Anda di halaman 1dari 20

ENZIM

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM


BIOKIMIA

Disusun Oleh :
SANDY ISKANDAR JUANDA
17/19686/THP-STPK

SARJANA TEKNOLOGI PENGOLAHAN KELAPA SAWIT


DAN TURUNANNYA
JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN STIPER
YOGYAKARTA
2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Enzim adalah sebuah biomolekul yang berupa protein dan berbentuk
bulat. Enzim terdiri dari satu atau lebih rantai polipeptida. Enzim ini akan
mengubah senyawa dan mempercepat proses reaksi dengan mengubah molekul
awal yang dikenali dan diikat secara spesifik oleh enzim (substrat) menjadi
molekul lain (produk). Kemampuan enzim untuk mengaktifkan senyawa lain
dengan cara spesifik disebut dengan biokatalisator. Ikatan enzim dengan
substrat adalah sebuah ikatan yang spesifik, jadi hanya enzim-enzim tertentu
yang dapat mengikat substrat tertentu. Setelah itu barulah substrat tersebut aktif
dan barulah terbentuk perubahan kimiawi.
Ikatan enzim dengan substrat adalah sebuah ikatan yang spesifik, jadi
hanya enzim-enzim tertentu yang dapat mengikat substrat tertentu. Setelah itu
barulah substrat tersebut aktif dan barulah terbentuk perubahan kimiawi. Enzim
memiliki peran yang besar dalam menentukan reaksi mana yang akan dipacu
sehingga nantinya semua proses yang ada bisa berjalan dengan baik dan tidak
menghasilkan racun atau efek buruk bagi tubuh.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum biokimia acara enzim yaitu:
1. Untuk mengetahui aktivitas 𝛽-Amilase dalam bahan nabati
2. Untuk mengetahui aktivitas enzim diastase pada pH yang berbeda, dan
untuk mengetahui suhu optimum bagi aktivitas enzim diastase.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum biokimia acara enzim yaitu :
1. Dapat mengetahui aktivitas 𝛽-Amilase dalam bahan nabati
2. Dapat mengetahui aktivitas enzim diastase pada pH yang berbeda, dan
untuk mengetahui suhu optimum bagi aktivitas enzim diastase.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Enzim
Enzim sebuah biomolekul yang berupa protein dan berbentuk bulat.
Enzim terdiri dari satu atau lebih rantai polipeptida. Enzim ini akan mengubah
senyawa dan mempercepat proses reaksi dengan mengubah molekul awal yang
dikenali dan diikat secara spesifik oleh enzim (substrat) menjadi molekul lain
(produk). Kemampuan enzim untuk mengaktifkan senyawa lain dengan cara
spesifik disebut dengan biokatalisator. Ikatan enzim dengan substrat adalah
sebuah ikatan yang spesifik, jadi hanya enzim-enzim tertentu yang dapat
mengikat substrat tertentu. Setelah itu barulah substrat tersebut aktif dan
barulah terbentuk perubahan kimiawi. Fungsi Enzim adalah sebagai katalisator
yang mempercepat terjadinya laju sebuah reaksi. Didalam tubuh manusia,
enzim berfungsi untuk memperlancar proses pencernaan. Enzim disebut juga
dengan Holoenzim, yang terbagi menjadi dua, yaitu apoenzim dan kofaktor.
Apoenzim merupakan penyusun utama enzim, yaitu bagian enzim aktif yang
terdiri atas protein yang bersifat tidak stabil dan mudah berubah. Sehingga
dibutuhkan kofaktor untuk menjaga fungsi enzim tetap normal. Kofaktor
merupakan sebuah komponen berupa molekul yang bersifat nonprotein.
Kofaktor bisa mempunyai ikatan yang kuat maupun lemah terhadap protein
enzim. Jika kofaktor mempunyai ikatan yang kuat dengan protein enzim, maka
disebut dengan prostetik. Jika kofaktor terdiri atas molekul organik nonprotein
yang terikat secara tidak kuat/renggang terhadap protein enzim, maka disebut
dengan koenzim. Kofaktor terbagi menjadi dua lagi, yaitu molekul organik dan
non-organik. Molekul organik (koenzim) contohnya adalah terdapat pada
Vitamin. Sedangkan molekul non-organik (ion logam) contohnya adalah Fe+2,
Mn+2. Akan tetapi, penting untuk diketahui, bahwa tidak semua enzim
memiliki struktur yang lengkap (memiliki apoenzim dan kofaktornya).
Contohnya saja seperti enzim ribonuklease pankreas yang hanya terdiri atas
polipeptida saja, dan tidak mengandung gugus kimiawi lain (Hisham, 2010).
2.2 Enzim β- amilase

