. 78

Tabel 4.1 Jumlah Sampel di Setiap TK ................................................................... 85

Tabel 4.2 Jenis Kelamin Responden ........................................................................ 85

Tabel 4.3 Usia Responden ...................................................................................... 86

Tabel 4.4 Tingkat Pendidikan Responden ............................................................... 87

Tabel 4.5 Jenis Pekerjaan Responden ...................................................................... 89

Tabel 4.6 Kategori Skor Kualitas Pendidikan Lembaga PAUD ............................... 92

Tabel 4.7 Interval Kriteria Indikator “Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan

Anak .................... .................................................................................................. 93

Tabel 4.8 Interval Kriteria Indikator “Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan” ....

............................ .................................................................................................. 94

xiii
Tabel 4.9 Interval Kriteria Indikator “Standar Isi, Proses, dan Penilaian” ................ 94

Tabel 4.10 Interval Kriteria Indikator “Standar Sarana dan Prasarana, Pengelolaan,

dan Pembiayaan” . .................................................................................................. 95

Tabel 4.11 Kategori Kualitas Layanan Pendidikan menurut Responden berdasarkan

Tingkatan Usia .... .................................................................................................. 96

Tabel 4.12 Kategori Kualitas Layanan Pendidikan menurut Responden berdasarkan

Tingkatan Pendidikan ............................................................................................. 96

Tabel 4.13 Kategori Skor Tingkat Kepuasan Orang Tua pada Lembaga PAUD....... 98

Tabel 4.14 Kategori Subjek Berdasarkan Skor Kualitas Pendidikan Lembaga PAUD

dan Tingkat Kepuasan Orang Tua pada Lembaga PAUD ........................................ 99

Tabel 4.15 Deskripsi Statistik Hasil Uji Normalitas .............................................. 101

Tabel 4.16 Deskripsi Statistik Hasil Uji Linieritas ................................................. 102

Tabel 4.17 Hasil Uji Korelasi ................................................................................ 103

Tabel 4.18 Hasil Uji Regresi Linier Sederhana ...................................................... 104

Tabel 4.19 Tingkat Pendidikan Tenaga Pendidik Lembaga PAUD ........................ 111

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model/ Sistem Terbuka ....................................................................... 21

Gambar 2.2 Sistem Pendidikan .............................................................................. 22

Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran ........................................................................... 57

xv
xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Data Responden ................................................................................. 131

Lampiran 2 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ........................................................... 134

Lampiran 3 Kuesioner Penelitian .......................................................................... 145

Lampiran 4 Data Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ............................................ 154

Lampiran 5 Blue Print Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas .................................... 161

Lampiran 6 Hasil Uji Normalitas .......................................................................... 171

Lampiran 7 Hasil Uji Linieritas ............................................................................. 173

Lampiran 8 Hasil Uji Korelasi .............................................................................. 175

Lampiran 9 Hasil Uji Regresi ................................................................................ 176

Lampiran 10 Data Hasil Penelitian ........................................................................ 178

xvi
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada dasarnya anak-anak sebagai generasi yang unggul tidak akan tumbuh

dengan sendirinya. Anak memerlukan lingkungan yang baik dan tepat untuk dapat

mengembangkan berbagai potensi maupun kecerdasan yang dimilikinya.

Perkembangan kecerdasan anak sangat pesat pada tahun-tahun awal kehidupan anak

(Hamsun: 2009). Dalam suatu penelitian studi neurologi, Bloom, dalam Sujiono

(2005: 10) mengemukakan bahwa pengembangan intelektual anak terjadi sangat pesat

pada tahun-tahun awal kehidupan anak. Sekitar 50 % variabilitas kecerdasan orang

dewasa sudah terjadi ketika anak berusia 4 tahun, Peningkatan 30 % berikutnya

terjadi pada usia 8 tahun dan 20 % sisanya pada pertengahan atau akhir dasa warsa

kedua. Ini berarti bahwa pengembangan yang terjadi pada usia 0-4 tahun sama

besarnya dengan pengembangan yang terjadi pada usia 4 tahun hingga 15-20 tahun.

Pengembangan yang terjadi pada usia 4-8 tahun lebih besar daripada

pengembangan yang terjadi pada usia 8 tahun hingga 15-20 tahun. Dalam kaitan ini

Bloom mengatakan bahwa 4 tahun pertama merupakan kurun waktu yang sangat peka

terhadap kaya miskinnya lingkungan yang akan stimulasi. Studi tersebut makin

menguatkan pendapat para ahli sebelumnya, tentang keberadaan masa peka atau masa

emas (golden age) pada anak usia dini. Masa emas perkembangan anak yang hanya

datang sekali seumur hidup tidak boleh disia-siakan. Fakta itulah yang kemudian

1
2

memicu makin mantapnya anggapan bahwa sesungguhnya pendidikan yang dimulai

setelah usia SD tidaklah benar. Pendidikan harus sudah dimulai sejak usia dini supaya

tidak terlambat. Sehingga penting bagi anak untuk mendapatkan Pendidikan Anak

Usia Dini (PAUD) (Jamaris: 2003).

Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, Pendidikan Anak Usia Dini

(PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir

sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan

pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani

agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Keseriusan

pemerintah pada pendidikan anak usia dini di Sistem Pendidikan Nasional tahun

2003, memiliki dampak yang cukup luas untuk mendorong pemahaman dan

kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan bagi anak usia dini. Hal ini

terbukti dengan semakin menjamurnya lembaga-lembaga pendidikan anak usia dini

dan juga begitu antusiasnya masyarakat untuk mendukung kegiatan yang

berhubungan dengan anak usia dini. Layanan pendidikan kepada anak usia dini ini

merupakan salah satu dasar yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak

selanjutnya hingga dewasa. Hal ini diperkuat oleh pendapat Hurlock (1980) yang

menyatakan bahwa tahun-tahun awal kehidupan anak merupakan dasar yang

cenderung bertahan dan mempengaruhi sikap dan perilaku sepanjang hidupnya.

Prakarsa penyelenggaraan pendidikan anak usia dini pada tahun-tahun

belakangan ini nampak mengemuka dibanding periode sebelumnya. Berbagai


3

kalangan, baik dari kalangan masyarakat, pemerintah, swasta, akademisi, praktiksi

pendidik, dan agamawan mulai berpartisipasi dan peduli terhadap pendidikan anak

usia dini. Wujud kepedulian tersebut dimanifestasikan dengan terbentuknya berbagai

lembaga pendidikan anak usia dini, seperti Bina Keluarga Balita (BKB), Posyandu,

Tempat Penitipan Anak (TPA), Taman Kanak-Kanak (TK), dan sebagainya.

Pemerintah melalui Departemen Pendidikan Nasional juga mengeluarkan kebijakan

umum yang salah satu diantaranya adalah penekanan pada peningkatan peran serta

pembinaan pengembangan pendidikan anak usia dini melalui perluasan daya

tampung, peningkatan penyelenggaraan TK, pengembangan model pendidikan

melalui kelompok bermain, pendidikan pada lembaga penitipan anak dengan

memadukan aspek gizi, kesehatan, dan psikososial secara seimbang dalam rangka

meletakkan dasar arah perkembangan dan pertumbuhan anak seutuhnya (Suyatno dan

Abas: 2001). Program PAUD diperlukan sebagai wujud dari upaya penyiapan

manusia masa depan yang lebih memiliki kemampuan untuk beradaptasi dan

mempunyai peluang partisipasi pada masyarakat mega kompetisi. Secara teoritis dan

empiris diyakini bahwa tahun-tahun awal perkembangan individu merupakan masa

yang sangat penting dalam pembentukan kecerdasan, kepribadian, dan perilaku sosial

manusia.

PAUD merupakan bagian dari Ilmu Pendidikan yang secara spesifik

mempelajari pendidikan anak usia 0-8 tahun. Perkembangan yang pesat menjadikan

PAUD sebagai disiplin ilmu yang multi dan interdisipliner (Suyanto: 2003). Artinya,
4

PAUD merupakan suatu disiplin ilmu yang terdiri atas banyak ilmu yang saling

terkait, seperti; ilmu pendidikan, ilmu psikologi perkembangan, ilmu biologi

perkembangan, ilmu sosiologi, ilmu kesehatan, ilmu olah raga, dan ilmu bidang studi.

Dasar keilmuan PAUD yang saling terikat ini dibutuhkan sebagai salah satu aspek

dasar yang membantu dalam proses pelaksanaan dan pembentukan lembaga PAUD.

Pembentukan lembaga Pendidikan Anak Usia Dini bukanlah suatu hal yang mudah.

Selain dasar keilmuan, untuk membentuk suatu lembaga PAUD yang baik,

dibutuhkan suatu proses pemenuhan persyaratan yang sesuai dengan ketetapan

Undang-Undang.

Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk dapat membentuk suatu

lembaga PAUD menurut pada UU No.20 tahun 2003 pasal 62 ayat 2 antara lain:

tersedianya kurikulum, peserta didik/siswa/anak didik, tenaga kependidikan (guru dan

staf), sarana prasarana, pembiayaan pendidikan, dan sistem evaluasi (Suyadi: 2011).

Dalam bukunya yang berjudul “Manajemen Playgroup dan Taman Kanak-Kanak”,

Muliawan (2009) menyatakan bahwa ada beberapa unsur yang harus terpenuhi dalam

mendirikan Playgroup dan Taman Kanak-Kanak, 4 unsur penting diantaranya adalah

legalitas, lokasi, ketenagakerjaan, dan teknik serta strategi pemasaran. Walaupun

dalam teori dan perundang-undangan telah tercantum persyaratan yang harus

dipenuhi dalam pembentukan lembaga PAUD, tetapi pada kenyataanya masih banyak

lembaga-lembaga PAUD yang didirikan tanpa pemenuhan persyaratan secara

lengkap.Terlebih lagi, pada saat ini masih banyak beberapa pihak lembaga yang lebih
5

mengedepankan tujuan bisnis pada lembaga PAUD daripada pemberian jasa yang

berkualitas.Hal ini menyebabkan pembentukan PAUD menjadi tidak maksimal dan

berimbas pada pelaksanaan PAUD yang tidak optimal kedepannya.

Selain permasalahan dalam pembentukan lembaga, masih ada lagi beberapa

kendala maupun permasalahan yang timbul di lembaga-lembaga PAUD. Menurut

hasil analisis Suryani (2007) dalam artikelnya yang berjudul “Analisis Permasalahan

Pendidikan Anak Usia Dini”, disebutkan bahwa masalah-masalah yang timbul dalam

lembaga-lembaga PAUD di Indonesia antara lain: belum terpenuhinya kebutuhan

masyarakat akan PAUD, kurangnya kualitas dan kuantitas guru atau pamong PAUD,

kurangnya mutu PAUD, kurangnya animo masyarakat atau kesadaran orang tua

tentang urgensi PAUD, dan kebijakan pemerintah tentang PAUD yang belum

memadai. Hal serupa juga dipaparkan oleh Hiryanto, dkk (2011) dalam jurnalnya

yang berjudul “Pemetaan Tingkat Pencapaian Mutu Program Pendidikan Anak Usia

Dini di Propinsi DIY”. Dari hasil penelitiannya di propinsi DIY, Hiryanto, dkk (2011)

mengungkapkan bahwa masih ada beberapa kekurangan dan kendala dalam

pelaksanaan PAUD di propinsi DIY. Beberapa masalah terjadi pada kualitas atau

mutu PAUD, seperti: minimnya sarana prasarana, tidak seimbangnya rasio guru

dengan murid, minimnya dana, serta rendahnya partisipasi masyarakat dalam

penyelenggaraan PAUD.

Permasalahan-permasalahan yang telah dipaparkan diatas menjadi fenomena

yang cukup memprihatinkan, mengingat begitu pentingnya PAUD bagi kualitas


6

perkembangan dan pertumbuhan anak.Kualitas suatu lembaga PAUD merupakan

salah satu kunci yang paling menentukan keberlangsungan lembaga tersebut.

Nugroho, dkk (2010) dalam jurnal penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Kualitas

Dimensi Tangibles, Reliability, Responsiveness, Assurance, dan Emphaty terhadap

Kualitas PAUD secara Keselurahan” dan menjadikan para ibu sebagai sampel

penelitianya menemukan hasil bahwa kualitas Tangibles (yang meliputi sarana

prasarana dan pegawai), dan reliability (yang meliputi kecakapan guru), dan

assurance (yang meliputi jaminan sikap dan sifat guru) berpengaruh terhadap kualitas

suatu lembaga PAUD. Berdasarkan hasil penelitiannya tersebut, disimpulkan bahwa

hasil rata-rata menunjukkan bahwa kelima dimensi pendukung kualitas jasa lembaga

PAUD tersebut masih memiliki kualitas yang kurang baik bahkan tidak baik,

sehingga dapat dikatakan bahwa masih banyak lembaga PAUD di Indonesia yang

memiliki kualitas dibawah rata-rata.

Kondisi atau kualitas pendidikan suatu lembaga PAUD tidak hanya

berpengaruh bagi penyelenggaraan PAUD kedepannya, akan tetapi juga berpengaruh

pada perkembangan dan pertumbuhan anak. Elliot (2006) dalam jurnalnya yang

berjudul “Early Childhood Education Pathways to Quality and Equity for All

Children” menyatakan bahwa terdapat bukti yang memperlihatkan bahwa PAUD

yang berkualitas akan berpengaruh pada perkembangan kognitif, sosial, dan

kemampuan anak dalam beradaptasi di sekolah. Wessles, Lamb and Hwang dalam

Elliot (2006) juga menemukan fakta dalam penelitiannya yang menyatakan bahwa
7

anak yang mengikuti pendidikan di dalam lembaga PAUD akan memiliki

kemampuan kognitif yang lebih baik dibandingkan anak-anak yang tidak mengikuti,

dan peningkatan kemampuan anak-anak tersebut berhubungan kuat dengan kualitas

yang tinggi dari PAUD tersebut. Oleh karena itu, sangat penting bagi suatu lembaga

PAUD untuk dapat memperhatikan kualitas pendidikan dari lembaganya, sehingga

mampu menghasilkan anak-anak yang berkualitas pula. Selain berhubungan dengan

kemampuan anak, kualitas pendidikan di suatu lembaga PAUD juga akan

berhubungan dengan persepsi orang tua anak didik terhadap lembaga tersebut.

Persepsi orang tua merupakan tanggapan atau cara pandang orang tua

terhadap kualitas suatu lembaga pendidikan. Persepsi orang terhadap kualitas suatu

lembaga PAUD akan sangat berpengaruh terhadap motivasi, kepercayaan, dan

kepuasan orang tua dalam mengambil keputusan untuk memasukan anaknya kedalam

suatu lembaga PAUD. Di era modern sekarang ini, sebagian besar masyarakat mulai

sadar akan pentingnya memberikan pendidikan yang berkualitas untuk anak sejak

dini. Terlebih setelah pemerintah dan pihak-pihak terkait memberikan pengertian

tentang pentingnya pendidikan anak usia dini kepada masyarakat dewasa ini.

Kesadaran masyarakat yang cukup besar diimbangi dengan munculnya banyak

Playgroup dan TK yang menawarkan berbagai macam program (Andriani: 2008).

Banyaknya penawaran program dan informasi tentang sekolah menjadi hal yang

sangat membantu bagi para orang tua.Akan tetapi, dibalik banyaknya pilihan lembaga

PAUD tersebut menimbulkan kebingungan dalam diri orang tua.Banyak orang tua
8

yang mulai merasa bingung dan khawatir dalam memilihkan sekolah yang berkualitas

untuk anak.Ada beberapa pertimbangan yang dilakukan oleh orangtua. Menurut

Andriani (2008), ada beberapa aspek yang harus dipertimbangan oleh orang tua

dalam memilihkan PAUD bagi anak. Aspek-aspek tersebut antara lain: lokasi,

keamanan, dasar pendidikan agama, disiplin atau aturan sekolah, guru, kelas (jumlah

anak dan rasio perbandingan guru dengan anak), bahasa, fasilitas sekolah, kebersihan,

dan metode pengajaran.

Banyaknya tuntutan dan pertimbangan dari masyarakat seringkali tidak

diimbangi dengan kualitas dari pihak lembaga PAUD dan partisipasi dari masyarakat

maupun pemerintah. Hal inilah yang memunculkan berbagai polemik di dalam

penyelenggaraan lembaga PAUD di berbagai kota di Indonesia, tak terkecuali

kecamatan Gunungpati. Kecamatan Gunungpati adalah sebuah kecamatan di Kota

Semarang, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Kecamatan Gunungpati merupakan

salah satu kecamatan terbesar di kota Semarang dengan luas wilayah 54,11 km²

(Http://id.wikipedia.org/wiki/Gunungpati,_Semarang). Mata pencaharian penduduk

kecamatan Gunungpati sebagian besar adalah petani dan pedagang.Jumlah PAUD di

kecamatan Gunungpati pada saat ini mulai berkembang cukup pesat. Data dari

Pemerintah kota Semarang UPTD Pendidikan kecamatan Gunungpati

memperlihatkan bahwa jumlah lembaga PAUD (dari TPA, KB, PAUD, dan TK) yang

tercatat hingga bulan januari tahun 2013 di kecamatan Gunungpati adalah 45

lembaga.
9

Masyarakat dan pemerintah daerah setempat mulai memperhatikan

perkembangan pendidikan bagi anak usia dini. Akan tetapi, tidak semua PAUD yang

didirikan tersebut memiliki kualitas yang baik dan sesuai dengan tingkat pencapaian

pendidikan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.Data yang diperoleh dari UPTD

Pendidikan kecamatan Gunungpati memperlihatkan bahwa masih sangat minim dan

memprihatinkannya fasilitas dan kualitas sebagian besar PAUD di kecamatan

Gunungpati. Selain itu, berbagai fakta juga menunjukkan bahwa masih banyak

lembaga-lembaga PAUD yang berdiri tanpa pemenuhan persyaratan yang sesuai

dengan ketetapan pemerintah. Tidak sedikit pula lembaga-lembaga yang semakin

buruk kualitasnya tetapi tetap berdiri dan melangsungkan kegiatan pembelajarannya.

Padahal tingkat kepuasan seorang pelanggan tergantung pada mutu sebuah produk

atau jasa. Suatu produk dapat dikatakan bermutu bagi seseorang kalau produk

tersebut dapat memenuhi kebutuhannya (Supranto: 2006). Oleh karena itu, lembaga

PAUD sebagai lembaga yang menyediakan produk berupa jasa pendidikan harus

lebih mampu memenuhi kebutuhan para pelanggannya, sehingga dapat meningkatkan

kepuasan dan loyalitas seorang pelanggan terhadap jasa yang ditawarkan tersebut.

Kepuasan menurut Kotler (2000) merupakan perasaan senang atau kecewa

seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi/ kesannya terhadap

kinerja atau hasil suatu produk dan harapan-harapannya. Kepuasan pelanggan

merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk meningkatkan kepercayaan

dan loyalitas pelanggan terhadap suatu produk atau jasa yang ditawarkan oleh
10

produsen. Orang tua merupakan pelanggan dari suatu lembaga pendidikan, tak

terkecuali lembaga PAUD. Menurut konsep Oliver dalam Darsono dan Junaedi

(2006), kepuasan pelanggan terhadap suatu produk akan tercipta apabila kebutuhan,

keinginan, harapan, dan tujuan pelanggan dapat dipenuhi melalui produk yang

digunakan tersebut.

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Darsono dan Junaedi (2006)

dalam jurnalnya yang berjudul “An Examination of Perceived Quality, Satisfaction,

and Loyality Relationship, Applicability of Comparative and Noncomparatibe

Evaluation”, diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat antara persepsi pelanggan

terhadap kualitas produk dengan kepuasan pelanggan terhadap suatu produk.

Kepuasan pelanggan juga berhubungan kuat dengan loyalitas pelanggan. Penelitian

ini menyimpulkan bahwa untuk menghasilkan pelanggan yang loyal, produsen harus

mampu memperhatikan kualitas pelayanan, penampilan, dan produknya, serta

kepuasan setiap pelanggannya. Selain itu, semakin meningkat kepuasan pelanggan,

akan semakin meningkat pula kemajuan dari suatu lembaga atau organisasi penyedia

produk tersebut.

Dengan berbagai realita yang menunjukkan bahwa masih banyak lembaga

PAUD yang memiliki kualitas dibawah rata-rata, tidak menutup kemungkinan bahwa

tingkat kepuasan orang tua terhadap lembaga-lembaga PAUD tersebut juga masih

rendah. Selain itu, fenomena lain memperlihatkan bahwa hampir sebagian besar

lembaga PAUD hingga saat ini tidak melakukan pengukuran atau penelitian yang
11

berkenaan dengan kepuasan orang tua terhadap kualitas pendidikan lembaga

pendidikannya. Hal ini menjadi suatu masalah yang patut diperhatikan, mengingat

pengetahuan tentang tingkat kepuasan orang tua terhadap kualitas suatu lembaga

PAUD sangat penting bagi peningkatan mutu lembaga tersebut. Pengukuran terhadap

tingkat kepuasan orang tua sebagai konsumen pendidikan dapat menjadi evaluasi

untuk memperbaiki kualitas suatu lembaga PAUD. Oleh karena itu, sangat penting

bagi suatu lembaga PAUD, sebagai penyedia jasa pendidikan bagi anak usia dini,

melakukan pengukuran tingkat kepuasan para pelanggannya atau dalam hal ini adalah

orang tua anak didik, sehingga lembaga PAUD tersebut dapat melakukan evaluasi

terhadap kualitas layanan pendidikan yang diberikan oleh lembaganya, dan

kedepannya lembaga tersebut dapat meningkatkan mutu pendidikannya.

Melihat berbagai permasalahan yang terjadi di lapangan, maka peneliti

tertarik untuk mengangkat suatu penelitian yang berjudul “Pengaruh Kualitas

Layanan Pendidikan Lembaga PAUD terhadap Tingkat Kepuasan Orang Tua

di kecamatan Gunungpati kota Semarang”. Melalui penelitian ini nantinya akan

dapat diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas PAUD secara keseluruhan

dan tingkat kepuasan orang tua terhadap PAUD, sehingga dapat berguna bagi para

pendiri, pemilik, maupun pendidik lembaga PAUD dalam upaya peningkatan kualitas

pendidikan lembaganya. Mengingat luasnya cakupan PAUD, yaitu meliputi TPA,

KB, RA/ TK, dan sebagainya, agar lebih fokus, maka penelitian ini perlu pembatasan

objek penelitian, yaitu dari penelitian terhadap PAUD menjadi penelitian terhadap
12

Taman Kanak-Kanak untuk anak usia 4-6 tahun di kecamatan Gunungpati kota

Semarang.

1.2 Perumusan Masalah

Sesuai latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan yang

diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah kualitas layanan pendidikan lembaga PAUD di kecamatan

Gunungpati kota Semarang?

2. Bagaimanakah tingkat kepuasan orangtua terhadap lembaga PAUD di kecamatan

Gunungpati kota Semarang?

3. Adakah pengaruh kualitas layanan pendidikan lembaga PAUD terhadap tingkat

kepuasan orang tua di kecamatan Gunungpati kota Semarang?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini untuk:

1. Mengetahui kualitas layanan pendidikan lembaga PAUD di kecamatan

Gunungpati kota Semarang.

2. Mengetahui tingkat kepuasan orangtua terhadap lembaga PAUD di kecamatan

Gunungpati kota Semarang.

3. Mengetahui pengaruh kualitas layanan pendidikan lembaga PAUD terhadap

tingkat kepuasan orang tua di kecamatan Gunungpati kota Semarang.


13

1.4 Kegunaan Penelitian

Dengan adanya penelitian ini, kegunaan (manfaat) yang diharapkan oleh

penulis, yaitu:

1. Secara Teoritik/ Akademis

a. Bagi akademisi atau pembaca, penelitian ini diharapkan dapat memberikan

informasi mengenai pengaruh kualitas pendidikan lembaga PAUD terhadap

tingkat kepuasan orang tua pada lembaga PAUD.

b. Bagi penelitian selanjutnya, penelitian dapat digunakan sebagai implikasi

lebih lanjut dalam memberikan informasi guna menciptakan peningkatan

kemampuan pemahaman mengenai PAUD yang berkualitas dan sesuai dengan

kebutuhan masyarakat.

c. Bagi penulis, penelitian ini bermanfaat untuk sarana pengembangan ilmu

pengetahuan.

2. Secara praktis

a. Bagi pendiri, pemilik, maupun pendidik lembaga PAUD, penelitian ini

diharapkan dapat memberikan masukan mengenai pengaruh kualitas

pendidikan lembaga PAUD terhadap tingkat kepuasan orang tua pada

lembaga PAUD di kecamatan Gunungpati kota Semarang, sehingga dapat

menjadi perhatian bagi para pihak yang berkecimpung dalam lembaga PAUD
14

dalam mengupayakan kemajuan dan kualitas lembaga PAUD di kota

Semarang pada umumnya, dan di kecamatan Gunungpati pada khususnya.

b. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kota Semarang maupun dinas yang

menaungi lembaga PAUD, penelitian ini diharapkan dapat memberikan

informasi mengenai pengaruh kualitas pendidikan lembaga PAUD terhadap

tingkat kepuasan orang tua pada lembaga PAUD serta jenis pengaruh antar

variabel tersebut, sehingga dapat menjadi perhatian bagi instansi dalam

membantu perkembangan dan peningkatan kualitas seluruh lembaga PAUD di

kota Semarang.
15

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kualitas Layanan Pendidikan Lembaga PAUD

2.1.1 Pengertian Kualitas

Kualitas (quality) adalah totalitas fitur dan karakteristik produk atau jasa yang

bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau

tersirat (Kotler dan Keller: 2009). Kualitas merupakan ukuran relatif kebaikan suatu

produk atau layanan yang terdiri dari kualitas desain dan kualitas kesesuaian. Kualitas

menurut ISO 9000 dalam Hamdani dan Lupiyoadi (2009: 175) adalah: “degree to

which a set of inherent characteristics fulfils requirements” (derajat yang dicapai oleh

karakteristik yang inheren dalam memenuhi persyaratan). Persyaratan dalam hal ini

adalah: “need or expectation that is state, generally implied or obligatory” (yaitu

kebutuhan atau harapan yang dinyatakan, biasanya tersirat atau wajib). Sedangkan

kalau diperhatikan secara etimologi, mutu atau kualitas diartikan dengan kenaikan

tingkatan menuju suatu perbaikan atau kemapanan.Sebab kualitas mengandung

makna bobot atau tinggi rendahnya sesuatu.Kualitas seringkali dikaitkan dengan

suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan

lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.

15
16

Dari beberapa pengertian tentang kualitas tersebut, maka dapat disimpulkan

bahwa kualitas merupakan perpaduan antara sifat dan karakteristik yang menentukan

sejauh mana keluaran dapat memenuhi persyaratan kebutuhan pelanggan.Pelanggan

yang menentukan dan menilai sampai seberapa jauh sifat dan dan karakteristik yang

memenuhi kebutuhannya.Konsep kualitas sendiri pada dasarnya bersifat relatif, yaitu

bergantung dari perspektif yang digunakan untuk menentukan ciri-ciri dan

spesifikasi. Pada dasarnya terdapat tiga orientasi kualitas yang seharusnya konsisten

satu sama lain:

a. Persepsi Konsumen

b. Produk (Jasa)

c. Proses.

2.1.2 Pengertian Pendidikan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan diartikan sebagai proses

pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha

mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara,

perbuatan mendidik. Sedangkan menurut UU RI No 20 Tahun 2003, pendidikan

diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya , masyarakat,

bangsa, dan Negara.


17

Mukminin (2009) berpendapat bahwa pendidikan diartikan sebagai budaya

untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia.Pendidikan berlangsung seumur

hidup dan dilaksanakan di dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan

masyarakat.Pendidikan dapat diperoleh dari berbagai pihak, salah satunya adalah

melalui satuan pendidikan. Menurut UU RI No 20 Tahun 2003, satuan pendidikan

adalah sekelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada

jalur formal, nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan.

Melalui berbagai tingkatan dalam satuan pendidikan, pemerintah berharap supaya

seluruh warga Indonesia mendapatkan pendidikan nasional yang telah

diselenggarakan, tersebut, sehingga tujuan pendidikan nasional dapat tercapai. Di

dalam pasal 3 UU RI No 20 th 2003, dijelaskan bahwa pendidikan nasional

merupakan pendidikan yang berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Oleh karena itu, pemerintah

menyelenggarakan pendidikan dari tingkat yang paling dasar, yaitu pendidikan anak

usia dini sampai dengan perguruan tinggi.

Berdasarkan berbagai definisi yang menjelaskan tentang pendidikan tersebut,

maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan proses yang berlangsung


18

seumur hidup guna mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter manusia

menjadi lebih bermartabat serta berkualitas.

2.1.3 Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan lembaga pendidikan yang

diselenggarakan sebelum pendidikan dasar. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun

2003, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang

ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan

melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki

pendidikan lebih lanjut. Sedangkan menurut Muliawan (2009), Pendidikan Anak Usia

Dini atau yang seringkali disingkat PAUD adalah pendidikan yang diberikan kepada

anak-anak usia 2 sampai 6 tahun. Pendidikan anak usia dini disebut juga dengan

pendidikan anak prasekolah (preschool), taman bermain (playgroup), atau taman

kanak-kanak (kindergarten). Ada berbagai jenis lembaga pendidikan anak usia dini

yang pada saat ini mulai terbentuk. Lembaga-lembaga tersebut antara lain: Bina

Keluarga Balita (BKB), Posyandu, Tempat Penitipan Anak (TPA), Kelompok

Bermain (KB), Taman Kanak-Kanak (TK), dan sebagainya.

Pendidikan anak usia dini, secara khusus, bukan bertujuan untuk memberi

anak pengetahuan kognitif (kecerdasan intelektual) sebanyak-banyaknya, tetapi

mempersiapkan mental dan fisik anak untuk mengenal dunia sekitarnya secara lebih

adaptive (bersahabat). Sifat pendidikan PAUD lebih familiar (kekeluargaan),


19

communicative (menyenangkan), dan yang paling utama lebih persuasive

(seruan/ajakan) (Mukminin: 2009). PAUD merupakan bagian dari Ilmu Pendidikan

yang secara spesifik mempelajari pendidikan anak usia 0-8 tahun. Perkembangan

yang pesat menjadikan PAUD sebagai disiplin ilmu yang multi dan interdisipliner

(Suyanto: 2003). Artinya, PAUD merupakan suatu disiplin ilmu yang terdiri atas

banyak ilmu yang saling terkait, seperti: ilmu pendidikan, ilmu psikologi

perkembangan, ilmu biologi perkembangan, ilmu sosiologi, ilmu kesehatan, ilmu

olah raga, dan ilmu bidang studi.

Dari berbagai macam pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa

lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan lembaga pendidikan bagi

anak usia 0 sampai 6 tahun yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan

potensi yang dimiliki serta memaksimalkan masa pertumbuhan yang sedang dialami

oleh anak usia dini.

Menurut pasal 28 UU RI No 20 Tahun 2003, pendidikan anak usia dini dapat

diselenggarakan melalui pendidikan formal, nonformal, dan/ atau informal.

Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-

Kanak (TK), Raudatul Athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat. Sedangkan

pendidikan anak usia dini pada jalur nonformal berbentuk Kelompok Bermain (KB),

Taman Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat. Pendidikan anak usia

dini pada jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan

yang diselenggarakan oleh lingkungan.


20

Pemerintah melalui Departemen Pendidikan Nasional mengeluarkan

kebijakan umum yang salah satu diantaranya adalah penekanan pada peningkatan

peran serta pembinaan pengembangan pendidikan anak usia dini melalui perluasan

daya tampung, peningkatan penyelenggaraan TK, pengembangan model pendidikan

melalui kelompok bermain, pendidikan pada lembaga penitipan anak dengan

memadukan aspek gizi, kesehatan, dan psikososial secara seimbang dalam rangka

meletakkan dasar arah perkembangan dan pertumbuhan anak seutuhnya (Suyatno dan

Abas: 2001).

2.1.4 Kualitas Layanan Pendidikan Lembaga PAUD

Kualitas pendidikan menurut Ace Suryadi dan H.A.R Tilaar (1993)

merupakan kemampuan lembaga pendidikan dalam mendayagunakan sumber-sumber

pendidikan untuk meningkatkan kemampuan belajar seoptimal mungkin. Di dalam

konteks pendidikan, pengertian kualitas atau mutu dalam hal ini mengacu pada proses

pendidikan dan hasil pendidikan. Dari konteks “proses” pendidikan yang berkualitas

terlibat berbagai input (seperti bahan ajar: kognitif, afektif dan, psikomotorik),

metodologi (yang bervariasi sesuai dengan kemampuan guru), sarana sekolah,

dukungan administrasi dan sarana prasarana dan sumber daya lainnya serta

penciptaan suasana yang kondusif. Sedangkan kualitas dalam konteks “hasil”

pendidikan mengacu pada hasil atau prestasi yang dicapai oleh sekolah pada setiap

kurun waktu tertentu (apakah tiap akhir cawu, akhir tahun, 2 tahun atau 5 tahun,

bahkan 10 tahun). Prestasi yang dicapai atau hasil pendidikan (student achievement)
21

dapat berupa hasil test kemampuan akademis maupun prestasi dibidang lain seperti di

suatu cabang olah raga, seni atau keterampilan tambahan tertentu. Bahkan prestasi

sekolah dapat berupa kondisi yang tidak dapat dipegang (intangible) seperti suasana

disiplin, keakraban, saling menghormati, kebersihan dan sebagainya. Kualitas

pendidikan merupakan kemampuan sistem pendidikan dasar, baik dari segi

pengelolaan maupun dari segi proses pendidikan, yang diarahkan secara efektif untuk

meningkatkan nilai tambah dan faktor-faktor input agar menghasilkan output yang

setinggi-tingginya.

Tirtarahardja (2005) menyatakan bahwa kualitas proses pendidikan

menggejala pada dua segi, yaitu kualitas komponen dan kualitas pengelolaanya.

Kedua segi tersebut satu sama lain saling bergantung. Walaupun komponen-

komponennya cukup baik, seperti tersedianya prasarana dan sarana serta biaya yang

cukup, jika tidak ditunjang dengan pengelolaan yang andal maka pencapaian tujuan

tidak akan tercapai secara optimal. Demikian pula bila pengelolaan baik tetapi

didalam kondisi serba kekurangan, akan mengakibatkan hasil yang tidak optimal.

Secara lebih rinci, maka berikut ini penulis gambarkan diagram tentang

komponen-komponen dalam sistem pendidikan menurut Tirtarahardja (2005):


Instrumental Input

Raw Input Proses Output

Environmental Input
Gambar 2.1 Model/ sistem terbuka
22

Administrasi Anggaran

Tenaga Guru dan Kurikulum Prasarana dan Sarana

Non Guru

Siswa PROSES PENDIDIKAN Lulusan

Baru

Sosial Budaya Kependudukan Politik

Keamanan Ekonomi, dll

Gambar 2.2 Sistem Pendidikan

Pengelolaan proses pendidikan meliputi ruang lingkup makro, meso, dan

mikro. Pengelolaan proses dalam lingkup makro berupa kebijakan-kebijakan

pemerintah yang lazimnya dituangkan dalam bentuk UU Pendidikan, Peraturan

Pemerintah, SK Menteri, SK Dirjen, serta dokumen- dokumen pemerintah tentang

pendidikan tingkat nasional yang lain. Sedangkan pengelolaan dalam ruang lingkup

meso merupakan implikasi kebijakan-kebijakan nasional ke dalam kebijakan

operasional dalam ruang lingkup wilayah di bawah tanggung jawab Kakanwil

Depdikbud.

Pengelolaan dalam ruang lingkup mikro merupakan aplikasi kebijakan-

kebijakan pendidikan yang berlangsung dalam lembaga pendidikan, seperti:


23

lingkungan sekolah ataupun kelas, sanggar-sanggar belajar, dan satuan-satuan

pendidikan lainnya dalam masyarakat. Lembaga pendidikan merupakan suatu instansi

yang memberikan produk berupa jasa. Menurut Sukmadinata, dkk (2003), setiap unit

organisasi melakukan sesuatu dan karenanya mempunyai keluaran tertentu yang

mungkin jelas dan terukur mungkin juga tidak. Pada sekolah, jasa yang dihasilkan

adalah pendidikan. Oleh karena itu, kualitas yang harus dipenuhi adalah kualitas jasa

atau dalam hal ini adalah kualitas layanan pendidikan yang diberikan. Kualitas jasa

adalah penyampaian jasa yang akan melebihi tingkat kepentingan pelanggan.

