Anda di halaman 1dari 7

Pengertian Ulum al-Quran

A. Pendahuluan

Ulum al-Qur’an selama ini dipandang oleh para ulama sebagai ilmu bantu

bagi para mufassir, ia memiliki cabang-cabang keilmuan yang ulama berbeda

pendapat mengenai jumlahnya. Dalam memahami al-Qur’an sampai ke soal yang

sekecil-kecilnya, muncul berbagai ilmu, seperti, ilmu Amtsal al-Qur’an, Aqsam

al-Qur’an, Nask dan Mansukh dan lain-lain. Oleh karena itu ilmu-ilmu itu perlu

diringkas dalam suatu ilmu baru yang terpadu dalam ulum al-Qur’an.

B. Pengertian Ulum al-Qur’an

Yang dimaksud ulum al-Qur’an adalah seluruh pembahasan yang

berhubungan dengan al-Qur’an, baik dari segi penyusunan, pengumpulan,

sistematika, perbedaan antara surat Makiyah dan Madaniyah, pengetahuan Nask

dan Mansukh serta pembahasan lain yang berhubungan dengan al-Qur’an.1

Dengan demikian beragamlah macam-macam ilmu al-Qur’an seiring dengan

perkembangan masa ke masa. Az-Zarqoni merumuskan ulum al-Qur’an sebagai

pembahasan yang berhubungan dengan al-Qur’an dari segi turun, urutan,

pengumpulan, penulisan, bacaan, penafsiran, kemukjizatan, nask dan mansukh

dan lain-lain.2 Bahkan As-Suyuti memperluas lingkup al-Qur’an sehingga

1
. Drs. Muhammad Chirzin M.Ag, Al-Qur’an dan ulumul Qur’an (Dana Bhakti Primayasa,
Yogyakarta) 2003, H:7
2
. Supiana M.Ag- Karman M.Ag, Ulumul Qur’an dan pengenalan metodotogi Tafsir (Pustaka
Islamika, Bandung) 2002, H:38

1
memasukkan ilmu Astronomi, Farmasi, Biologi sebagai bagian dari ulum al-

Qur’an.

C. Sejarah Perkembangan Ulum al-Qur’an

Pada masa pertumbuhan ilmu-ilmu al-Qur’an yang dimulai yang dimulai

sejak abad ke-2 H, para ulama memberi prioritas kepada Ilmu Tasir sebagai induk

ilmu-ilmu al-Qur’an, diantara penulis Tafsir pada abad ke-2 adalah Muqatil bin

Sulaiman (w. 150 H), Syubah bin al-Hajjaj (w. 160 H). Pada abad ke-3 H, muncul

nama-nama seperti Syekh al-Bukhori dan Abu Ubaid al-Qasim yang menyusun

kitab Nask wal Mansukh dan al-Qira’ah.

Demikian pada abad-abad seterusnya ulum al-Qur’an semakin

berkembang dari tahun ke tahun, tidak hanya di kalangan Arab, tapi juga di

Indonesia. Diantara ulama Indonesia yang menulis ulum al-Qur’an adalah

Masyfuk Zuhdi yang menyusun kitab Pengantar Ulum Al-Qur’an. Dan Quraisy

Shihab yang menyusun kitab Sejarah dan Ulum Al-Qur’an.

D. Lahirnya Istilah Ulum al-Qur’an

Untuk mengetahui kapan istilah Ulum al-Qur’an menjadi disiplin ilmu

yang berdiri sendiri, sedikitnya ada tiga pendapat ulama mengenai hal ini.

Sebagian ulama mengatakan bahwa istilah Ulum al-Qur’an lahir pertama kali

pada abad 7 H. alasan ini diperkuat karena pada akhir abad tersebut terdapat kitab

yang memakai istilah Ulum al-Qur’an, yaitu kitab Funun al-Afnan Fi Ulum al-

Qur’an yang ditulis Abu al-Faraj bin al-Jauzi. Az-Zarqoni berpendapat bahwa

2
Ulum al-Qur’an lahir pada abad ke-5 H yaitu ditandai dengan munculnya kitab Al-

Burhan Fi Umul al-Qur’an karya Al-Khufiy. Sedangkan pendapat lain

dikemukakan Subhi Shalih, bahwa munculnya ulum al-Qur’an lahir pada abad ke-

3 H dengan munculnya kitab Al-Hawiy Fi Ulum al-Qur’an karya Ibnu Marzuban.

E. Pembagian dan Cabang-cabang Ulum al-Qur’an

Ulum al-Qur’an secara garis besar dibagi menjadi dua bagian, yaitu, Ilmu

Riwayah dan Ilmu Dirayah. Ilmu Riwayah adalah ilmu al-Qur’an yang diperoleh

dengan cara periwayatan. Ilmu tersebut dapat diketahui melalui ilmu Nuzul al-

Qur’an. Sedangkan ilmu Dirayah adalah ilmu al-Qur’an yang diperoleh dengan

cara penelitian. Hasbi as-Shiddiqi membagi ulum al-Qur’an kedalam 16 macam,

yaitu:

1. Ilmu Mawatin al-Nuzul

Ilmu ini menerangkan tempat-tempat turunnya ayat, masa, awal dan akhir turun

ayat.