Beta-amilase merupakan enzim golongan hidrolase kelas 14 yang


digunakan dalam proses sakarifikasi pati (sejenis karbohidrat). Sakarifikasi
banyak berperan dalam permecahan makromolekul karbohidrat. Pemecahan
makromolekul karbohidrat ini akan menghasilkan molekul karbohidrat rantai
pendek (sederhana). Beta-amilase akan memotong ikatan glikosidik pada
gugus amilosa, amilopektin, dan glikogen. Amilosa merupakan struktur rantai
lurus dari pati, sedangkan amilopektin merupakan struktur percabangan dari
pati. Hasil pemotongan oleh enzim ini akan didominasi oleh molekul maltosa
dan beta-limit dekstrin. Dalam industri pangan, pembentukan senyawa beta-
limit dektrin seringkali dihindari karena membentuk viskositas atau kekentalan
yang terlalu pekat. enzim beta-amilase banyak ditemukan pada tanaman
tingkat tinggi, seperti gandum, ubi, dan kacang kedelai. Di samping itu, beta-
amilase juga dapat ditemui pada beberapa mikroorganisme, antara lain
Pseudomonas, Bacillus, Streptococcus, dan Clostridium thermo sulfurigenes.
Enzim yang berasal dari C. thermosulfurigenes umumnya lebih disukai karena
memiliki toleransi suhu dan pH yang lebih tinggi (Ali, 2018).
2.3 Enzim Diastase
Enzim diastase adalah suatu enzim yang berfungsi mengubah zat tepung
menjadi dekstrin dan maltosa. Enzim ini akan rusak jika berada dalam suhu
60-80 derajat Celcius. Cara kerja dari enzim diastase adalah mengubah
karbohidrat kompleks atau polisakarida menjadi karbohidrat dengan rantai
karbon yang sederhana atau monosakarida. Enzim ini berperan dalam proses
fermentasi madu serta menghidrolisis pati (karbohirat), protein, dan glikosida.
Glikosida merupakan turunan dari monosakarida, contohnya glukosa dan
fruktosa. Aktivitas enzim diastase dari rentang penelitian pH efektif diastase
4-9 dengan optimum pada 6-7) dan diamati bahwa suhu tampaknya tidak
mempengaruhi nilai pH optimum Diastase adalah nama umum untuk enzim α-
amilase. Fungsi enzim ini adalah pencernaan pati. Penggunaan jumlah diastase
pada madu digunakan sebagai ukuran kualitas madu, tetapi dalam kondisi yang
tidak adanya overheating. Hal ini logis, karena sebagai enzim, diastase akan
melemah atau dihancurkan oleh kondisi panas (Putri Siska, 2009).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Tanggal dan Tempat Praktikum
Praktikum ini dilakukan pada hari Senin, 11 Mei 2018 di Laboratorium
Teknologi Pertanian, Institut Pertanian STIPER Jogjakarta.
3.2 Alat dan Bahan.
Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu tabung
reaksi, rak tabung reaksi, pipet tetes, pipet ukur, thermometer, cawan porselin,
penagas air, kompor, dan stopwatch.
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu, ekstrak
kecambah besar, ekstrak kecambah kecil, larutan amilum 1 %, larutan buffer
pH 2, larutan buffer pH 4, larutan buffer pH 6, larutan iodin 0,01 N, larutan
benedict, aquades, larutan enzim, larutan dekstrin, larutan glukosa, dan
larutan diastase.
3.3 Cara Kerja
3.3.1 Teoritis