Keunggulan suatu produk jasa tergantung dari keunikan serta kualitas yang

diperlihatkan oleh jasa tersebut, apakah sudah sesuai dengan harapan dan keinginan

pelanggan (Rangkuti: 2006). Lembaga pendidikan sebagai penghasil jasa berupa

pendidikan harus mampu menyediakan berbagai hal yang mampu memuaskan pihak

konsumen. Dalam ruang lingkup pendidikan ini, kepala sekolah, guru, tutor, dan

tenaga-tenaga pendidikan lainnya memegang peranan penting di dalam pengelolaan

pendidikan untuk menciptakan kualitas proses dan pencapaian hasil pendidikan.

Berbagai macam lembaga pendidikan dari berbagai tingkat satuan pendidikan

telah menjamur di Indonesia. Dari lembaga pendidikan bagi anak usia dini sampai

dengan lembaga pendidikan tingkat perguruan tinggi. Salah satu lembaga pendidikan

yang saat ini sedang banyak didirikan adalah lembaga Pendidikan Anak Usia Dini

(PAUD). Seperti yang telah dijelaskan, bahwa lembaga PAUD merupakan lembaga

pendidikan yang diselenggarakan sebelum pendidikan dasar. Menurut Undang-


24

Undang No. 20 Tahun 2003, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya

pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun

yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan

dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Kualitas pendidikan lembaga PAUD

menjadi salah satu hal yang sangat penting bagi keberlangsungan suatu lembaga

PAUD, serta penting bagi pengoptimalan pertumbuhan dan perkembangan anak.

Dari berbagai macam pengertian dan penjelasan mengenai kualitas atau mutu

layanan pendidikan serta pengertian mengenai Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian kualitas layanan

pendidikan lembaga PAUD adalah kemampuan suatu lembaga pendidikan PAUD

dalam mendayagunakan, meningkatkan, dan memaksimalkan berbagai macam

sumber pendidikan untuk meningkatkan kemampuan belajar seoptimal mungkin

sehingga dapat menciptakan kualitas proses dan hasil pendidikan yang sesuai dengan

kebutuhan dan harapan peserta didik. Selain itu, kualitas layanan pendidikan lembaga

PAUD juga dapat diartikan sebagai derajat yang dicapai oleh suatu lembaga

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dalam memenuhi kebutuhan dan harapan

konsumen pendidikan atau dalam hal ini adalah orang tua.

2.1.5 Standar Pencapaian Kualitas Layanan Pendidikan Lembaga PAUD

Lembaga PAUD merupakan suatu lembaga pendidikan yang didirikan dengan

berbagai pemenuhan terhadap beberapa macam persyaratan yang sesuai dengan


25

sistem peraturan perundang-undangan yang berlaku.Beberapa persyaratan yang harus

dipenuhi untuk dapat membentuk suatu lembaga PAUD menurut pada UU No.20

tahun 2003 pasal 62 ayat 2 (Suyadi: 2011) antara lain:

a. Tersedianya kurikulum

b. Adanya peserta didik/siswa/anak didik

c. Ketersediaan tenaga kependidikan (guru dan staf)

d. Adanya sarana prasarana yang mencukupi

e. Adanya pembiayaan pendidikan

f. Adanya sistem evaluasi

Selain itu, untuk mencapai kualitas layanan pendidikan yang diinginkan, suatu

lembaga PAUD harus mampu memenuhi standar pendidikan nasional yang telah

ditetapkan oleh pemerintah. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PP

RI) No 19 Tahun 2005, standar nasional pendidikan adalah kriteria minimal tentang

sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Lingkup standar nasional pendidikan menurut PP RI No 19 Tahun 2005 antara lain:

a. Standar isi

Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan

dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi

mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik

pada jenjang pendidikan tertentu.


26

b. Standar Proses

Standar proses merupakan standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan

pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar

kompetensi lulusan.

c. Standar Kompetensi Lulusan

Standar kompetensi lulusan digunakan sebagai pedoman penilaian dalam

penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan.

d. Standar Kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah criteria pendidikan prajabatan

dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan.

e. Standar Sarana dan Prasarana

Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan

dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat

beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat

berekreasi dan berkreasi, serta sumber belajar lain yang diperlukan untuk

menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan

komunikasi.

f. Standar Pengelolaan

Standar pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan

perencanaan, elaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat


27

satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi

dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan.

g. Standar Pembiayaan

Standar pembiayaan adalah standar yang mengatur komponen dan besarnya biaya

operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu bulan.

h. Standar Penilaian Pendidikan

Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan

dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar anak didik.

Setelah menetapkan standar pendidikan dalam Peraturan Pemerintah Nomor

19 Tahun 2005, maka pemerintah menetapkan standar pendidikan yang khusus bagi

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dalam Peraturan Menteri No 58 Tahun 2009.

Standar PAUD merupakan bagian integral dari Standar Nasional Pendidikan

sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005

tentang Standar Nasional Pendidikan yang dirumuskan dengan mempertimbangkan

karakteristik penyelenggaraan PAUD. Standar PAUD terdiri atas empat kelompok,

yaitu: (1) Standar tingkat pencapaian perkembangan; (2) Standar pendidik dan tenaga

kependidikan; (3) Standar isi, proses, dan penilaian; dan (4) Standar sarana dan

prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan. Berikut ini adalah penjelasan singkat

mengenai empat kelompok standar PAUD tersebut:


28

a. Standar tingkat pencapaian perkembangan

Standar tingkat pencapaian perkembangan berisi kaidah pertumbuhan dan

perkembangan anak usia dini sejak lahir sampai dengan usia enam tahun. Tingkat

perkembangan yang dicapai merupakan aktualisasi potensi semua aspek

perkembangan yang diharapkan dapat dicapai anak pada setiap tahap

perkembangannya, bukan merupakan suatu tingkat pencapaian kecakapan

akademik.

b. Standar pendidik dan tenaga kependidikan

Standar pendidik (guru, guru pendamping, dan pengasuh) dan tenaga

kependidikan memuat kualifikasi dan kompetensi yang dipersyaratkan.

c. Standar isi, proses, dan penilaian

Standar isi, proses, dan penilaian meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan

penilaian program yang dilaksanakan secara terintegrasi atau terpadu sesuai

dengan kebutuhan anak.

d. Standar sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan.

Standar sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan mengatur persyaratan

fasilitas, manajemen, pembiayaan, agar dapat menyelenggarakan PAUD yang

baik.
29

2.1.6 Dimensi Kualitas Jasa Lembaga PAUD

Sebagai lembaga pendidikan yang memberikan produk dalam bentuk jasa,

yaitu pendidikan, dan tempat terlaksananya proses pendidikan, maka suatu lembaga

PAUD harus mampu memberikan kualitas pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan

dan harapan masyarakat. Menurut Kotler (2009), ada lima dimensi pokok kualitas

jasa yang dapat dipenuhi, yaitu :

a. Berwujud (Tangible)

Meliputi penampilan fasilitas fisik penyedia jasa seperti gedung,

tersedianya tempat parkir, kebersihan, kerapian dan kenyamanan ruangan,

kelengkapan peralatan komunikasi, dan penampilan fisik dari personel penyedia

jasa.Bagi lembaga PAUD, ada beberapa kelengkapan khusus yang harus dapat

dipenuhi. Menurut Muliawan (2009), syarat utama pemilihan lokasi serta tempat

kegiatan playgroup dan Taman Kanak-Kanak yang strategis dan mudah

dijangkau adalah:

1) Gedung terletak di pinggir jalan utama, atau minimal jalan yang dapat dilalui

kendaraan roda empat

2) Transportasi mudah dan lancar

3) Lingkungan mendukung dan keamanan terjamin

4) Diutamakan rumah atau gedung miliki sendiri

Untuk lebih detail, rencana penyediaan prasarana dan fasilitas pendidikan

playgroup dan taman kanak-kanak yang baik mencakup:


30

1) Ruang bermain outdoor yang dilengkapi alat permainan yang aman

2) Ruang bermain indoor yang aman

3) Ruang ibadah

4) Ruang pusat sumber belajar dan perpustakaan

5) Ruang kesehatan

6) Ruang audiovisual dan laboratorium anak

7) Ruang kelas ber-AC

8) Ruang toilet dan kamar mandi

Berikut ini adalah hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam perlengkapan

gedung dan area lain:

1) Fisik bangunan dalam kondisi baik

2) Ada pesawat telepon

3) Listrik kapasitas minimal 5500 watt

4) Air bersih sumur/PAM lancer

5) Halaman cukup luas sebagai arena bermain outdoor

6) Ada tempat parkir kendaraan

7) Ruang, setiap saat, bisa dan boleh diubah sesuai kebutuhan

8) Penentuan jumlah ruang. urutan ruang disusun berdasarkan prioritas, sebagai

contoh:

a) 4 ruang kelas berukuran 5 m x 6 m

b) 1 ruang front office


31

c) 1 ruang permainan indoor

d) 1 ruang mushala (religion room)

e) 1 ruang audiovisual dan komputer

f) 1 ruang pusat sumber belajar dan perpustakaan

g) 1 ruang dapur

h) 1 ruang kepala sekolah dan guru

i) 1 ruang penjaga

b. Keandalan (Reliability)

Keandalan berarti kemampuan untuk memberikan pelayanan yang telah

dijanjikan dengan tepat (accurately), kemampuan untuk dapat dipercaya

(dependably), serta tepat waktu (on time).Dalam lingkup PAUD, dimensi

reliability berhubungan dengan kompetensi pendidik dan karyawan yang ikut

berkecimpung dalam lembaga PAUD. Menurut Permen No 58 Tahun 2009,

pendidik anak usia dini adalah profesional yang bertugas merencanakan,

melaksanakan proses pembelajaran, dan menilai hasil pembelajaran, serta

melakukan pembimbingan, pengasuhan dan perlindungan anak didik. Pendidik

PAUD bertugas di berbagai jenis layanan baik pada jalur pendidikan formal

maupun nonformal seperti TK/RA, KB, TPA dan bentuk lain yang sederajat.

Pendidik PAUD pada jalur pendidikan formal terdiri atas guru dan guru

pendamping; sedangkan pendidik PAUD pada jalur pendidikan nonformal terdiri

atas guru, guru pendamping, dan pengasuh.


32

Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan,

pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses

pendidikan pada lembaga PAUD. Tenaga kependidikan terdiri atas

Pengawas/Penilik, Kepala Sekolah, Pengelola, Administrasi, dan Petugas

Kebersihan. Tenaga kependidikan pada PAUD jalur pendidikan formal terdiri

atas: Pengawas, Kepala TK/RA, Tenaga Administrasi, dan Petugas Kebersihan.

Sedangkan Tenaga kependidikan pada PAUD jalur pendidikan nonformal terdiri

atas: Penilik, Pengelola, Administrasi, dan Petugas Kebersihan.

Muliawan (2009) berpendapat bahwa tenaga kependidikan di suatu

lembaga play group maupun taman kanak-kanak harus direncanakan terlebih

dahulu. Perencanaan tenaga pengelola play group maupun taman kanak-kanak

mencakup empat bagian inti. Empat bagian inti tersebut adalah:

1) Kepemimpinan

Kepemimpinan menunjuk pada orang yang terpilih atau dipilih karena

kemampuan memimpinnya.Kemampuan memimpin ini tentu ditunjang oleh

kemampuan-kemampuan lain seperti pengetahuan, pengalaman, jaringan

sosial, dan kontrol psikologis individunya. Selain itu, pemimpin juga dituntut

memiliki kemampuan manajemen yang profesional.


33

2) Administrasi-Birokratif Pendukung

Tenaga administrasi birokrasi pendukung sekolah berfungsi menangani

masalah surat menyurat, kesekretariatan, filling, pendokumentasian arsip,

pengelolaan keuangan, sampai penyediaan sarana dan prasarana pendidikan.

3) Tenaga Pengajar Kelas

Tenaga pengajar tidak hanya dituntut untuk profesional dalam mengajar,

tetapi juga dijadikan pedoman dan panutan siswa dalam setiap sikap dan

perilaku hidupnya.

4) Staf Ahli

Di dalam lembaga pendidikan yang bertaraf nasional dan internasional, staf

ahli menduduki posisi-posisi penting, seperti: kepala litbang (unit penelitian

dan pengembangan), penasihat, lembaga, surveyor, atau pengawas maupn

perencana dan pengembangn organisasi.

Secara sederhana, maka dapat disimpulkan bahwa tenaga kependidikan

PAUD harus memiliki empat kompetensi dasar yang sesuai dengan yang telah

tercantum dalam Peraturan Menteri Nomor 58 Tahun 2009, yaitu: kompetensi

kepribadian, kompetensi professional, kompetensi pedagogik, dan kompetensi

sosial. Dan secara khusus, dimensi keandalan ini lebih berkaitan dengan

kompetensi pedagogik para tenaga pendidik anak usia dini.


34

c. Kesigapan (Responsiveness)

Kesigapan merupakan dimensi yang menekankan kepada

kesediaanpenyedia jasa dalam membantu pelanggan dan memberikan

pelayananyang sesuai kebutuhan pelanggan secara cepat dan tepat.Dalam lingkup

PAUD, dimensi kesigapan ini lebih berfokus pada sikap, sifat, dan

tanggungjawab pendidik, karyawan atau semua staf yang berhubungan dengan

lembaga PAUD tersebut. Dimensi kesigapan ini berhubungan erat dengan

ketepatan, kecepatan, dan kecermatan para tenaga pendidik PAUD dalam

memberikan pelayanan, informasi, serta solusi terhadap setiap masalah yang

dihadapi oleh anak didik maupun orang tua anak. Dimensi kesigapan ini sangat

berhubungan dengan kompetensi professional yang harus dimiliki oleh seorang

tenaga pendidik.

d. Kepastian (Assurance)

Dimensi ini menekankan kemampuan penyedia jasa untuk

membangkitkan keyakinan dan rasa percaya diri pelanggan bahwa penyedia jasa

mampu memenuhi kebutuhan pelanggannya.Meliputi kemampuan karyawan atas

pengetahuan terhadap produk secara tepat, keramah-tamahan, perhatian dan

kesopanan dalam memberikan pelayanan, keterampilan dalam memberikan

informasi, serta kemampuan dalam memberikan keamanan di dalam

memanfaatkan jasa yang ditawarkan.Dalam lingkup pendidik PAUD, maka

dimensi Assurance ini sangat berhubungan dengan kompetensi kepribadian yang


35

harus dimiliki oleh seorang pendidik PAUD. Sebagai seorang pendidik anak usia

dini, maka harus mampu bersikap sesuai dengan norma sosial, agama, dan budaya

yang berlaku, bersikap dan berperilaku sesuai dengan psikologis anak, serta

mampu menampilkan pribadi yang berbudi pekerti luhur.

e. Empati (Empathy)

Empati adalah perhatian secara individual yang diberikan perusahaan

kepada pelanggan seperti, kemudahan untuk menghubungi perusahaan,

kemampuan karyawan untuk berkomunikasi kepada pelanggan dan urusan

perusahaan untuk memahami keinginan dan kebutuhan pelanggan. Salah satu

faktor yang menentukan kepuasan pelanggan adalah persepsi pelanggan mengenai

kualitas jasa yang berfokus terhadap lima dimensi jasa ini. Dalam lingkup PAUD,

maka hal ini dapat diartikan bahwa seorang tenaga pendidik anak usia dini harus

memiliki kompetensi sosial yang baik dan unggul. Tenaga pendidik, karyawan,

maupun staf yang berkecimpung di lembaga PAUD diharapkan dapat beradaptasi

dengan lingkungannya serta berkomunikasi secara efektif bersama dengan orang

tua dan anak.

Secara ringkas, Usman (2006: 411) mengemukakan 13 (tiga belas)

karakteristik yang dimiliki oleh mutu pendidikan yaitu :

a Kinerja (performa) yakni berkaitan dengan aspek fungsional sekolah meliputi :

kinerja guru dalam mengajar baik dalam memberikan penjelasan meyakinkan,

sehat dan rajin mengajar, dan menyiapkan bahan pelajaran lengkap, pelayanan
36

administratif dan edukatif sekolah baik dengan kinerja yang baik setelah menjadi

sekolah favorit.

b Waktu wajar (timelines) yakni sesuai dengan waktu yang wajar meliputi memulai

dan mengakhiri pelajaran tepat waktu, waktu ulangan tepat.

c Handal (reliability) yakni usia pelayanan bertahan lama. Meliputi pelayanan

prima yang diberikan sekolah bertahan lama dari tahun ke tahun, mutu sekolah

tetap bertahan dan cenderung meningkat dari tahun ke tahun.

d Data tahan (durability) yakni tahan banting, misalnya meskipun krisis moneter,

sekolah masih tetap bertahan.

e Indah (aesteties) misalnya eksterior dan interior sekolah ditata menarik, guru

membuat media-media pendidikan yang menarik.

f Hubungan manusiawi (personal interface) yakni menunjung tinggi nilai-nilai

moral dan profesionalisme. Misalnya warga sekolah saling menghormati,

demokrasi, dan menghargai profesionalisme.

g Mudah penggunaanya (easy of use) yakni sarana dan prasarana dipakai. Misalnya

aturan-aturan sekolah mudah diterapkan, buku-buku perpustakaan mudah

dipinjam di kembalikan tepat waktu.

h Bentuk khusus (feature) yakni keuggulan tertentu misalnya sekolah unggul dalam

hal penguasaan teknologi informasi (komputerisasi).

i Standar tertentu (comformence to specification) yakni memenuhi standar tertentu.

Misalnya sekolah telah memenuhi standar pelayanan minimal.


37

j Konsistensi (concistency) yakni keajegan, konstan, dan stabil, misalnya mutu

sekolah tidak menurun dari dulu hingga sekarang, warga sekolah konsisten

dengan perkataanya.

k Seragam (uniformity) yakni tanpa variasi, tidak tercampur. Misalnya sekolah

melaksanakan aturan, tidak pandang bulu, seragam dalam berpakaian.

l Mampu melayani (serviceability) yakni mampu memberikan pelayanan prima.

Misalnya sekolah menyediakan kotak saran dan saran-saran yang masuk mampu

dipenuhi dengan baik sehingga pelanggan merasa puas.

m Ketepatan (accuracy) yakni ketepatan dalam pelayanan misalnya sekolah mampu

memberikan pelayanan sesuai dengan yang diinginkan pelanggan sekolah.

2.2 Tingkat Kepuasan Orang Tua

2.2.1 Pengertian Tingkat Kepuasan Orang Tua

Secara umum, kepuasan (satisfaction) adalah perasaan senang atau kecewa

seseorang yang timbul karena membandingkan kinerja yang dipersepsikan produk

(atau hasil) terhadap ekspektasi mereka (Kotler dan Keller: 2009). Jika kinerja gagal

memenuhi ekspektasi, pelanggan akan tidak puas. Jika kinerja sesuai dengan

ekspektasi, pelanggan akan puas. Kepuasan pelanggan merupakan suatu hal yang

sangat penting, karena puas tidaknya pelanggan sangat mempengaruhi maju

mundurnya suatu usaha yang berorientasi pada pelanggan. Manajemen perusahaan

L.L. Bean, Freeport, Maine, dalam Gaspersz (2005), memberikan definisi tentang

pelanggan, yaitu:
38

a Pelanggan adalah orang yang tidak bergantung pada kita, tetapi kita yang

bergantung padanya.

b Pelanggan adalah orang yang membawa kita kepada keinginannya.

c Tidak ada seorang pun yang pernah menang beradu argumentasi dengan

pelanggan.

d Pelanggan adalah orang yang teramat penting yang harus dipuaskan.

Dari beberapa definisi tentang pelanggan tersebut, maka dapat disimpulkan

bahwa pelanggan merupakan orang yang membawa produsen pada keinginannya dan

sangat penting untuk dapat memuaskannya. Dalam lembaga Pendidikan Anak Usia

Dini (PAUD), pihak yang menjadi pelanggan merupakan orang tua atau wali murid,

oleh karena itu, sangat penting untuk mengetahui tingkat kepuasan orang tua sebagai

pelanggan di lembaga pendidikan anak usia dini. Jadi, dapat disimpulkan bahwa

tingkat kepuasan pelanggan (orang tua) merupakan tinggi rendah perasaan senang

atau kecewa pelanggan atau orang tua yang timbul karena membandingkan kinerja

yang dipersepsikan produk jasa atau dalam hal ini adalah pendidikan di suatu

lembaga pendidikan anak usia dini terhadap ekspektasi mereka.

Menurut Fornell dalam Hamdani dan Lupiyoadi (2006), banyak manfaat yang

diterima oleh perusahaan dengan tercapainya tingkat kepuasan pelanggan yang tinggi.

Tingkat kepuasan pelanggan yang tinggi dapat meningkatkan loyalitas pelanggan dan

mencegah perputaran pelanggan, mengurangi sensitivitas pelanggan terhadap harga,

mengurangi biaya kegagalan pemasaran, mengurangi biaya operasi yang diakibatkan


39

oleh meningkatnya jumlah pelanggan, meningkatkan efektivitas iklan, dan

meningkatkan reputasi bisnis. Dari beberapa manfaat tersebut, maka salah satu

manfaat yang terpenting dari kepuasan pelanggan adalah meningkatnya loyalitas

pelanggan terhadap produk atau jasa yang dibelinya. Menurut Griffin (2005),

pelanggan yang loyal adalah orang yang:

a Melakukan pembelian berulang secara teratur

b Membeli antarlini produk dan jasa

c Mereferensikan kepada orang lain

d Menunjukkan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing

Dalam dunia pendidikan, pelanggan yang dimaksudkan adalah konsumen

pendidikan atau orang tua, sedangkan produk jasa dalam dunia pendidikan terbagi

atas jasa kependidikan dan lulusan (Mukminin: 2009). Jasa kependidikan terdiri atas

jasa kurikuler, penelitian, pengembangan kehidupan bermayarakat, ekstrakurikuler,

dan administrasi. Bentuk produk-produk tersebut hendaknya sejalan dengan

permintaan pasar yang diikuti oleh kemampuan dan kesediaan konsumen dalam

membeli jasa kependidikan. Lembaga pendidikan anak usia dini hendaknya dapat

lebih berorientasi kepada kepuasan pelanggan, sehingga dapat tercipta perilaku loyal

dari para konsumen pendidikan. Pelanggan yang loyal pada suatu lembaga PAUD

akan dapat memberikan keuntungan yang lebih besar pada kualitas suatu lembaga

PAUD. Kepuasan konsumen lembaga PAUD terhadap kinerja sekolah juga menjadi

keniscayaan untuk menjadi telaah evaluasi. Over promise and under delivery adalah
40

kesalahan pemasaran. Ketidaksesuaian ekspektasi konsumen dan realitas yang ada

akan membentuk citra buruk sekolah. Oleh karena itu, lembaga pendidikan anak usia

dini hendaknya dapat lebih berorientasi kepada kepuasan pelanggan, sehingga dapat

tercipta perilaku loyal dari para konsumen pendidikan.

2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kepuasan Orang Tua

Pada dasarnya kepuasan pelanggan dapat didefinisikan secara sederhana

sebagai suatu keadaan dimana kebutuhan, keinginan, dan harapan pelanggan dapat

terpenuhi melalui produk yang dikonsumsinya (Gaspersz: 2005). Dengan demikian

apabila kepuasan pelanggan boleh dinyatakan sebagai suatu rasio atau perbandingan,

maka kita dapat merumuskan persamaan kepuasan pelanggan sebagai berikut: Z =

X/Y, dimana Z adalah kepuasan pelanggan, V=X adalah kualitas yang dirasakan oleh

pelanggan, dan Y adalah kebutuhan, keinginan, dan harapan pelanggan. Menurut

Gaspersz (2005), faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi dan ekspektasi

pelanggan adalah:

a “Kebutuhan dan keinginan” yang berkaitan dengan hal-hal yang dirasakan

pelanggan ketika ia sedang mencoba melakukan transaksi dengan produsen/

pemasok produk (perusahaan). Jika pada saat itu kebutuhan dan keinginannya

besar, harapan dan ekspektasi pelanggan akan tinggi, demikian pula sebaliknya.

b Pengalaman masa lalu (terdahulu) ketika mengkonsumsi produk dari perusagaan

maupun pesaing-pesaingnya.
41

c Pengalaman dari teman-teman, dimana mereka akan menceritakan kualitas

produk yang dibeli oleh pelanggan itu. Hal ini jelas mempengaruhi persepsi

pelanggan terutama pada produk-produk yang dirasakan berasio tinggi.

d Komunikasi melalui iklan dan pemasaran juga mempengaruhi persepsi

pelanggan. Orang di bagian penjualan dan periklanan seyogyanya tidak membuat

kampanye yang berlebihan melewati tingkat ekspektasi pelanggan. Kampanye

yang berlebihan dan secara aktual tidak mampu memenuhi ekspektasi pelanggan

akan mengakibatkan dampak negatif terhadap pelanggan tentang produk itu.

Menurut Hawkins dan Lonney dalam Tjiptono (2005), atribut-atribut

pembentuk kepuasan terdiri dari:

a. Kesesuaian Harapan

Merupakan gabungan dari kemampuan suatu produk atau jasa dan produsen yang

diandalkan, sehingga suatu produk yang dihasilkan dapat sesuai dengan apa yang

dijanjikan produsen

b. Kemudahan dalam Memperoleh

Produk atau jasa yang ditawarkan oleh produsen mudah dimanfaatkan oleh calon

pembeli.

c. Ketersediaan untuk Merekomendasi

Dalam kasus produk yang pembelian ulangnya relatif lama, kesediaan pelanggan

untuk merekomendasi produk terhadap teman atau keluarganya menjadi ukuran

yang penting.
42

Menurut Irawan (2002), terdapat lima pendorong utama kepuasan pelanggan, yaitu :

a Mutu Produk

Pelanggan akan puas jika setelah membeli dan menggunakan produk tersebut,

mendapatkan mutu produk yang baik.

b Harga

Bagi pelanggan yang sensitif, harga yang murah adalah sumber kepuasan yang

penting karena mereka akan mendapat value formoney yang tinggi.

c Service Quality (ServQual)

Karena mutu produk dan harga seringkali tidak mampu menciptakan keunggulan

bersaing dalam hal kepuasan dan keduanya relatif mudah ditiru, perusahaan

cenderung menggunakan pendorong ini.

d Emotional Factor

Pendorong ini biasanya berhubungan dengan gaya hidup seperti mobil, pakaian,

kosmetik, dan sebagainya. Pelanggan akan merasakan bangga dan mendapatkan

keyakinan bahwa orang lain akan kagum bila seseorang menggunakan produk

yang bermerek cenderung mempunyai kepuasan yang lebih tinggi.

e Kemudahan

Kemudahan yang didukung dengan kenyamanan dan efisiensi dalam

mendapatkan produk fisik atau jasa akan mendorong kepuasan pelanggan.

Kepuasan konsumen terhadap kualitas pendidikan di suatu lembaga sekolah

sangat penting untuk diperhatikan.Di dalam ruang lingkup lembaga PAUD, faktor
43

pendorong kepuasan orang tua juga menjadi salah satu aspek yang sangat penting

untuk diperhatikan. Oleh karena itu, berikut ini penulis paparkan pendapat Irawan

(2002) mengenai lima pendorong utama kepuasan pelanggan secara sederhana ke

dalam bahasa yang berkaitan dengan pendidikan anak usia dini:

a. Mutu produk

Pendidikan secara lebih sederhana dapat dipahami sebagai suatu proses

yang diperlukan untuk mendapatkan keseimbangan dan kesempurnaan dalam

mengembangkan manusia (Trianto: 2011). Oleh karena itu, kualitas pendidikan

akan sangat berimbas pada mutu pengembangan manusia kedepannya. Semakin

lemah kualitas pendidikan, maka akan semakin melemahkan kualitas

pengembangan manusia di masa depan. Menurut Hamijoyo dalam Trianto (2011),

lemahnya kualitas pendidikan meliputi: kurikulum yang miskin keterampilan,

motivasi dan orientasi pendidikan yang sarat dengan pola pikir hedonis dan

materialistis, monopoli arti kecerdasan yang selama ini hanya bersandar pada

ranah kognitif, metodologi pengajaran yang stagnan dan cenderung mengekang

kreativitas, pola manajemen dan tenaga pengajar yang kurang profesional, pola

interaksi yang tidak efektif, evaluasi dan kebijakan yang subjektif, pola pikir

masyarakat yang sarat akan kebodohan dan kemiskinan sebagai dampak logis dari

tidak adanya nilai optimal keberhasilan (quality outcomes) dalam proses

pendidikan.
44

Dari pemaparan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa beberapa hal

yang dapat mempengaruhi kualitas pendidikan sebagai salah satu produk jasa

yang diberikan oleh suatu lembaga pendidikan antara lain:

1) Kurikulum pendidikan yang digunakan

2) Sarana prasarana pendidikan

3) Orientasi pendidikan

4) Metodologi pengajaran

5) Pola manajemen

6) Kualitas pendidik

7) Evaluasi

8) Kebijakan pendidikan

b. Harga

Dalam mendirikan atau membentuk suatu produk baik jasa maupun

barang, dibutuhkan modal yang memadai untuk dapat menghasilkan produk

tersebut.Begitu juga dalam pembentukan suatu lembaga pendidikan atau sekolah,

diperlukan modal atau biaya untuk dapat mendirikan suatu lembaga pendidikan

yang memadai. Menurut Mukminin (2009), ada beragam sumber dana yang

dimiliki oleh suatu sekolah, baik dari pemerintah maupun pihak lain. Salah satu

sumber dana yang sangat berpengaruh adalah sumber dana dari pihak konsumen

atau orang tua murid. Salah satu aspek yang menjadi pertimbangan orang tua

pada saat memasukkan anak-anaknya ke suatu lembaga pendidikan adalah biaya


45

pendidikan yang harus mereka tanggung dari awal anak masuk ke sekolah sampai

dengan anak lulus dari sekolah tersebut. Masih banyak masyarakat yang berpikir

bahwa suatu lembaga sekolah harus dapat menyediakan pendidikan yang

berkulitas dengan biaya pendidikan rendah yang mampu dijangkau oleh semua

golongan masyarakat, golongan menengah kebawah khususnnya.

Bagi sebagian besar masyarakat, masyarakat menengah ke bawah

khususnya, biaya pendidikan yang rendah merupakan salah satu hal pokok yang

harus diperhatikan dalam memilih sekolah bagi anak.Mukminin (2009)

menyebutkan bahwa salah satu unsur yang penting dimiliki oleh suatu sekolah

agar menjadi sekolah yang dapat mencetak anak didik yang baik adalah dari segi

keuangan. Akan tetapi, melihat tuntutan masyarakat yang selalu menginginkan

pendidikan yang berkualitas dengan biaya yang rendah, membuat beberapa

lembaga sekolah, khususnya PAUD harus bekerja keras untuk dapat memenuhi

kebutuhan anak didik dan tuntutan masyarakat dengan dana yang dimilikinya

tersebut.

c. Quality Service(ServQual)

Seorang pengguna jasa pendidikan akan memberikan respon terhadap

penawaran dari lembaga pendidikan yang terbaik yang sesuai dengan harapannya.

Pemberian pelayanan pendidikan yang baik, yang berupa fasilitas, sistem,

maupun proses, merupakan kegiatan yang harus diperhitungkan bagi suatu

lembaga pendidikan, karena pada dasarnya para konsumen, orang tua khususnya,
46

mulai kritis terhadap apa yang diinginkannya. Perkembangan intelektual

masyarakat yang semakin baik akan membuat pengguna jasa semakin pintar

membandingkan pelayanan jasa pada satu institusi dengan institusi yang lainnya.

Kualitas pelayanan jasa pendidikan menjadi salah satu titik tolak yang terjadinya

kepuasan pada para pengguna jasa pendidikan di suatu lembaga pendidikan.

PAUD merupakan suatu lembaga pendidikan yang sangat membutuhkan

tingkat kualitas pelayanan yang optimal. Pelayanan di lembaga PAUD dapat

dilihat dari berbagai segi, antara lain: tersedianya sarana dan prasarana yang

memadai, kecakapan guru, hubungan baik antara pihak sekolah dengan orang tua,

dan pelayanan dalam hal pemberian pembelajaran yang sesuai dengan

kemampuan, kecakapan, serta kebutuhan yang sangat dikembangkan di dalam diri

anak usia dini. Perasaan puas dan tidak puas pengguna jasa pendidikan di suatu

lembaga PAUD akan dipengaruhi oleh perlakuan, pelayanan, serta fasilitas yang

tersedia dari lembaga PAUD tersebut.

d. Emotional Factor

Faktor emosional merupakan faktor yang timbul dari dalam diri

konsumen.Konsumen pendidikan atau orang tua murid memiliki latar belakang

yang berbeda-beda. Keberagaman latar budaya, baik status sosial, ras, agama, dan

kedudukannya di masyarakat, menjadi faktor yang mempengaruhi gaya hidup

para konsumen pendidikan, dan pada akhirnya akan mempengaruhi pula pada

tingkat kepuasannya terhadap kualitas pendidikan di suatu lembaga pendidikan,


47

Pendidikan Anak Usia Dini, khususnya. Bagi masyarakat yang berada di kalangan

menengah keatas akan memiliki standar yang lebih tinggi terhadap kualitas

pendidikan di sebuah lembaga pendidikan dibandingkan masyarakat yang berada

di kalangan menengah ke bawah. Selain itu, menurut Lupiyoadi (2009),

pelanggan akan merasakan bangga dan mendapatkan keyakinan bahwa orang lain

akan kagum bila seseorang menggunakan produk yang bermerek cenderung

mempunyai kepuasan yang lebih tinggi. Kepuasan yang diperoleh adalah dari

nilai sosial yang membuat pelanggan menjadi puas dengan merek tertentu.Oleh

karena itu, kondisi orang tua anak didik selaku konsumen pendidikan juga

seringkali mempengaruhi keberminatan orang tua terhadap suatu lembaga

pendidikan, PAUD khususnya.

d. Kemudahan

Lembaga pendidikan merupakan suatu lembaga yang menyediakan jasa

pendidikan. Sebagai lembaga yang memberi jasa kependidikan, suatu lembaga

sekolah, terlebih Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), diharapkan

mampu memberikan kemudahan kepada para konsumennya dalam hal pemberian

jasa pendidikan yang terbaik. PAUD, sebagai lembaga pendidikan yang

memberikan jasa kependidikan bagi anak usia dini ini, diorientasikan kepada

pemenuhan kebutuhan anak serta pengoptimalan potensi yang dimiliki oleh setiap

anak. Penyelenggaraan bagi anak usia dini ini diharapkan mampu memberikan

kemudahan-kemudahan bagi para konsumennya dalam mendapatkan jasa


48

kependidikan yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan anak. Selain itu,

penyelenggaraan PAUD sangat membutuhkan andil yang besar dari pihak orang

tua. Oleh karena itu, diperlukan adanya kerjasama antara pihak sekolah dengan

pihak orang tua. Pihak sekolah diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi

para orang tua dalam hal memperoleh informasi tentang perkembangan serta

pertumbuhan yang terjadi pada diri anak. Kemudahan dalam mendapatkan

pelayanan yang layak dan berkualitas dari pihak lembaga PAUD akan

mempengaruhi kepuasan dan keberminatan orang tua terhadap suatu lembaga

Pendidikan Anak Usia Dini.