2. Ilmu Tawarikh al-Nuzul

Ilmu ini menjelaskan sebab-sebab turunya ayat.

3. Ilmu Qira’at

Ilmu ini menerangkan bentuk-bentuk bacaan al-Qur’an yang diterima dari

Rasulullah.

3
4. Ilmu Tajwid

Ilmu ini menerangkan cara baca yang baik. Dari mulai membaca berhenti dan

lainnya.

5. Ilmu Gharib al-Qur’an

Ilmu ini menerangkan makna kata-kata yang ganjil dan tidak terdapat dalam

kamus-kamus bahasa Arab yang biasa digunakan.

6. Ilmu I’rab al-Qur’an

Ilmu ini menerangkan baris kata-kata al-Qur’an dan kedudukannya dalam kalimat.

7. Ilmu Wujuh al-Nazair

Ilmu ini menerangkan kata-kata al-Qur’an yang mengandung banyak arti.

8. Ilmu Ma’rifah al-Muhkam Wa al-Mutasyabih

Ilmu ini menjelaskan tentang ayat-ayat yang memiliki makna yang jelas atau

makna yang samar bahkan ayat yang perlu ditawilkan pemaknaannya.

9. Ilmu Naskh wa Mansukh

Ilmu ini menerangkan ayat-ayat yang dianggap mansukh (dihapuskan) oleh

sebagian mufassir.

10. Ilmu bada’I al-Qur’an

4
Menjelaskan tentang keindahan-keindahan al-Qur’an dari sudut kesusasteraan.

11. Ilmu I’jaz al-Qur’an

Ilmu ini menerangkan kekuatan susunan dan kandungan ayat al-Quran.

12. Ilmu Tanasub Ayat al-Qur’an

Ilmu ini menerangkan persesuain antara satu ayat dengan ayat yang didepan atau

dibelakang.

13. Ilmu Aqsam al-Qur’an

Ilmu ini menerangkan arti dan maksud sumpah Allah yang terdapat dalam al-

Qur’an.

14. Ilmu Amtsal al-Qur’an

Ilmu ini menerangkan maksud perumpamaan-perumpamaan yang dikemukakan

Allah dalam al-Qur’an.

15. Ilmu Jadal al-Qur’an

Ilmu ini membahas betuk dan cara berdebat dan bantahan al-Qur’an yang

dihadapkan pada kaum musyrikin.

16. Ilmu Adab Tilawah

5
Ilmu ini memaparkan tata cara dan kesopanan yang harus diikuti ketika membaca

al-Qur’an.

Selain ilmu-ilmu diatas, masih ada cabang ilmu lain yang termasuk dalam

Ulum al-Qur’an, yaitu Ilmu Tafsir. Ilmu ini berfungsi sebagai instrument untuk

menggali kandungan isi al-Qur’an. Dari beberapa uraian diatas dapat dipahami

bahwa Ulum al-Qur’an merupakan disiplin ilmu yang mempunyai kaitan erat

dengan al-Qur’an itu sendiri. Sehubungan dengan ini Az-Zarqoni menyebut Ulum

al-Qur’an sebagai anak kunci bagi para mufassir. Manna’ al-Qatthan menamakan

ulum al-Qur’an dengan Ushul al-Tafsir, karena ilmu ini mencakup pembahasan-

pembahasan yang harus diketahui oleh para mufassir.3

F. Penutup

Dari uraian singkat diatas dapat dipahami bahwa Ulum al-Quran adalah

salah satu instrumen penting dalam memahami dan menggali makana al-Quran.

Ulum al-Quran meliputi semua cabang keilmuan dalam dunia Tafsir seperti yang

diungkap diatas. Maka selayaknyalah ketika memahami kandungan al-Quran lenih

dahulu untuk memahami Ulum al-Quran.

3
. Supiana M.Ag- Karman M.Ag, Ulumul Qur’an dan Pengenalan Metodologi Tafsir (Pustaka
Islamika, Bandung, 2002) H:52

6
Daftar Pustaka

 Chirzin, Muhammad, Al-Qur’an dan ulumul Qur’an (Dana Bhakti

Primayasa, Yogyakarta) 2003.

 Supiana- Karman, Ulumul Qur’an dan pengenalan metodotogi Tafsir

(Pustaka Islamika, Bandung) 2002.

Anda mungkin juga menyukai