1. Aktivitas Enzim (β- Amilase)
1. Menyiapkan alat dan bahan dalam keadaan kering dan barsih.
2. Mengambil masing-masing 2 mL larutan amilum 1 % dan
memasukan kedalam 4 tabung reaksi.
3. Menambahkan masing-masing dengan 2 tetes larutan buffer
pH 6.
4. Mengambil 2 mL ekstrak kecambah besar dan memasukkan
dalam tabung reaksi 1 dan 2.
5. Mengambil 2 mL ekstrak kecambah kecil dan memasukkan
kealam tabung reaksi 3 dan 4.
6. Mengikubasi tabung reaksi dalam penangas air pada suhu 40
o
C.
7. Pada menit ke 5 suhu 40 0C mengambil masing-masing 1
tabung reaksi yang berisi ekstrak kecambah besar dan ekstrak
kecambah kecil.
8. Pada menit ke 15 suhu 40 oC mengambil masing-masing 1
tabung reaksi yang berisi ekstrak kecambah besar dan ekstrak
kecambah kecil.
9. Mengambil beberapa tetes masing-masing larutan tersebut dan
meletakkan dalam cawan porselin.
10. Menambahkan 1 tetes larutan iodin 0,01 N.
11. Menambahkan 2 tetes larutan benedict.
12. Mengamati peribahan yang terjadi.
2. Pengaruh pH terhadap aktivitas enzim
1. Menyiapkan alat dan bahan dalam keadaan kering dan bersih.
2. Mengisi tabung reaksi seperti dibawah ini
No tabung Larutan buffer substrat
1 6 mL larutan buffer 3 mL larutan
pH 2 amilum 1 %
2 6 mL larutan buffer 3 mL larutan
pH 4 amilum 1 %
3 6 mL larutan buffer 3 mL larutan
pH 6 amilum 1 %
3. Menambahkan ke dalam masing-masing tabung reaksi 1 mL
larutan enzim.
4. Mengikubasi dalam penangas air pada suhu 40 oC selama 3
menit.
5. Mengambil masing-masing larutan sebanyak 3 tetes dan
menempatkan dalam cawan porselin.
6. Menambahkan 1 tetes larutan iodin 0,01 N.
7. Mencatat perubahan yang terjadi.
8. Memandingkan perubahan warna tersebut dengan meneteskan
larutan tersebut dibawah ini pada cawan porselin.
3 tetes larutan amilum 1 tetes iodin
3 tetes larutan dekstrin 1 tetes iodin
3 tetes larutan glukosa 1 tetes iodin
9. Menguji larutan yang tersisa pada tabung reaksi dengan
larutan benedict.
10. Mengamati perubahan yang terjadi.
3. Pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim
1. Menyiapkan alat dan bahan dalam keadaan kering dan bersih.
2. Mengisi masing-masing tabung reaksi dengan 2 mL larutan
amilum.
3. Menambahkan 2 mL laarutan diastase pada tabung reaksi 1
dan 2 kemudian membiarkan pada suhu kamar dan mengamati
perubahan setiap 3 menit sekali sebanyak 4 kali.
4. Menambahkan 2 mL larutan diastase pada tabung reaksi 3 dan
4 kemudian diingkubasi pada suhu 40 oC dangan mengamati
perubahan setiap 3 menit sekali sebanyak 4 kali.
5. Menambahkan 2 mL larutan diastase pada tabung reaksi 5 dan
6 kemudian diingkubasi pada suhu 100 oC dangan mengamati
perubahan setiap 3 menit sekali sebanyak 4 kali.
6. Mengambil beberapa tetes masing-masing larutan tersebut
menempatkan pada cawaan porselin.
7. Menambahkan 2 tetes larutan iodin 0,01 N.
8. Mengamati perubahan warna yang terjadi.
9. Menguji hasil akhir tabung reaksi 1 sampai 6 dengan larutan
benedict.
3.3.2 Diagram alir
1. Aktivitas enzim