2.2.3 Pengukuran Tingkat Kepuasan Orang Tua

Ada beberapa metode yang bisa dipergunakan setiap perusahaan untuk

mengukur dan memantau kepuasan pelanggannya dan pelanggan pesaing. Kotler

(2000)mengidentifikasi empat metode untuk mengukur kepuasan pelanggan, yaitu :

a. Sistem keluhan dan saran

Setiap organisasi yang berorientasi pada pelanggan perlu menyediakan

kesempatan dan akses yang mudah dan nyaman bagi para pelanggannya guna

menyampaikan saran, kritik, pendapat, dan keluhan mereka.Media yang

digunakan bisa berupa kotak saran yang ditempatkan di lokasi-lokasi strategis,

kartu komentar, saluran telepon khusus bebas pulsa, website, dan sebagainya.
49

b. Ghost shopping

Salah satu cara memperoleh gambaran mengenai kepuasan pelanggan adalah

dengan mempekerjakan beberapa orang ghostshoppers untuk berpura-pura atau

berperan sebagai pelanggan potensial produk perusahaan dan pesaing. Mereka

diminta berinteraksi dengan staf penyedia jasa dan menggunakan produk atau jasa

perusahaan.

c. Lost Customer Analysis

Sedapat mungkin perusahaan menghubungi para pelanggan yang telah berhenti

atau yang telah pindah pemasok agar dapat memahami mengapa hal itu terjadi

dan sedapat mungkin mengambil kebijakan perbaikan atau penyempurnaan

selanjutnya.

d. Survei kepuasan pelanggan

Sebagian besar riset kepuasan pelanggan dilakukan dengan metode survei, baik

melalui telepon, pos, e-mail, website, maupun wawancara langsung. Melalui

survei, perusahaan akan memperoleh tanggapan dan balikan secara langsung dari

pelanggan serta memberikan kesan positif bahwa perusahaan memberi perhatian

pada pelanggannya.

Sedangkan menurut Tjiptono (2006: 18), pengukuran kepuasan dapat dilakukan

dengan berbagai cara, antara lain:


50

a Directly Reported Satisfaction

Pengukuran dilakukan secara langsung, melalui pertanyaan dengan skala berikut:

sangat tidak puas, tidak puas, netral, puas, sangat puas.

b Derived Dissatisfaction

Pertanyaan yang diajukan menyangkut dua hal utama, yakni besarnya harapan

pelanggan terhadap atribut tertentu dan besarnya yang mereka rasakan.

c Problem Analysis

Pelanggan yang dijadikan responden diminta mengungkapkan dua hal

pokok.pertama, masalah-masalah yang mereka hadapi berkaitan dengan

penawaran dari perusahaan. kedua, saran-saran untuk melakukan perbaikan.

d Importance-Performance Analysis

Dalam teknik ini, responden diminta untuk merangking berbagai elemen (atribut)

dari penawaran berdasarkan derajat pentingnya setiap elemen tersebut.selain itu,

responden juga diminta untuk merangking seberapa baik kinerja perusahaan

dalam masing-masing elemen atau atribut tersebut.

Beberapa metode pengukuran diatas juga sangat penting untuk diterapkan

dalam penyelenggaraan lembaga pendidikan anak usia dini. Metode yang dapat

digunakan adalah metode directly reported satisfaction. Selain itu, ada alat atau

instrumen yang dapat membantu kita untuk memahami dan meramalkan dunia kita

secara lebih baik.Perlu adanya suatu ukuran yang secara akurat menilai sikap para

pelanggan. Alat yang dipergunakan untuk mengukur tingkat kepuasan ialah daftar
51

pertanyaan (questioner) (Supranto:2006). Kuesioner yang digunakan adalah

kuesioner dengan menggunakan skala likert.Dengan skala likert, data yang diperoleh

berupa jawaban dari para pelanggan terhadap pertanyaan yang diajukan seperti saya

puas (4), cukup puas (3), tidak puas (2), atau sangat tidak puas (1) terhadap kualitas

pendidikan di lembaga PAUD di kecamatan Gunungpati. Pembentukan daftar

pertanyaan kepuasan pelanggan ditempuh dengan 4 (empat tahap), yaitu:

a Menentukan pertanyaan (butir) yang akan dipergunakan dalam daftar pertanyaan

b Memilih bentuk jawaban (respon format)

c Menulis introduksi/pengenalan pada daftar pertanyaan

d Menentukan isi akhir (final) daftar pertanyaan (memilih beberapa butir yang

pokok di antara sekian banyak butir kepuasan yang akan dijadikan ukuran tingkat

kepuasan).

Di era globalisasi sekarang ini, orang tua sebagai pelanggan atau konsumen

pendidikan anak usia dini cukup cermat dan mulai mengerti cara memilih lembaga

PAUD yang dianggap tepat bagi anak. Tren orang tua siswa dewasa ini ternyata tidak

hanya melihat positioning sekolah unggulan, andalan, dan favorit sebagai satu-

satunya pertimbangan untuk memutuskan bersekolah di lembaga tersebut.

Pertimbangan positioning sekolah gaul dan bonafide ternyata menjadi fenomena baru

dalam pemasaran lembaga PAUD (Mukminin: 2009). Perilaku konsumen lembaga

PAUD relatif ingin suasana yang dinamis di lingkungan sekolahnya.Sekolah dituntut

untuk melakukan inovasi-inovasi yang mengikuti perkembangan zaman. Oleh karena


52

itu, perlu adanya quality assurance dari sekolah untuk siswa dan calon siswa yang

potensial terhadap produk yang ditawarkan oleh sekolah tersebut, serta perlu adanya

pengukuran terhadap kepuasan orang tua sebagai konsumen pendidikan PAUD,

sehingga proses penyelenggaraan dan jasa pendidikan yang ditawarkan dapat sesuai

dengan keinginan konsumen. Dengan begitu akan menimbulkan kepuasan,

kepercayaan maupun loyalitas dalam diri konsumen pendidikan. Gerson (2001),

mengemukakan beberapa manfaat dari pengukuran kepuasan pelanggan, yaitu :

a Pengukuran menyebabkan orang memiliki rasa berhasil dan berprestasi, yang

kemudian diterjemahkan menjadi pelayanan prima kepada pelanggan.

b Pengukuran memberitahukan apa yang harus dilakukan untuk memperbaiki mutu

dan kepuasan pelanggan serta bagaimana harus melakukannya.

c Pengukuran memberikan umpan balik segera kepada pelaksana, terutama bila

pelanggan sendiri yang mengukur kinerja pelaksana atau perusahaan yang

memberikan pelayanan.

d Pengukuran bisa dijadikan dasar penentuan standar kinerja dan prestasi yang

harus dicapai, yang akan mengarahkan menuju peningkatan mutu dan kepuasan

pelanggan.

e Pengukuran memotivasi orang untuk melakukan dan mencapai tingkat

produktivitas yang lebih tinggi.


53

2.3 Penelitian Sebelumnya

Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang

signifikan antara kualitas layanan lembaga pendidikan terhadap kepuasan konsumen.

Hasil penelitian pertama merupakan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh

Indrawati (2009). Penelitian yang menggunakan orang tua dari warga belajar yang

mengikuti program pendidikan di Lembaga Pendidikan Mental Aritmatika di Kota

Malang sebagai objeknya ini mendapatkan hasil yang menyatakan bahwa terdapat

pengaruh kualitas layanan lembaga pendidikan terhadap kepuasan konsumen. Dari

hasil penelitiannya, diketahui bahwa variabel keandalan merupakan salah satu

variabel kualitas layanan lembaga pendidikan yang berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kepuasan konsumen Lembaga Pendidikan Mental Aritmatika di

kota Malang.

Penelitian kedua merupakan penelitian yang dilakukan oleh Heru Santoso

Wahid Nugroho, Dian Wahyuningsih, dan Siti Widajati pada tahun 2010. Penelitian

yang berjudul “Pengaruh kualitas Dimensi Tangibles, Reliability, Responsiveness,

Assurance, dan Empathy terhadap Kualitas PAUD secara Keseluruhan” menetapkan

dimensi kualitas jasa, yaitu Tangibles, Reliability, Responsiveness, Assurance, dan

Empathy sebagai variabel bebasnya, dan kualitas PAUD secara keseluruhan sebagai

variabel terikatnya. Dari hasil penelitian Nugroho, dkk (2010) tersebut, diketahui

bahwa dimensi kualitas pelayanan suatu jasa, yaitu tangibles, reliability, dan

assurance berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas PAUD secara


54

keseluruhan dengan nilai signifikan berturut-turut adalah 0,025; 0,025; dan 0,000.

Sedangkan dimensi responsiveness dan empathy tidak berpengaruh terhadap kualitas

PAUD secara keseluruhan.

Penelitian terdahulu ketiga adalah tentang kualitas pendidikan bagi anak usia

dini yang dilakukan oleh tiga badan yang meneliti tentang kualitas tersebut, yaitu The

National Institute of Child Health and Human Development Study (NICHD) of Early

Child Care in the United States of America, the Effective Provision of Preschool

Education (EPPE) in the United Kingdom, and the Competent Children study from

New Zealand (dalam Elliot: 2006). Khusus untuk NICHD dan EPPE, penelitian

dikutip dalam debat kualitas dan literatur tentang kualitas. Data yang digunakan

untuk penelitian ini diambil dari Longitudinal Study of Australian Children. Desain

penelitian yang dilakukan berfokus pada pengujian efek dari kemajuan dan keluaran

yang dihasilkan oleh pengasuhan dan pendidikan bagi anak usia dini di lembaga

PAUD. Penelitian tersebut menghasilkan kesimpulan yang menyatakan bahwa

“children’s experiences and outcomes, and especially for those at risk or from

disadvantaged backgrounds, are optimised when they participate in high-quality

early childhood programs or in programs targeting specific areas of development

such as early literacy. High-quality centre-based developmental programs tend to

produce enhanced cognitive, language and social development”. Hasil penelitian

tersebut berarti bahwa pengalaman dan keberhasilan anak, khususnya anak-anak dari

latar belakang yang beresiko atau tidak mendukung, optimis didapat ketika mereka
55

berpartisipasi dalam program PAUD yang berkualitas tinggi atau dalam program

pengembangan yang ditujukan untuk bidang tertentu seperti pembelajaran baca tulis

sejak dini. Program pengembangan yang memiliki kualitas tinggi lebih condong

untuk meningkatkan perkembangan kognitif, bahasa, dan sosial.

Penelitian terdahulu berikutnya adalah penelitian mengenai nilai konsumen,

kepuasan pelanggan, dan kebiasaan pelanggan. Penelitian yang berjudul “The

Relationship among Costomer Value, Satisfaction, and Behavioral Intentions- A

General Structural Equation Model” dilakukan oleh Wahyuningsih (2005) dengan

menjadikan pelanggan di industri jasa asuransi sebagai objek penelitiannya. Terdapat

tiga variabel dalam penelitian ini, yaitu: Costomer Value (Nilai Konsumen),

Satisfaction (Kepuasan), dan Behavioral Intentions (Intensitas Pembelian).

Wahyuningsih menggunakan metode kuesioner dengan skala likert dalam melakukan

penelitiannya dan menggunakan teknik Structural Equation Modeling (SEM) dalam

menganalisis data yang diperoleh. Dari hasil penelitiannya, diketahui bahwa nilai

konsumen dan kebiasaan konsumen memiliki hubungan positif dan

signifikan.Hubungan yang positif juga terjadi antara nilai konsumen dan kepuasan

konsumen. Menurut penelitian Wahyuningsih, kepuasan pelanggan merupakan

penengah antara nilai konsumen dan intensitas pembelian.

Penelitian terdahulu yang terakhir adalah penelitian yang dilakukan oleh

Hariyanti (2002). Penelitian yang berjudul Analisis Pengaruh Faktor-Faktor

Pelayanan Jasa Pendidikan terhadap Kepuasan Pengguna Jasa (Studi Kasus pada
56

Universitas Setia Budi Surakarta) ini menetapkan mahasiswa dan orang tua

mahasiswa Universitas Setia Budi Surakarta sebagai objek yang akan diteliti.

Penelitian ini menggunakan t-tes, F-tes, dan uji R² sebagai metode analisis datanya

dan menetapkan faktor-faktor pelayanan jasa pendidikan (place, price, dan product)

sebagai variabel bebasnya serta kepuasan pengguna jasa sebagai variabel terikatnya.

Dari penelitian tersebut, maka didapatkan hasil yang menyatakan bahwa variabel

product, place, dan price berpengaruh secara signifikan terhadap variabel pengguna

jasa secara parsial. Sedangkan variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap

kepuasan pengguna jasa adalah variabel produk.

2.4 Kerangka Pemikiran

Lembaga PAUD merupakan salah satu lembaga yang sedang menjamur di

berbagai wilayah di Indonesia saat ini. Salah satunya adalah di kecamatan

Gunungpati kota Semarang. Banyaknya lembaga PAUD yang berdiri membuat

masyarakat, orang tua anak khususnya, memiliki banyak pilihan dan kesempatan

untuk memilih lembaga yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan anak.Orang tua

merupakan salah satu pihak terpenting yang ikut andil dalam pemilihan sekolah anak.

Banyak hal yang akan dipertimbangkan oleh orang tua dalam memilihkan sekolah

yang terbaik untuk anak, salah satunya adalah kualitas.

Kualitas layanan pendidikan suatu lembaga PAUD merupakan salah satu

faktor yang sangat penting bagi perkembangan kemampuan anak dan kepuasan orang

tua terhadap lembaga tersebut. Orang tua sebagai konsumen pendidikan di lembaga
57

PAUD memiliki harapan yang besar untuk menyekolahkan anaknya di lembaga

pendidikan yang berkualitas dan dapat memenuhi kebutuhan anak. Oleh karena itu,

sebagai lembaga yang memberikan pelayanan jasa berupa pendidikan, ada beberapa

dimensi yang harus dipenuhi oleh PAUD untuk terus meningkatkan kualitasnya.

Semakin tinggi kualitas layanan pendidikannya, maka semakin tinggi pula tingkat

kepuasan masyarakat.dan kedepannya, semakin meningkat tingkat kepercayaan atau

loyalitas mayarakat atau orang tua siswa lembaga PAUD tersebut.

Untuk memperjelas penelitian yang akan dilaksanakan, peneliti perlu

menyusun kerangka pemikiran mengenai konsep tahap-tahap penelitian secara

teoritis. Kerangka pemikiran yang berupa skema sederhana ini menggambarkan

secara singkat proses pemecahan masalah yang dikemukakan dalam penelitian.

Skema kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut:

Kualitas Layanan Tingkat Kepuasan Orang Tua

Pendidikan Lembaga (Y)

PAUD

Gambar 3. Kerangka Pemikiran

2.5 Hipotesis Penelitian

Hipotesis dapat
) diartikan sebagai jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto:


58

2010). Sedangkan menurut Sugiyono (2008) hipotesis dapat dinyatakan sebagai

jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik

dari data. Berdasarkan dari landasan konseptual dan tinjauan pustaka yang telah

diuraikan, dapat disusun hipotesis penelitian sebagai berikut:

Ho = Terdapat pengaruh kualitas layanan pendidikan lembaga PAUD terhadap

tingkat kepuasan orang tua di kecamatan Gunungpati kota Semarang.


59

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa

saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono: 2008). Berdasarkan

pendapat Creswell (2010), variabel merujuk pada karakteristik atau atribut seorang

individu atau suatu organisasi yang data diukur atau diobservasi. Variabel biasanya

bervariasi dalam dua atau lebih kategori atau dalam kontinum skor. Variabel dapat

diukur atau dinilai berdasarkan satu skala.

Berdasarkan pada definisi diatas. maka dapat disimpulkan bahwa variabel

merupakan objek yang bervariasi dan dapat dijadikan sebagai perhatian pada suatu

penelitian.

Dari judul penelitian ini “Pengaruh Kualitas Layanan Pendidikan Lembaga

PAUD terhadap Tingkat Kepuasan Orang Tua di kecamatan Gunungpati kota

Semarang”, maka variabel penelitian dalam penelitian ini adalah satu variabel bebas

(X) dan satu variabel terikat (Y).

a. Variabel bebas yaitu variabel yang diasumsikan menjadi penyebab munculnya

variabel lain. Menurut Sugiyono (2008), variabel ini seringkali disebut sebagai

variabel stimulus, predictor, antecedent. Variabel bebas merupakan variabel yang

58
60

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

dependen (terikat). Dalam penelitian ini terdapat satu variabel bebas (X) yaitu

kualitas layanan pendidikan lembaga PAUD.

b. Variabel terikat yaitu variabel yang kemunculannya disebabkan oleh variabel

bebas. Menurut Sugiyono (2008), variabel terikat merupakan variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Sedangkan

menurut Creswell (2010), variabel terikat ini merupakan outcomes atau hasil dari

pengaruh variabel-variabel bebas. Istilah lain dari variabel terikat adalah variabel

criterion, outcome, daneffect. Dalam penelitian ini variabel terikat (Y) adalah

tingkat kepuasan orang tua.

3.2 Definisi Operasional

Definisi operasional variabel penelitian adalah batasan atau spesifikasi dari

variabel-variabel penelitian yang secara konkret berhubungan dengan realitas yang

akan diukur dan merupakan manifestasi dari hal-hal yang akan diamati peneliti

berdasarkan sifat yang didefinisikan dan diamati sehingga terbuka untuk diuji

kembali oleh orang atau peneliti lain. Adapun batasan atau definisi operasional

variabel yang diteliti adalah

3.2.1 Kualitas Layanan Pendidikan Lembaga PAUD

Kualitas layanan pendidikan merupakan derajat yang dicapai oleh suatu

lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dalam memenuhi kebutuhan dan
61

harapan konsumen pendidikan atau dalam hal ini adalah orang tua. Menurut

Peraturan Menteri No. 58 Tahun 2009, standar Pendidikan Anak Usia Dini meliputi

pendidikan non formal dan formal yang terdiri atas:

a. Standar tingkat pencapaian perkembangan

b. Standar pendidik dan tenaga kependidikan

c. Standar isi, proses, dan penilaian

d. Standar sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan.

Sebagai lembaga pendidikan yang memberikan jasa dalam bentuk pendidikan

dan tempat terlaksananya proses pendidikan, maka suatu lembaga PAUD harus

mampu memberikan kualitas pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan harapan

masyarakat. Menurut Kotler (2000), ada lima dimensi pokok kualitas jasa yang dapat

dipenuhi, yaitu :

a. Berwujud (Tangible)

b. Keandalan (Reliability)

c. Kesigapan (Responsiveness)

d. Kepastian (Assurance)

e. Empati (Empathy)

Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat mempengaruhi kualitas layanan

pendidikan sebagai salah satu produk jasa yang diberikan oleh suatu lembaga

pendidikan antara lain:


62

a Kurikulum pendidikan yang digunakan

b Sarana prasarana pendidikan

c Orientasi pendidikan

d Metodologi pengajaran

e Pola manajemen

f Kualitas pendidik

g Evaluasi

h Kebijakan pendidikan

3.2.2 Tingkat Kepuasan Orang Tua

Kepuasan pelanggan dapat didefinisikan secara sederhana sebagai suatu

keadaan dimana kebutuhan, keinginan, dan harapan pelanggan dapat terpenuhi

melalui produk yang dikonsumsinya. Di dalam dunia Pendidikan Anak Usia Dini,

kepuasan pelanggan (orang tua) merupakan tinggi rendah perasaan senang atau

kecewa pelanggan atau orang tua yang timbul karena membandingkan kinerja yang

dipersepsikan produk jasa atau dalam hal ini adalah pendidikan di suatu lembaga

pendidikan anak usia dini terhadap ekspektasi mereka. Menurut Hawkins dan Lonney

dalam Tjiptono (2004), atribut-atribut pembentuk kepuasan terdiri dari:

a. Kesesuaian Harapan

b. Kemudahan dalam Memperoleh

c. Ketersediaan untuk Merekomendasi


63

Sedangkan menurut Irawan (2002), terdapat lima pendorong utama kepuasan

pelanggan, yaitu :

a. Mutu Produk

b. Harga

c. Service Quality (ServQual)

d. Emotional Factor

e. Kemudahan

Ada beberapa metode yang bisa dipergunakan setiap perusahaan untuk

mengukur dan memantau kepuasan pelanggannya dan pelanggan pesaing. Kotler

(2000) mengidentifikasi empat metode untuk mengukur kepuasan pelanggan, yaitu :

a. Sistem keluhan dan saran

b. Ghost shopping

c. Lost Customer Analysis

d. Survei kepuasan pelanggan

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi Penelitian

Hadi (2000: 270) mengatakan bahwa populasi merupakan sejumlah individu

paling sedikit mempunyai suatu ciri yang sama dengan untuk menentukan sampel

terlebih dahulu harus menentukan luas dan sifat populasi juga memberi batasan yang

tegas. Sedangkan menurut Sugiyono (2008: 117), populasi adalah wilayah


64

generalisasi yang terdiri atas: obyek subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini menggunakan populasi target yaitu

seluruh wali murid lembaga PAUD di kecamatan Gunungpati kota Semarang

menurut data pada bulan januari yang peneliti peroleh dari UPTD kecamatan

Gunungpati.

Tabel 3.1

Data lembaga PAUD pada bulan Januari tahun 2013 di kecamatan Gunungpati

No. Nama Lembaga PAUD Jumlah Anak Didik


1. TK Pertiwi 01 Sumurjurang 53
2. TK Pertiwi 02 29
3. TK Pertiwi 06 29
4. TK Pertiwi 24 20
5. TK Pertiwi 25 20
6. TK Pertiwi 26 26
7. TK Pertiwi 29 Pakintelan 47
8. TK Pertiwi 30 57
9. TK Pertiwi 31 43
10. TK Pertiwi 32 20
11. TK Pertiwi 34 34
12. TK Pertiwi 37 40
13. TK Pertiwi 44 45
14. TK Pertiwi 45 Kalisegoro 46
15. TK Pertiwi 48 28
16. TK Pertiwi 49 44
17. TK Pertiwi 50 23
18. TK Sekar Mekar 38
19. TK Al Hidayah 8 38
20. TK Siwi Peni 27
21. TK ABA 38 134
22. TK ABA 52 62
23. TK An Nur 29
24. TK Al Firdaus 38
25. TK IT Sekargading 50
65

26. TK Ummul Quro 47


27. TK IT Al Jannah 65
28. TK IT Mutiara Hati 68
29. TK Bina Khoir 30
30. KB Aisyiyah 04 6
31. PAUD Karakter Pelangi 58
Nusantara
32. PAUD SBB Pelangi 31
Nusantara 01
33. TPA Karakter Pelangi 44
Nusanatara
34. PAUD Taman Firdaus 12
35. KB Sakinah 17
36. Playgroup Sekargading 22
37. KB IT Mutiara Hati 17
38. KB Al Kamil 6
39. PAUD Dian Pertiwi 22
40. KB Amanah Pertiwi 12
41. PAUD Pertiwi 37 25
42. KB Khodijah 03 32
43. KB Mutiara Pertiwi 9
44. PAUD TPQ Al Huda 26
45. KB ABA 38 8
Jumlah 1577
Sumber :Data UPTD kecamatan Gunungpati tahun 2013

3.3.2 Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (Arikunto:

2010). Menurut Sugiyono (2008: 118), sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Apa yang dipelajari dari sampel

itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Sampel merupakan subjek

yang dilibatkan secara langsung. Oleh karena itu, dalam penelitian ini, peneliti

menentukan beberapa kriteria pada sampel yang akan digunakan dari populasi target,

antara lain:
66

a. Orang tua dari anak didik di Taman Kanak-Kanak .

b. Telah menyekolahkan anaknya di TK minimal selama satu semester.

c. Pernah mengantar, menjemput, atau menunggui anak selama proses pembelajaran

di sekolah.

Rumus yang digunakan untuk menentukan besarnya sampel adalah rumus

Slovin sebagai berikut:

Keterangan: ditolerir n: Ukuran sampel

N: Ukuran Populasi

e: Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan/

pengambilan sampel yang diinginkan.

Dalam penelitian ini harga e adalah 10% dengan taraf kepercayaan 90%. Dari

populasi dapat dihitung:

= = 94,0369708 (dibulatkan 94).

Sampel merupakan subjek yang dilibatkan secara langsung dalam penelitian

ini berdasarkan ciri-ciri populasi.Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel

yang digunakan adalah Porpotional Random Sampling.Porpotional Random

Sampling merupakan operasional dari populasi target yang memperkirakan waktu dan

lokasi untuk mencapai jumlah sampel penelitian. Pengambilan sampel secara


67

random/acak dapat dilakukan dengan bilangan random, komputer, maupun undian

(Sugiyono: 2008).

Jumlah lembaga PAUD di kecamatan Gunungpati cukup banyak. Oleh karena

itu, peneliti menetapkan kriteria bagi lembaga PAUD yang akan digunakan sebagai

obyek atau tempat penelitian. Berikut ini adalah beberapa kriteria yang telah

ditentukan oleh peneliti:

a. Merupakan lembaga PAUD formal, yang dalam hal ini adalah Taman Kanak-

Kanak (TK).

b. Memiliki peserta didik yang berusia 4-6 tahun (kelas A atau B)

c. Memiliki hak milik bangunan atau memiliki hak pinjam pakai.

d. Terdaftar di UPTD Pendidikan kecamatan Gunungpati kota Semarang

e. Telah berjalan proses pembelajaran selama lebih dari 5 tahun

f. Merupakan lembaga PAUD umum atau tidak berbasiskan agama

Dari beberapa kriteria tersebut, maka ditentukan bahwa terdapat sembilan

Taman Kanak-Kanak di kecamatan Gunungpati yang sesuai dengan kriteria yang

ditetapkan oleh peneliti. Berikut ini adalah daftar TK yang sesuai dengan kriteria

yang telah ditetapkan oleh peneliti:


68

Tabel 3.2 Daftar TK yang Sesuai dengan Kriteria

No. Nama Lembaga PAUD Jumlah Anak Kepemilikan Tanah/


Didik Bangunan
1. TK Pertiwi 01 Sumurjurang 53 HGB
2. TK Pertiwi 06 29 SD Sumur Gunung
3. TK Pertiwi 24 20 Miliki SD/ Pinjam
4. TK Pertiwi 25 20 Hak Pakai
5. TK Pertiwi 26 26 Sendiri
6. TK Pertiwi 29 Pakintelan 47 Numpang SD/ Sendiri
7. TK Pertiwi 30 57 HM
8. TK Pertiwi 31 43 Numpang/ Milik Sendiri
9. TK Pertiwi 32 Pakintelan 20 Menumpang/ Sendiri
10. TK Pertiwi 34 34 Pinjam Pakai/ Sendiri
11. TK Pertiwi 37 40 Pinjam Pakai
12. TK Pertiwi 44 45 Pinjam
13. TK Pertiwi 45 Kalisegoro 46 Pinjam Pakai
14. TK Pertiwi 48 28 Pinjam Pakai
15. TK Pertiwi 49 44 Hak Guna Pakai
16. TK Pertiwi 50 23 Pinjam Pakai
17. TK Sekar Mekar 38 Pinjam Pakai
Jumlah 613
Sesuai dengan kriteria yang ditentukan, dan mengingat sifat serta karakteristik

lembaga yang homogen, maka peneliti menentukan bahwa yang akan menjadi

lembaga tempat peneliti melakukan penelitian adalah tiga lembaga Taman Kanak-

Kanak (TK). Tiga lembaga TK tersebut antara lain adalah TK Pertiwi 01

Gunungpati, TK Pertiwi 31 Gunungpati, dan TK Pertiwi 34 Gunungpati. Peneliti

memilih ketiga TK tersebut sebagai tempat penelitian dengan alasan:

a. Ketiga TK tersebut bersifat representatif dan peneliti anggap telah mewakili

kesembilan lembaga TK tersebut.

b. Memenuhi kriteria yang telah ditetapkan oleh peneliti.

c. Memiliki jumlah anak didik yang sesuai dengan kebutuhan penelitian


69

3.4 Metode Pengumpulan Data

Dalam rangka memperoleh data yang sesuai dengan pokok permasalahan

yang akan diungkap dalam penelitian diperlukan alat atau instrumen yang

mencerminkan keseluruhan indikator yang hendak diukur serta telah teruji validitas

dan reliabilitasnya. Alat pengumpul data biasa disebut dengan istilah instrumen

penelitian. Menurut Sugiyono (2008: 148), instrumen penelitian adalah suatu alat

yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara

spesifik semua fenomena ini adalah variabel penelitian.Oleh karena itu, instrumen

harus dirancang secara baik sehingga menghasilkan data empiris sebagaimana

adanya.

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

3.4.1 Metode Kuesioner

Arikunto (2010: 194) berpendapat bahwa kuesioner adalah sejumlah

pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden

dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Metode angket

atau kuesioner digunakan sebagai cara untuk memperoleh data atau informasi dari

responden dengan menjawab sejumlah pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya

dan untuk tiap-tiap pertanyaan telah ditentukan skor nilainya.

Kuesioner dalam penelitian ini terdiri dari dua bagian, yaitu bagian pertama

merupakan kuesioner tentang kualitas layanan pendidikan lembaga PAUD, bagian


70

kedua merupakan kuesioner tentang tingkat kepuasan orang tua. Kuesioner atau

angket dalam penelitian ini menggunakan sistem pertanyaan tertutup, artinya jawaban

sudah disediakan dan responden hanya menjawab berdasarkan perasaan atau

pendapat pribadinya, bukan perasaan atau pendapat pribadi orang lain.

Sebagaimana yang telah disampaikan diatas, bahwa dalam penelitian

diperlukan alat pengumpul data. Alat pengumpul data yang baik akan menghasilkan

data yang valid, begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu, sebelum menyusun data,

terlebih dulu menentukan langkah-langkah yang akan dipersiapkan, yaitu:

a Merancang skala penelitan

b Menentukan kisi-kisi kuesioner dan distribusi item

c Menentukan respoden

d Mempersiapkan pertanyaan dalam bentuk kuesioner (angket).

Peneliti menggunakan metode pengumpulan data dengan menggunakan

angket dikarenakan jumlah responden yang besar dan tersebar dibeberapa bagian

daerah di kecamatan Gunungpati. Selain itu, dengan menggunakan angket ini peneliti

berharap supaya responden dapat membaca dengan baik setiap pernyataan yang ada

serta dapat mengungkapkan hal-hal yang sifatnya rahasia. Peneliti mengembangkan

pernyataan dari setiap indikator dalam instrumen penelitian dengan bahasa yang lebih

lugas dan sederhana supaya para responden, yang dalam penelitian ini kebanyakan

adalah para ibu, dapat lebih memahami setiap pernyataan yang tercantum didalam

angket yang telah disusun oleh peneliti.


71

Pada penelitian, angket yang digunakan adalah angket dengan bentuk skala

bertingkat, dimana pilihan jawabannya merujuk pada skala model Likert, yang terdiri

dari empat pilihan jawaban, yaitu : Sangat Benar (SB), Benar (B), Tidak Benar (TB),

Sangat Tidak Benar (STB). Menurut Sugiyono (2008: 134), skala Likert digunakan

untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang

tentang fenomena sosial. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen

dengan bentuk checklist. Peneliti memilih bentuk checklist karena dengan bentuk

checklist, maka akan didapat keuntungan dalam hal ini singkat dalam pembuatannya,

hemat kertas, mudah mentabulasi data, dan secara visual lebih menarik (Sugiyono,

2008:138-139). Item-item dalam skala kualitas pendidikan lembaga PAUD dan skala

kepuasan orang tua dikelompokkan menjadi dua, yaitu item favorable dan

unfavorable. item favorable adalah item-item yang memihak pada objek ukur,

sedangkan item unfavorable adalah item yang tidak memihak pada objek ukur.

Penentuan skor yang digunakan yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.3 Penentuan Skor Masing-Masing Item dalam Alat Ukur

Pilihan Jawaban Skor Masing-Masing Item


Favorable Unfavorable
SB 4 1
B 3 2
TB 2 3
STB 1 4
72

Secara lengkap kisi-kisi dan distribusi item sebagai berikut:

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Variabel ”Kualitas Layanan Pendidikan Lembaga PAUD”

No. Standar Pendidikan Item Jumlah


Favourable Unfavourable
1. Standar tingkat pencapaian 1, 9, 14, 29, 3, 5.10, 18, 28 10
perkembangan. 35
2. Standar pendidik dan tenaga 4, 11, 23, 27, 2, 13, 30, 31, 10
kependidikan. 36 41
3. Standar isi, proses, dan 6, 8, 20, 26, 7, 19, 22, 32, 12
penilaian 42, 44 39, 43
4 Standar sarana dan prasarana, 16, 17, 21, 12, 15, 24, 25, 12
pengelolaan, dan pembiayaan. 33, 37, 40 34, 38
Jumlah 22 22 44

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Variabel ”Tingkat Kepuasan Orang Tua”

Atribut Kepuasan Item Jumlah


No. Favourable Unfavourable
1. Konfirmasi Harapan 1, 2, 6, 7, 11, 3, 5, 9, 10, 14, 22
15, 20, 26, 18, 19, 21, 25,
32 33, 34 27, 28
2. Kemudahan Memperoleh 13, 24, 31, 16, 29, 12, 4, 8 10
32, 35
3. Kesediaan Merekomendasikan 17, 30 36, 23 4
Jumlah 18 18 36

Sebelum instrumen digunakan, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan

reliabilitas terhadap instrumen tersebut. Uji validitas diperlukan untuk mengetahui

ketepatan kuesioner yang diajukan. Sedangkan uji reliabilitas diperlukan untuk

mengukur seberapa jauh ketetapan (kehandalan) dari instrumen itu sendiri. Untuk

mengetahui validitas, digunakan rumus korelasi product moment, sedangkan untuk

mengetahui reliabilitas menggunakan rumus alpha cronbach. Untuk mempermudah


73

proses pengujian validitas dan reliabilitas instrumen penelitian tersebut, maka peneliti

menggunakan program SPSS seri 16 for Windows.

3.4.2 Interviu (Interview)

Interviu yang sering juga disebut dengan wawancara atau kuesioner lisan,

adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) (Arikunto,

2010: 198). Dalam penelitian ini interviu dilakukan secara bebas terpimpin yaitu

dengan cara menyiapkan beberapa pertanyaan yang disesuaikan dengan situasi dan

kondisi diluar pedoman pertanyaan yang telah dibuat dengan tidak menyimpang dari

tujuan semula, yaitu melakukan penelitian untuk mendapatkan data-data yang

dibutuhkan.

Dalam penelitian ini wawancara dilakukan secara terstruktur. Wawancara

terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data karena peneliti telah

mengetahui dengan pasti tentang informasi yang akan diperoleh. Oleh karena itu,

dalam melakukan wawancara, peneliti telah menyiapkan instrumen penelitian berupa

pertanyaan-pertanyaan tertulis yang slternatif jawabannya pun telah disiapkan.

Dengan wawancara terstruktur setiap responden diberi pertanyaan yang sama, dan

pengumpul data mencatatnya (Sugiyono: 2008).

Wawancara dalam penelitian ini dilakukan guna menambah kevalidan pada

data yang telah diperoleh oleh peneliti. Wawancara yang dilakukan untuk

mengumpulkan data tentang kualitas pendidikan di suatu lembaga PAUD. Di dalam

penelitian ini, yang berperan sebagai pewawancara atau intervieuwer adalah peneliti,
74

dan yang berperan sebagai pihak yang diwawancarai atau interviewee adalah orang

tua anak didik dan pendidik di lembaga PAUD.

3.4.3 Data Dokumentasi

Data dokumentasi merupakan data atau laporan yang sudah tersedia di

lapangan. Penggunaan data dokumentasi dalam penelitian ini adalah dimaksudkan

untuk digunakan sebagai data sekunder. Data sekunder merupakan data yang sudah

tersedia sehingga peneliti tinggal mencari dan mengumpulkan. Data sekunder dapat

diperoleh dengan lebih mudah dan cepat karena sudah tersedia, misalnya di

perpustakaan, perusahaan-perusahaan, organisasi-organisasi perdagangan, biro pusat

statistik, dan kantor-kantor pemerintahan (Sarwono: 2006). Data dokumentasi yang

digunakan dalam penelitian ini adalah Data Bulanan Kondisi Sekolah

(PAUD/KB/TPA/TK) dari UPT Daerah Kecamatan Gunungpati Kota Semarang.

Dokumen ini digunakan untuk mengetahui kondisi lembaga PAUD di kecamatan

Gunungpati kota Semarang.

