Anda di halaman 1dari 5

Nama : Ganevo Ikal Farodja

NIM/ Kelas : K3118032/ 2A


Prodi : Bimbingan dan Konseling
Mata Kuliah : Pendidikan Kewarganegaraan

1. Identitas nasional adalah kumpulan nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang
dalam berbagai aspek kehidupan dari ratusan suku yang dihimpun dalam satu kesatuan
Indonesia menjadi kebudayaan nasional dengan acuan pancasila dan Bhineka Tunggal Ika
sebagai dasar dan arah pengembangannya.
Unsur pembentuk identitas nasional antara lain:
a. Suku Bangsa merupakan salah satu dari unsur pembentuk identitas nasional.
Golongan sosial yang khusus yang bersifat askriptif atau ada sejak lahir, dimana
sama coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Di Indonesia
khususnya, terdapat banyak sekali suku bangsa atau kelompok etnis dengan tidak
kurang tiga ratus dialek bahasa.
b. Agama merupakan salah satu dari unsur pembentuk identitas nasional. Bangsa
Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang agamis (didasarkan pada nilai agama).
Agama-agama yang tumbuh dan berkembang di nusantara yaitu agama islam,
katholik, kristen, hindu, budha dan kong hu cu.
c. Kebudayaan merupakan salah satu dari unsur pembentuk identitas nasional.
Pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang isinya adalah perangkat-
perangkat atau model-model pengetahuan yang secara kolektif digunakan oleh
pendukung-pendukung utntuk menafsirkan dan memahami lingkungan yang
dihadapi dan digunakan sebagai rujukan atau pedoman untuk bertindak (dalam
bentuk kelakukan dan benda-benda kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang
dihadapi.
d. Bahasa merupakan salah satu dari unsur pembentuk identitas nasional. Dalam hal
ini, bahasa dipahami sebagai sistem perlambang yang secara arbiter dibentuk atas
unsur-unsur bunyi ucapan manusia dan digunakan sebagai sarana berinteraksi
antarmanusia.
Dari unsur unsur identitas nasional di atas, dapat dirumuskan pembagiannya menjadi tiga
bagian yaitu:
a. Identitas Fundamental, yaitu pancasila sebagai falsafat bangsa, dasar negara dan
ideologi negara.
b. Identitas Instrumental, yaitu berisi UUD 1945 dan tata perundang-undangannya.
Dalam hal ini, bahasa yang digunakan bahasa Indonesia, bendera negara
Indonesia, lambang negara Indonesia, lagu kebangsaan Indonesia yaitu Indonesia
Raya.
c. Identitas Alamiah, yaitu meliputi negara kepulauan dan pluralisme dalam suku,
budaya, bahasa dan agama serta kepercayaan.
2. Etnonasionalisme adalah perasaan senasib yang timbul dalam satu komunitas etnik atau
paham kebangsaan yang berbasis pada sentimen etnik. Dalam konteks Indonesia, gejala
etnonasionalisme dapat juga dipandang sebagai pendefinisian rasa kebangsaan kepada
ikatan-ikatan primordial (etnik). Atau dapat juga dipandang sebagai hilangnya loyalitas
suatu kelompok etnik kepada suatu kesepakatan terhadap ikatan yang lebih besar
(Indonesia). Proses pelepasan akan semakin cepat ketika ikatan-ikatan yang lebih besar
melemah karena faktor-faktor perubahan politik dan sosial.
Menguatnya etnonasionalisme mempunyai berbagai konsekuensi. Di antaranya
yang terpenting adalah, pertama, menjauhkan diri atau bahkan keluar dari tatanan negara
bangsa. Konsekuensi ini berhadap-hadapan dengan tuntutan negara-bangsa untuk
mempunyai kontrol sepenuhnya atas teritorial dan warganya. Semangat identitas dan
loyalitas yang bersifat etnik mengemuka dan menuntut untuk bertransfromasi menjadi
entitas politik baru. Etnisitas dapat digunakan untuk mendukung dan mendelegitimasi
negara. Kedua, berusaha mendudukkan orang sesuku dalam pemerintahan (kekuasaan
politik). Ini sering kita temui dalam berbagai jenjang pemerintahan, baik pusat maupun
daerah, lingkaran pertama di sekitar pejabat adalah orang sedaerah.
3. Menurut saya identitas nasional itu merupakan penjumlahan dari identitas etnis, agama,
dan daerah yang ada di Indonesia, atau sesuatu yang berbeda dengan hal tersebut. Karena
identitas nasional itu muncul dari kebhinekaan yang dimiliki oleh seluruh rakyat
Indonesia.
4. Memberantas korupsi tidak mungkin hanya dilakukan melalui jalur hukum saja,
melainkan dapat ditambah dengan jalur pendidikan yaitu dengan cara menghadirkan
Pendidikan Kewarganegaraan pada semua jenjang pendidikan sebagai mata pelajaran
yang menjadi wahana bagi pembentukan watak dan karakter yang baik sesuai dengan
nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945. Dengan demikian dengan terselenggaranya mata
pelajaran Pendidikan kewarganegaraan di lembaga pendidikan formal, para peserta didik
yang merupakan generasi penerus bangsa dapat mendorong sikap anti korupsi dengan
memahami nilai-nilai yang terdapat pada Pancasila dan UUD 1945.
5. Dalam rumusan singkat berdasarkan Pancasila dan UUD RI Tahun 1945, negara
Indonesia bercita-cita mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur. Tujuan
Negara Republik Indonesia sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alinea
IV. Dari tujuan negara tersebut kita dapat menganalisa apakah tujuan negara telah