Menyiapkan alat dan bahan dalam keadaan kering dan barsih.

Mengambil masing-masing 2 mL larutan amilum 1 % dan


memasukan kedalam 4 tabung reaksi.

Menambahkan masing-masing dengan 2 tetes larutan buffer pH 6.

Mengambil 2 mL ekstrak kecambah besar dan memasukkan dalam


tabung reaksi 1 dan 2.

Mengambil 2 mL ekstrak kecambah kecil dan memasukkan


kealam tabung reaksi 3 dan 4.

Mengikubasi tabung reaksi dalam penangas air pada suhu 40 oC.

Pada menit ke 5 suhu 40 0C mengambil masing-masing 1 tabung


reaksi yang berisi ekstrak kecambah besar dan ekstrak kecambah
kecil.

Pada menit ke 15 suhu 40 oC mengambil masing-masing 1 tabung


reaksi yang berisi ekstrak kecambah besar dan ekstrak kecambah
kecil.

Mengambil beberapa tetes masing-masing larutan tersebut dan


meletakkan dalam cawan porselin.
Menambahkan 1 tetes larutan iodin 0,01 N

Menambahkan 2 tetes larutan benedict

Mengamati peribahan yang terjadi

Diagram alir 1. Aktivitas enzim

2. Pengaruh pH terhadap aktivitas enzim


Menyiapkan alat dan bahan dalam keadaan kering dan bersih.

Mengisi tabung reaksi 1 dengan 6 mL larutan buffer pH 2 dan 3


mL larutan amilum 1 %

Mengisi tabung reaksi 2 dengan 6 mL larutan buffer pH 4 dabn 3


mL larutan amilum 1 %

Mengisi tabung reaksi 3 dengan 6 mL larutan buffer pH 6 dan 3


mL larutan amilum 1 %

Menambahkan ke dalam masing-masing tabung reaksi 1 mL


larutan enzim.

Mengikubasi dalam penangas air pada suhu 40 oC selama 3 menit

Mengambil masing-masing larutan sebanyak 3 tetes dan


menempatkan dalam cawan porselin
Menambahkan 1 tetes larutan iodine 0,01 N

Mencatat perubahan yang terjadi

Memandingkan perubahan warna tersebut dengan meneteskan


larutan dengan 3 tetes larutan amilum dan 1 tetes larutan iodin

Memandingkan perubahan warna tersebut dengan meneteskan


larutan dengan 3 tetes larutan dekstrin dan 1 tetes larutan iodin

Memandingkan perubahan warna tersebut dengan meneteskan


larutan dengan 3 tetes larutan glukosa dan 1 tetes larutan iodin

Menguji larutan yang tersisa pada tabung reaksi dengan larutan


benedict

Mengamati perubahan yang terjadi

Diagram alir 2. Pengaruh pH terhadap aktivitas enzim


3. Pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim
Menyiapkan alat dan bahan dalam keadaan kering dan bersih

Mengisi masing-masing tabung reaksi dengan 2 mL larutan


amilum

Menambahkan 2 mL laarutan diastase pada tabung reaksi 1 dan 2


kemudian membiarkan pada suhu kamar dan mengamati
perubahan setiap 3 menit sekali sebanyak 4 kali.
Menambahkan 2 mL larutan diastase pada tabung reaksi 3 dan 4
kemudian diingkubasi pada suhu 40 oC dangan mengamati
perubahan setiap 3 menit sekali sebanyak 4 kali.

Menambahkan 2 mL larutan diastase pada tabung reaksi 5 dan 6


kemudian diingkubasi pada suhu 100 oC dangan mengamati
perubahan setiap 3 menit sekali sebanyak 4 kali.