3.5 Validitas dan Realibilitas

3.5.1 Validitas

Menurut Arikunto (2010: 211), validitas adalah suatu ukuran yang

menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu

instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrumen

yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Untuk mengukur validitas

tidaknya setiap faktor dapat dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor faktor
75

tertentu dengan skor total, dengan menggunakan korelasi product moment dengan

angka kasar yang dikemukakan oleh Pearson, sebagai berikut:

N XY ( X )( Y)
r xy =
N X2 ( X 2) N Y2 ( Y 2)

Keterangan :

r : Koefisien korelasi
xy

X : Skor butir

Y : Skor total yang diperoleh

N : Jumlah responden
2
ΣX : Jumlah kuadrat nilai X
2
ΣY : Jumlah kuadrat nilai Y (Arikunto, 2010: 213)

Untuk melakukan pengujian terhadap instrumen itulah, maka peneliti

menetapkan seluruh orang tua anak didik di TK Sekar Mekar yang berada di

kelurahan Sekaran Kecamatan Gunung pati yang dijadikan sebagai responden dalam

uji validitas dan reliabilitas.Peneliti memilih TK Sekar Mekar sebagai tempat

pengujian instrumen dikarenakan TK tersebut telah memenuhi kriteria yang telah

ditetapkan oleh peneliti. Selanjutnya, setelah ditentukan responden bagi uji validitas

dan reliabilitas, maka instrumen penelitian akan diujicobakan.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket pertanyaan

tentang kualitas pendidikan lembaga PAUD berjumlah 44 butir dan angket


76

pertanyaan tentang tingkat kepuasan orang tua yang berjumlah 36 nomor/ butir.

Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

a. Menyiapkan instrumen penelitian (contoh instrumen terlampir)

b. Menentukan sasaran/ responden untuk uji validitas sebanyak 38 orang tua anak

didik TK.

c. Membagikan angket yang harus diisi oleh responden

d. Mengumpulkan angket yang telah diisi

e. Menganalisis hasil angket untuk mendapatkan informasi tentang nomor butir soal

yang valid dan reliabel maupun yang tidak valid maupun reliabel.

f. Estimasi validitas item menggunakan rumus product moment, dan kumputasi

dengan menggunakan SPSS Windows seri 16.

Langkah yang dilakukan untuk menentukan validitas instrumen penelitian

menggunakan rumus korelasi product moment. Untuk mempermudah proses analisis

validasi item, maka peneliti menggunakan bantuan program SPSS Windows seri 16.

Setelah melakukan uji validitas menggunakan program SPSS Windows seri 16, maka

peneliti memilih dan mendata item yang valid maupun tidak valid. Marun dalam

Sugiyono (2008) berpendapat bahwa item yang mempunyai korelasi positif dengan

kriterium (skor total) serta korelasi yang tinggi, menunjukkan bahwa item tersebut

mempunyai validitas yang tinggi pula. Biasanya syarat minimum untuk dianggap

memenuhi syarat adalah kalau r= 0,3. Jadi kalau korelasi antara butir dengan skor

total kurang dari 0,3 maka butir dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak valid.
77

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan bantuan program SPSS Windows

seri 16. Menurut Sarwono (2006), dalam proses analisis validitas butir instrumen,

hasil r kuesioner pada setiap butir dapat dilihat pada bagian output correlated item

total correlation. Sedangkan menurut pendapat Marun dalam Sugiyono (2008),

biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah kalau r= 0,3. Jadi,

dalam penelitian ini, apabila hasil r kuesioner pada setiap butir di bagian output

correlated item total correlation kurang dari 0,3 maka butir dalam instrumen tersebut

dinyatakan tidak valid.

3.5.2 Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen

cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena

instrumen tersebut sudah baik.(Arikunto, 2010: 221). Instrumen yang baik tidak akan

bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu.

Instrumen yang dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat

dipercaya juga. Untuk menguji coba instrumen dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan reliabilitas internal yaitu dengan cara menganalisis data dari satu kali

hasil pengetesan. Rumus yang digunakan adalah rumus Alpha :

2
k b
r 11 1 2
k 1 t

Keterangan :

r : Reliabilitas instrumen
11
78

k : Banyaknya butir pertanyaan atau soal


2
Σσb : Jumlah varians butir
2
σt : Varians total (Arikunto, 2010: 239)

Untuk mempermudah proses uji reliabilitasnya, maka peneliti menggunakan program

SPSS seri 16 for Windows dalam menguji reliabilitas item yang telah peneliti buat.

3.6 Uji Coba dan Analisis Uji Coba Alat Ukur

Kedua alat ukur dalam penelitian ini, sebelum dipergunakan, diujicobakan

terlebih dahulu.Uji coba tersebut dimaksudkan untuk mengetahui validitas dan

realibilitas alat ukur. Tujuan dari adanya uji coba alat ukur sebagaimana dikemukakan

oleh Hadi (2000) adalah: (1) menghindari pertanyaan-pertanyaan yang kurang jelas

maksudnya, (2) menghilangkan penggunaan kata-kata yang menimbulkan kecurigaan,

(3) memperbarui pertanyaan yang hanya menimbulkan jawaban-jawaban dangkal.

Untuk melakukan pengujian terhadap instrumen itulah, maka peneliti menetapkan

seluruh orang tua anak didik di TK Sekar Mekar kelurahan Sekaran kecamatan

Gunungpati yang berjumlah 38 orang tua yang dapat dijadikan sebagai responden

dalam uji validitas dan reliabilitas.

Peneliti memilih TK Sekar Mekar sebagai tempat pengujian instrumen

dikarenakan TK tersebut telah memenuhi kriteria yang telah ditetapkan oleh

peneliti.Selain itu, sesuai dengan kriteria yang disampaikan oleh Santosa dan Ashari

(2005) bahwa uji coba instrumen minimal dilakukan terhadap 30 orang. Jadi, jumlah

responden dari TK Sekar Mekar peneliti anggap telah memenuhi kriteria tersebut.
79

Selanjutnya, setelah ditentukan responden bagi uji validitas dan reliabilitas, maka

instrumen penelitian akan diujicobakan. Setelah melakukan uji coba, ternyata hanya

32 angket yang dikembalikan. Jawaban yang memenuhi syarat untuk dianalisis

kemudian dianalisis validitas dan reliabilitasnya dengan menggunakan realibility

analysis program SPSS 16 for windows.

Berikut ini adalah distribusi hasil dari uji validitas semua item pada skala

variabel “Kualitas Layanan Pendidikan Lembaga PAUD” dan skala variabel “Tingkat

Kepuasan Orang Tua” :

Tabel 3.6 Distribusi Item Skala Kualitas Layanan Pendidikan Lembaga PAUD

setelah Uji Coba

No. Standar Pendidikan Item Jumlah


Favourable Unfavourable
1. Standar tingkat pencapaian 1, 9, 14, 29 5,10, 18 7 (1893)
perkembangan.
2. Standar pendidik dan tenaga 4, 11, 23, 36 2, 30, 31, 41 8
kependidikan.
3. Standar isi, proses, dan 6, 8, 20, 42, 44 7, 19, 22, 39 9
penilaian
4 Standar sarana dan prasarana, 16, 17, 21, 33, 12, 15, 25, 38 10
pengelolaan, dan 37, 40
pembiayaan.
Jumlah 19 15 34
80

Tabel 3.7 Distribusi Item Skala Tingkat Kepuasan Orang Tua setelah Uji Coba

No. Atribut Kepuasan Item Jumlah

Favourable Unfavourable
1. Konfirmasi Harapan 1, 2, 6, 7, 11, 3, 5, 9, 10, 18, 19
15, 20, 26, 32, 19, 21, 27, 28
34
2. Kemudahan Memperoleh 13, 24, 31, 32, 16, 12, 4, 8 9
35
3. Kesediaan Merekomendasikan 17, 30 23 3
Jumlah 17 14 31
Selain melakukan uji validitas, peneliti juga melakukan uji reliabilitas pada

instrumen penelitian yang telah disusun oleh peneliti. Menurut Sarwono (2006),

reliabilitas menunjuk pada adanya konsistensi dan stabilitas nilai hasil skala

pengukuran tertentu. Reliabilitas berkonsentrasi pada masalah akurasi pengukuran

dan hasilnya. Kriteria menyebutkan bahwa jika nilai korelasi sama dengan atau lebih

besar dari 0,8 maka butir-butir pertanyaan reliabel. Dari hasil analisis validitas dan

reliabilitas menggunakan realibility analysis program SPSS 16 for windows, maka

terlihat bahwa dalam tabel Cronbach’s Alpha, nilai reliabilitas variabel kualitas

layanan pendidikan lembaga PAUD adalah 0,907, sedangkan nilai reliabilitas untuk

variabel tingkat kepuasan orang tua adalah 0,917. Semua butir pertanyaan pada

kolom Cronbach’s Alpha juga mempunyai nilai diatas 0,8. Maka dapat disimpulkan

bahwa semua butir pernyataan yang ada dalam penelitian ini sudah reliabel.
81

3.7 Metode Analisis Data

3.7.1 Analisis Data Deskriptif

Data deskriptif merupakan analisis yang berguna untuk menggambarkan besar

kecilnya tingkat variabel (variabel dependen dan independen) dalam suatu penelitian.

Menurut Sugiyono (2008), analisis data dengan menggunakan statistik deskriptif

dapat dilakukan untuk mencari kuatnya hubungan antara variabel melalui analisis

korelasi, melakukan prediksi dengan analisis regresi, dan membuat perbandingan

dengan membandingkan rata-rata data sampel atau populasi. Termasuk dalam

statistik deskriptif antara lain adalah penyajian data melalui tabel, grafik, diagram

lingkaran, pictogram, perhitungan modus, median, mean (pengukuran tendensi

sentral), perhitungan desil, persentil, perhitungan penyebaran data melalui

perhitungan rata-rata dan standar deviasi, perhitungan persentase.

3.7.2 Analisis Data Inferensial

Analisis data dengan menggunakan statistik inferensial sering juga disebut

statistik induktif atau statistik probabilitas. Menurut Sugiyono (2008: 209), statistik

inferensial adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel

dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Statistik ini akan cocok digunakan bila

sampel diambil dari populasi yang jelas, dan teknik pengambilan sampel dari

populasi itu dilakukan secara random. Suatu kesimpulan dari data sampel yang akan

diberlakukan untuk populasi itu mempunyai peluang kesalahan dan kebenaran

(kepercayaan) yang dinyatakan dalam bentuk prosentase. Peluang kesalahan dan


82

kepercayaan itu disebut dengan taraf signifikansi. Signifikansi adalah kemampuan

untuk digeneralisasikan dengan kesalahan tertentu. Ada hubungan signifikansi berarti

hubungan itu dapat digeneralisasikan. Ada perbedaan signifikansi berarti perbedaan

itu dapat digeneralisasikan (Sugiyono, 2008: 209-210).

3.7.3 Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan uji statistik, langkah awal yang harus dilakukan adalah

skrening terhadap data yang akan diolah. Menurut Ghozali (2005: 27), salah satu

asumsi penggunaan statistik parametrik adalah multivariate normalitas. Suatu model

dikatakan dikatakan baik untuk alat prediksi apabila mempunyai sifat-sifat yang tidak

bias sebagai suatu penafsir. Di samping itu suatu model dikatakan cukup baik dan

dikatakan dapat dipakai utuk memprediksi apabila sudah lolos dari serangkaian uji

asumsi klasik yang melandasinya. Uji asumsi klasik dalam penelitian ini adalah:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas untuk melihat penyimpangan frekuensi observasi yang diteliti

dari frekuensi teoritik.Uji ini memerlukan banyak gejala yang mendekati cirri-ciri

distribusi normal. Peneliti dapat menggunakan ciri-ciri tersebut sebagai landasan

untuk meramalkan gejala yang lebih luas atau yang akan datang (Hadi: 2000).

Sebaliknya, jika tidak diketahui ciri-ciri suatu gejala maka tidak akan mungkin

meramalkan dengan teliti terjadinya gejala-gejala tersebut. Uji asumsi normalitas

menggunakan teknik statistic non parametik one simple Kolmogrov-Smirnov, kaidah


83

yang digunakan adalah jika p >0,05, maka sebarannya normal, sebaliknya jika p <

0,05 maka sebarannya tidak normal.

2. Uji Linieritas

Uji linieritas menyatakan bahwa untuk setiap persamaan regresi linier,

hubungan antara variabel independen dan dependen harus linier (Santosa dan Ashari:

2005). Uji linieritas dilakukan untuk melihat tinggi rendahnya tingkat korelasi antara

variabel bebas dan variabel tergantung. Linier tidaknya suatu hubungan dilihat dari

peluang ralat p beda, yaitu melalui harga F dalam sumber perbedaan antar kelompok.

Hubungan kedua variabel dikatakan linier jika p < 0,05 dan tidak linier jika p > 0,05.

3.7.4 Analisis Regresi Linier Sederhana

Metode analisis ini bertujuan untuk menganalisis satu variabel terikat (Y)

dengan menggunakan satu variabel bebas (X). Menurut Sarwono (2006), regresi

linier mengestimasi besarnya koefisien-koefisien yang dihasilkan dari persamaan

yang bersifat linier, yang melibatkan satu variabel bebas, untuk digunakan sebagai

alat prediksi besarnya nilai variabel tergantung. Tahap-tahap penyelesaian masalah

menggunakan analisis regresi linier sederhana antara lain:

1. Merumuskan masalah

2. Membuat desain variabel

3. Memasukkan data ke SPSS

4. Menganalisis data di SPSS

5. Melakukan penafsiran untuk menjawab rumusan masalah


84

Untuk mengetahui cara perhitungan tingkat kepuasan yang diprediksi, maka

bentuk persamaan regresi linier sederhana yang digunakan dalam penelitian ini

adalah (Sarwono, 2006: 127):

Y = a + bx

Keterangan:

Y = Tingkat Kepuasan Orang Tua a = konstanta

b = koefisien regresi

X = Kualitas Layanan Pendidikan Lembaga PAUD

serta dengan menggunakan angka yang berasal dari angka koefisien regresi.Menurut

Santosa dan Ashari (2005), bentuk persamaan regresi dengan model tersebut disebut

dengan Linier Least Square Regresion, dimana persamaan regresi dicari dengan

menggunakan rumus nilai kuadrat terkecil

3.7.5 Uji Hipotesis

Di dalam menguji hipotesis, peneliti menggunakan uji simultan (uji F).uji

simultan (uji F) ini digunakan untuk menguji pengaruh variabel dependen (tingkat

kepuasan orang tua) terhadap variabel independen (kualitas layanan pendidikan

lembaga PAUD) dengan tingkat signifikan yang digunakan sebesar α = 5% dan df (k:

n-k-l). Kaidah pengambilan keputusan dalam uji F dengan menggunakan SPSS

adalah:

1. Jika probabilitas > 0,05, maka Ho diterima

2. Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1HASIL PENELITIAN

4.1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian

Kecamatan Gunungpati adalah sebuah kecamatan di Kota Semarang,

ProvinsiJawa Tengah, Indonesia. Letaknya berada pada arah barat daya sekitar 17 km

dari pusat kota Semarang. Dilokasi tersebut terdapat banyak tempat yang hingga saat

ini masih terlihat hijau, dalam rangka SPA (Semarang Pesona Asia), Gunungpati

dijadikan lahan hijau. Kecamatan Gunungpati terdiri dari 16 kelurahan dan

merupakan daerah pengembangan kota yang memiliki luas wilayah 5.399.085 Ha.

Secara administratif, batas wilayah kecamatan Gunungpati adalah:

1. Sebelah Timur : Kecamatan Banyumanik Semarang

2. Sebelah Barat : Kecamatan Mijen Semarang

3. Sebelah Utara : Kecamatan Ngaliyan dan Kecamatan Gajahmungkur

4. Sebelah Selatan : Kabupaten Semarang

Kecamatan Gunungpati merupakan salah satu kecamatan yang mempunyai

topografi berupa wilayah perbukitan dengan ketinggian + 300 meter dari permukaan

laut. Jumlah penduduknya mencapai 70.901 jiwa atau 20.605 KK, yang terhimpun

dari 89 RW dan 418 RT.Selain itu, pada saat ini kecamatan Gunungpati telah

berkembang seiring dengan berkembangnya kecamatan Gunungpati sebagai area

85
86

perkuliahan. Semakin berkembangnya daerah Gunungpati ini juga ditandai

dengan semakin menjamurnya lembaga PAUD di daerah ini.Menurut UPTD

kecamatan Gunungpati, tercatat terdapat 45 lembaga PAUD, yang didalamnya terdiri

dari TK, KB, dan TPA.

4.1.2 Identitas Responden

4.1.2.1 Jenis Kelamin Responden

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa masalah pendidikan anak usia

dini tidak hanya diperhatikan oleh pihak perempuan atau pihak ibu saja, pihak laki-

laki atau pihak ayah ternyata juga memberikan perhatiannya terhadap kualitas

pendidikan dari anak usia dininya. Akan tetapi, sebelum peneliti memaparkan

mengenai data jenis kelamin para responden, maka berikut ini peneliti paparkan data

jumlah responden dari tiap-tiap lembaga TK yang menjadi tempat penelitian:

Tabel 4.1 Jumlah Sampel di Setiap TK

No. Nama TK Jumlah Sampel


1. TK Pertiwi 01 Sumurjurang 51
2. TK Pertiwi 31 23
3. TK Pertiwi 34 20
Jumlah 94

Setelah memaparkan mengenai jumlah responden dari masing-masing TK, maka

berikut ini peneliti paparkan hasil penelitian yang menunjukkan jenis kelamin setiap

responden yang ikut berpartisipasi dalam penelitian:


87

Tabel 4.2 Jenis Kelamin Responden

No. Jenis Kelamin Frekuensi Presentase (%)


1. Laki-laki 4 4,3
2. Perempuan 90 95,7
Jumlah 94 100,0
Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang ikut andil

dalam menilai kualitas pendidikan di suatu lembaga PAUD adalah responden dengan

jenis kelamin perempuan, atau yang dalam hal ini merupakan para ibu yang menjadi

wali murid dari anak didik di suatu lembaga PAUD. Diketahui bahwa responden

yang berjenis kelamin perempuan mendominasi dengan jumlah sebanyak 90 orang

(95,7%). Sedangkan responden dengan jenis kelamin laki-laki atau dalam penelitian

ini adalah ayah dari anak didik di suatu lembaga PAUD berjumlah 4 orang (4,3%).

Dari hasil penelitian tersebut, maka dapat diartikan bahwa pihak orang tua anak yang

lebih banyak berpartisipasi dalam urusan pendidikan anak usia dini adalah para ibu.

Data ini memperlihatkan bahwa peran ibu dalam mengikuti perkembangan anak

maupun perkembangan pendidikan anak usia dini lebih besar dibandingkan dengan

peran ayah.

4.1.2.2 Usia Responden

Responden sebanyak 94 orang tua anak didik TK yang mempunyai tingkat

usia berbeda. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, usia responden dapat

dikelompokkan seperti tabel berikut:


88

Tabel 4.3 Usia Responden

No. Usia Responden Frekuensi Presentase (%)


1. 20 – 24 Tahun 1 1,1
2. 25 – 29 Tahun 22 23,4
3. 30 – 34 Tahun 33 35.1
4. 35 – 39 Tahun 29 30,9
5. 40 – 44 Tahun 6 6,4
6. 45 – 49 Tahun 3 3,2
Jumlah 94 100.0
Sumber: Data primer diolah

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa responden dengan usia 20 – 24 tahun hanya

satu orang atau 1,1% saja. Responden dengan usia 25 – 29 tahun berjumlah 22 orang

(23,4%). Responden terbanyak berusia 30 – 34 tahun yaitu sebanyak 33 orang

(35,1%). Responden dengan usia 35 – 39 tahun berjumlah 29 orang (30,9%). Sisanya

adalah responden dengan usia 40 – 44 tahun berjumlah 6 orang (6,4%) dan responden

dengan jumlah terkecil yaitu berusia 45 – 49 tahun sebanyak 3 orang (3,2%). Dari

data hasil penelitian tersebut, maka dapat diketahui bahwa rata-rata usia orang tua

anak didik di suatu lembaga PAUD adalah usia produktif, yaitu kisaran 25 sampai 39

tahun. Selain itu, data ini menghasilkan fakta bahwa orang tua yang menyekolahkan

anaknya di lembaga PAUD adalah orang tua yang masih berada di usia produktif.

4.1.2.3 Tingkat Pendidikan Responden

Tingkat pendidikan merupakan salah faktor yang cukup penting untuk

diketahui karena menurut hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan

orang tua dapat mempengaruhi pengetahuan orang tua terhadap berbagai hal yang
89

berkaitan dengan perkembangan pendidikan, terlebih pendidikan bagi anak usia dini.

Tingkat pendidikan responden penelitian dapat diketahui pada tabel berikut:

Tabel 4.4 Tingkat Pendidikan Responden

No. Pendidikan Responden Frekuensi Presentase (%)


1. Tamat Sekolah Dasar (SD) 12 12,8
2. Tamat Sekolah Menengah 36 38,3
Pertama (SMP)
3. Tamat Sekolah Menengah Atas 38 40,4
(SMA/ SMK)
4. Tamat Diploma 3 (D3) 2 2,1
5. Tamat Sarjana (S1) 6 6,4
Jumlah 94 100
Sumber: Data primer diolah

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden sangat beragam.

Mulai dari tamat SD, tamat SMP, tamat SMA/ SMK, tamat D3, maupun tamat S1.

Berdasarkan data yang dipaparkan oleh tabel, maka dapat diketahui bahwa responden

yang hanya tamat SD ada 12 orang (12,8%). Responden yang tamat SMP memiliki

jumlah yang cukup besar, yaitu sebanyak 36 orang (38,3%). Sedangkan responden

yang tamat SMA maupun SMK sederajat memiliki jumlah terbesar, yaitu sebanyak

38 orang (40,4%). Responden yang mengenyam pendidikan sampai pada tingkat

diploma 3 menduduki jumlah terkecil, yaitu sebanyak 2 orang (2,1%), sedangkan

yang memiliki gelar sarjana sebanyak 6 orang (6,4%). Berdasarkan data tersebut,

maka dapat diketahui bahwa kebanyakan responden yang dalam hal ini adalah orang

tua anak didik di lembaga PAUD memiliki tingkat pendidikan SMP dan SMA

sederajat.Selain itu, melalui data tersebut, maka dapat diartikan bahwa rata-rata orang
90

tua yang memiliki antusias besar dalam menyekolahkan anaknya ke lembaga PAUD

adalah orang tua yang memiliki tingkat pendidikan SMP maupun SMA sederajat.

4.1.2.4 Jenis Pekerjaan Responden

Jenis pekerjaan responden dalam penelitian ini cukup beragam.Jenis

pekerjaan responden merupakan salah satu faktor yang juga mempengaruhi tingkat

antusias responden dalam menyekolahkan anaknya di suatu lembaga PAUD. Selain

itu, jenis pekerjaan juga dapat mempengaruhi cara penilaian responden terhadap

kualitas pendidikan suatu lembaga PAUD. Jenis pekerjaan responden dapat diketahui

melalui tabel berikut:

Tabel 4.5 Jenis Pekerjaan Responden

No. Jenis Pekerjaan Responden Frekuensi Presentase (%)


1. Ibu Rumah Tangga 42 44,7
2. Swasta 45 47,9
3. Buruh 3 3,2
4. Guru 3 3,2
5. PNS 1 1
Jumlah 94 100 %
Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa sebagian besar responden bekerja di bidang

swasta. Sebagian besar responden yang berjenis kelamin perempuan ini bekerja

sebagai swastawan atau swastawati.Terdapat 45 responden (47,9%) yang bekerja di

bidang swasta. Sedangkan responden yang bekerja sebagai ibu rumah tangga juga

memiliki jumlah yang cukup banyak, yaitu sebanyak 42 orang (44,7%). Responden

yang bekerja sebagai buruh dan guru memiliki jumlah yang sama yaitu masing-

masing berjumlah 3 orang (3,2%). Jumlah terkecil dalam penelitian ini adalah
91

responden yang bekerja sebagai PNS, yaitu hanya satu orang saja atau cuma 1,1 %.

Dari data tersebut, maka dapat diartikan bahwa sebagian besar responden yang

memantau proses pendidikan anak usia dininya adalah orang tua yang berprofesi di

bidang swasta maupun hanya sebagai ibu rumah tangga. Pekerjaan di bidang swasta

maupun sebagai ibu rumah tangga lebih banyak memiliki waktu untuk menilai dan

mengikuti perkembangan kualitas pendidikan yang diberikan oleh lembaga PAUD,

dibandingkan orang tua yang bekerja di bidang lainnya.

4.1.3 Deskripsi Hasil Penelitian

Untuk mengetahui tinggi rendah nilai subjek, maka peneliti melakukan

kategorisasikan baik pada skala kualitas layanan pendidikan lembaga PAUD maupun

skala tingkat kepuasan orang tua. Kategorisasi yang dilakukan didasari oleh suatu

asumsi bahwa skor subjek dalam kelompoknya merupakan estiminasi terhadap skor

subjek dalam populasi dan skor subjek dalam populasinya terdistribusi secara normal.

Peneliti menggunakan kategorisasi sebagai berikut, rendah ( x = m + -1 SD ), sedang

( m + -1 SD < x = m + 1 SD ), dan tinggi ( x > m + -1 SD ). Kategorisasi subjek

diatas digunakan untuk mengelompokkan skor dari kedua variabel dalam penelitian

ini.

4.1.3.1 Kategorisasi Skor Variabel Kualitas Layanan Pendidikan Lembaga PAUD

Skor variabel kualitas layanan pendidikan lembaga PAUD dikategorikan

untuk mengetahui tinggi rendahnya skor subjek.Skor maksimal hipotetik yang

diperoleh subjek adalah 34 x 4 = 136 dan skor minimal hipotetiknya adalah 34 x 1 =


92

34. Jarak sebaran skor adalah 136 – 34 = 102 dan standar deviasinya 102 : 6 = 17.

Sedangkan rerata hipotetiknya ( 136 + 34 ) : 2 = 85. Data penelitian skor subjek

akandikategorisasikan ke dalam 3 kategori. Kategori data penelitian skor subjek

selengkapnya disajikan pada tabel 4.5.

Tabel 4.6 Kategori Skor Kualitas Layanan Pendidikan Lembaga PAUD

No. Skor Kategori Frekuensi Persentase


1. x ≤ 85 Rendah 3 3%
2. 85< x ≤ 102 Sedang 71 76%
3. x > 102 Tinggi 20 21%
Total 94 100%
Sumber : Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel kategori 4.6 diatas dapat diketahui bahwa sebanyak 3

responden (3%) berada pada kategori rendah, 71 responden (76%) berada dalam

kategori sedang, dan 20 responden (21%) berada dalam kategori tinggi. Apabila

dilihat dari data secara keseluruhan, maka dapat disimpulkan bahwa skor kualitas

pendidikan lembaga PAUD yang diperoleh melalui penelitian ini dari para subjek

berada dalam kategori sedang yang ditunjukkan dengan besarnya presentase

sebanyak 76%.

Dengan menggunakan rumus analisis deskriptif, maka penulis

mengkategorikan skor tiap aspek dalam variabel “Kualitas Layanan Pendidikan

Lembaga PAUD”. Berikut ini adalah hasil dari kategorisasi tersebut:


93

a. Hasil Analisis Deskriptif Indikator “Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan

Anak”

Skor maksimal : 4 x 7 x 94 = 2632

Skor minimal : 1 x 7 x 94 = 658

Rentang Skor : 2632– 658 = 1974

Interval Skor : 1974 : 3 = 658

Tabel 4.7 Interval Kriteria Indikator


“Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak”

Interval Skor Kriteria

1976-2634 Tinggi
1317-1975 (1939) Sedang
658-1316 Rendah

Berdasarkan perhitungan diatas, hasil jawaban responden terhadap

indikator “Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak” diperoleh total skor

1939 yang berada pada interval skor 1317-1975 dan termasuk dalam kriteria

sedang.

b. Hasil Analisis Deskriptif Indikator “Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan”

Skor maksimal : 4 x 8 x 94 = 3008

Skor minimal : 1 x 8 x 94 =752

Rentang skor : 3008 – 752 = 2256

Interval skor : 2256 : 3 = 752


94

Tabel 4.8 Interval Kriteria Indikator


“Standar pendidik dan tenaga kependidikan”

Interval Skor Kriteria

2257-3010 Tinggi
1505- 2257 (2138) Sedang
752- 1504 Rendah

Berdasarkan perhitungan diatas, hasil jawaban responden terhadap

indikator “Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan” diperoleh total skor 2138

yang berada pada interval skor 1505- 2257 dan termasuk dalam kriteria sedang.

c. Hasil Analisis Deskriptif Indikator “Standar Isi, Proses, dan Penilaian”

Skor maksimal : 4 x 9 x 94 = 3384

Skor minimal : 1 x 9 x 94 = 846

Rentang skor : 3384 – 846 = 2538

Interval skor : 2538 : 3 = 846

Tabel 4.9 Interval Kriteria Indikator “Standar Isi, Proses, dan Penilaian”

Interval Skor Kriteria


2540 – 3386 Tinggi
1693 – 2539 (2445) Sedang
846 – 1692 Rendah
Berdasarkan perhitungan diatas, hasil jawaban responden terhadap

indikator “Standar Isi, Proses, dan Penilaian” diperoleh total skor 2445 yang

berada pada interval skor 1693 – 2539 dan termasuk dalam kriteria sedang.

d. Hasil Analisis Deskriptif “Standar Sarana dan Prasarana, Pengelolaan, dan

Pembiayaan”

Skor maksimal : 4 x 10 x 94 = 3760


95

Skor minimal : 1 x 10 x 94 = 940

Rentang skor : 3760 – 940 = 2820

Interval skor : 2820 : 3 = 940

Tabel 4.10 Interval Kriteria Indikator


“Standar sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan”

Interval Skor Kriteria

2822 – 3762 Tinggi


1881 – 2821 (2629) Sedang
940 – 1880 Rendah

Berdasarkan perhitungan diatas, hasil jawaban responden terhadap

indikator “Standar Sarana dan Prasarana, Pengelolaan, dan Pembiayaan”

diperoleh total skor 2629 yang berada pada interval skor 1881 – 2821 dan

termasuk dalam kriteria sedang.

Selain mengkategorikan hasil penelitian setiap indikator variabel “Kualitas

Layanan Pendidikan Lembaga PAUD” tersebut, peneliti juga mengkategorikan hasil

penelitian mengenai kualitas layanan pendidikan lembaga PAUD menurut responden

berdasarkan identitas responden, khususnya berdasarkan tingkat usia dan tingkat

pendidikan responden. Berikut ini adalah tabel yang memperlihatkan kategorisasi

kualitas layanan pendidikan lembaga PAUD menurut responden berdasarkan usia

responden dan tingkat pendidikan responden:


96

Tabel 4.11 Kategori Kualitas Layanan Pendidikan Menurut Responden

Berdasarkan Tingkatan Usia

No Usia Kategori
. Responden Rendah Sedang Tinggi
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1. 20 – 24 Tahun 1 1,1
2. 25 – 29 Tahun 15 15,9 7 7,4
3. 30 – 34 Tahun 3 3,2 24 25,5 6 6,4
4. 35 – 39 Tahun 25 26,6 4 4,3
5. 40 – 44 Tahun 3 3,2 3 3,2
6. 45 – 49 Tahun 3 3,2
Jumlah 3 3,2 71 75,5 20 21,3

Tabel 4.12 Kategori Kualitas Layanan Pendidikan Menurut Responden

Berdasarkan Tingkatan Pendidikan

Tingkat Kategori
No pendidikan Rendah Sedang Tinggi
. Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1. Tamat Sekolah 9 9,6 3 3,2
Dasar (SD)
2. Tamat Sekolah 25 26,6 11 11,7
Menengah
Pertama (SMP)
3. Tamat Sekolah 2 2,1 30 31,9 6 6,4
Menengah Atas
(SMA/ SMK)
4. Tamat 1 1,1 7 7,4
Perguruan
Tinggi
Jumlah 3 3,2 71 75,5 20 21,3

Berdasarkan tabel 4.11 diatas, hasil jawaban responden terhadap variabel

kualitas layanan pendidikan lembaga PAUD berada pada kategori sedang. Responden

pada rentang usia 30 sampai 34 tahun merupakan responden terbanyak dan

memberikan jawaban yang beragam. Responden pada rentang usia ini memberikan
97

jawaban bahwa kualitas layanan lembaga PAUD berada pada kategori rendah,

sedang, dan tinggi. Akan tetapi, sebagian besar responden pada rentang usia ini

menyatakan bahwa kualitas layanan lembaga PAUD berada pada kategori sedang.

Sedangkan berdasarkan tabel 4.12 diatas, hasil jawaban responden terhadap

variabel kualitas layanan pendidikan lembaga PAUD berada pada kategori sedang.

Responden terbanyak merupakan responden yang tamat Sekolah Menengah Atas

sederajat. Dan sebagian besar dari responden tersebut memberikan jawaban bahwa

kualitas layanan pendidikan lembaga PAUD berada pada kategori sedang. Responden

dengan tingkat pendidikan SD sampai dengan SMP memberikan jawaban yang

beragam, yaitu kualitas layanan lembaga PAUD berada pada kategori sedang dan

tinggi. Sedangkan responden yang memiliki tingkat pendidikan SMA memberikan

jawaban bahwa kualitas layanan pendidikan lembaga PAUD berada pada kategori

rendah sampai dengan tinggi. Dan rata-rata dari responden memberikan jawaban

bahwa kualitas layanan pendidikan lembaga PAUD berada pada kategori sedang.

Sedangkan responden dengan pendidikan terakhirnya adalah tamatan Perguruan

Tinggi memberikan jawaban bahwa kualitas layanan pendidikan lembaga PAUD

berada pada kategori rendah dan sedang. Akan tetapi, rata-rata jawaban responden

tersebut juga menyatakan bahwa kualitas layanan pendidikan lembaga PAUD berada

pada kategori sedang. Jadi dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden dari

berbagai rentang usia dan tingkat pendidikan menyatakan bahwa kualitas layanan

pendidikan lembaga PAUD berada pada kategori sedang.


98

4.1.3.2 Kategorisasi Skor Variabel Tingkat Kepuasan Orang Tua

Skor variabel tingkat kepuasan orang tua dikategorikan untuk mengetahui

tinggi rendahnya skor subjek. Skor maksimal hipotetik yang diperoleh subjek adalah

31 x 4 = 124 dan skor minimal hipotetiknya adalah 31 x 1 = 31. Jarak sebaran skor

adalah 124 – 31 = 93 dan standar deviasinya 93 : 6 = 15,5. Sedangkan rerata

hipotetiknya ( 124 + 31 ) : 2 = 77,5. Data penelitian skor subjek

akandikategorisasikan ke dalam 3 kategori. Kategori data penelitian skor subjek

selengkapnya disajikan pada tabel 4.11.

Tabel 4.13 Kategori Skor Tingkat Kepuasan Orang Tua

No. Skor Kategori Frekuensi Persentase


1. x ≤ 77,5 Rendah 3 3%
2. 77,5 < x ≤ 93 Sedang 66 70%
3. x > 93 Tinggi 25 27%
Total 94 100%
Sumber : Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel kategori 4.13 diatas dapat diketahui bahwa sebanyak 3

responden (3%) berada pada kategori rendah, 66 responden (70%) berada dalam

kategori sedang, dan 25 responden (27%) berada dalam kategori tinggi. Apabila

dilihat dari data secara keseluruhan, maka dapat disimpulkan bahwa skor tingkat

kepuasan orang tua yang diperoleh melalui penelitian ini dari para subjek berada

dalam kategori sedang yang ditunjukkan dengan besarnya presentase sebanyak 70%.
99

Berdasarkan data dari kedua penelitian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

kedua variabel berada pada kategori sedang. Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah

tabel kategorisasi dari skor kedua variabel penelitian ini:

Tabel 4.14 Kategori Subjek Berdasarkan Skor Kualitas Layanan

Pendidikan PAUD dan Lembaga Tingkat Kepuasan Orang Tua

Variabel Kategori
Rendah (%) Sedang (%) Tinggi (%)
Kualitas Layanan 3 76 21
Pendidikan Lembaga PAUD
Tingkat Kepuasan Orang 3 70 27
Tua
Sumber : Data primer yang diolah

Berdasarkan kategori subjek berdasarkan skor kualitas layanan pendidikan

lembaga PAUD dan tingkat kepuasan orang tua, maka dapat diketahui bahwa

kategori subjek dari kedua variabel tersebut berada pada kategori sedang.

Kecenderungan kategori ini dapat di lihat dari persentase kategori sedang pada

kualitas layanan pendidikan lembaga PAUD sebesar 76 % dan pada tingkat kepuasan

orang tua sebesar 70 %. Dari data tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kedua

variabel berada pada kategori subjek sedang.