tercapai atau belum. Untuk mengetahuinya maka kita akan menganalisa satu persatu:
a. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
Menurut saya, point pertama dari tujuan negara ini telah tercapai dapat dilihat
buktinya bahwa kehidupan kita dinegara Indonesia ini sudah terasa aman yaitu
dengan adanya aparat-aparat negara yang melindungi dan mengayomi rakyat dan
mencegah terjadinya perang antar suku dan ancaman dari pihak asing baik dalam
bentuk pencurian maupun peperangan.
b. Memajukan kesejahteraan umum
Untuk point yang kedua ini menurut saya belum tercapai, karena secara umum kita
belum maju tetapi malah mengalami banyak kemunduran dalam berbagai aspek.
Salah satu contoh nyatanya adalah saat ini kita sedang mengalami kemunduran dalam
segi ekonomi, diantaranya yaitu angka kurs rupiah turun, cadangan devisa menurun,
serta nilai ekspor turun.
c. Mencerdaskan kehidupan bangsa
Untuk point ini sebenarnya telah ada usaha dari pemerintah yaitu dengan berbagai
program pemerintah dibidang pendidikan contohnya melalui sekolah gratis dan
program wajib sekolah 9 tahun. Namun pada kenyataan dilapangan masih terdapat
anak-anak usia sekolah yang masih tidak bersekolah karena berbagai faktor. Hal ini
menujukan bahwa program pemerintah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa belum
sepenuhnya tercapai.
d. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial
Untuk point yang terakhir menurut saya sudah tercapai, yaitu dengan keikut sertaan
Indonesia dalam organisasi dunia yaitu PBB maupun regional yaitu ASEAN. Contoh
nyata peran Indonesia dalam melaksanakan ketertiban dunia adalah saat Indonesia
menerima pengungsi kasus Rohingya dan saat Indonesia ikut menjadi negosiator
dalam berbagai permasalahan yang dialami negara lain baik kasus dengan berbagai
negara maupun kasus intern negara lain.
6. 3 (tiga) cara perubahan yang dapat dilakukan terhadap Undang Undang Dasar:
a. Oleh kekuasaan legislatif tetapi dengan pembatasan-pembatasan tertentu,
b. Oleh rakyat melalui referendum,
c. Dengan kebiasaan ketatanegaraan, atau oleh suatu lembaga negara yang khusus
dibentuk untuk keperluan perubahan.
Alasan Melakukan Perubahan:
a. Sifat Sementara
Seperti telah dinyatakan pada bagian awal bahwa penetapan UUD 1945 tidak
dimaksudkan sebagai sebuah konstitusi yang bersifat tetap. sifat sementara terdapat
dalam ayat (2) Aturan Tambahan UUD 1945 yang menyatakan bahwa dalam enam
bulan sesudah Majelis Permusayawaratan Rakyat dibentuk, Majelis ini bersidang
untuk menetapkan Undang-undang Dasar.
b. Fleksibel
Sebenarnya, persoalan UUD 1945 bukan hanya pada sifat kesementaraan itu tetapi
juga pada sifatnya yang amat fleksibel untuk dapat diterjemahkan sesuai dengan
perkembangan kondisi politik dan keinginan pemegang kekuasaan.
c. Tidak Konsisten
Tidak konsisten adalah salah satu kelemahan yang cukup elementer dalam UUD
1945. Hal ini telah menimbulkan dampak yang luas dalam proses penyelenggaraan
negara di Indonesia. Jejen
7. Menurut saya, Belum, karena masih ada perasaan pilih kasih dalam urusan pemerintahan
dan urusan kehidupan lainnya. Misalnya tentang kebijakan pemerintah yang
memprioritaskan suku, ras, maupun agama tertentu. Selain itu masih saya temukan juga
ujaran-ujaran kebencian di sosial media.
8. Sifat Integrasi nasional dan contohnya:
 Integrasi Sosial Normatif
Normatif adalah sesuai norma yang berlaku di masyarakat. Dalam jenis ini contoh
integrasi nasional yaitu integrasi nasional normatif terbentuk karena peraturan tidak
tertulis dalam masyarakat yang ditaati oleh seluruh lapisan masyarakat. Integrasi
sosial normatif terbentuk karena masing-masing nilai sosial dan adat yang berlaku
dalam lapisan masyarakat.
Contoh dari integrasi sosial normatif adalah penerapan nilai-nilai dan norma di
masyarakat yang telah ada sejak turun temurun diyakini oleh masyarakat. Norma
tidak dapat hilang begitu saja dalam lapisan hidup bermasyarakat.
 Integrasi Sosial Fungsional
Integrasi sosial fungsional merupakan bentuk integrasi sosial yang tidak tertulis.
Dalam hal ini diharapkan penerapan pada integrasi sosial dalam jenis ini mampu
untuk memenuhi kebutuhan khalayak banyak.
Contoh dari integrasi sosial fungsional adalah memfungsikan perintah tidak tertulis
ndari pemimpin daerah. Dengan terciptanya integrasi sosial fungsional ini maka
diharapkan dapat terjadi persatuan bangsa yang kokoh.
 Integrasi Sosial Koersif
Integrasi sosial koersif adalah integrasi sosial dalam masyarakat yang terjadi karena
adanya suatu paksaan. Integrasi sosial pada bentuk ini cocok digunakan untuk
masyarakat yang bersifat radikal. Untuk masyarakat yang aman dan tentram tidak
perlu menggunakan integrasi sosial koersif, melainkan menggunakan pendekatan
integrasi sosial persuasif.
Contoh dari integrasi sosial koersif adalah penerapan dalam bentuk paksaan pada
masyarakat yang tidak dapat diatur dengan pendekatan persuasif. Dengan adanya
integrasi sosial koersif dapat mewujudkan masyarakat yang patuh akan peraturan.

Anda mungkin juga menyukai