Mengambil beberapa tetes masing-masing larutan tersebut


menempatkan pada cawaan porselin

Menambahkan 2 tetes larutan iodin 0,01 N

Mengamati perubahan warna yang terjadi

Menguji hasil akhir tabung reaksi 1 sampai 6 dengan larutan


benedict

Diagram alir 3. Pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim


BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan yang didapat dari praktikum Enzim yang
telah dilaksanakan adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Hasil Pengamatan Uji Aktivitas Enzim
No Bahan Warna awal Uji iodine Uji Benedict
5 15 5 15 5 15
1 Ekstrak Keruh keruh Kuning Kuning Hijau Biru
kecambah keruh pekat muda
besar
2 Ekstrak Keruh Keruh Kuning Kuning Hijau Hijau
kecambah keruh pekat muda biru
kecil
Tabel 2. Hasil Pengamatan Uji Pengaruh pH Terhadap Aktivitas Enzim
Bahan Perubahan warna
Awal Akhir
+ substrat + iodin + Benedict + substrat + iodin + Benedict
pH 2 Putih Bening Coklat Coklat Coklat Ungu
bening
pH 4 Putih Putih Kuning Kuning Kuning Biru
bening
pH 6 Putih Putih Putih Putih Putih Biru
Tabel 3. Hasil Pengamatan Uji pengaruh terhadap aktivitas enzim diastase
Perlakuan Perubahan warna setelah diberi iodin Endapan
Awal Akhir
Suhu kamar Tetap Tetap −
40 oC Bening Kuning keruh +
100 oC Bening Hitam ++
Keterangan:
− = Tidak ada endapan
+ = Sedikit endapan
++ = Banyak endapan
4.2 Pembahasan
Percobaan praktikum kali ini mengenai aktivitas enzim yang bertujuan
untuk mengetahui aktivitas β Amilase dalam bahan nabati, untuk mengetahui
aktivitas enzim diastase pada pH yang berbeda dan untuk mengetahui suhu
optimum bagi aktivitas enzim diastase.
Percobaan yang dilakukan pada praktikum acara enzim ini ada 3 percobaan
yaitu, yang pertama melakukan percobaan aktivitas β-amilase yang mempunyai
tujuan untuk mengetahui dalam bahan nabati. Percobaan kedua yaitu uji
pengaruh pH terhadap aktivitas enzim diastase yang mempunyai tujuan untuk
mengetahui aktivitas enzim diastase pada pH yang berbeda. Kemudian
percobaan ketiga yaitu uji pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim diastase yang
mempunyai tujuan untuk mengetahui suhu optimum bagi aktivitas enzim
diastase.
Setelah melakukan percobaan, didapatkan hasil data pengamatan yaitu pada
tabel pertama, masing-masing dilakukan pemanasan selama 5 menit dan 15
menit. Pada bahan kecambah warna awal untuk waktu 5 menit berwarna putih
keruh, untuk waktu 10 menit berwarna putih keruh. Kemudian pada bahan
kacang hijau, warna awal pada waktu 5 menit berwarna kuning keruh, untuk
waktu 10 menit berwarna putih keruh. Untuk bahan kecambah, pada uji iodine,
warna akhir untuk waktu 5 menit berwarna coklat, untuk waktu 10 menit
berwarna coklat. Untuk bahan kacang hijau, pada uji iodine, warna akhir untuk
waktu 5 menit berwarna hitam, untuk waktu 10 menit berwarna coklat. Pada uji
benedict pada bahan kecambah, warna akhir untuk waktu 5 menit berwarna
putih kecoklatan, untuk waktu 15 menit berwarna ungu. Pada uji benedict bahan
kacang hijau, warna akhir untuk waktu 5 menit berwarna putih kehitaman,
untuk waktu 10 menit berwarna hitam.
Sedangkan pada uji yang kedua, bahan yang digunakan adalah aquadest pH7
dan buffer pH4. Waktu yang digunakan adalah 0 menit, 3 menit, 6 menit, dan 9
menit. Untuk bahan aquadest pH7, terjadi perubahan warna iodine pada menit 0
berwarna bening, pada 3 menit berwarna kuning keruh, saat 6 menit berwarna
coklat, dan saat 9 menit berwarna coklat tua. Pada perubahan warna benedict
menit 0 berwarna bening, menit ke 3 berwarna biru bening, menit ke 6 biru
bening, dan pada menit ke 9 berwarna biru bening. Untuk bahan Buffer pH4,
perubahan warna iodine menit ke 0 berwarna bening, menit ke 3 berwarna
coklat, menit ke 6 berwarna coklat, dan menit 9 berwarna coklat keruh.
Perubahan warna benedict menit pertama yang ke 0 berwarna bening, menit