4.1.4 Analisis Data

4.1.4.1 Uji Asumsi

Analisis data dilakukan untuk menguji hipotesis penelitian.Analisis ini

dilakukan dengan regression analysis.Untuk melakukannya harus terdapat beberapa

asumsi yang harus dipenuhi, yaitu uji normalitas dan uji linieritas.Oleh karena itu,
100

perlu dilakukan pengujian terhadap asumsi-asumsi tersebut. Uji asumsi dan analisis

data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS 16

for windows.

1. Uji Normalitas

Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data normal atau

mendekati normal.Normal atau tidaknya data dalam model regresi dilakukan dengan

uji normalitas.Uji normalitas pada dasarnya digunakan untuk melihat penyimpangan

frekuensi observasi yang diteliti dari frekuensi teoritik.Uji ini memerlukan banyak

gejala yang mendekati ciri-ciri distribusi normal. Peneliti dapat menggunakan ciri-ciri

tersebut sebagai landasan untuk meramalkan gejala yang lebih luas atau yang akaan

datang (Hadi: 2000). Sebaliknya, jika tidak diketahui ciri-ciri suatu gejala maka tidak

akan mungkin meramalkan dengan teliti terjadinya gejala-gejala tersebut. Uji asumsi

normalitas menggunakan teknik statistic non parametik one simple Kolmogrov-

Smirnov, kaidah yang digunakan adalah jika p >0,05, maka sebarannya normal,

sebaliknya jika p < 0,05 maka sebarannya tidak normal. Hal ini diperkuat dengan

pendapat Ghozali (2005: 74) yang menyatakan bahwa jika nilai signifikansi lebih

besar dari 5%, maka disimpulkan data berdistribusi normal. Berikut ini adalah hasil

output SPSS 16.0:


101

Tabel 4.15 Deskripsi Statistik Hasil Uji Normalitas

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
*
KualitasPendidikan .073 94 .200 .989 94 .627
KepuasanOrtu .081 94 .155 .973 94 .048

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Berdasarkan tabel 4.15 diatas, dapat dilihat dari nilai probabilitas signifikan

bahwa semua variabel bernilai diatas 5% atau 0,05. Variabel kualitas layanan

pendidikan lembaga PAUD menghasilkan Z sebesar 0,073 dengan P > 0,05, yaitu 0,2.

Sedangkan variabel tingkat kepuasan orang tua menghasilkan Z sebesar 0,081 dengan

P > 0,05, yaitu 0,155. Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat dikatakan bahwa

sebaran skor kedua variabel adalah normal.

2. Uji Linieritas

Uji linieritas dilakukan untuk melihat tinggi rendahnya tingkat korelasi antara

variabel bebas dan variabel tergantung. Linier tidaknya suatu hubungan dilihat dari

peluang ralat p beda, yaitu melalui harga F dalam sumber perbedaan antar kelompok.

Hubungan kedua variabel dikatakan linier jika p < 0,05 dan tidak linier jika p > 0,05.

Berikut ini adalah hasil output SPSS 16.0 yang memperlihatkan deskripsi statistik

hasil uji linieritas:


102

Tabel 4.16 Deskripsi Statistik Hasil Uji Linieritas

ANOVA Table
Mean
Sum of Squares df Square F Sig.
KepuasanOrtu * Between Groups (Combined) 2811.666 25 112.467 7.276 .000
KualitasPendidik
Linearity 162.85
an 2517.340 1 2517.340 .000
6
Deviation from Linearity 294.326 24 12.264 .793 .732
Within Groups 1051.110 68 15.458
Total 3862.777 93

Berdasarkan tabel 4.16 diatas, dapat dilihat dari nilai probabilitas signifikan

bahwa nilai signifikan variabel bernilai dibawah 5% atau 0,05. Analisis data

menghasilkan nilai F sebesar 7,276 dengan p < 0,05, yaitu 0,000 untuk kualitas

pendidikan lembaga PAUD dan tingkat kepuasan orang tua, sehingga dapat dikatakan

hubungan kedua variabel tersebut adalah linier.

4.1.4.2 Uji Hipotesis

Hasil uji normalitas dan linieritas menunjukkan bahwa data yang terkumpul

memenuhi syarat untuk analisis selanjutnya, yaitu menggunakan analisis regresi linier

sederhana untuk menguji hipotesis yang diajukan. Regresi linier mengestimasi

besarnya koefisien-koefisien yang dihasilkan dari persamaan yang bersifat linier,

yang melibatkan satu variabel bebas untuk digunakan sebagai alat prediksi besarnya

nilai variabel tergantung (Sarwono: 2006). Analisis dengan menggunakan regresi

linier sederhana digunakan untuk memprediksi seberapa besar pengaruh dari variabel

kualitas layanan pendidikan lembaga PAUD terhadap tingkat kepuasan orang tua.

Akan tetapi, sebelum melakukan uji prediktif terhadap kedua variabel, peneliti akan
103

melakukan uji korelasi bivariate untuk mengetahui jenis hubungan antar dua variabel

dalam penelitian ini. Berdasarkan perhitungan correlation bivariate analysis antara

kualitas layanan pendidikan lembaga PAUD (X) dengan tingkat kepuasan orang tua

(Y) dengan menggunakan bantuan program SPSS 16 dalam proses perhitungannya,

maka dapat diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.17 Hasil Uji Korelasi

KualitasPendi
dikan KepuasanOrtu
KualitasPendidika Pearson
n Correlation 1 .807**

Sig. (2-tailed) .000


N 94 94
KepuasanOrtu Pearson
Correlation .807** 1

Sig. (2-tailed) .000


N 94 94
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2 tailed).

Berdasarkan hasil perhitungan uji korelasi pada tabel 4.17, maka dapat

diketahui bahwa melalui hasil analisis dengan correlation bivariate

analysis,diperoleh nilai probabilitas (sig) sebesar 0,00. Ketentuan mengatakan jika

angka probabilitas < 0,05, maka ada hubungan yang signifikan antara kedua variabel

tersebut. Dari ketentuan tersebut, dapat diartikan bahwa dalam penelitian ini ada

hubungan positif yang sangat signifikan antara kualitas layanan pendidikan lembaga

PAUD dengan tingkat kepuasan orang tua. Koefisien hasil correlation bivariate
104

analysis juga menunjukkan adanya hubungan antara kualitas layanan pendidikan

lembaga PAUD dengan tingkat kepuasan orang tua sebesar 0,807.Dari besarnya

koefisien hasil uji korelasi tersebut, maka dapat diketahui bahwa kualitas layanan

pendidikan lembaga PAUD memiliki hubungan yang sangat kuat dengan tingkat

kepuasan orang tua.

Setelah melakukan uji korelasi dan mengetahui besarnya hubungan antara

kedua variabel dalam penelitian ini, maka peneliti melakukan uji regresi linier

sederhana untuk menguji hipotesis dan memprediksi pengaruh kualitas layanan

pendidikan lembaga PAUD terhadap tingkat kepuasan orang tua. Berdasarkan

perhitungan regresi linier sederhana antara kualitas layanan pendidikan lembaga

PAUD (X) terhadap tingkat kepuasan orang tua (Y) dengan bantuan program SPSS

16 dalam proses perhitungannya, maka dapat diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.18 Hasil Uji Regresi Linier Sederhana

Std. Error of the


Model R R Square Adjusted R Square Estimate
1 .807a .652 .648 3.824

a. Predictors: (Constant), KualitasPendidikan

Berdasarkan tabel 4.18, maka dapat diketahui bahwa dalam penelitian ini

terdapat hubungan positif antara kualitas layanan pendidikan lembaga PAUD

terhadap tingkat kepuasan orang tua pada lembaga PAUD. Berdasarkan hasil

pengujian hipotesis dengan regression analysis diperoleh nilai r sebesar 0,807 dengan

p < 0,05. Artinya terdapat hubungan positif yang signifikan antara kualitas layanan

pendidikan PAUD terhadap tingkat kepuasan orang tua, dan dapat diartikan bahwa
105

hipotesis diterima. Koefisien determinasi sebesar 0,652 menunjukkan bahwa kualitas

layanan pendidikan lembaga PAUD memberikan sumbangan sebesar 65,2 % dan

terdapat pengaruh variabel lain sebesar 34,8 % terhadap tingkat kepuasan orang tua.

Berdasarkan keseluruhan hasil analisis dari uji regresi linier sederhana dalam

penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini diterima

atau terbukti.
106

4.2 PEMBAHASAN

4.2.1 Kualitas Layanan Pendidikan Lembaga PAUD

Kualitas layanan pendidikan merupakan kemampuan lembaga pendidikan

dalam mendayagunakan sumber-sumber pendidikan untuk meningkatkan kemampuan

belajar seoptimal mungkin. Kualitas layanan pendidikan mengacu pada kualitas

proses dan hasil pendidikan yang telah dilakukan di suatu lembaga pendidikan, salah

satunya adalah lembaga PAUD. Kualitas layanan pendidikan lembaga PAUD

merupakan salah satu aspek yang penting untuk dapat meningkatkan minat orang tua

terhadap lembaga tersebut. Menurut hasil perhitungan kategori skor kualitas

pendidikan lembaga PAUD pada tabel 4.5 diketahui bahwa menurut para orang tua,

kualitas pendidikan lembaga PAUD berada dalam kategori sedang. Sebanyak 76%

orang tua menyatakan bahwa kualitas pendidikan lembaga PAUD di kecamatan

Gunungpati berada pada kategori sedang. Hal ini memperlihatkan bahwa kualitas

pendidikan di lembaga PAUD masih perlu diperbaiki dan ditingkatkan, sehingga

dapat masuk kedalam kategori baik.

Kualitas layanan pendidikan merupakan derajat yang dicapai oleh suatu

lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dalam memenuhi kebutuhan dan

harapan konsumen pendidikan atau dalam hal ini adalah orang tua. Menurut

Peraturan Menteri No. 58 Tahun 2009, standar Pendidikan Anak Usia Dini terdiri

atas:
107

a Standar tingkat pencapaian perkembangan

b Standar pendidik dan tenaga kependidikan

c Standar isi, proses, dan penilaian

d Standar sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan.

Menurut hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa masih

terdapat beberapa hal yang perlu diperbaiki untuk dapat meningkatkan kualitas

pendidikan suatu lembaga PAUD. Berdasarkan perhitungan analisis deskriptif setiap

indikator pada standar pendidikan berada di kategori sedang. Tidak ada indikator

yang berada di kategori rendah atau tinggi. Hal ini memperlihatkan bahwa masih

banyak yang perlu diperbaiki oleh lembaga PAUD untuk dapat meningkatkan

kualitas layanan pendidikannya. Apabila ditambah dengan hasil data sekunder, yaitu

data dari hasil wawancara dengan orang tua murid dan dokumen dari UPTD, maka

peneliti menyimpulkan bahwa indikator yang layak untuk segera diperbaiki adalah

indikator standar sarana dan prasarana. Menurut hasil wawancara yang peneliti

lakukan terhadap beberapa orang tua anak didik di Taman Kanak-Kanak, diketahui

bahwa sarana dan prasarana yang disediakan di suatu lembaga pendidikan bagi anak

usia dini masih banyak yang mengalami keterbatasan. Keterbatasan tersebut terlihat

dari beberapa fasilitas sekolah seperti ruangan kelas, tempat bermain (playground),

media pembelajaran, dan permainan di dalam maupun di luar ruangan. Pernyataan

orang tua ini juga diperkuat dengan data dari UPTD kecamatan Gunungpati yang

memperlihatkan beberapa keterbatasan sarana prasarana di lembaga PAUD.


108

Data dari UPTD tersebut, memperlihatkan fakta bahwa sebagian besar

lembaga PAUD di kecamatan Gunungpati hanya memiliki satu unit gedung dengan

dua ruang kelas untuk belajar dan satu ruang untuk kantor guru. Jumlah kursi dan

peralatan belajar lainnya juga masih terbatas di beberapa sekolah.Menurut data,

hanya terdapat tiga lembaga PAUD yang memiliki kursi dan meja anak sebanyak

lebih dari 50 unit. Lembaga PAUD yang lain hanya memiliki kursi dan meja anak

untuk belajar sebanyak kurang dari 30 unit. Selain itu, sebagian besar sekolah juga

hanya memiliki sarana bermain yang masih terbatas. Sarana bermain yang umum

terdapat di sekolah adalah permainan outdoor seperti: jungkitan, alat peluncur,

ayunan, bak pasir dan air, papan titian, dan bola dunia. Sebagian besar sarana belajar

yang digunakan di sekolah adalah majalah ataupun buku latihan bagi anak-anak.

Hasil penelitian yang memperlihatkan keterbatasan sarana dan prasarana pada

beberapa lembaga Taman Kanak-Kanak di kecamatan Gunungpati tersebut masih

kurang untuk memenuhi standar sarana dan prasarana yang ditetapkan dalam

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PP RI) No 19 Tahun 2005. Di dalam

peraturan tersebut mengemukakan bahwa standar sarana dan prasarana adalah standar

nasional pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar,

tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja,

tempat bermain, tempat berekreasi dan berkreasi, serta sumber belajar lain yang

diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi

informasi dan komunikasi. Akan tetapi, pada kenyataannya, beberapa criteria


109

minimal tersebut belum dapat terpenuhi oleh sebagian lembaga PAUD di kecamatan

Gunungpati.Selain itu, realita tentang kondisi sarana dan prasarana di lembaga PAUD

tersebut juga sangat berbanding terbalik dengan teori yang dikemukakan oleh

Muliawan (2009).

Menurut Muliawan (2009), rencana penyediaan prasarana dan fasilitas

pendidikan playgroup dan taman kanak-kanak yang baik adalah mencakup beberapa

hal, antara lain:

1. Ruang bermain outdoor yang dilengkapi alat permainan yang aman

2. Ruang bermain indoor yang aman

3. Ruang ibadah

4. Ruang pusat sumber belajar dan perpustakaan

5. Ruang kesehatan

6. Ruang audiovisual dan laboratorium anak

7. Ruang kelas ber-AC

8. Ruang toilet dan kamar mandi

Berikut ini adalah hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam perlengkapan

gedung dan area lain:

1. Fisik bangunan dalam kondisi baik

2. Ada pesawat telepon

3. Listrik kapasitas minimal 5500 watt

4. Air bersih sumur/PAM lancer


110

5. Halaman cukup luas sebagai arena bermain outdoor

6. Ada tempat parkir kendaraan

7. Ruang, setiap saat, bisa dan boleh diubah sesuai kebutuhan

8. Penentuan jumlah ruang. Urutan ruang disusun berdasarkan prioritas.

Apabila dibandingkan dengan teori yang dikemukakan oleh Muliawan (2009)

diatas, maka kondisi sarana dan prasarana di lembaga TK kecamatan Gunungpati

masih sangat jauh dari kriteria ideal. Oleh karena itu, dibutuhkan perbaikan secara

berkala untuk dapat meningkatkan kualitas sarana dan prasarananya.Walaupun belum

mampu memenuhi kriteria ideal yang ditetapkan oleh Muliawan (2009), paling tidak

lembaga-lembaga PAUD tersebut dapat memenuhi kriteria minimal yang telah

ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PP RI) No 19 Tahun

2005. Selain itu, Kotler (2009) juga berpendapat bahwa salah satu aspek yang

memperngarui kualitas suatu jasa adalah dimensi berwujud (tangible). Dimensi

tangible meliputi penampilan fisik suatu penyedia jasa. Oleh karena itu, lembaga

PAUD sebagai penyedia jasa berupa layanan pendidikan seharusnya dapat lebih

memperhatikan penampilan fisik beserta kelengkapan dan kenyamanan khusus yang

dibutuhkan oleh anak didik, sehingga konsumen atau orang tua murid dapat merasa

puas dengan layanan pendidikan yang disedikan oleh lembaga PAUD tersebut.

Selain indikator sarana dan prasarana, peneliti juga menyoroti beberapa

keterbatasan lain yang dialami oleh lembaga PAUD. Keterbatasan tersebut adalah

keterbatasan tenaga pendidik yang profesional. Sebagian besar tenaga pendidik di


111

lembaga PAUD memiliki tingkat pendidikan yang masih dibawah standar. Menurut

Permen No 58 Tahun 2009, dikatakan bahwa setiap tenaga pendidik PAUD harus

memiliki pendidikan minimal S1 atau sarjana. Akan tetapi, pada kenyataannya, masih

banyak tenaga pendidik yang belum menempuh tingkat pendidikan tersebut. Data

mengenai tingkat pendidikan tenaga pendidik di lembaga PAUD dapat dilihat pada

tabel 4.19.

Tabel 4.19 Tingkat Pendidikan Tenaga Pendidik Lembaga PAUD

No. Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase (%)


1. SD - -
2. SMP 3 1,8
3. SMA 59 34,9
4. D1 2 1,2
5. D2 PG TK 22 13
6. D2 Non PG TK 8 4,7
7. D3 Non PG PAUD 10 5,9
8. S1 PG PAUD 12 7,1
9. S1 Psikologi 5 3
10. S1 Non PG PAUD 45 26,6
11. S2 Non PG PAUD 3 1.8
Total 169 100

Berdasarkan tabel 4.19, dapat diketahui bahwa hanya 12 tenaga pendidik

PAUD (7,1%) yang telah menempuh pendidikan S1 PG PAUD dan 5 tenaga pendidik

(3%) yang telah menempuh pendidikan S1 Psikologi. Sesuai dengan Peraturan

Menteri Nomor 16 Tahun 2007, guru PAUD/ TK/ RA harus memiliki kualifikasi

akademik minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) dalam bidang PAUD

atau psikologi yang diperoleh dari program studi yang terakreditasi. Berdasarkan

ketentuan tersebut, maka dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa hanya terdapat
112

17 pendidik (10,1%) yang telah memenuhi persyaratan sebagai seorang pendidik

PAUD dan 22 pendidik (13%) yang telah seharusnya memenuhi kualifikasi akademik

sebagai guru pendamping di PAUD karena telah menempuh pendidikan D-II PG

PAUD. Sebagian besar tenaga pendidik, yaitu sebanyak 59 pendidik (34,9%), hanya

lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA). Melalui data yang telah diolah tersebut,

maka dapat disimpulkan bahwa hanya sebagian kecil tenaga pendidik yang telah

memenuhi kualifikasi akademik sebagai seorang pendidik PAUD.

Menurut Muliawan (2009), tenaga kependidikan di suatu lembaga play group

maupun taman kanak-kanak harus direncanakan terlebih dahulu. Perencanaan ini

bertujuan untuk mempersiapkan tenaga pendidik yang memenuhi persyaratan dan

keandalan dalam mendidik. Apabila seorang pendidik tidak memenuhi persyaratan,

maka hasil kerja di masa depan juga akan terhambat. Pada akhirnya hal ini juga akan

mempengaruhi proses pendidikan di lembaga PAUD kedepannya dan dapat

menurunkan kualitas suatu lembaga PAUD. Hasil penelitian yang memperlihatkan

bahwa masih rendahnya jumlah tenaga pendidik PAUD yang memenuhi kualifikasi

akademik tersebut menjadi satu keprihatinan tersendiri bagi dunia pendidikan,

khususnya PAUD. Mengingat bahwa pendidik anak usia dini menurut Peraturan

Menteri Nomor 58 Tahun 2009 adalah profesional yang bertugas merencanakan,

melaksanakan proses pembelajaran, dan menilai hasil pembelajaran, serta melakukan

pembimbingan, pengasuhan dan perlindungan anak didik. Sebagai seorang

profesional, seorang pendidik seharusnya mampu memenuhi kualifikasi akademik


113

yang telah ditetapkan oleh pemerintah, sehingga para pendidik tersebut dapat lebih

optimal dalam melaksanakan proses pembelajaran karena adanya dasar-dasar

mengajar di lembaga PAUD yang telah mereka peroleh di perguruan tinggi bidang

PAUD. Selain itu, guru atau pendidik PAUD juga memiliki peranan yang penting

bagi peningkatan mutu pendidikan di suatu lembaga pendidikan.

Adanya peningkatan dalam mutu pendidikan tidak terlepas dari peran guru

atau pendidik sebagai unsur utama dalam keseluruhan proses pendidikan. Guru

mempunyai tuas untuk membimbing, mengarahkan, dan juga menjadi teladan yang

baik bagi para peserta didiknya. Oleh karena itu, dengan setumpuk tugas serta

tanggung jawab yang diembannya, guru mampu menunjukkan bahwa dia mampu

menghasilkan kinerja yang baik demi terciptanya pendidikan yang bermutu. Guru

merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil

pendidikan yang berkualitas. Oleh karena itu, upaya apapun yang dilakukan untuk

meningkatkan kualitas layanan pendidikan tidak akan memberikan sumbangan yang

signifikan tanpa didukung oleh guru yang profesional dan berkualitas (Saputra:

2011).

Menurut Peraturan Menteri Nomor 58 Tahun 2009, terdapat beberapa

kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang pendidik PAUD. Beberapa kompetensi

tersebut antara lain: kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, kompetensi

pedagogic, dan kompetensi sosial. Sebagai seorang pendidik, pendidik PAUD

diharuskan untuk dapat memiliki keempat kompetensi tersebut. Berdasarkan hasil


114

wawancara yang telah peneliti lakukan kepada beberapa responden, yang dalam hal

ini adalah para ibu dari anak didik di beberapa TK, menyatakan bahwa para guru di

sekolah memiliki kompetensi kepribadian dan sosial yang cukup baik. Menurut para

responden, para guru memiliki sikap dan kepribadian yang ramah, sopan, dan mudah

bergaul baik dengan anak maupun para orang tua. Selain itu, para guru juga mudah

untuk diajak berkomunikasi dan bersosialisasi dengan para orang tua. Hal ini

menyebabkan pencitraan yang baik bagi para guru dan membuat anak didik maupun

orang tua memiliki hubungan yang baik dengan para guru. Selain itu, kemampuan

guru dalam berkomunikasi dan bersosialisasi dengan orang tua tersebut membuat

orang tua merasa nyaman dan berasumsi bahwa para guru memiliki kehandalan

dalam memberikan pelayanan. Pernyataan dari para orang tua tersebut sesuai dengan

teori yang diungkapkan oleh Kotler (2009). Kotler menyatakan bahwa salah satu

dimensi yang mempengaruhi kualitas jasa adalah dimensi kehandalan (reliability) dan

kepastian (assurance). Menurut Kotler (2009), dimensi reliability berarti kemampuan

untuk memberikan pelayanan yang telah dijanjikan, kemampuan untuk dipercaya,

dan tepat waktu., sedangkan dimensi assurance berhubungan dengan kepribadian

penyedia jasa dalam menawarkan serta memberikan jasa yang ditawarkan. Hasil

wawancara menunjukkan bahwa pihak sekolah, para guru khususnya, telah mampu

memenuhi beberapa kriteria tersebut. Akan tetapi, apabila dihubungkan dengan

keempat kompetensi yang harus dimiliki oleh para pendidik PAUD, maka dari hasil

wawancara tersebut, dapat disimpulkan bahwa para pendidik lembaga PAUD


115

memiliki kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial yang baik atau telah

memenuhi dimensi assurance dengan baik.

Selain kompetensi kepribadian dan sosial, terdapat juga kompetensi

profesional dan kompetesi pedagogik yang harus dimiliki oleh setiap pendidik.

Kompetensi profesional lebih berhubungan dengan kemampuan pendidik dalam

penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya

membimbing peserta didik memperoleh kompetensi yang ditetapkan. Sedangkan

kompetensi pedagogik merupakan kemampuan pendidik dalam mengelola

pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik,

perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan

pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang

dimilikinya. Dasar dari penguasaan kompetensi profesional dan pedagogik sebagian

besar dapat diperoleh melalui lembaga pendidikan perguruan tinggi bidang PAUD.

Oleh karena itu, para pendidik yang telah menempuh pendidikan sarjana PG PAUD

lebih memiliki dasar yang matang dibandingkan dengan para pendidik diluar sarjana

PG PAUD. Akan tetapi, pada kenyataannya, data yang peneliti peroleh dari hasil

penelitian memperlihatkan bahwa hanya 17,1% tenaga pendidik di lembaga PAUD

kecamatan Gunungpati yang memiliki dasar ilmu kependidikan PAUD.

Selain melakukan wawancara, peneliti juga melakukan pengamatan terhadap

proses pembelajaran yang dilakukan di beberapa TK yang menjadi tempat penelitian.

Berdasarkan hasil pengamatan yang peneliti lakukan terhadap para guru yang
116

memiliki gelar non PAUD, peneliti berasumsi bahwa keterampilan para pendidik

dalam mengajar masih minim. Pembelajaran di kelas TK A dan TK B masih

didominasi dengan pembelajaran yang menggunakan majalah, Lembar Kerja Anak

(LKA), maupun buku. Pada saat melakukan pengamatan, peneliti mendapati bahwa

anak-anak sedang melakukan kegiatan mewarnai, menulis angka, dan menulis huruf.

Guru hanya menggunakan alat tulis dan buku sebagai media pembelajaran. Padahal

dalam proses pembelajaran di lembaga PAUD, terdapat beberapa asas pembelajaran

anak usia dini yang harus dipenuhi oleh guru. Hal ini membuat indikator standar isi,

proses, dan penilaian juga menjadi dipengaruhi oleh hal tersebut.

Terdapat 8 asas pembelajaran bagi anak usia dini menurut Rusijono (2010),

antara lain adalah asas apersepsi, asas kekonkritan, asas motivasi, asas kemandirian,

asas kerjasama, asas individual, asas korelasi, dan asas belajar sepanjang hayat.

Apabila membandingkan antara teori dengan hasil pengamatan yang peneliti lakukan,

maka peneliti menyimpulkan bahwa masih ada beberapa para pendidik yang belum

mampu memenuhi asas-asas pembelajaran tersebut. Beberapa asas yang sebagian

besar masih belum terpenuhi oleh para guru adalah asas apersepsi, asas kekonkritan,

dan asas korelasi. Peneliti berasumsi bahwa keterbatasan para pendidik dalam

memenuhi beberapa asas pendidikan anak usia dini tersebut dikarenakan keterbatasan

latar belakang pendidikan para guru. Latar belakang para guru akan mempengaruhi

kompetensi pedagogik dan profesional seorang pendidik PAUD. Apabila kondisi ini

tidak segera diperbaiki, maka hal ini akan mempengaruhi proses, isi, dan penilaian
117

pembelajaran, serta mampu mempengaruhi kualitas lembaga PAUD secara

keseluruhan. Karena sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Nugroho,

dkk (2010), dapat diketahui bahwa kualitas kehandalan (reliability) memiliki

pengaruh terhadap kualitas lembaga PAUD. Menurut penelitiannya, keempat

kompetensi pendidik termasuk kedalam kualitas kehandalan. Oleh karena itu, dapat

disimpulkan bahwa kompetensi yang dimiliki oleh pendidik tersebut akan dapat

mempengaruhi kualitas PAUD secara keseluruhan. Selain itu, latar belakang

pendidikan para pendidik yang tidak sesuai dengan kualifikasi akademik inilah yang

menjadi salah satu penyebab kualitas layanan pendidikan di lembaga PAUD belum

mampu mencapai kategori tinggi. Akan tetapi hanya berada pada kategori sedang.

Data hasil penelitian yang memperlihatkan keterbatasan latar belakang

pendidikan para pendidik lembaga PAUD di kecamatan Gunungpati kota Semarang

tersebut dapat diperbaiki dengan berbagai hal. Beberapa cara yang dapat dilakukan

oleh para pendidik dalam rangka meningkatkan kompetensinya adalah dengan

mengikuti pelatihan, diklat, seminar, maupun program peningkatan pendidikan yang

diselenggarakan oleh pemerintah bagi para pendidik PAUD dalam rangka

meningkatkan kompetensi pendidik PAUD.

Berdasarkan beberapa penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

kualitas pendidikan lembaga PAUD di kecamatan Gunungpati masih berada pada

kategori sedang. Untuk dapat meningkatkan kualitas tersebut, dibutuhkan perbaikan

yang signifikan di berbagai aspek yang saling berkesinambungan dan mempengaruhi


118

kualitas pendidikan lembaga PAUD tersebut. Semua aspek membutuhkan perbaikan

untuk dapat berada di kategori tinggi. Akan tetapi, beberapa aspek yang

membutuhkan perhatian lebih antara lain adalah tenaga pendidik dan sarana prasarana

yang disediakan oleh sekolah. Kedua aspek penting tersebut akan mempengaruhi

aspek-aspek yang lain, karena setiap aspek tersebut memiliki hubungan yang saling

berkesinambungan. Seperti yang dipaparkan oleh hasil penelitian Nugroho, dkk

(2010), yang menyatakan bahwa kualitas Tangibles (yang meliputi sarana prasarana

dan pegawai), dan reliability (yang meliputi kecakapan guru), dan assurance (yang

meliputi jaminan sikap dan sifat guru) berpengaruh terhadap kualitas pendidikan

suatu lembaga PAUD. Oleh karena itu, apabila ingin meningkatkan kualitas layanan

pendidikannya, maka pihak lembaga PAUD sebaiknya secara khusus dapat

memperhatikan dan meningkatkan ketiga aspek tersebut, dan secara umum mampu

meningkatkan seluruh aspek yang mendasari kualitas pendidikan lembaga PAUD

tersebut, sehingga kualitas layanan pendidikan lembaga PAUD di kecamatan

Gunungpati kota Semarang dapat terus meningkat.

4.2.2 Tingkat Kepuasan Orang Tua

Tingkat kepuasan pelanggan (orang tua) merupakan tinggi rendah perasaan

senang atau kecewa pelanggan atau orang tua yang timbul karena membandingkan

kinerja yang dipersepsikan produk jasa atau dalam hal ini adalah pendidikan di suatu

lembaga pendidikan anak usia dini terhadap ekspektasi mereka. Tingkat kepuasan

orang tua pada penelitian ini lebih difokuskan pada tingkat kepuasan orang tua
119

terhadap kualitas layanan pendidikan yang disediakan diberikan oleh suatu lembaga

PAUD. Berdasarkan hasil kategori skor tingkat kepuasan orang tua pada tabel 4.13,

diketahui bahwa tingkat kepuasan orang tua berada pada kategori sedang. Sebesar

70% dari orang tua menyatakan bahwa tingkat kepuasan mereka berada pada kategori

sedang. Hanya 27% orang tua memiliki tingkat kepuasan tinggi.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa

lembaga PAUD masih perlu meningkatkan kinerja, proses, dan hasil pendidikan yang

diberikan untuk dapat meningkatkan kepuasan orang tua. Seperti yang telah

dikemukakan oleh Irawan (2002) bahwa kepuasan seorang pelanggan didorong oleh

beberapa faktor, antara lain: mutu produk, harga, service quality (servqual), dan,

emotional factor. Oleh karena itu, sebagai lembaga pendidikan yang memberikan jasa

berupa pendidikan, lembaga PAUD harus memperhatikan kualitas pelayanan dan

biaya yang dikenakan kepada orang tua murid sebagai pelanggannya, sehingga para

pelanggan tersebut merasa puas dengan jasa yang diberikan oleh lembaga PAUD.

Selain itu, lembaga PAUD juga dapat lebih memperhatikan atribut-atribut pembentuk

kepuasan pelanggan untuk dapat meningkatkan kepuasan orang tua anak didik

terhadap layanan pendidikan lembaga PAUD tersebut.

Hawkins dan Lonney dalam Tjiptono (2005) telah menyatakan bahwa atribut-

atribut pembentuk kepuasan adalah kesesuaian harapan, kemudahan untuk

memperoleh, dan ketersediaan untuk merekomendasikan. Apabila lembaga PAUD

dapat memberikan layanan pendidikan yang sesuai harapan orang tua dan
120

memberikan kemudahan kepada para orang tua maupun peserta didik untuk

mendapatkan layanan tersebut, maka kepuasan pelanggan dapat terus meningkat.

Selain itu, apabila lembaga PAUD dapat memperkuat atribut ketersediaan untuk

merekomendasikan dalam diri para konsumennya, maka dapat dipastikan bahwa

lembaga PAUD tersebut dapat lebih meningkatkan eksistensinya atau meningkatkan

kepercayaan masyarakat terhadap lembaga PAUD nya. Hal tersebut dapat

dimanfaatkan oleh lembaga PAUD untuk terus dapat lebih meningkatkan kepuasan

pelanggan terhadap lembaganya. Karena berdasarkan teori yang dikemukakan oleh

Griffin (2005), diketahui bahwa terdapat banyak manfaat yang dapat diperoleh saat

seorang pelanggan merasa puas dengan jasa yang ditawarkan. Salah satu manfaatnya

adalah meningkatkan loyalitas dan penghargaan pelanggan terhadap jasa yang

diberikan. Apabila lembaga PAUD dapat memberikan layanan pendidikan yang

berkualitas tinggi, maka tingkat kepuasan, loyalitas, dan penghargaan orang tua

murid sebagai pelanggan juga akan meningkat terhadap lembaga PAUD tersebut.

4.2.3 Pengaruh Kualitas Layanan Pendidikan Lembaga PAUD terhadap

Tingkat Kepuasan Orang Tua

Kualitas layanan pendidikan lembaga PAUD merupakan salah satu aspek

yang penting untuk dapat meningkatkan minat orang tua terhadap lembaga tersebut.

Sedangkan tingkat kepuasan orang tua merupakan tinggi rendah perasaan senang atau

kecewa pelanggan atau orang tua yang timbul karena membandingkan kinerja yang

dipersepsikan produk jasa atau dalam hal ini adalah pendidikan di suatu lembaga
121

pendidikan anak usia dini terhadap ekspektasi mereka. Di dalam penelitian ini,

dilakukan perhitungan untuk memprediksi jenis hubungan yang terjadi antara kualitas

pendidikan lembaga PAUD dan tingkat kepuasan orang tua.

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka diketahui bahwa terdapat hubungan

positif yang signifikan antara kualitas pendidikan lembaga PAUD dengan kepuasan

orang tua pada suatu lembaga PAUD yang ditunjukkan oleh nilai r sebesar 0,807

dengan p < 0,05. Hasil penelitian tersebut dapat diartikan bahwa semakin tinggi

kualitas layanan pendidikan lembaga PAUD, maka semakin tinggi tingkat kepuasan

orang tua. Sebaliknya, semakin rendah kualitas layanan pendidikan lembaga PAUD,

maka semakin rendah pula tingkat kepuasan orang tua.

Sebagai lembaga pendidikan yang memberikan produk dalam bentuk jasa

pendidikan, lembaga PAUD harus mampu memberikan kualitas layanan pendidikan

yang sesuai dengan kebutuhan dan harapan masyarakat. Selain itu, sebagai suatu

lembaga pendidikan, lembaga PAUD semestinya mampu memenuhi setiap standar

pendidikan yang telah ditetapkan oleh Undang-Undang. Pemenuhan lembaga PAUD

terhadap setiap standar pendidikan yang ditetapkan oleh pemerintah, akan semakin

mewujudkan kualitas layanan pendidikan yang baik. Dan semakin tinggi kualitas

layanan pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga pendidikan, maka akan

semakin tinggi pula tingkat kepuasan orang tua sebagai konsumen di lembaga

tersebut. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Indrawati (2011)

yang menyatakan bahwa secara parsial dan simultan kualitas jasa yang diberikan oleh
122

lembaga Pendidikan Mental Aritmetika di kota Malang berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kepuasan konsumen. Selain itu, lembaga pendidikan yang

memiliki tingkat kualitas pelayanan yang tinggi, akan mempengaruhi tingkat kualitas

lembaga pendidikan itu sendiri secara keseluruhan.

Berdasarkan hasil penelitian Indrawati (2011), dapat diketahui bahwa kualitas

pelayanan dapat mempengaruhi kualitas pendidikan secara keseluruhan.Hal serupa

juga dikemukakan oleh Nugroho, dkk (2010) pada hasil penelitiannya. Hasil

penelitian yang dilakukan Nugroho, dkk, yang menggunakan teori Kotler (2009)

sebagai dasar penelitiannya, menyatakan bahwa kualitas Tangibles (yang meliputi

sarana prasarana dan pegawai), dan reliability (yang meliputi kecakapan guru), dan

assurance (yang meliputi jaminan sikap dan sifat guru) berpengaruh terhadap kualitas

pendidikan suatu lembaga PAUD. Dari beberapa hasil penelitian tersebut, maka dapat

diketahui bahwa kualitas layanan pendidikan suatu lembaga PAUD dipengaruhi oleh

berbagai aspek yang harus dipenuhi untuk dapat terus meningkatkan kualitas layanan

pendidikannya.