kedua 3 menit berwarna coklat, menit ke 6 berwarna coklat keruh, dan menit
terakhir 9 menit berwarna hitam.
Tabel ketiga pemanasan dilakukan pada suhu 30°C, 60°C, 80°C dengan
waktu 3 menit, 6 menit, 9 menit. Untuk suhu 40°C, warna awal berwarna putih
keruh, perubahan warna iodine, 3 menit berwarna coklat bening, 6 menit
berwarna coklat bening, 9 menit berwarna coklat bening. Perubahan warna
benedict, 3 menit berwarna putih kebiruan, 6 menit berwarna putih kebiruan, 9
menit berwarna putih kebiruan. Untuk suhu 60°C, warna awal berwarna coklat,
perubahan warna iodine, 3 menit berwarna coklat, 6 menit berwarna coklat, 9
menit berwarna coklat. Perubahan warna benedict, 3 menit berwarna ungu, 6
menit berwarna ungu, 9 menit berwarna ungu. Untuk suhu 80°C, warna awal
berwarna putih bening, perubahan warna iodine, 3 menit berwarna coklat, 6
menit berwarna coklat, 9 menit berwarna coklat. Perubahan warna benedict, 3
menit berwarna ungu pekat, 6 menit berwarna ungu pekat, 9 menit berwarna
ungu pekat.
Dari hasil percobaan dapat dikatakan sesuai dengan teori dimana suhu
optimum enzim yaitu pada suhu 40oC. Enzim sering memperlihatkan kerapuhan
akibat suhu jika dipanaskan hingga suhu diatas 60°C kebanyakan tidak semua
enzim terdenaturasi. Denaturasi akibat suhu tinggi biasanya irreversible karena
gaya-gaya ikatan lemah, rusak akibat meningkatnya getaran termal komponen
atom-atomnya, suatu fenomena yang merusak komponen tiga-
dimensi. Penurunan aktivitas enzim terlihat secara tajam dalam kisaran yang
sangat kecil setelah melewati titik muai denaturasi.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapaun kesimpulan yang di dapatkan dari praktikum biokimia acara
enzim sebagai berikut :
1. Enzim yang berarti dalam (“een”) khamir (“zyme”) disebut juga sebagai
ferment, adalah protein yang disintesis oleh sel hidup untuk
mengkatalisis reaksi yang berlangsung di dalam atau di luar sel.
2. Enzim mempunyai dua fungsi pokok yaitu, mempercepat atau
memperlambat reaksi kimia dan mengatur sejumlah reaksi yang
berbeda-beda dalam waktu yang sama.
3. Pada bahan kecambah warna awal untuk waktu 5 menit berwarna putih
keruh, untuk waktu 10 menit berwarna putih keruh. Kemudian pada
bahan kacang hijau, warna awal pada waktu 5 menit berwarna kuning
keruh, untuk waktu 10 menit berwarna putih keruh. Untuk bahan
kecambah, pada uji iodine, warna akhir untuk waktu 5 menit berwarna
coklat, untuk waktu 10 menit berwarna coklat.
4. Bahan kecambah, pada uji iodine, warna akhir untuk waktu 5 menit
berwarna coklat, untuk waktu 10 menit berwarna coklat. Untuk bahan
kacang hijau, pada uji iodine, warna akhir untuk waktu 5 menit
berwarna hitam, untuk waktu 10 menit berwarna coklat.
5. Pada uji benedict pada bahan kecambah, warna akhir untuk waktu 5
menit berwarna putih kecoklatan, untuk waktu 15 menit berwarna ungu.
Pada uji benedict bahan kacang hijau, warna akhir untuk waktu 5 menit
berwarna putih kehitaman, untuk waktu 10 menit berwarna hitam.
5.2 Saran
Dalam Praktikum acara enzim banyak kekurangan praktikan dalam
melakukan praktikum ini. Untuk praktikan saran dari saya untuk lebih fokus
lagi saat praktikum karena enzim ini sangat sensitif sekali. Hati-hati saat
melakukan penuangan enzimnya agar tidak tumpah.
DAFTAR PUSTAKA

Ali, 2018. “Beta Amilase”. https://id.wikipedia.org/wiki/Beta-amilase. Diakses


pada hari Selasa 15 Mei 2018 pukul 08.20 WIB.
Hisham, 2010. “Pengertian dan Fungsi Enzim”. http://www.softilmu.com
/2015/12/Pengertian-Fungsi-Struktur-Sifat-Macam-Macam-Jenis-ENZIM-
Adalah.html. Diakses pada hari Selasa 15 Mei 2018 pukul 08.15 WIB.
Putri Siska, 2009. Enzim Dalam Pembentukan Tubuh. Bogor: IPB

Yogyakarta, 16 Mei 2018


Mengetahui,
Co.Ass Praktikan

(Henra Metro Sidabutar) (Sandy Iskandar Juanda)

Anda mungkin juga menyukai