Selain memprediksi hubungan antara kualitas layanan pendidikan lembaga

PAUD dan tingkat kepuasan orang tua, tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk

memprediksikan besarnya pengaruh yang ditimbulkan oleh kualitas layanan

pendidikan lembaga PAUD terhadap tingkat kepuasan orang tua. Berdasarkan hasil

perhitungan pada penelitian ini, diketahui bahwa koefisien determinasi yang

ditemukan pada hasil analisis data adalah sebesar 0,652. Hasil perhitungan tersebut
123

memperlihatkan bahwa kualitas layanan pendidikan lembaga PAUD memberikan

sumbangan yang besar terhadap tingkat kepuasan orang tua, yaitu sebesar 65,2 %.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kualitas

layanan lembaga PAUD memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap tingkat

kepuasan orang tua. Oleh karena itu, untuk dapat terus meningkatkan kepuasan orang

tua, suatu lembaga PAUD harus mampu terus meningkatkan kualitas layanan

pendidikannya. Karena dengan semakin meningkatnya kepuasan orang tua terhadap

suatu lembaga PAUD, maka akan semakin tinggi loyalitasnya. Selain itu, tidak hanya

mampu meningkatkan kepuasan orang tua, peningkatan kualitas layanan pendidikan

suatu lembaga PAUD juga akan mampu meningkatkan keberhasilan anak dalam

proses belajar. Pernyataan tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

National Institute of Child Health and Human Development (NICHD) dan Effective

Provision of Preschool Education (EPPE) dalam Elliot (2006).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh NICHD dan EPPE dalam Elliot (2006)

menyatakan bahwa pengalaman dan keberhasilan anak mampu diperoleh melalui

lembaga PAUD yang berkualitas tinggi dan memiliki program pengembangan. Oleh

karena itu, sangat penting bagi suatu lembaga PAUD untuk dapat meningkatkan

kualitas pendidikannya. Hal ini disebabkan karena dengan meningkatnya kualitas

layanan pendidikan suatu lembaga PAUD, maka akan semakin berdampak positif

terhadap berbagai pihak yang terkait, khususnya berdampak positif terhadap orang

tua anak didik maupun anak didik itu sendiri.


124

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasannya, maka dapat diambil suatu

kesimpulan sebagai berikut:

1. Kualitas layanan pendidikan lembaga PAUD di kecamatan Gunungpati kota

Semarang berada pada kategori sedang. Hal ini berarti bahwa masih

diperlukan perbaikan terhadap kualitas layanan pendidikan lembaga PAUD di

kecamatan Gunungpati kota Semarang, sehingga kualitas layanan pendidikan

lembaga PAUD tersebut dapat berada di kategori tinggi.

2. Tingkat kepuasan orang tua terhadap kualitas layanan pendidikan lembaga

PAUD di kecamatan Gunungpati kota Semarang berada pada kategori sedang.

Hal ini berarti bahwa masih diperlukan beberapa usaha untuk memperbaiki

kualitas layanan pendidikan lembaga PAUD di kecamatan Gunungpati kota

Semarang, sehingga tingkat kepuasan orang tua tersebut dapat berada pada

kategori tinggi.

3. Kualitas layanan pendidikan lembaga PAUD di kecamatan Gunungpati kota

Semarang berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat kepuasan orang tua.

Kualitas layanan pendidikan lembaga PAUD memberikan sumbangan sebesar

0,652 terhadap tingkat kepuasan orang tua. Hal ini berarti, jika kualitas

124
131

4. layanan pendidikan lembaga PAUD semakin tinggi, maka akan semakin

meningkatkan tingkat kepuasan orang tua terhadap lembaga PAUD tersebut,

begitu pula sebaliknya.

5. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh informasi bahwa ditinjau dari segi

kelompok umur dan tingkat pendidikan, tingkat kepuasan responden

mayoritas berada pada kategori sedang. Tampak bahwa responden dengan

pendidikan yang tinggi tidak ada yang sangat puas dengan kualitas layanan

pendidikan lembaga PAUD di kecamatan Gunungpati kota Semarang.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka saran yang dapat penulis

berikan adalah sebagai berikut:

1. Untuk pemilik, pengelola, maupun pendidik lembaga PAUD di kecamatan

Gunungpati kota Semarang, hendaknya dapat lebih memperhatikan dan

melakukan perbaikan maupun peningkatan terhadap kualitas layanan

pendidikan lembaganya, terlebih pada kualitas pendidik dan kualitas sarana

prasarana yang ada, sehingga tingkat kepuasan orang tua terhadap kualitas

layanan pendidikan yang diberikan oleh lembaga PAUD tersebut dapat

semakin meningkat pula. Selain itu, peningkatan kualitas layanan pendidikan

tersebut juga diharapkan dapat ikut berperan dalam peningkatan kemampuan

dan potensi yang dimiliki oleh anak didik.


132

2. Sebaiknya pihak lembaga PAUD dapat meningkatkan evaluasi terhadap

kualitas lembaganya. Baik evaluasi terhadap tenaga kependidikan yang

terlibat dalam proses belajar mengajar, sarana prasarana, proses pembelajaran,

maupun evaluasi terhadap peningkatan perkembangan dan pertumbuhan anak.

3. Perlu dilakukan survey tingkat kepuasan orang tua terhadap kualitas layanan

pendidikan lembaga PAUD secara berkala pada akhir semester maupun akhir

tahun untuk mengetahui tingkat kepuasan orang tua dan sebagai bahan

rujukan untuk pengembangan kualitas lembaga PAUD di kecamatan

Gunungpati kota Semarang.

4. Diperlukan peningkatan kualitas layanan pendidikan di lembaga PAUD

kecamatan Gunungpati kota Semarang secara komprehensif. Peningkatan

tersebut meliputi: peningkatan isi, proses, dan penilaian dalam proses

pembelajaran; peningkatan sarana dan prasarana, pengelolaan, dan

pembiayaan; serta peningkatan kompetensi pendidik di dalam memfasilitasi

perkembangan setiap anak didik.

5. Diperlukan pelibatan orang tua secara lebih aktif dalam peningkatan mutu

layanan pendidikan di lembaga PAUD kecamatan Gunungpati kota Semarang.

6. Untuk penelitian yang selanjutnya tentang kualitas layanan pendidikan

lembaga PAUD, hendaknya dapat menggunakan subjek yang lebih luas dan

beragam, yaitu mencakup berbagai lembaga PAUD yang ada, seperti:

Kelompok Bermain (KB), Tempat Penitipan Anak (TPA), dan Rodhatul Atfal

(RA). Selain itu, hendaknya peneliti selanjutnya dapat meneliti menggunakan


133

variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi tingkat kepuasan orang tua

peserta didik di lembaga PAUD dan memperluas cakupan responden yang

akan diteliti, yaitu meliputi ayah dan ibu dari peserta didik lembaga PAUD.
134

DAFTAR PUSTAKA

Andriani, Deasy. 2008. Memilih Sekolah Buat Si Kecil Early Learning and
Schooling. Yogyakarta: Kanisius.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Yogyakarta: PT Asdi Mahastya.

Arsyad, Aisyah T. 2008. Analisis Kepuasan Pelanggan terhadap Kualitas Lembaga


Pendidikan “XYZ”.Skripsi. Bogor: FE ITB.

Azwar, Saifuddin. 2011. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar


Offset, Cetakan XI.

Creswell, John W. 2010. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan


Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Danim, Sudarwan. 2007. Visi Baru Mensek dari Unit Birokrasi ke Lembaga Akademi.
Jakarta: Bumi Aksara.

Darsono dan Junaedi. 2006. “An Examination of Perceived Quality, Satisfaction, and
Loyality Relationship, Applicability of Comparative and Noncomparatibe
Evaluation”. Gadjah Mada International Journal of Bussiness, Volume 8
Nomor 3, Hal 323-342.

Elliot, Alison. 2006. Early Childhood Education: Pathways to quality and equity for
all children. Victoria: ACER Press.

Gaspersz, Vincent. 2005. Total Quality Management. Jakarta: Gramedia.

Ghozali. 2005. Aplikasi Analisis Multivarian dengan program SPSS. Semarang:


Universitas Diponegoro Press.

Griffin, Jill. 2005. Costumer Loyalty Menumbuhkan dan Mempertahankan Kesetiaan


Pelanggan. Jakarta: Erlangga.

Hariyanti. 2002. Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Pelayanan Jasa Pendidikan


terhadap Kepuasan Pengguna Jasa (Studi Kasus pada Universitas Setia Budi
Surakarta).Jurnal vol 17 No.7. Surakarta. http://e-journal.stie-
aub.ac.id/index.php/probank/article/view/161. (Diakses pada 02/04/2012).
135

Hiryanto, dkk.2011. Pemetaan Tingkat Pencapaian Mutu Program Pendidikan Anak


Usia Dini di Propinsi DIY. Jurnal.Yogyakarta.

Http://id.wikipedia.org/wiki/Gunungpati,_Semarang. (Diakses pada 7/4/2013).

Hurlock, Elizabeth. 1980. Psikologi Perkembangan.Jakarta: Erlangga

Jamaris, Martini. 2003. Perkembangan dan Penegembangan Anak Usia Taman


Kanak-Kanak. Jakarta: UNJ Press.

Kotler, Philip. 2000. Marketing. Jakarta: Erlangga.

Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane. 2009. Manajemen Pemasaran. Jakarta:
Erlangga.

Lupiyoadi, Rambat dan Hamdani A. 2006.Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta:


Salemba Empat.

Mukminin, Amirul. 2002. Manajemen Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini.


Semarang: UNNES Press.

Muliawan, Jasa U. 2009.Manajemen Play Group dan Taman Kanak-Kanak.


Yogyakarta: Diva Press.

Nugroho, Wahito, dkk. 2010. Pengaruh kualitas Dimensi Tangibles, Reliability,


Responsiveness, Assurance, dan Empathy terhadap Kualitas PAUD secara
Keseluruhan.jurnal Khusus Hari Kesehatan Nasional. ISSN: 2086-3098.
Madiun.

Peraturan Menteri Nomor 58 Tahun 2009. Jakarta: Depdiknas.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PP RI) No 19 Tahun 2005. Jakarta:


Depdiknas.

Rangkuti, Fredly. 2006. Measuring Costumer Satisfaction. Jakarta: Gramedia.

Santosa dan Ashari.2005. Analisis Statistik dengan Microsoft Excel & SPSS.
Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Sarwono.2006. Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS 13. Yogyakarta:


Penerbit ANDI.

Seefeldt, Carol dan Wasik Barbara A. 2008.Pendidikan Anak Usia Dini Menyiapkan
Anak Usia Tiga, Empat, dan Lima Tahun Masuk Sekolah. Jakarta: PT Indeks.
136

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito, edisi keenam.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,


dan R&D. Jakarta: Alfabeta.

Supranto, J. 2006. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan untuk Menaikkan


Pangsa Pasar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Suryadi, Ace dan H.A.R Tilaar. 1993. Analisis Kebijakan Pendidikan Suatu
Pengantar. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.

Suryani, Lilis. 2007. Analisis Permasalahan Pendidikan Anak Usia Dini.


http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/21074248.pdf. (Diakses 13/03/2012).

Suyadi. 2011. Manajemen PAUD: TPA-KB-TK/RA. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suyanto, Slamet. 2003. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: UNY
Press.

Tilaar, H.A.R. 2007.Standar Pendidikan Nasional Suatu Tinjauan Kritis. Jakarta:


Rineka Cipta.

Tjiptono, Fandy. 2005. Service Quality and Stativication. Yogyakarta: Andi Offset.

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta:


Depdiknas.

Usman, Husaini. 2006. Manajemen Teori, Praktek Dan Riset Pendidikan, Jakarta :
Bumi Aksara.

Wahana, Komputer. 2010. Mengolah Data Statistik Hasil Penelitian dengan SPSS 17.
Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Wahyuningsih. 2005. “The Relationship among Costomer Value, Satisfaction, and


Behavioral Intentions- A General Structural Equation Model”. Gadjah Mada
International Journal of Bussiness, Volume 7 Nomor 3, Hal 301-323.
137

DATA RESPONDEN

No Nama Orang Tua Usia Pendidikan Pekerjaan


1. Suyanti 28 Tahun SMP Swasta
2 Ayudia 33 Tahun D3 Swasta
3 Sri. A 32 Tahun SMA Ibu Rumah Tangga
4 Apri Ermayanti 31 Tahun SMP Ibu Rumah Tangga
5 Febri Novian Sari 27 Tahun SMK Ibu Rumah Tangga
6 Desti Sulistiniati 29 Tahun SMA Ibu Rumah Tangga
7 Warsini 35 Tahun SMA Swasta
8 Umayah 35 Tahun SMA Ibu Rumah Tangga
9 Widodo 25 Tahun SMP Swasta
10 Kalimah 40 Tahun SD Swasta
11 Dwi Kusumawati 35 Tahun SMP Ibu Rumah Tangga
12 Achmadi 38 Tahun SMK Swasta
13 Anik Wijayanti 43 Tahun SMP Swasta
14 Wahyu Ratiningsih 23 Tahun SMA Swasta
15 Esti Mulyani 31 Tahun D3 Swasta
16 Abdul Malik 37 Tahun SMA Swasta
17 Diana 30 Tahun SMP Swasta
18 Ratna Kumalasari 28 Tahun SMA Swasta
19 Rubiyatun 32 Tahun SMK Swasta
20 Rokati 29 Tahun SD Swasta
21 Dwi Handayani 32 Tahun SMA Ibu Rumah Tangga
22 Maemunah 35 Tahun SMA Swasta
23 Hemi Astianti 27 Tahun SMA Swasta
24 Qodariyah 31 Tahun SMA Swasta
25 Dinar Girin 35 Tahun Sarjana Guru
26 Murdianawati 33 Tahun SMA Ibu Rumah Tangga
27 Windi Susana 34 Tahun SMP Ibu Rumah Tangga
28 Ertanti Agustina S 29 Tahun SMK Swasta
29 Supriati 30 Tahun SMK Guru
30 Mahbub 41 Tahun SD Buruh
31 Sumarti 38 Tahun SMP Ibu Rumah Tanggga
32 Siti Berkah 36 Tahun SMP Ibu Rumah Tangga
33 Siti Maksumah 44 Tahun SMK Swasta
34 Liscahyani 31 Tahun SMK Ibu Rumah Tangga
35 Pipit Tri J 35 Tahun SMA Swasta
36 Dwi Pujawati 31 Tahun Sarjana PNS
138

37 Seti Yuliani 30 Tahun SMA Ibu Rumah Tangga


38 Amanah 37 Tahun SD Swasta
39 Wahyuni 45 Tahun SMP Ibu Rumah Tangga
40 Sukariyah 45 Tahun SD Ibu Rumah Tangga
41 Masminah 35 Tahun SD Swasta
42 Nasokah 25 Tahun SMA Swasta
43 Sri Rahayu 32 Tahun Sarjana Ibu Rumah Tangga
44 Dwi 29 Tahun SMA Swasta
45 Dana 32 Tahun SMA Swasta
46 Yuliatiningsih 30 Tahun SMP Ibu Rumah Tangga
47 Siti Solikah 27 Tahun SMA Swasta
48 Tri Rahayu Ningsih 35 Tahun SD Ibu Rumah Tangga
49 Retno. W 36 Tahun SMA Swasta
50 Yuliati 35 Tahun SMP Buruh
51 Nur Kholifah 33 Tahun SMA Ibu Rumah Tangga
52 Siti Mahmudin 41 Tahun SD Ibu Rumah Tangga
53 Asini 41 Tahun SMA Swasta
54 Yeni 36 Tahun SD Ibu Rumah Tangga
55 Tutik Sumirah 33 Tahun SMA Ibu Rumah Tangga
56 Mudmainah 36 Tahun SMA Swasta
57 Qhusnul 25 Tahun SMP Ibu Rumah Tangga
58. Sumiati 31 Tahun SMP Swasta
59. Sugiyati 36 Tahun SMP Swasta
60. Mukalimah 29 Tahun SMP Swasta
61. Masrokhah 26 Tahun SMP Ibu Rumah Tangga
62. Sunika 33 Tahun SMP Ibu Rumah Tangga
63. Mardiyanti 31 Tahun SMP Swasta
64. Fitriyani 29 Tahun Sarjana Ibu Rumah Tangga
65. Supriyati Rahayu 27 Tahun SMP Ibu Rumah Tangga
66. Purhidayati 33 Tahun SMP Ibu Rumah Tangga
67. Sri Mulyanti 34 Tahun SMP Swasta
68. Titah Rahayu 31 Tahun SMA Swasta
69. Rondhiyah 31 Tahun SMP Swasta
70. Haryati 39 Tahun SMP Buruh
71. Rohmi 45 Tahun SMP Swasta
72. Diyah Ery 31 Tahun Sarjana Guru
73. Winarsih 36 Tahun Sarjana Ibu Rumah Tangga
74. Markati 37 Tahun SMP Swasta
75. Munafia 36 Tahun SMP Ibu Rumah Tangga
76. Muratofiah 32 Tahun SMP Ibu Rumah Tangga
77. Mudakah 36 Tahun SMP Swasta
139

78. Ulwiyah 34 Tahun SMP Ibu Rumah Tangga


79. Rina Maharana 28 Tahun SMP Ibu Rumah Tangga
80. Ainun Nafisa 35 Tahun SMA Ibu Rumah Tangga
81. Istiqomah 36 Tahun SD Ibu Rumah Tangga
82. Nurwati 32 Tahun SMA Swasta
83. Turnani 27 Tahun SMP Swasta
84.. Siti Solikah 27 Tahun SMA Swasta
85. Likayati 33 Tahun SMA Swasta
86. Khusaeni 36 Tahun SD Swasta
87. Nita Fitria Sari 25 Tahun SMA Ibu Rumah Tangga
88. Iva Yusanti 27 Tahun SMA Ibu Rumah Tangga
89. Indri Astuti 33 Tahun SMP Ibu Rumah Tangga
90. Riyati 29 Tahun SMA Swasta
91. Zunaedah 27 Tahun SMP Ibu Rumah Tangga
92. Jaiyatun 35 Tahun SMP Ibu Rumah Tangga
93. Eniek Sukariyanto 36 Tahun SMP Ibu Rumah Tangga
94. Umi Komsah 30 Tahun SMA Swasta
140

KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN

I. KISI- KISI INSTRUMEN “KUALITAS PENDIDIKAN LEMBAGA


PAUD” (Menggunakan Standar Pendidikan dalam Peraturan Menteri No. 58
Tahun 2009)
Variabel Indikator Sub Indikator
Kualitas Pendidikan a. Standar tingkat pencapaian a. Perkembangan kognitif, moral
Lembaga PAUD. perkembangan dan emosional, motorik, dan
(Permen No. 58 Th agama anak selama mengikuti
2009) pendidikan di lembaga PAUD.
b. Pertumbuhan anak selama
mengikuti pendidikan di lembaga
PAUD.
b. Standar pendidik dan tenaga a. Kompetensi pedagogik
kependidikan b. Kompetensi kepribadian
c. Kompetensi professional
d. Kompetensi sosial
c. Standar isi, proses, dan a. Perencanaan pembelajaran
penilaian b. Proses pendidikan, pengasuhan,
perlindungan.
c. Penilaian atau evaluasi hasil
belajar
d. Standar sarana dan a. Kondisi sarana dan prasarana
prasarana, pengelolaan, dan b. Prinsip Pengelolaan:
pembiayaan. c. Bentuk Layanan:
d. Perencanaan Pengelolaan
e. Pelaksanaan Pengelolaan
f. Pengawasan dan Evaluasi
g. Jenis dan Pemanfaatan biaya
h. Sumber Pembiayaan
i. Pengawasan dan
Pertanggungjawaban biaya

Instrumen Variabel “Kualitas Pendidikan Lembaga PAUD”

No. Indikator Favourable Unfavourable


1. Standar tingkat pencapaian a. Kemampuan anak a. Anak mengalami
perkembangan. berkembang pesat keterlambatan saat
141

a. Perkembangan kognitif, setelah mengikuti belajar setelah


moral dan emosional, pembelajaran di mengikuti pembelajaran
motorik, dan agama anak sekolah. di sekolah.
selama mengikuti b. Anak menjadi lebih b. Anak menjadi lebih
pendidikan di lembaga patuh dan disiplin nakal dan susah diatur
PAUD. setelah mengikuti setelah mengikuti
b. Pertumbuhan anak selama pembelajaran di penmbelajaran di
mengikuti pendidikan di sekolah. sekolah.
lembaga PAUD. c. Anak mengalami c. Anak mengalami
pertumbuhan fisik dan keterlambatan dalam
perkembangan motorik pertumbuhan fisik dan
yang optimal setelah kemampuan
bersekolah. motoriknya.
d. Anak menjadi lebih d. Anak menjadi lebih
rajin dalam berdoa dan malas dalam berdoa dan
beribadah setelah beribadah setelah
mengikuti kegiatan mengikuti kegiatan
pembelajaran di pembelajaran di
sekolah. sekolah.
e. Kosakata dan lagu yang e. Kosakata dan lagu anak-
dimiliki oleh anak anak yang dimiliki oleh
menjadi lebih kaya anak masih terbatas
setelah mengikuti setelah mengikuti
pembelajaran di pembelajaran di
sekolah. sekolah.
2. Standar pendidik dan tenaga a. Guru atau pendidik a. Guru atau pendidik
kependidikan. memiliki gelar sarjana merupakan lulusan
a. Kompetensi pedagogik atau telah menempuh SMA atau sederajat.
b. Kompetensi kepribadian pendidikan di perguruan b. Pendidik dan karyawan
c. Kompetensi profesional tinggi jurusan PG bersikap acuh tak acuh
d. Kompetensi sosial PAUD atau sederajat. kepada orang lain dan
b. Pendidik dan karyawan galak terhadap anak.
di sekolah bersikap c. Pendidik mengalami
sopan santun, ramah, kesulitan dalam
dan sabar terhadap mengasuh, mendidik,
semua orang. dan menilai
c. Pendidik mampu pertumbuhan serta
mengasuh, mendidik, perkembangan anak.
dan mengetahui d. Pendidik dan karyawan
perkembangan serta susah untuk
pertumbuhan anak bekerjasama dan
dengan baik. berkomunikasi dengan
142

d. Pendidik dan karyawan orang tua anak.


mampu berkomunikasi e. Pendidik PAUD malas
dan bekerjasama dengan dalam mengikuti
baik terhadap orang tua pelatihan atau
anak. pengembangan
e. Pendidik PAUD kemampuan dalam
mengikuti pelatihan mengajar minimal 2 kali
atau pengembangan dalam setahun.
kemampuan dalam
mengajar minimal 2 kali
dalam setahun.
3. Standar isi, proses, dan a. Sekolah telah a. Sekolah belum
penilaian menetapkan kurikulum menetapkan kurikulum
a. Perencanaan pembelajaran sebagai acuan belajar. sebagai acuan belajar.
b. Proses pendidikan, b. Pembelajaran dilakukan b. Waktu pembelajaran
pengasuhan, perlindungan. sekurang-kurangnya kurang dari dua jam.
c. Penilaian atau evaluasi hasil 150 menit (2,5 jam). c. Jumlah anak didik lebih
belajar c. Jumlah anak didik dari 20 anak tiap
maksimal 20 anak setiap kelasnya.
kelasnya. d. Pendidik memberikan
d. Pendidik membuat pembelajaran secara
perencanaan dan spontan tanpa ada
persiapan sebelum persiapan.
memberikan e. Sekolah tidak
pembelajaran kepada memberikan laporan
anak. hasil belajar,
e. Sekolah membuat perkembangan, dan
portofolio, rapor, dan pertumbuhan anak
laporan perkembangan selama belajar di
maupun pertumbuhan sekolah.
anak selama belajar di f. Penilaian hanya
sekolah. dilakukan melalui tes
f. Pihak sekolah yang dilaksanakan di
melakukan penilaian akhir semester.
setiap hari melalui
observasi pada anak
didik selama proses
pembelajaran.
4. Standar sarana dan prasarana, a. Sekolah terletak di a. Sekolah terletak
pengelolaan, dan pembiayaan. tempat yang aman dan didaerah yang terpencil
a. Kondisi sarana dan strategis. dan kumuh.
prasarana b. Adanya fasilitas, b. Fasilitas, sarana, dan
143

b. Prinsip Pengelolaan: sarana, dan prasarana prasarana sekolah sangat


c. Bentuk Layanan: sekolah yang memenuhi terbatas.
d. Perencanaan Pengelolaan syarat dan memadai. c. Kegiatan pembelajaran
e. Pelaksanaan Pengelolaan c. Sekolah memiliki dilakukan secara
f. Pengawasan dan Evaluasi berbagai program monoton dan
g. Jenis dan Pemanfaatan ekstrakurikuler. membosankan.
biaya d. Pembelajaran dilakukan d. Sekolah tidak
h. Sumber Pembiayaan sambil bermain dengan mengadakan kegiatan
i. Pengawasan dan berbagai media. ekstrakurikuler.
Pertanggungjawaban biaya e. Sekolah memiliki visi, e. Sekolah belum
misi, dan tujuan sekolah merumuskan visi, misi,
yang jelas. dan tujuan sekolah.
f. Biaya yang ditetapkan f. Biaya sekolah tidak
sekolah sesuai dengan sesuai dengan kualitas
kualitas yang diberikan. pelayanan dan
pendidikan yang
diberikan.

Skala “Kualitas Pendidikan Lembaga PAUD”

Indikator
Standar tingkat pencapaian perkembangan. Jawaban
No. Pernyataan SB B TB STB
1. Kemampuan anak berkembang pesat setelah
mengikuti pembelajaran di sekolah.
2. Anak menjadi lebih nakal dan susah diatur setelah
mengikuti penmbelajaran di sekolah.
3. Anak mengalami keterlambatan saat belajar setelah
mengikuti pembelajaran di sekolah.
4. Anak mengalami pertumbuhan fisik dan
perkembangan motorik yang optimal setelah
bersekolah.
5. Anak menjadi lebih patuh dan disiplin setelah
mengikuti pembelajaran di sekolah.
6. Anak menjadi lebih malas dalam berdoa dan
beribadah setelah mengikuti kegiatan pembelajaran di
sekolah.
7. Anak menjadi lebih malas dalam berdoa dan
beribadah setelah mengikuti kegiatan pembelajaran di
sekolah.
8. Anak mengalami keterlambatan dalam pertumbuhan
144

fisik dan kemampuan motoriknya.


9. Kosakata dan lagu yang dimiliki oleh anak menjadi
lebih kaya setelah mengikuti pembelajaran di sekolah.
10. Kosakata dan lagu anak-anak yang dimiliki oleh anak
masih terbatas setelah mengikuti pembelajaran di
sekolah.
Standar pendidik dan tenaga kependidikan.
11. Guru atau pendidik memiliki gelar sarjana atau telah
menempuh pendidikan di perguruan tinggi jurusan
PG PAUD atau sederajat.
12. Pendidik mengalami kesulitan dalam mengasuh,
mendidik, dan menilai pertumbuhan serta
perkembangan anak.
13. Pendidik dan karyawan bersikap acuh tak acuh
kepada orang lain dan galak terhadap anak.
14. Pendidik mampu mengasuh, mendidik, dan
mengetahui perkembangan serta pertumbuhan anak
dengan baik.
15. Guru atau pendidik merupakan lulusan SMA atau
sederajat.
16. Pendidik dan karyawan di sekolah bersikap sopan
santun, ramah, dan sabar terhadap semua orang.
17. Pendidik dan karyawan mampu berkomunikasi dan
bekerjasama dengan baik terhadap orang tua anak.
18. Pendidik dan karyawan susah untuk bekerjasama dan
berkomunikasi dengan orang tua anak.
19. Pendidik PAUD mengikuti pelatihan atau
pengembangan kemampuan dalam mengajar minimal
2 kali dalam setahun.
20. Pendidik PAUD malas dalam mengikuti pelatihan
atau pengembangan kemampuan dalam mengajar
minimal 2 kali dalam setahun.
Standar isi, proses, dan penilaian
21. Sekolah telah menetapkan kurikulum sebagai acuan
belajar.
22. Jumlah anak didik lebih dari 20 anak tiap kelasnya.
23. Pembelajaran dilakukan sekurang-kurangnya 150
menit (2,5 jam).
24. Sekolah tidak memberikan laporan hasil belajar,
perkembangan, dan pertumbuhan anak selama belajar
di sekolah.
25. Pendidik memberikan pembelajaran secara spontan
145

tanpa ada persiapan.


26 Waktu pembelajaran kurang dari dua jam.
27. Jumlah anak didik maksimal 20 anak setiap kelasnya.
28. Sekolah belum menetapkan kurikulum sebagai acuan
belajar.
29. Sekolah membuat portofolio, rapor, dan laporan
perkembangan maupun pertumbuhan anak selama
belajar di sekolah.
30. Pendidik membuat perencanaan dan persiapan
sebelum memberikan pembelajaran kepada anak.
31. Pihak sekolah melakukan penilaian setiap hari
melalui observasi pada anak didik selama proses
pembelajaran.
32. Penilaian hanya dilakukan melalui tes yang
dilaksanakan di akhir semester.
Standar sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan.
33. Sekolah terletak di tempat yang aman dan strategis.
34. Fasilitas, sarana, dan prasarana sekolah sangat
terbatas.
35. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara monoton dan
membosankan.
36. Sekolah memiliki fasilitas, sarana, dan prasarana
sekolah yang memenuhi syarat dan memadai.
37. Sekolah belum merumuskan visi, misi, dan tujuan
sekolah.
38. Biaya sekolah tidak sesuai dengan kualitas pelayanan
dan pendidikan yang diberikan.
39. Sekolah memiliki berbagai program ekstrakurikuler.
40. Sekolah terletak didaerah yang terpencil dan kumuh.
41. Biaya yang ditetapkan sekolah sesuai dengan kualitas
yang diberikan.
42. Sekolah memiliki visi, misi, dan tujuan sekolah yang
jelas.
43. Sekolah tidak mengadakan kegiatan ekstrakurikuler.
44. Pembelajaran dilakukan sambil bermain dengan
berbagai media.

II. KISI-KISI INSTRUMEN VARIABEL “TINGKAT KEPUASAN


ORANG TUA PADA LEMBAGA PAUD”
Variabel Indikator Sub Indikator
Kepuasan Orang Tua : 1. Konfirmasi Harapan Merupakan gabungan dari kemampuan
146

1. Teori Hawkins dan suatu produk atau jasa dan produsen yang
Lonney dalam diandalkan, sehingga suatu produk yang
Tjiptono, 2001) dihasilkan dapat sesuai dengan apa yang
2. Teori Irawan dijanjikan produsen. Konfirmasi harapan
(2002) meliputi berbagai aspek, antara lain
konfirmasi harapan terhadap:
a Kualitas sekolah
b Sarana prasarana
c Kualitas program
d Service Quality (ServQual)
e Biaya sekolah
f Pendidik dan Karyawan

2. Kemudahan Produk atau jasa yang ditawarkan oleh


memperoleh produsen mudah dimanfaatkan oleh calon
pembeli. Meliputi:
a. Kemudahan mendapatkan informasi
dan evaluasi hasil belajar anak.
b. Kemudahan dalam mendapatkan saran
dan menangani masalah.
c. Kemudahan menikmati fasilitas yang
disediakan
3. Kesediaan Dalam kasus produk yang pembelian
Merekomendasikan ulangnya relatif lama, kesediaan pelanggan
untuk merekomendasikan produk terhadap
teman atau keluarganya menjadi ukuran
yang penting untuk dianalisis dan ditindak
lanjut. Kesediaan untuk
merekomendasikan meliputi:
a. Merekomendasikan sekolah terhadap
orang lain.
b. Melakukan pemakaian kembali atau
menyekolahkan anaknya yang lain ke
sekolah yang sama.

Instrumen Variabel “Tingkat Kepuasan Orang Tua pada Lembaga PAUD”

No. Indikator Favourable Unfavourable


1. Konfirmasi Harapan a. Sekolah menyediakan a. Sekolah menyediakan
pelayanan pendidikan yang pelayanan pendidikan yang
sesuai dengan kebutuhan anak terbatas dan
147

dan keinginan orang tua. mengecewakan orang tua.


b. Ruang kelas yang disediakan b. Ruang kelas yang
sekolah sesuai dengan disediakan sekolah terbatas
keinginan dan harapan orang jumlahnya dan sempit.
tua. c. Lokasi sekolah yang
c. Lokasi sekolah strategis, kurang strategis dan tidak
aman, dan sesuai dengan sesuai dengan harapan
harapan orang tua. orang tua.
d. Tempat bermain yang d. Tempat bermain kotor,
disediakan oleh sekolah sesuai sempit, dan tidak sesuai
harapan orang tua. dengan harapan orang tua.
e. Media pembelajaran dan e. Media pembelajaran dan
permainan yang disediakan permainan yang disediakan
oleh sekolah telah sesuai oleh sekolah terbatas.
dengan harapan orang tua. f. Orang tua kecewa dengan
f. Orang tua merasa puas dengan kinerja para guru dan
kinerja para guru dan karyawan.
karyawan. g. Kurikulum dan metode
g. Kurikulum dan metode pembelajaran yang
pembelajaran yang diterapkan diterapkan oleh sekolah
oleh sekolah telah sesuai mengecewakan orang tua.
dengan harapan orang tua. h. Biaya sekolah terlalu mahal
h. Biaya sekolah yang bagi orang tua.
diterapkan oleh sekolah telah i. Program ekstrakurikuler
sesuai dengan kemampuan yang disediakan terbatas
dan harapan orang tua. dan tidak sesuai dengan
i. Program ekstrakurikuler yang harapan orang tua.
diadakan oleh sekolah telah j. Orang tua merasa kecewa
sesuai dengan keinginan dengan pelayanan yang
orang tua. diberikan oleh pihak
j. Pelayanan yang diberikan sekolah.
oleh sekolah dirasa telah k. Orang tua merasa kecewa
memuaskan bagi orang tua. dengan kualitas pendidikan
k. Orang tua merasa puas dengan yang diberikan oleh
kualitas pendidikan yang sekolah.
diberikan oleh sekolah.
2. Kemudahan a. Orang tua mengalami a. Orang tua mengalami
Memperoleh kemudahan dalam kesulitan dalam
mendapatkan informasi mendapatkan informasi
mengenai perkembangan dan mengenai perkembangan
pertumbuhan anak. dan pertumbuhan anak.
b. Orang tua mudah dalam b. Orang tua kesulitan dalam
148

mendapatkan saran untuk mendapatkan saran untuk


menyelesaikan permasalahan menyelesaikan
yang berkaitan dengan anak di permasalahan yang
sekolah. berkaitan dengan anak di
c. Orang tua mendapatkan sekolah.
kemudahan dalam c. Orang tua mendapatkan
berkonsultasi mengenai proses kendala untuk
pendidikan, pertumbuhan, dan berkonsultasi dengan pihak
perkembangan anak. sekolah mengenai proses
d. Orang tua mengalami pendidikan, pertumbuhan,
kemudahan untuk dan perkembangan anak.
mendapatkan fasilitas yang d. Orang tua mengalami
berkualitas dari sekolah. kesulitan untuk
e. Orang tua mendapatkan mendapatkan fasilitas yang
kemudahan untuk berkualitas dari sekolah.
mendapatkan pelayanan e. Orang tua sulit untuk
kesehatan bagi anak mendapatkan pelayanan
(pemberian makanan sehat, kesehatan bagi anak
imunisasi, dan pengukuran (pemberian makanan sehat,
Tum-Bang) dari pihak imunisasi, dan pengukuran
sekolah. Tum-Bang) dari pihak
sekolah.
3. Kesediaan a. Orang tua bersedia a. Orang tua tidak bersedia
Merekomendasikan menyekolahkan anaknya yang menyekolahkan anaknya
lain di sekolah atau lembaga yang lain di sekolah atau
pendidikan ini. lembaga pendidikan ini.
b. Orang tua mau b. Orang tua enggan
merekomendasikan sekolah merekomendasikan sekolah
ini kepada keluarga, teman, ini kepada keluarga, teman,
maupun orang lain, sehingga maupun orang lain.
mereka menyekolahkan
anaknya di sekolah ini.

Skala Variabel “Tingkat Kepuasan Orang Tua pada Lembaga PAUD”

Indikator
Konfirmasi Harapan Jawaban
No. Pernyataan SB B TB STB
1. Sekolah menyediakan pelayanan pendidikan yang
sesuai dengan kebutuhan anak dan keinginan orang
149

tua.
2. Sekolah menyediakan pelayanan pendidikan yang
terbatas dan mengecewakan orang tua.
3. Lokasi sekolah yang kurang strategis dan tidak sesuai
dengan harapan orang tua.
4. Tempat bermain yang disediakan oleh sekolah sesuai
harapan orang tua.
5. Tempat bermain kotor, sempit, dan tidak sesuai dengan
harapan orang tua.
6. Orang tua merasa puas dengan kinerja para guru dan
karyawan.
7. Orang tua kecewa dengan kinerja para guru dan
karyawan.
8. Biaya sekolah yang diterapkan oleh sekolah telah
sesuai dengan kemampuan dan harapan orang tua.
9. Biaya sekolah terlalu mahal bagi orang tua.
10. Pelayanan yang diberikan oleh sekolah dirasa telah
memuaskan bagi orang tua.
11. Orang tua merasa kecewa dengan pelayanan yang
diberikan oleh pihak sekolah.
12. Ruang kelas yang disediakan sekolah sesuai dengan
keinginan dan harapan orang tua.
13. Ruang kelas yang disediakan sekolah terbatas
jumlahnya dan sempit.
14. Lokasi sekolah strategis, aman, dan sesuai dengan
harapan orang tua.
15. Media pembelajaran dan permainan yang disediakan
oleh sekolah telah sesuai dengan harapan orang tua.
16. Media pembelajaran dan permainan yang disediakan
oleh sekolah terbatas.
17. Kurikulum dan metode pembelajaran yang diterapkan
oleh sekolah telah sesuai dengan harapan orang tua.
18. Kurikulum dan metode pembelajaran yang diterapkan
oleh sekolah mengecewakan orang tua.
19. Program ekstrakurikuler yang diadakan oleh sekolah
telah sesuai dengan keinginan orang tua.
20. Program ekstrakurikuler yang disediakan terbatas dan
tidak sesuai dengan harapan orang tua.
21. Orang tua merasa puas dengan kualitas pendidikan
yang diberikan oleh sekolah.
22. Orang tua merasa kecewa dengan kualitas pendidikan
yang diberikan oleh sekolah.
150

Kemudahan Memperoleh
23. Orang tua mengalami kemudahan dalam mendapatkan
informasi mengenai perkembangan dan pertumbuhan
anak.
24. Orang tua mengalami kesulitan dalam mendapatkan
informasi mengenai perkembangan dan pertumbuhan
anak.
25. Orang tua mendapatkan kemudahan dalam
berkonsultasi mengenai proses pendidikan,
pertumbuhan, dan perkembangan anak.
26. Orang tua mendapatkan kendala untuk berkonsultasi
dengan pihak sekolah mengenai proses pendidikan,
pertumbuhan, dan perkembangan anak.
27. Orang tua sulit untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan bagi (pemberian makanan sehat, imunisasi,
dan pengukuran Tum-Bang) dari pihak sekolah.
28. Orang tua mendapatkan kemudahan untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan bagi anak
(pemberian makanan sehat, imunisasi, dan
pengukuran Tum-Bang) dari pihak sekolah.
29. Orang tua mudah dalam mendapatkan saran untuk
menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan
anak di sekolah.
30. Orang tua kesulitan dalam mendapatkan saran untuk
menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan
anak di sekolah.
31. Orang tua mengalami kemudahan untuk mendapatkan
fasilitas yang berkualitas dari sekolah.
32. Orang tua mengalami kesulitan untuk mendapatkan
fasilitas yang berkualitas dari sekolah.
Kesediaan Merekomendasikan
33. Orang tua bersedia menyekolahkan anaknya yang lain
di sekolah atau lembaga pendidikan ini.
34. Orang tua tidak mau merekomendasikan sekolah ini
kepada keluarga, teman, maupun orang lain.
35. Orang tua tidak bersedia menyekolahkan anaknya
yang lain di sekolah atau lembaga pendidikan ini.
36. Orang tua mau merekomendasikan sekolah ini kepada
keluarga, teman, maupun orang lain, sehingga mereka
menyekolahkan anaknya di sekolah ini.
151

KUESIONER PENELITIAN

1. Kuesioner Variabel “Kualitas Pendidikan Lembaga PAUD” Sebelum Uji

No. Pernyataan SB B TB STB


1. Kemampuan anak berkembang pesat setelah mengikuti
pembelajaran di sekolah.
2. Pendidik mengalami kesulitan dalam mengasuh,
mendidik, dan menilai pertumbuhan serta
perkembangan anak.
3. Anak mengalami keterlambatan saat belajar setelah
mengikuti pembelajaran di sekolah.
4. Pendidik mampu mengasuh, mendidik, dan mengetahui
perkembangan serta pertumbuhan anak dengan baik.
5. Anak menjadi lebih nakal dan susah diatur setelah
mengikuti penmbelajaran di sekolah.
6. Sekolah telah menetapkan kurikulum sebagai acuan
belajar.
7. Sekolah tidak memberikan laporan hasil belajar,
perkembangan, dan pertumbuhan anak selama belajar
di sekolah.
8. Pendidik membuat perencanaan dan persiapan sebelum
memberikan pembelajaran kepada anak.
9. Anak mengalami pertumbuhan fisik dan perkembangan
motorik yang optimal setelah bersekolah.
10. Kosakata dan lagu anak-anak yang dimiliki oleh anak
masih terbatas setelah mengikuti pembelajaran di
sekolah.
11. Guru atau pendidik memiliki gelar sarjana atau telah
menempuh pendidikan di perguruan tinggi jurusan PG
PAUD atau sederajat.
12. Biaya sekolah tidak sesuai dengan kualitas pelayanan
dan pendidikan yang diberikan.
13. Pendidik dan karyawan bersikap acuh tak acuh kepada
orang lain dan galak terhadap anak.
14. Anak menjadi lebih rajin dalam berdoa dan beribadah
setelah mengikuti kegiatan pembelajaran di sekolah.
15. Sekolah terletak didaerah yang terpencil dan kumuh.
16. Sekolah memiliki fasilitas, sarana, dan prasarana
sekolah yang memenuhi syarat dan memadai.
17. Sekolah memiliki visi, misi, dan tujuan sekolah yang
152

jelas.
18. Anak mengalami keterlambatan dalam pertumbuhan
fisik dan kemampuan motoriknya.
19. Waktu pembelajaran kurang dari dua jam.
20. Jumlah anak didik maksimal 20 anak setiap kelasnya.
21. Sekolah terletak di tempat yang aman dan strategis.
22. Jumlah anak didik lebih dari 20 anak tiap kelasnya.
23. Pendidik dan karyawan mampu berkomunikasi dan
bekerjasama dengan baik terhadap orang tua anak.
24. Sekolah tidak mengadakan kegiatan ekstrakurikuler.
25. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara monoton dan
membosankan.
26 Sekolah membuat portofolio, rapor, dan laporan
perkembangan maupun pertumbuhan anak selama
belajar di sekolah.
27. Pendidik PAUD mengikuti pelatihan atau
pengembangan kemampuan dalam mengajar minimal 2
kali dalam setahun.
28. Anak menjadi lebih malas dalam berdoa dan beribadah
setelah mengikuti kegiatan pembelajaran di sekolah.
29. Kosakata dan lagu yang dimiliki oleh anak menjadi
lebih kaya setelah mengikuti pembelajaran di sekolah.
30. Guru atau pendidik merupakan lulusan SMA atau
sederajat.
31. Pendidik dan karyawan susah untuk bekerjasama dan
berkomunikasi dengan orang tua anak.
32. Pendidik memberikan pembelajaran secara spontan
tanpa ada persiapan.
33. Pembelajaran dilakukan sambil bermain dengan
berbagai media.
34. Sekolah belum merumuskan visi, misi, dan tujuan
sekolah.
35. Anak menjadi lebih patuh dan disiplin setelah
mengikuti pembelajaran di sekolah.
36. Pendidik dan karyawan di sekolah bersikap sopan
santun, ramah, dan sabar terhadap semua orang.
37. Biaya yang ditetapkan sekolah sesuai dengan kualitas
yang diberikan.
38. Fasilitas, sarana, dan prasarana sekolah sangat terbatas.
39. Penilaian hanya dilakukan melalui tes yang
dilaksanakan di akhir semester.
40. Sekolah memiliki berbagai program ekstrakurikuler.
153

41. Pendidik PAUD malas dalam mengikuti pelatihan atau


pengembangan kemampuan dalam mengajar minimal 2
kali dalam setahun.
42. Pembelajaran dilakukan sekurang-kurangnya 150
menit (2,5 jam).
43. Sekolah belum menetapkan kurikulum sebagai acuan
belajar.
44. Pihak sekolah melakukan penilaian setiap hari melalui
observasi pada anak didik selama proses pembelajaran.

2. Kuesioner Variabel “Kualitas Pendidikan Lembaga PAUD” Setelah Uji


No. Pernyataan SB B TB STB
1. Kemampuan anak berkembang pesat setelah mengikuti
pembelajaran di sekolah.
2. Pendidik mengalami kesulitan dalam mengasuh,
mendidik, dan menilai pertumbuhan serta
perkembangan anak.
3. Pendidik mampu mengasuh, mendidik, dan mengetahui
perkembangan serta pertumbuhan anak dengan baik.
4. Anak menjadi lebih nakal dan susah diatur setelah
mengikuti penmbelajaran di sekolah.
5. Sekolah telah menetapkan kurikulum sebagai acuan
belajar.
6. Sekolah tidak memberikan laporan hasil belajar,
perkembangan, dan pertumbuhan anak selama belajar
di sekolah.
7. Pendidik membuat perencanaan dan persiapan sebelum
memberikan pembelajaran kepada anak.
8. Anak mengalami pertumbuhan fisik dan perkembangan
motorik yang optimal setelah bersekolah.
9. Kosakata dan lagu anak-anak yang dimiliki oleh anak
masih terbatas setelah mengikuti pembelajaran di
sekolah.
10. Guru atau pendidik memiliki gelar sarjana atau telah
menempuh pendidikan di perguruan tinggi jurusan PG
PAUD atau sederajat.
11. Biaya sekolah tidak sesuai dengan kualitas pelayanan
dan pendidikan yang diberikan.
12. Anak menjadi lebih malas dalam berdoa dan beribadah
setelah mengikuti kegiatan pembelajaran di sekolah.
13. Sekolah terletak didaerah yang terpencil dan kumuh.
154

14. Sekolah memiliki fasilitas, sarana, dan prasarana


sekolah yang memenuhi syarat dan memadai.
15. Sekolah memiliki visi, misi, dan tujuan sekolah yang
jelas.
16. Anak mengalami keterlambatan dalam pertumbuhan
fisik dan kemampuan motoriknya.
17. Waktu pembelajaran kurang dari dua jam.
18. Jumlah anak didik maksimal 20 anak setiap kelasnya.
19. Sekolah terletak di tempat yang aman dan strategis.
20. Jumlah anak didik lebih dari 20 anak tiap kelasnya.
21. Pendidik dan karyawan mampu berkomunikasi dan
bekerjasama dengan baik terhadap orang tua anak.
22. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara monoton dan
membosankan.
23. Kosakata dan lagu yang dimiliki oleh anak menjadi
lebih kaya setelah mengikuti pembelajaran di sekolah.
24. Guru atau pendidik merupakan lulusan SMA atau
sederajat.
25. Pendidik dan karyawan susah untuk bekerjasama dan
berkomunikasi dengan orang tua anak.
26 Pembelajaran dilakukan sambil bermain dengan
berbagai media.
27. Pendidik dan karyawan di sekolah bersikap sopan
santun, ramah, dan sabar terhadap semua orang.
28. Biaya yang ditetapkan sekolah sesuai dengan kualitas
yang diberikan.
29. Fasilitas, sarana, dan prasarana sekolah sangat terbatas.
30. Penilaian hanya dilakukan melalui tes yang
dilaksanakan di akhir semester.
31. Sekolah memiliki berbagai program ekstrakurikuler.
32. Pendidik PAUD malas dalam mengikuti pelatihan atau
pengembangan kemampuan dalam mengajar minimal 2
kali dalam setahun.
33. Pembelajaran dilakukan sekurang-kurangnya 150
menit (2,5 jam).
34. Pihak sekolah melakukan penilaian setiap hari melalui
observasi pada anak didik selama proses pembelajaran.
155

3. Kuesioner Variabel “Tingkat Kepuasan Orang Tua pada Lembaga PAUD”


Sebelum Uji
No. Pernyataan SB B TB STB
1. Sekolah menyediakan pelayanan pendidikan yang
sesuai dengan kebutuhan anak dan keinginan orang
tua.
2. Tempat bermain yang disediakan oleh sekolah sesuai
harapan orang tua.
3. Media pembelajaran dan permainan yang disediakan
oleh sekolah terbatas.
4. Orang tua mendapatkan kendala untuk berkonsultasi
dengan pihak sekolah mengenai proses pendidikan,
pertumbuhan, dan perkembangan anak.
5. Tempat bermain kotor, sempit, dan tidak sesuai
dengan harapan orang tua.
6. Biaya sekolah yang diterapkan oleh sekolah telah
sesuai dengan kemampuan dan harapan orang tua.
7. Program ekstrakurikuler yang diadakan oleh sekolah
telah sesuai dengan keinginan orang tua.
8. Orang tua mengalami kesulitan dalam mendapatkan
informasi mengenai perkembangan dan pertumbuhan
anak.
9. Orang tua merasa kecewa dengan pelayanan yang
diberikan oleh pihak sekolah.
10. Biaya sekolah terlalu mahal bagi orang tua.
11. Kurikulum dan metode pembelajaran yang diterapkan
oleh sekolah telah sesuai dengan harapan orang tua.
12. Orang tua sulit untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan bagi (pemberian makanan sehat, imunisasi,
dan pengukuran Tum-Bang) dari pihak sekolah.
13. Orang tua mudah dalam mendapatkan saran untuk
menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan
anak di sekolah.
14. Sekolah menyediakan pelayanan pendidikan yang
terbatas dan mengecewakan orang tua.
15. Orang tua merasa puas dengan kinerja para guru dan
karyawan.
16. Orang tua mengalami kesulitan untuk mendapatkan
fasilitas yang berkualitas dari sekolah.
17. Orang tua bersedia menyekolahkan anaknya yang lain
di sekolah atau lembaga pendidikan ini.
156

18. Lokasi sekolah yang kurang strategis dan tidak sesuai


dengan harapan orang tua.
19. Orang tua kecewa dengan kinerja para guru dan
karyawan.
20. Media pembelajaran dan permainan yang disediakan
oleh sekolah telah sesuai dengan harapan orang tua.
21. Program ekstrakurikuler yang disediakan terbatas dan
tidak sesuai dengan harapan orang tua.
22. Orang tua mendapatkan kemudahan untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan bagi anak
(pemberian makanan sehat, imunisasi, dan pengukuran
Tum-Bang) dari pihak sekolah.
23. Orang tua tidak bersedia menyekolahkan anaknya
yang lain di sekolah atau lembaga pendidikan ini.
24. Orang tua mengalami kemudahan dalam mendapatkan
informasi mengenai perkembangan dan pertumbuhan
anak.
25. Kurikulum dan metode pembelajaran yang diterapkan
oleh sekolah mengecewakan orang tua.
26 Lokasi sekolah strategis, aman, dan sesuai dengan
harapan orang tua.
27. Ruang kelas yang disediakan sekolah terbatas
jumlahnya dan sempit.
28. Orang tua merasa kecewa dengan kualitas pendidikan
yang diberikan oleh sekolah.
29. Orang tua kesulitan dalam mendapatkan saran untuk
menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan
anak di sekolah.
30. Orang tua mau merekomendasikan sekolah ini kepada
keluarga, teman, maupun orang lain, sehingga mereka
menyekolahkan anaknya di sekolah ini.
31. Orang tua mengalami kemudahan untuk mendapatkan
fasilitas yang berkualitas dari sekolah.
32. Ruang kelas yang disediakan sekolah sesuai dengan
keinginan dan harapan orang tua.
33. Pelayanan yang diberikan oleh sekolah dirasa telah
memuaskan bagi orang tua.
34. Orang tua merasa puas dengan kualitas pendidikan
yang diberikan oleh sekolah.
35. Orang tua mendapatkan kemudahan dalam
berkonsultasi mengenai proses pendidikan,
pertumbuhan, dan perkembangan anak.
157

36. Orang tua tidak mau merekomendasikan sekolah ini


kepada keluarga, teman, maupun orang lain.
4. Kuesioner Variabel “Tingkat Kepuasan Orang Tua pada Lembaga PAUD”
Setelah Uji
No. Pernyataan SB B TB STB
1. Sekolah menyediakan pelayanan pendidikan yang
sesuai dengan kebutuhan anak dan keinginan orang
tua.
2. Tempat bermain yang disediakan oleh sekolah sesuai
harapan orang tua.
3. Media pembelajaran dan permainan yang disediakan
oleh sekolah terbatas.
4. Orang tua mendapatkan kendala untuk berkonsultasi
dengan pihak sekolah mengenai proses pendidikan,
pertumbuhan, dan perkembangan anak.
5. Tempat bermain kotor, sempit, dan tidak sesuai dengan
harapan orang tua.
6. Biaya sekolah yang diterapkan oleh sekolah telah
sesuai dengan kemampuan dan harapan orang tua.
7. Program ekstrakurikuler yang diadakan oleh sekolah
telah sesuai dengan keinginan orang tua.
8. Orang tua mengalami kesulitan dalam mendapatkan
informasi mengenai perkembangan dan pertumbuhan
anak.
9. Orang tua merasa kecewa dengan pelayanan yang
diberikan oleh pihak sekolah.
10. Biaya sekolah terlalu mahal bagi orang tua.
11. Kurikulum dan metode pembelajaran yang diterapkan
oleh sekolah telah sesuai dengan harapan orang tua.
12. Orang tua sulit untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan bagi (pemberian makanan sehat, imunisasi,
dan pengukuran Tum-Bang) dari pihak sekolah.
13. Orang tua mudah dalam mendapatkan saran untuk
menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan
anak di sekolah.
14. Orang tua merasa puas dengan kinerja para guru dan
karyawan.
15. Orang tua mengalami kesulitan untuk mendapatkan
fasilitas yang berkualitas dari sekolah.
16. Orang tua bersedia menyekolahkan anaknya yang lain
di sekolah atau lembaga pendidikan ini.
158

17. Lokasi sekolah yang kurang strategis dan tidak sesuai


dengan harapan orang tua.
18. Orang tua kecewa dengan kinerja para guru dan
karyawan.
19. Media pembelajaran dan permainan yang disediakan
oleh sekolah telah sesuai dengan harapan orang tua.
20. Program ekstrakurikuler yang disediakan terbatas dan
tidak sesuai dengan harapan orang tua.
21. Orang tua mendapatkan kemudahan untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan bagi anak
(pemberian makanan sehat, imunisasi, dan pengukuran
Tum-Bang) dari pihak sekolah.
22. Orang tua tidak bersedia menyekolahkan anaknya
yang lain di sekolah atau lembaga pendidikan ini.
23. Orang tua mengalami kemudahan dalam mendapatkan
informasi mengenai perkembangan dan pertumbuhan
anak.
24. Lokasi sekolah strategis, aman, dan sesuai dengan
harapan orang tua.
25. Ruang kelas yang disediakan sekolah terbatas
jumlahnya dan sempit.
26 Orang tua merasa kecewa dengan kualitas pendidikan
yang diberikan oleh sekolah.
27. Orang tua mau merekomendasikan sekolah ini kepada
keluarga, teman, maupun orang lain, sehingga mereka
menyekolahkan anaknya di sekolah ini.
28. Orang tua mengalami kemudahan untuk mendapatkan
fasilitas yang berkualitas dari sekolah.
29. Ruang kelas yang disediakan sekolah sesuai dengan
keinginan dan harapan orang tua.
30. Orang tua merasa puas dengan kualitas pendidikan
yang diberikan oleh sekolah.
31. Orang tua mendapatkan kemudahan dalam
berkonsultasi mengenai proses pendidikan,
pertumbuhan, dan perkembangan anak.
Data Hasil Uji Coba Instrumen dan Validitasnya Variabel “Kualitas Pendidikan Lembaga PAUD”

No. Item1 Item2 Item3 Item4 Item5 Item6 Item7 Item8 Item9 Item10 Item11 Item12 Item13
1. 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2
2. 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2
3. 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 2
4. 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 2
5. 2 3 4 3 2 3 4 3 3 3 4 3 2
6. 3 3 3 3 2 3 2 2 4 3 2 3 2
7. 3 2 3 3 3 2 3 4 3 3 3 2 3
8. 2 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 2
9 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3
10. 3 2 4 3 2 2 2 3 3 3 2 2 3
11. 2 2 3 2 2 2 1 2 3 3 1 2 3
12. 3 2 4 3 3 2 3 2 2 2 3 2 3
13. 2 2 3 3 1 2 2 1 2 2 2 2 2
14. 3 1 4 2 2 1 3 1 2 1 3 1 2
15. 2 2 3 2 2 2 1 2 2 2 1 2 3
16. 3 3 3 2 3 3 2 3 1 3 2 3 3
17. 3 3 4 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3
18. 3 3 4 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3
19. 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3
20. 2 3 4 3 3 3 2 2 3 2 2 3 2
21. 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2
22. 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 2
23. 2 3 4 3 2 3 4 3 3 3 4 3 2
24. 3 3 3 3 2 3 2 2 4 3 2 3 2
25. 2 2 3 3 3 2 3 4 3 3 2 2 3
26. 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 2
27. 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3
28 3 2 4 3 2 2 2 3 3 3 2 2 3
29. 2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 1 2 3
30. 3 2 4 3 3 2 3 2 2 2 3 2 3
31. 2 3 3 4 3 3 4 3 3 2 2 3 2
32. 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3
r= 0,436 0,610 -0,023 0. 499 0. 559 0. 610 0. 440 0. 614 0. 480 0,466 0,497 0.610 -0.478
Ket= Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak

No. Item14 Item15 Item16 Item17 Item18 Item19 Item20 Item21 Item22 Item23 Item24 Item25 Item26
1. 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3
2. 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 2
3. 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3
4. 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 2 4 3
5. 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 4 2
6. 4 3 4 3 4 2 3 2 3 2 2 2 4
7. 4 3 3 2 3 3 3 3 3 4 2 3 2
8. 3 4 4 2 3 3 2 3 2 3 2 2 3
9 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3 1
10. 3 3 3 3 4 2 3 4 3 3 2 4 2
11. 2 2 3 2 2 1 2 2 3 2 2 3 2
12. 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3
13. 3 3 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 3
14. 2 2 1 3 2 3 1 2 1 1 3 2 3
15. 3 3 3 2 2 1 2 2 2 2 3 2 3
16. 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3
17. 2 3 1 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3
18. 2 2 1 3 1 3 3 3 3 3 2 3 3
19. 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3
20. 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3
21. 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 2
22. 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3
23. 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 4 2
24. 4 3 4 3 4 2 3 2 3 2 2 2 4
25. 4 3 3 2 3 3 3 3 3 4 2 3 2
26. 3 4 4 2 3 3 2 3 2 3 2 2 3
27. 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3 1
28 3 3 3 3 4 2 3 4 3 3 2 4 2
29. 2 2 3 2 2 1 2 2 3 2 2 3 2
30. 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3
31. 3 4 4 2 3 3 2 3 2 3 2 2 3
32. 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3 1
r= 0,412 0,452 0. 463 0. 380 0. 662 0. 529 0. 687 0,692 0. 466 0. 604 0. 126 0. 334 0. 083
Ket= Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak

No. Item27 Item28 Item29 Item30 Item31 Item32 Item33 Item34 Item35 Item36 Item37 Item38 Item39
1. 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2. 2 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3
3. 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4. 2 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4
5. 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2
6. 3 3 2 2 4 3 3 4 3 4 3 4 3
7. 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2
8. 2 3 4 3 2 3 3 3 3 3 4 4 2
9 2 3 3 2 3 2 3 1 3 2 3 2 2
10. 2 4 4 4 4 3 2 2 3 2 3 3 3
11. 3 3 1 2 3 3 2 2 4 2 2 3 2
12. 2 2 2 3 4 2 2 3 3 3 3 3 3
13. 2 3 2 1 1 4 2 3 3 2 3 2 2
14. 2 4 2 2 2 2 1 3 3 2 2 1 3
15. 2 3 2 2 2 3 2 3 4 1 3 3 2
16. 2 4 3 3 2 1 3 3 2 3 2 2 3
17. 2 1 3 3 2 2 3 3 3 3 3 1 3
18. 2 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 1 3
19. 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3
20. 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3
21. 2 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3
22. 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
23. 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2
24. 3 3 2 2 4 3 3 4 3 4 3 4 3
25. 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2
26. 2 3 4 3 2 3 3 3 3 3 4 4 2
27. 2 3 3 2 3 2 4 1 3 2 3 2 2
28 2 4 4 4 4 3 2 2 3 2 3 3 3
29. 3 3 1 2 3 3 3 2 4 2 2 3 2
30. 2 2 2 3 4 2 2 3 3 3 3 3 3
31. 2 3 4 3 2 3 3 3 3 3 4 4 2
32. 2 3 3 2 3 2 4 1 3 2 3 2 2
r= -0,222 -0.027 0. 587 0. 616 0. 365 0. 163 0. 419 0. 083 -0. 286 0. 594 0. 452 0. 463 0. 380
Ket= Tidak Tidak Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Tidak Valid Valid Valid Valid

No. Item40 Item41 Item42 Item43 Item44


1. 3 3 3 4 3
2. 3 3 3 3 3
3. 4 4 4 3 3
4. 3 3 4 3 3
5. 3 4 3 4 3
6. 4 2 3 3 3
7. 3 3 3 3 3
8. 3 3 2 3 4
9 3 3 3 3 3
10. 4 2 3 4 3
11. 2 1 2 3 2
12. 3 3 3 4 3
13. 2 2 2 3 3
14. 2 3 1 4 2
15. 2 1 2 3 2
16. 3 2 3 3 2
17. 2 3 3 4 2
18. 1 3 3 4 1
19. 2 2 3 3 2
20. 3 2 3 4 3
21. 3 3 3 3 3
22. 4 4 4 3 3
23. 3 4 3 4 3
24. 4 2 3 3 3
25. 3 3 3 3 3
26. 3 3 2 3 4
27. 3 3 3 3 3
28 4 2 3 4 3
29. 2 1 2 3 2
30. 3 3 3 4 3
31. 3 3 2 3 4
32. 3 3 3 3 3
r= 0,662 0, 529 0.,687 -0,023 0.499
Ket= Valid Valid Valid Tidak Valid
Data Hasil Uji Coba Instrumen dan Validitasnya Variabel “Tingkat Kepuasan Orang Tua”

No. Item1 Item2 Item3 Item4 Item5 Item6 Item7 Item8 Item9 Item10 Item11 Item12 Item13
1. 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3
2. 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3
3. 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3
4. 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3
5. 4 3 2 2 3 3 4 3 2 2 4 3 3
6. 4 3 2 3 3 3 3 3 4 3 2 3 4
7. 4 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3
8. 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3
9 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3
10. 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3
11. 3 2 3 2 3 3 3 1 2 2 2 2 3
12. 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3
13. 2 3 2 2 2 2 3 2 1 2 2 3 2
14. 3 3 2 1 2 3 3 1 2 1 3 2 3
15. 3 2 2 2 2 4 3 3 1 2 1 2 4
16. 2 4 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3
17. 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2
18. 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3
19. 3 3 3 2 2 3 3 4 2 2 3 3 3
20. 3 3 2 3 3 3 3 2 2 4 2 3 3
21. 4 3 3 2 3 3 4 3 4 4 4 3 3
22. 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3
23. 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3
24. 2 3 2 2 2 2 3 2 1 2 2 3 2
25. 3 3 2 1 2 3 3 1 2 1 3 2 3
26. 3 2 2 2 2 4 3 3 1 2 1 2 4
27. 4 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3
28 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3
29. 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3
30. 2 3 2 2 2 2 3 2 1 2 2 3 2
31. 3 3 2 1 2 3 3 1 2 1 3 2 3
32. 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2
r= 0,838 0, 343 0,430 0. 673 0. 687 0. 458 0. 617 0. 524 0. 563 0. 700 0. 534 0. 337 0,481
Ket= Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak

No. Item14 Item15 Item16 Item17 Item18 Item19 Item20 Item21 Item22 Item23 Item24 Item25 Item26
1. 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4
2. 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 4
3. 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3
4. 2 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4
5. 3 3 4 4 3 2 2 3 3 4 3 4 3
6. 4 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3
7. 2 4 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 4
8. 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3
9 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3
10. 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3
11. 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 1 3 3
12. 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 4 3
13. 4 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2
14. 3 3 3 3 3 2 1 2 3 3 1 4 3
15. 3 3 4 3 2 2 2 2 4 3 3 3 3
16. 3 2 2 2 4 2 2 3 3 3 2 3 2
17. 2 2 1 2 2 2 2 3 2 2 3 4 2
18. 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3
19. 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 4 3 3
20. 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 2 4 3
21. 3 4 3 4 3 3 2 3 3 4 3 3 4
22. 3 4 4 4 3 3 3 3 3 2 2 3 4
23. 3 3 3 3 2 3 1 3 3 3 2 4 3
24. 4 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 3 2
25. 3 3 3 3 3 2 1 2 3 3 1 3 3
26. 3 3 4 3 3 2 2 3 4 3 3 3 2
27. 2 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4
28 3 3 3 3 3 2 3 3 2 4 3 4 3
29. 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3
30. 4 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 4 2
31. 3 3 3 3 3 2 1 2 3 3 1 3 3
32. 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 3 2
r= -0.157 0. 791 0. 557 0. 838 0. 416 0. 420 0. 647 0. 607 0. 365 0. 493 0. 402 -0.084 0.759
Ket= Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak

No. Item27 Item28 Item29 Item30 Item31 Item32 Item33 Item34 Item35 Item36
1. 4 3 4 3 3 3 2 4 3 3
2. 3 3 3 3 3 4 2 4 4 2
3. 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3
4. 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3

167
5. 2 3 4 3 3 3 3 3 4 2
6. 2 3 4 2 4 3 3 3 3 4
7. 3 2 3 4 3 3 4 4 3 2
8. 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3
9 2 3 4 3 2 2 2 3 2 1
10. 2 2 4 3 3 3 4 3 3 2
11. 2 2 3 2 3 3 3 3 2 2
12. 3 2 4 2 2 2 3 3 3 3
13. 1 2 3 1 2 2 3 2 2 3
14. 2 1 2 1 2 1 2 3 3 3
15. 2 2 3 2 2 2 3 3 4 3
16. 3 3 3 3 1 3 3 2 2 3
17. 2 3 2 2 2 3 3 2 1 3
18. 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3
19. 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3
20. 3 3 4 2 3 2 2 3 3 3
21. 3 3 3 3 3 4 2 4 3 2
22. 3 3 3 3 3 3 2 4 4 3
23. 2 3 4 3 3 3 3 3 3 2
24. 2 3 4 2 4 3 3 2 2 4
25. 3 2 4 4 3 3 4 3 3 2
26. 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3
27. 2 3 3 3 2 2 2 4 3 1
28 2 2 3 3 3 3 4 3 3 2
29. 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2
30. 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3
31. 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3
32. 2 3 4 3 2 2 2 2 1 1
r= 0,503 0,387 0. 184 0. 512 0. 451 0. 460 -0.146 0. 791 0,557 -0,052
Ket= Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Tidak
BLUE PRINT HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS

Table 1. Blue Print Kualitas Pendidikan Lembaga PAUD

No. Standar Pendidikan Item Jumlah


Favourable Unfavourable
1. Standar tingkat pencapaian 1, 9, 14, 29, 35 3, 5. 10, 18, 28 10
perkembangan.
2. Standar pendidik dan tenaga 4, 11, 23, 27, 36 2, 13, 30, 31, 41 10
kependidikan.
3. Standar isi, proses, dan penilaian 6, 8, 20, 26, 42, 7, 19, 22, 32, 39, 12
44 43
4 Standar sarana dan prasarana, 16, 17, 21, 33, 12, 15, 24, 25, 12
pengelolaan, dan pembiayaan. 37, 40 34, 38
Jumlah 22 22 44

Tabel 2. Distribusi item skala Kualitas Pendidikan Lembaga PAUD setelah uji coba

No. Standar Pendidikan Item Jumlah


Favourable Unfavourable
1. Standar tingkat pencapaian 1, 9, 14, 29 5, 10, 18 7
perkembangan.
2. Standar pendidik dan tenaga 4, 11, 23, 36 2, 30, 31, 41 8
kependidikan.
3. Standar isi, proses, dan penilaian 6, 8, 20, 42, 44 7, 19, 22, 39 9
4 Standar sarana dan prasarana, 16, 17, 21, 33, 12, 15, 25, 38 10
pengelolaan, dan pembiayaan. 37, 40
Jumlah 19 15 34
Table 3. Blue Print Tingkat Kepuasan Orang Tua

No. Atribut Kepuasan Item Jumlah


Favourable Unfavourable
1. Konfirmasi Harapan 1, 2, 6, 7, 11, 15, 3, 5, 9, 10, 14, 22
20, 26, 32 33, 34 18, 19, 21, 25,
27, 28
2. Kemudahan Memperoleh 13, 24, 31, 32, 16, 29, 12, 4, 8 10
35
3. Kesediaan Merekomendasikan 17, 30 36, 23 4
Jumlah 18 18 36
Tabel 4. Distribusi item skala Tingkat Kepuasan Orang Tua setelah uji coba

No. Atribut Kepuasan Item Jumlah


Favourable Unfavourable
1. Konfirmasi Harapan 1, 2, 6, 7, 11, 15, 3, 5, 9, 10, 18, 19
20, 26, 32, 34 19, 21, 27, 28
2. Kemudahan Memperoleh 13, 24, 31, 32, 16, 12, 4, 8 9
35
3. Kesediaan Merekomendasikan 17, 30 23 3
Jumlah 17 14 31
171

HASIL UJI NORMALITAS

Explore

[DataSet1] E:\uji research benar-1-1.sav

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

KualitasPendidikan 94 100.0% 0 .0% 94 100.0%

KepuasanOrtu 94 100.0% 0 .0% 94 100.0%

Descriptives

Statistic Std. Error

KualitasPendidikan Mean 97.35 .608

95% Confidence Interval for Lower Bound 96.14


Mean
Upper Bound 98.56

5% Trimmed Mean 97.40

Median 97.00

Variance 34.746

Std. Deviation 5.895

Minimum 83

Maximum 110

Range 27

Interquartile Range 9

Skewness -.032 .249

Kurtosis -.384 .493

KepuasanOrtu Mean 89.33 .665

95% Confidence Interval for Lower Bound 88.01


Mean Upper Bound 90.65
172

5% Trimmed Mean 89.39

Median 89.00

Variance 41.535

Std. Deviation 6.445

Minimum 76

Maximum 101

Range 25

Interquartile Range 8

Skewness -.177 .249

Kurtosis -.703 .493

Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

KualitasPendidikan .073 94 .200* .989 94 .627

KepuasanOrtu .081 94 .155 .973 94 .048

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.


173

HASIL UJI LINIERITAS

MEANS TABLES=KepuasanOrtu BY KualitasPendidikan


/CELLS MEAN COUNT STDDEV

/STATISTICS LINEARITY.

Means

[DataSet1] E:\uji research benar-1-1.sav

Case Processing Summary

Cases

Included Excluded Total

N Percent N Percent N Percent

KepuasanOrtu *
94 100.0% 0 .0% 94 100.0%
KualitasPendidikan

Report

KepuasanOrtu

Kualitas
Pendidi
kan Mean N Std. Deviation

83 77.00 1 .

85 77.00 2 1.414

87 79.00 2 .000

88 82.00 1 .
174

89 81.25 4 .500

90 78.00 1 .

91 88.00 3 1.732

92 84.25 4 4.113

93 83.83 6 4.834

94 84.00 5 3.937

95 88.86 7 2.116

96 89.43 7 3.690

97 89.17 6 6.178

98 89.78 9 3.114

99 90.60 5 2.702

100 95.50 2 4.950

101 94.40 5 5.030

102 93.25 4 5.560

103 92.00 4 3.916

104 95.00 2 2.828

105 97.50 6 3.017

106 97.00 1 .

107 97.33 3 2.887

108 95.00 2 8.485

109 101.00 1 .

110 96.00 1 .

Total 89.33 94 6.445


175

ANOVA Table

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

KepuasanOrtu * Between Groups (Combined) 2811.666 25 112.467 7.276 .000


KualitasPendidikan
Linearity 2517.340 1 2517.340 162.856 .000

Deviation from Linearity 294.326 24 12.264 .793 .732

Within Groups 1051.110 68 15.458

Total 3862.777 93

Measures of Association

R R Squared Eta Eta Squared

KepuasanOrtu *
.807 .652 .853 .728
KualitasPendidikan
176

HASIL UJI KORELASI

CORRELATIONS
/VARIABLES=KualitasPendidikan KepuasanOrtu
/PRINT=TWOTAIL NOSIG

/MISSING=PAIRWISE.

Correlations

[DataSet1] E:\uji research benar-1-1.sav

Correlations

KualitasPendidik
an KepuasanOrtu

KualitasPendidikan Pearson Correlation 1 .807**

Sig. (2-tailed) .000

N 94 94

KepuasanOrtu Pearson Correlation .807** 1

Sig. (2-tailed) .000

N 94 94

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

HASIL UJI REGRESI

REGRESSION
/MISSING LISTWISE
177

/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA


/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)
/NOORIGIN
/DEPENDENT KepuasanOrtu

/METHOD=ENTER KualitasPendidikan.

Regression

[DataSet1] E:\uji research benar-1-1.sav

b
Variables Entered/Removed

Variables Variables
Model Entered Removed Method

1 KualitasPendidik
. Enter
ana

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: KepuasanOrtu

Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate
a
1 .807 .652 .648 3.824

a. Predictors: (Constant), KualitasPendidikan

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


a
1 Regression 2517.340 1 2517.340 172.134 .000

Residual 1345.436 92 14.624

Total 3862.777 93

a. Predictors: (Constant), KualitasPendidikan

b. Dependent Variable: KepuasanOrtu


178

a
Coefficients

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 3.406 6.561 .519 .605

KualitasPendidikan .883 .067 .807 13.120 .000

a. Dependent Variable: KepuasanOrtu


179

DATA HASIL PENGUMPULAN NILAI DARI SKALA VARIABEL

“KUALITAS PENDIDIKAN LEMBAGA PAUD”

Nama Suyanti Ayudia Sri. A Apri Febri Desti Marsini Umayah Widodo Kalimah
Ermayanti Novian Sulistiniati
No Sari
1. 3 3 3 3 2 3 2 3 4 4
2. 2 3 4 4 4 2 4 3 4 1
3. 2 1 3 3 3 3 1 1 2 3
4. 4 3 2 2 1 2 3 2 3 3
5. 2 3 3 2 2 2 2 4 3 1
6. 3 1 4 4 4 4 3 1 3 4
7. 3 2 3 2 1 2 4 3 3 2
8. 1 3 4 3 3 3 3 2 4 3
9 2 3 4 3 2 3 1 4 3 3
10. 4 3 3 3 3 1 3 2 3 3
11. 3 4 2 4 4 2 3 3 3 3
12. 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3
13. 1 2 3 2 2 1 3 3 2 4
14. 2 3 3 3 3 3 3 4 3 2
15. 3 4 1 3 3 2 4 3 3 2
16. 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3
17. 2 4 3 3 2 4 2 3 3 3
18. 4 4 1 3 1 3 3 4 3 3
19. 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3
20. 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3
180

21. 3 3 3 4 4 2 3 3 4 4
22. 1 2 3 3 3 3 1 3 3 2
23. 2 4 4 2 2 4 3 4 4 2
24. 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3
25. 3 4 2 4 4 2 3 2 3 3
26. 2 3 3 3 2 3 3 3 2 4
27. 2 1 3 3 3 3 1 1 2 3
28 4 3 2 2 1 2 3 2 3 3
29. 2 3 3 2 2 2 2 4 3 1
30. 3 1 4 4 4 4 3 1 3 4
31. 3 2 3 2 1 2 4 3 3 2
32. 1 3 4 3 3 3 3 2 4 3
33. 2 3 4 3 2 3 1 4 3 3
34. 4 3 3 3 3 1 3 2 3 3
Jumlah 88 95 101 100 89 89 92 92 104 96
Ket Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Tinggi Sedang

Nama Dwi Achma Anik Wahyu Esti Abdul Diana Winarsih Ratna Rubiyat
Kusuma di Wijayan Ratinings Mulyan Malik Kumalasari un
No wati ti ih i
1. 4 3 3 4 4 2 2 4 4 3
2. 1 2 3 4 4 3 4 3 2 3
3. 2 3 2 2 2 3 1 4 3 1
4. 3 3 4 4 4 3 3 4 3 2
5. 2 3 1 2 1 3 2 3 1 4
6. 3 3 4 1 1 3 3 2 2 1
7. 4 3 3 1 1 3 4 3 4 3
181

8. 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2
9 4 3 4 4 4 3 1 3 3 4
10. 2 3 3 4 4 4 3 3 1 2
11. 3 3 3 4 3 2 3 2 3 3
12. 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3
13. 1 3 2 3 3 3 1 1 1 3
14. 4 3 3 4 4 1 2 4 2 3
15. 2 3 3 1 2 4 3 3 4 4
16. 3 3 3 4 3 2 2 3 1 3
17. 3 3 3 4 4 4 3 4 3 2
18. 3 3 4 1 1 2 4 2 2 2

179
19. 3 3 4 4 3 1 3 4 4 4
20. 3 3 3 2 2 1 4 1 2 2
21. 4 3 3 3 3 4 2 1 3 3
22. 2 3 3 4 4 4 3 1 3 3
23. 2 3 3 3 3 4 3 4 3 3
24. 4 3 4 3 3 4 1 4 2 4
25. 4 3 3 3 3 4 4 4 2 3
26. 4 3 3 2 3 3 2 3 3 2
27. 2 3 2 2 2 3 1 4 3 1
28 3 3 4 4 4 3 3 4 3 2
29. 2 3 1 2 1 3 2 3 1 4
30. 3 3 4 1 1 3 3 2 2 1
31. 4 3 3 1 1 3 4 3 4 3
32. 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2
33. 4 3 4 4 4 3 1 3 3 4
34. 2 3 3 4 4 4 3 3 1 2
.Jumlah 99 101 105 101 98 101 89 102 87 91
182

Ket Sedang Sedang Tinggi Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang

Nama Rokati Dwi Maemunah Hemi Qodariy Dinar Murdia Windi Ertanti Supriati
Handay Astianti ah Girin nawati Susana Agustina S
No ani
1. 3 4 4 3 3 4 3 3 2 4
2. 1 2 4 3 3 3 3 3 3 3
3. 2 3 3 4 4 3 4 2 3 2
4. 3 3 4 3 3 4 3 3 2 4
5. 2 1 3 4 4 4 4 3 4 3
6. 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3
7. 4 4 3 2 2 3 2 3 3 3
8. 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2
9 4 3 2 4 4 3 4 2 4 2
10. 2 1 4 3 3 2 3 2 3 1
11. 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1
12. 3 3 3 2 2 2 2 1 4 2
13. 1 3 1 3 3 2 3 2 3 2
14. 4 2 2 2 2 3 2 4 3 3
15. 2 4 2 2 2 1 2 3 3 3
16. 3 4 3 3 4 3 3 3 2 3
17. 2 4 3 3 3 4 3 4 2 3
18. 3 2 3 3 3 4 3 4 1 2
19. 3 4 3 4 3 3 2 2 1 3
20. 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2
21. 2 1 2 3 3 2 2 4 3 2
22. 1 1 3 2 3 2 1 3 4 3
23. 3 4 2 2 3 3 2 2 3 2
183

24. 3 4 3 3 2 2 4 2 3 2
25. 2 3 4 4 3 3 3 3 3 1
26. 3 4 3 3 4 2 3 1 4 2
27. 2 3 3 4 4 3 4 2 3 2
28 3 3 4 3 3 4 3 3 2 4
29. 2 1 3 4 4 4 4 3 4 3
30. 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3
31. 4 4 3 2 2 3 2 3 3 3
32. 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2
33. 4 3 2 4 4 3 4 2 4 2
34. 2 1 4 3 3 2 3 2 3 1
Jumlah 91 93 97 101 102 98 97 91 98 83
Ket Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Rendah

Nama Mahbub Sumarti Siti Siti Liscahy Pipit Tri Dwi Seti Amanah Wahyuni
Berkah Maksum ani J Pujawati Yuliani
No ah
1. 3 3 2 4 3 3 4 3 3 3
2. 4 3 3 3 4 3 2 3 3 3
3. 3 2 4 3 3 2 3 2 4 3
4. 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4
5. 4 2 3 2 4 2 2 3 2 2
6. 4 3 4 3 4 3 3 3 2 2
7. 3 4 4 2 3 4 2 2 3 2
8. 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3
9 3 3 2 3 3 3 4 2 4 3
10. 2 3 3 2 2 3 3 3 2 4
11. 2 3 2 4 2 2 3 4 2 2
184

12. 3 2 3 3 1 4 3 3 2 2
13. 4 3 3 3 2 3 2 3 3 2
14. 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3
15. 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2
16. 4 4 2 3 3 2 3 2 2 3
17. 4 3 3 3 2 3 4 3 1 2
18. 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3
19. 2 3 3 4 2 2 3 3 3 3
20. 3 2 3 2 3 3 3 2 4 3
21. 3 2 2 3 4 2 2 3 2 4
22. 4 2 3 3 3 3 3 2 2 2
23. 3 2 2 2 3 4 2 3 2 2
24. 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3
25. 4 3 4 4 2 3 4 3 2 2
26. 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3
27. 3 2 4 3 3 2 3 2 4 3
28 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4
29. 4 2 3 2 4 2 2 3 2 2
30. 4 3 4 3 4 3 3 3 2 2
31. 3 4 4 2 3 4 2 2 3 2
32. 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3
33. 3 3 2 3 3 3 4 2 4 3
34. 2 3 3 2 2 3 3 3 2 4
Jumlah 107 94 102 98 95 98 98 95 89 93
Ket Tinggi Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang

Nama Siti Umi Tutik Nur Markati Asini Yeni Rohmi Mudmainah Diyah
Mahmud Nur Sumirah Kholifah Ery
185

No in Azizah

1. 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3
2. 3 3 2 3 3 4 3 3 4 3
3. 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3
4. 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3
5. 2 2 3 3 4 3 3 3 3 2
6. 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3
7. 2 3 2 2 3 4 3 4 3 4
8. 3 3 3 3 3 2 3 3 4 2
9 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
10. 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2
11. 4 3 4 2 3 2 3 4 3 3
12. 2 4 2 3 4 3 4 3 3 2
13. 3 3 2 3 3 4 4 3 2 3
14. 3 4 2 3 3 3 3 2 3 2
15. 4 3 3 2 3 3 2 2 2 3
16. 2 2 4 3 4 3 4 3 2 2
17. 2 3 2 4 3 3 3 2 3 2
18. 2 3 2 2 3 4 2 2 2 4
19. 3 2 2 3 3 2 4 3 2 3
20. 2 3 3 3 4 3 3 2 3 3
21. 3 3 3 3 3 4 2 2 2 3
22. 2 3 4 3 3 3 2 2 1 3
23. 1 4 2 2 3 3 3 2 2 2
24. 2 3 2 3 4 3 1 1 2 2
25. 2 2 3 4 3 3 2 2 1 3
26. 4 4 3 2 3 4 3 3 2 2
186

27. 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3
28 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3
29. 2 2 3 3 4 3 3 3 3 2
30. 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3
31. 2 3 2 2 3 4 3 4 3 4
32. 3 3 3 3 3 2 3 3 4 2
33. 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
34. 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2
Jumlah 90 99 94 95 109 105 95 97 94 92
Ket Sedang Sedang Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Sedang Sedang Sedang Sedang

Nama Rondhiy Haryati Sukariy Qhusnul Sumiati Sugiyati Mukali Masrok Sunika Mardiy
ah ah mah hah anti
No
1. 4 3 3 4 3 3 4 3 3 2
2. 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3
3. 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2
4. 3 3 2 3 3 2 3 3 4 3
5. 3 3 2 2 3 2 2 3 3 4
6. 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3
7. 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3
8. 3 4 3 3 3 4 3 4 2 3
9 3 2 3 4 2 3 3 3 3 2
10. 3 3 2 2 4 2 3 3 3 4
11. 3 3 3 4 3 2 2 3 2 3
12. 3 2 4 3 4 3 4 3 2 2
13. 3 2 3 3 3 3 4 3 3 2
14. 3 3 2 3 3 4 3 4 1 2
187

15. 4 3 2 2 3 3 3 3 3 2
16. 3 2 3 4 3 2 3 3 3 4
17. 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3
18. 3 2 3 3 3 3 4 3 3 4
19. 2 3 3 4 2 3 3 3 3 3
20. 3 3 2 2 4 3 3 3 3 4
21. 3 3 2 1 2 3 4 2 2 3
22. 3 3 2 1 2 3 3 3 2 3
23. 3 2 4 3 3 3 4 2 3 3
24. 3 2 2 3 3 2 2 4 3 3
25. 2 1 3 3 3 2 1 2 2 1
26. 3 1 3 2 3 2 1 2 2 2
27. 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2
28 3 3 2 3 3 2 3 3 4 3
29. 3 3 2 2 3 2 2 3 3 4
30. 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3
31. 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3
32. 3 4 3 3 3 4 3 4 2 3
33. 3 2 3 4 2 3 3 3 3 2
34. 3 3 2 2 4 2 3 3 3 4
Jumlah 105 93 93 99 102 94 103 103 96 97
Ket Tinggi Sedang Tinggi Sedang Sedang Sedang Tinggi Tinggi Sedang Sedang

Nama Fitriyani Munafia Muratofi Mudakah Supriyati Masmin Nasokah Ulwiyah Sri Rina
ah Rahayu ah Rahayu Mahara
No na
1. 3 3 3 4 3 4 3 3 3 2
2. 3 3 2 3 4 3 2 2 2 2
188

3. 3 3 2 4 3 4 3 4 3 3
4. 3 4 2 3 2 3 4 3 2 1
5. 3 3 2 2 4 2 1 4 2 3
6. 3 4 2 4 3 4 2 4 3 2
7. 3 3 2 3 4 3 3 3 1 3
8. 3 2 3 4 3 4 3 3 1 3
9 2 4 3 3 3 3 4 4 2 4
10. 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3
11. 3 4 2 2 3 2 1 2 3 1
12. 1 3 2 2 2 2 3 3 4 3
13. 3 3 2 3 4 4 4 4 3 4
14. 2 4 2 1 3 3 2 3 1 2
15. 2 4 4 3 4 4 4 1 3 3
16. 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2
17. 3 3 2 3 3 2 3 4 2 3
18. 3 2 2 2 1 4 4 2 4 1
19. 3 3 3 2 3 3 3 3 3 1
20. 3 2 4 3 3 4 1 4 1 2
21. 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3
22. 2 4 3 3 4 3 4 1 3 3
23. 3 3 2 3 3 2 2 3 4 4
24. 3 2 3 3 2 2 4 4 3 3
25. 2 4 3 3 4 3 3 2 2 1
26. 2 3 2 4 3 1 2 4 3 3
27. 3 3 2 4 3 4 3 4 3 3
28 3 4 2 3 2 3 4 3 2 1
29. 3 3 2 2 4 2 1 4 2 3
30. 3 4 2 4 3 4 2 4 3 2
189

31. 3 3 2 3 4 3 3 3 1 3
32. 3 2 3 4 3 4 3 3 1 3
33. 2 4 3 3 3 3 4 4 2 4
34. 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3
Jumlah 93 108 85 100 107 104 97 107 85 87
Ket Sedang Tinggi Rendah Sedang Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Rendah Sedang

Nama Purhidayati Ainun Istiqomah Dwi Dana Nurwati Turnani Siti Likayati Khusaeni
Nafisa Solikah
No
1. 3 2 3 3 4 3 3 3 4 3
2. 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4
3. 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4. 4 1 4 4 3 4 4 2 3 3
5. 3 3 3 2 4 3 3 3 4 4
6. 2 3 2 3 3 3 3 4 3 3
7. 4 3 2 3 3 3 3 2 3 3
8. 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3
9 4 3 4 4 3 3 3 3 3 1
10. 4 2 3 3 3 2 2 3 3 3
11. 3 4 2 3 3 1 1 2 3 1
12. 3 3 3 3 3 2 2 3 4 2
13. 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4
14. 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3
15. 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3
16. 2 2 3 4 3 3 4 2 3 4
190

17. 3 4 2 3 2 4 3 3 4 3
18. 4 3 2 3 1 3 3 3 3 3
19. 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3
20. 2 3 4 4 3 3 3 2 3 2
21. 3 3 3 2 4 3 3 3 4 3
22. 3 2 2 3 3 3 2 4 3 2
23. 3 2 2 3 3 2 1 2 3 1
24. 2 3 3 3 3 1 2 3 3 2
25. 2 1 1 4 4 2 3 2 3 2
26. 3 3 2 2 3 3 2 3 3 1
27. 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
28 4 1 4 4 3 4 4 2 3 3
29. 3 3 3 2 4 3 3 3 4 4
30. 2 3 2 3 3 3 3 4 3 3
31. 4 3 2 3 3 3 3 2 3 3
32. 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3
33. 4 3 4 4 3 3 3 3 3 1
34. 4 2 3 3 3 2 2 3 3 3
Jumlah 105 96 96 105 103 96 95 96 110 92
Ket Tinggi Sedang Sedang Tinggi Tinggi Sedang Sedang Sedang Tinggi Sedang

Nama Nita Fitria Iva Indri Riyati Zunaed Jaiyatun Eniek Yuliatin Umi Sri
Sari Yusanti Astuti ah Sukariya ingsih Komsah Mulyanti
No nto
1. 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3
2. 3 3 3 3 4 1 3 4 3 4
3. 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3
4. 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3
191

5. 3 2 4 4 2 3 3 3 4 3
6. 3 3 2 3 3 4 4 3 3 3
7. 3 4 3 3 2 3 2 4 3 4
8. 2 3 4 4 3 2 3 2 3 2
9 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3
10. 4 2 2 3 3 1 3 3 2 3
11. 4 3 2 3 3 3 2 2 2 2
12. 3 2 3 4 2 3 4 3 4 2
13. 4 3 4 3 2 3 3 4 3 3
14. 3 4 3 3 2 4 3 3 3 4
15. 2 3 4 4 3 3 3 3 3 3
16. 3 4 2 3 4 2 4 3 2 3
17. 4 2 3 3 3 4 3 3 4 3
18. 3 3 4 2 3 3 3 4 3 3
19. 2 4 3 3 3 4 3 1 3 4
20. 4 3 2 3 4 3 3 3 4 2
21. 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3
22. 4 2 2 4 3 3 3 2 1 3
23. 3 2 2 3 4 2 3 2 1 2
24. 2 2 1 3 3 1 3 3 2 2
25. 3 1 2 2 3 2 2 1 2 3
26. 4 2 4 3 2 3 2 3 2 2
27. 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3
28 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3
29. 3 2 4 4 2 3 3 3 4 3
30. 3 3 2 3 3 4 4 3 3 3
31. 3 4 3 3 2 3 2 4 3 4
32. 2 3 4 4 3 2 3 2 3 2
192

33. 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3
34. 4 2 2 3 3 1 3 3 2 3
Jumlah 103 95 98 108 96 94 97 98 93 99
Ket Sedan
Tinggi Sedang Sedang Tinggi g Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang

Nama Tri Rahayu Retno. W Yuliati Titah


Ningsih Rahayu
No
1. 4 4 3 3
2. 3 3 4 3
3. 3 2 3 3
4. 3 4 3 3
5. 4 3 4 3
6. 3 3 3 3
7. 3 3 3 2
8. 3 2 3 3
9 3 3 2 4
10. 3 3 3 3
11. 3 2 2 3
12. 3 4 1 3
13. 3 3 2 3
14. 2 2 2 3
15. 4 4 3 3
16. 3 3 4 3
17. 3 3 3 3
18. 3 3 3 3
19. 4 2 4 3
193

20. 3 3 3 3
21. 3 3 3 3
22. 3 2 3 3
23. 4 3 2 4
24. 2 4 3 4
25. 3 2 2 3
26. 3 3 3 4
27. 3 2 3 3
28 3 4 3 3
29. 4 3 4 3
30. 3 3 3 3
31. 3 3 3 2
32. 3 2 3 3
33. 3 3 2 4
34. 3 3 3 3
Jumlah 106 99 98 105
Ket Tinggi Sedang Sedang Sedang
194

DATA HASIL PENGUMPULAN NILAI DARI SKALA VARIABEL

“TINGKAT KEPUASAN ORANG TUA PADA LEMBAGA PAUD”

Nama Suyanti Ayudia Sri. A Apri Febri Desti Marsini Umayah Widodo Kalimah
Ermayanti Novian Sulistiniati
No Sari
1. 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3
2. 3 3 3 4 2 3 3 3 4 3
3. 2 2 2 3 2 1 2 2 3 2
4. 4 4 3 2 3 3 3 3 3 4
5. 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3
6. 1 2 2 3 2 3 2 3 3 3
7. 3 3 3 4 3 2 3 2 3 4
8. 4 2 2 3 3 1 2 4 3 3
9 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3
10. 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2
11. 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3
12. 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2
13. 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3
14. 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3
15. 1 4 3 4 4 4 3 2 3 4
16. 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3
17. 3 3 3 4 2 3 2 3 4 3
18. 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2
19. 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3
20. 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3
195

21. 1 2 2 4 2 2 2 3 3 2
22. 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3
23. 4 2 2 3 3 2 3 4 3 3
24. 2 3 3 3 3 3 2 3 3 4
25. 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2
26. 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3
27. 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3
28 3 4 3 4 3 3 2 3 3 3
29. 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3
30. 1 4 3 3 2 3 3 2 3 4
31. 2 2 2 3 3 2 3 4 3 3
Jumlah 82 88 86 99 82 81 83 88 97 92
Ket Sedang Sedang Sedang Tinggi Sedang Sedang Sedang Sedang Tinggi Sedang

Nama Dwi Achma Anik Wahyu Esti Abdul Diana Winarsih Ratna Rubiyatun
Kusuma di Wijayan Ratinings Mulyani Malik Kumalas
No wati ti ih ari
1. 3 3 3 4 4 3 3 3 2 3
2. 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3
3. 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2
4. 3 4 3 3 3 4 2 3 2 3
5. 3 3 4 4 4 3 2 2 3 2
6. 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
7. 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3
8. 2 3 3 2 2 4 3 3 3 3
9 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3
10. 2 3 3 3 2 3 3 1 3 4
196

11. 3 3 4 4 3 3 2 3 3 2
12. 2 3 3 4 3 2 2 2 1 3
13. 3 3 3 4 1 3 3 3 3 3
14. 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1
15. 4 3 3 4 4 1 3 3 2 2
16. 3 4 3 4 4 3 3 3 2 3
17. 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4
18. 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3
19. 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3
20. 3 3 4 3 4 3 1 2 3 2
21. 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
22. 3 3 4 3 3 3 3 2 3 2

193
23. 2 4 3 2 2 4 2 3 2 3
24. 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
25. 2 3 3 3 2 3 2 1 2 3
26. 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3
27. 2 4 3 3 3 2 2 2 1 3
28 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3
29. 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3
30. 4 3 3 4 4 1 2 3 3 3
31. 2 2 3 2 2 4 2 3 2 2
.Jumlah 86 96 101 97 92 94 81 85 79 86
Ket Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Sedang Sedang Sedang Sedang

Nama Rokati Dwi Maemunah Hemi Qodariy Dinar Murdia Windi Ertanti Supriati
Handay Astianti ah Girin nawati Susana Agustina S
No ani
1. 3 4 3 3 4 3 1 3 3 2
197

2. 4 2 2 4 3 3 2 2 3 3
3. 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2
4. 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3
5. 2 3 3 4 4 3 4 3 4 3
6. 3 2 4 4 3 3 3 2 3 2
7. 2 2 3 3 3 2 4 3 2 3
8. 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2
9 3 2 3 2 3 2 3 3 2 2
10. 1 3 3 3 3 3 2 4 3 3
11. 2 2 3 3 4 3 3 3 4 3
12. 4 3 4 3 3 4 2 3 3 3
13. 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3
14. 4 3 4 4 3 4 3 2 2 1
15. 3 2 3 2 3 4 3 3 3 2
16. 3 3 3 3 4 3 1 3 3 2
17. 4 3 2 3 3 3 2 2 3 3
18. 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2
19. 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3
20. 2 3 3 3 3 3 4 3 4 2
21. 3 3 4 4 4 2 3 2 3 1
22. 2 3 3 3 4 3 4 3 2 3
23. 3 2 4 4 3 3 3 3 3 3
24. 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3
25. 1 3 3 4 3 3 3 4 3 3
26. 2 3 3 3 2 3 3 3 4 2
27. 4 3 4 3 3 2 2 3 3 3
28 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3
29. 4 3 4 4 3 3 3 2 2 2
198

30. 3 2 3 3 3 4 3 3 3 2
31. 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3
Jumlah 89 84 98 99 97 91 92 89 93 77
Ket Sedang Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Sedang Sedang Sedang Rendah

Nama Mahbub Sumarti Siti Siti Liscahy Pipit Tri Dwi Seti Amanah Wahyuni
Berkah Maksum ani J Pujawati Yuliani
No ah
1. 4 3 3 3 3 1 3 3 2 4
2. 3 1 3 3 3 3 2 3 3 3
3. 3 3 3 3 2 4 3 3 3 4
4. 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3
5. 3 3 3 3 2 3 3 4 2 2
6. 4 3 4 3 3 3 2 3 3 3
7. 3 2 3 3 1 3 3 3 4 3
8. 4 3 3 3 2 3 3 3 3 1
9 3 2 4 3 4 4 1 4 2 3
10. 3 1 2 3 3 3 3 3 3 4
11. 3 4 3 2 4 1 4 3 3 1
12. 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2
3. 3 4 3 4 4 4 3 2 2 4
14. 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3
15. 2 3 3 3 2 3 4 3 2 4
16. 4 3 3 3 2 1 3 3 2 4
17. 3 1 2 2 3 3 2 3 2 3
18. 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4
19. 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3
20. 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2
199

21. 4 3 4 3 3 3 2 3 3 3
22. 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3
23. 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1
24. 3 2 3 3 3 3 1 3 1 3
25. 4 3 3 3 3 3 3 3 2 4
26. 3 4 3 2 4 1 4 3 3 1
27. 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2
28 3 4 3 3 2 3 3 2 2 4
29. 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3
30. 4 3 3 3 2 3 4 3 2 4
31. 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1
Jumlah 99 87 96 92 86 85 87 91 81 89
Ket Tinggi Sedang Tinggi Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang

Nama Siti Umi Tutik Nur Markati Asini Yeni Rohmi Mudmainah Diyah
Mahmud Nur Sumirah Kholifah Ery
No in Azizah
1. 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3
2. 2 3 2 3 3 3 3 4 4 3
3. 2 3 3 3 4 3 4 3 2 2
4. 3 3 3 3 4 4 3 2 3 2
5. 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3
6. 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2
7. 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3
8. 2 2 2 2 3 4 1 3 3 3
9 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2
10. 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3
200

11. 2 3 3 1 3 4 3 3 3 3
12. 3 3 2 3 3 3 3 3 3 1
13. 2 3 3 4 3 4 3 1 3 3
14. 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3
15. 2 3 3 4 4 3 3 4 1 3
16. 2 3 3 4 4 3 4 3 3 3
17. 3 3 3 3 3 3 3 4 4 2
18. 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3
19. 3 3 3 4 4 4 3 2 3 2
20. 1 3 3 3 4 3 3 3 3 3
21. 3 3 2 4 3 3 3 2 3 2
22. 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3
23. 2 3 3 2 3 4 1 3 3 3
24. 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2
25. 2 3 3 3 4 3 2 3 3 2
26. 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3
27. 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2
28 3 4 3 2 3 4 3 3 3 3
29. 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2
30. 3 3 3 2 4 3 3 4 1 2
31. 2 2 2 2 4 4 1 3 3 3
Jumlah 78 92 86 91 101 100 91 89 87 79
Ket Sedang Sedang Sedang Sedang Tinggi Tinggi Sedang Sedang Sedang Sedang
201

Nama Rondhiy Haryati Sukariy Qhusnul Sumiati Sugiyati Mukali Masrok Sunika Mardiy
ah ah mah hah anti
No
1. 4 3 1 2 2 3 4 4 2 3
2. 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3
3. 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4. 2 2 3 3 4 3 3 3 3 2
5. 3 2 3 4 3 2 3 3 3 3
6. 3 2 2 3 1 2 3 3 3 2
7. 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2
8. 3 2 2 3 4 2 4 3 3 4
9 3 2 1 2 3 3 3 3 3 3
10. 3 3 4 3 2 2 3 3 3 2
11. 3 2 2 4 3 3 3 3 4 3
12. 4 3 4 1 3 1 2 3 3 2
13. 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
14. 4 2 3 2 3 2 2 3 3 1
15. 3 3 4 3 4 3 2 3 2 3
16. 3 3 3 2 3 3 4 4 2 3
17. 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3
18. 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
19. 4 3 3 3 4 3 3 2 3 2
20. 3 3 3 4 3 2 4 3 3 3
21. 3 2 3 3 3 4 3 3 3 2
22. 3 3 3 4 3 3 3 3 2 2
23. 2 2 2 3 4 2 2 3 3 3
24. 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3
202

25. 3 3 4 3 3 2 3 3 3 2
26. 2 2 2 4 3 2 3 3 4 3
27. 4 3 4 3 3 1 3 3 3 2
28 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
29. 4 2 2 2 3 2 4 2 3 1
30. 3 3 4 3 3 2 3 3 2 3
31. 2 2 2 3 4 2 3 3 3 2
Jumlah 96 79 87 91 95 78 94 91 89 79
Ket Tinggi Sedang Sedang Sedang Tinggi Sedang Tinggi Sedang Sedang Sedang

Nama Fitriyani Munafia Muratofi Mudakah Supriyati Masmin Nasokah Ulwiyah Sri Rina
ah Rahayu ah Rahayu Mahara
No na
1. 2 3 3 3 4 3 4 4 3 2
2. 2 3 2 2 3 3 4 3 2 3
3. 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2
4. 2 4 3 4 4 3 3 3 2 3
5. 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3
6. 2 3 2 2 2 3 2 3 1 3
7. 3 4 3 4 3 3 4 4 2 2
8. 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3
9 2 3 2 3 2 3 3 4 3 3
10. 3 3 3 3 4 3 3 3 3 1
11. 2 4 3 4 3 4 3 3 2 3
12. 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2
13. 3 3 2 3 4 3 2 2 3 3
14. 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2
203

15. 3 3 2 4 2 3 2 4 2 3
16. 3 4 3 3 4 3 4 3 3 2
17. 2 3 2 2 3 3 4 3 3 3
18. 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2
19. 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2
20. 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
21. 3 3 2 2 2 3 2 4 2 3
22. 1 4 3 4 3 3 3 3 3 2
23. 3 3 1 2 3 3 2 3 2 3
24. 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3
25. 3 3 3 3 4 3 3 3 2 2
26. 2 4 2 4 3 3 3 3 2 3
27. 3 4 2 3 3 3 3 3 2 2
28 3 3 2 3 4 3 2 3 3 3
29. 2 3 3 3 3 3 3 4 3 2
30. 2 4 2 4 2 3 2 3 1 3
31. 3 3 2 2 3 3 2 3 2 3
Jumlah 77 101 78 92 94 93 89 99 76 79
Ket Rendah Tinggi Sedang Sedang Tinggi Sedang Sedang Tinggi Rendah Sedang

Nama Purhidayati Ainun Istiqomah Dwi Dana Nurwati Turnani Siti Likayati Khusaeni
Nafisa Solikah
No
1. 3 3 4 3 2 2 3 3 4 3
2. 3 2 3 3 3 3 4 3 3 4
3. 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3
4. 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2
5. 3 3 2 2 3 2 3 3 4 3
204

6. 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2
7. 4 3 3 4 3 3 3 2 3 3
8. 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3
9 3 3 3 4 4 2 3 3 3 4
10. 3 3 3 3 1 3 3 3 3 4
11. 4 3 3 4 3 2 1 3 3 4
12. 3 3 3 3 2 3 3 3 4 2
13. 3 3 3 2 3 3 2 1 3 3
14. 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
15. 4 3 3 3 4 3 3 4 4 1
16. 3 2 4 3 2 2 3 3 3 3
17. 3 2 3 3 3 3 4 3 3 2
18. 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3
19. 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2
20. 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3
21. 3 3 3 3 2 3 2 3 4 2
22. 3 3 3 4 3 4 3 2 3 3
23. 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3
24. 3 3 3 4 4 3 3 2 3 4
25. 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2
26. 3 3 3 4 3 2 3 3 3 4
27. 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2
28 3 3 4 2 3 3 2 1 3 3
29. 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
30. 3 4 3 3 4 3 3 2 2 1
31. 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3
Jumlah 93 91 94 96 87 85 87 84 96 87
Ket Sedang Sedang Tinggi Tinggi Sedan Sedang Sedang Sedang Tinggi Sedang
205

Nama Nita Fitria Iva Indri Riyati Zunaed Jaiyatun Eniek Yuliatin Umi Sri
Sari Yusanti Astuti ah Sukariya ingsih Komsah Mulyanti
No nto
1. 3 3 2 3 3 3 4 2 3 3
2. 4 4 3 3 2 2 3 3 4 3
3. 3 3 2 4 3 2 2 3 3 2
4. 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3
5. 3 3 4 3 3 3 2 1 2 3
6. 4 2 2 2 3 3 3 4 3 3
7. 3 3 3 3 2 4 3 3 4 4
8. 2 2 3 3 3 2 4 2 3 3
9 4 3 4 2 4 3 3 3 3 3
10. 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3
11. 3 2 3 3 2 1 4 3 1 2
12. 2 1 2 3 3 2 3 3 3 3
13. 3 4 3 2 4 4 3 3 2 3
14. 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3
15. 3 4 3 3 4 3 1 2 3 4
16. 3 3 2 3 3 3 4 2 3 3
17. 3 4 3 3 2 3 3 3 4 3
18. 3 3 4 4 3 2 2 3 3 2
19. 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3
20. 3 3 2 3 3 3 2 1 2 3
21. 3 2 3 2 3 3 3 4 3 3
22. 3 3 3 3 2 2 3 3 3 4
23. 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3
206

24. 4 3 2 2 4 3 2 3 2 3
25. 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3
26. 3 2 3 3 2 1 3 3 1 2
27. 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3
28 4 4 3 2 4 2 3 3 2 3
29. 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3
30. 3 4 3 3 4 3 1 2 3 4
31. 4 2 3 3 3 2 3 2 3 3

Jumlah 96 88 89 89 91 82 88 86 87 93
Ket Sedan
Tinggi Sedang Sedang Sedang g Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang

Nama Tri Rahayu Retno. W Yuliati Titah


Ningsih Rahayu
No
1. 3 3 3 4
2. 4 3 3 3
3. 3 3 3 3
4. 3 4 4 3
5. 3 3 3 3
6. 4 3 3 3
7. 3 3 3 3
8. 3 3 4 3
9 3 3 2 3
10. 3 2 4 3
11. 4 3 3 4
12. 3 4 2 3
207

13. 3 3 3 3
14. 4 3 2 3
15. 3 3 3 3
16. 3 3 3 4
17. 2 3 3 4
18. 3 2 3 3
19. 2 4 4 4
20. 3 3 3 4
21. 4 2 3 3
22. 3 3 3 4
23. 3 2 4 3
24. 3 3 2 3
25. 2 2 4 3
26. 4 3 3 4
27. 3 4 2 2
28 3 3 3 3
29. 4 3 2 3
30. 3 3 3 2
31. 3 2 3 3
Jumlah 97 91 93 99
Ket Tinggi Sedang Sedang Tinggi

Anda mungkin juga menyukai