Anda di halaman 1dari 5

ULTIMATE PIT SLOPE, SISTEM PENIRISAN TAMBANG

TERBUKA, DAN GEOMETRI LERENG

A. Ultimate Pit Slope


Ultimate pit slope merupakan batas akhir atau batas paling luar dari suatu
area tambang terbuka, pada kemiringan ini jenjang masih diperhitungkan secara
stabil dan terjamin keamanannya, kemiringan umum pada batas akhir suatu
oprasi penambangan dimana tidak menyebabkan kelongsoran dan jenjangnya
massih dalam keadaan stabil. Untuk dapat menentukan batas ultimate pit slope
ada beberapa faktor yang mesti diperhitungkan yaitu :
➢ Batas stripping ratio yang diperbolehkan,
➢ Sifat fisik dan mekanik pada batuan,
➢ Keterdapatan struktur geologi, dan
➢ Jumlah air di dalam masa batuan.
Untuk dapat menentukan kemiringan lereng dari suatu tambang harus
ditinjau dari dua segi yaitu :
➢ Segi perhitungan ekonomis masih menguntungkan,
➢ Segi teknis keamanan dalam oprasi penambangan.
Dengana demikian dalam penentuan perhitungan batas ultimate pit slope
dilakukan berdasarkan faktor-faktor tertentu seperti nilai ekonomisnya dan
keamanan dari proses penambangan.

B. Sistem Penirisan Tambang


Secara garis besar sistem penirisan tambang dapat dibagi menjadi dua
macam yaitu sistem penirisan yang dilakukan secara langsung atau konvensional
dan sistem penirisan secara tidak langsung atau inkonvensional.
1. Sistem Penirisan Langsung
Mekanisme kerjanya dengan cara mengeluarkan atau memompa air yang
sudah masuk atau berada di dalam tambang, sistem penirisan langsung dapat
dilakukan dengan tunnel atau adit yang cara penirisannya hanya bisa diterapkan
pada daerah penambangan yang terletak di pegunungan atau bukit, air yang
berada di dalam tambang dikeluarkan dengan cara dipompa melalui terowongan
(tunnel atau adit). Selain tunnel sistem penirisan langsung juga dapat dilakukan
dengan metode open sump yang banyak digunakan pada tambang terbuka
dimana air yang berada di dalam tambang dikumpulkan dalam suatu sumur yang
biasanya dibuat berada pada dasar tambang, dari sumuran tersebut kemudian
air dipompa keluar.
2. Sistem Penirisan Tidak Langsung
Sistem penirisan tidak langsung dilakukan dengan cara mencegah
masuknya air ke dalam saluran penambangan dengan cara membuat beberapa
lubang bor dibagian luar daerah penambangan ataupun pada bagian jenjang,
kemudian air pada lubang bor tersebut dipompa keluar tambang. Ada beberapa
maacam cara penirisan tidak langsung, yaitu :
➢ Siemens Methods
➢ Small Pipe Vacuum Pump
➢ Deep Well Pump Methods
➢ Electro Osmosis Methods

C. Geometri Lereng
Kestabilan dari suatu lereng pada kegiatan penambangan sangat
dipengaruhi oleh kondisi geologi dari daerah setempat, bentuk keseluruhan
lereng, kondisi dari air tanah, dan faktor luar seperti getaran akibat peledakan
ataupun alat mekanis yang beroprasi, dapat pula dari teknik penggalian saat
pembuatan lereng.
Kesetabilan dari lereng penambangan sangat dipengaruhi oleh faktor
geometri lereng, struktur batuan, sifat fisik dan mekanik dari batuan penyusun,
serta terdapatnya gaya luar yang bekerja atau mempengaruhi lereng tersebut.
Cara umum untuk dapat menentukan kesetabilan suatu lereng penambangan
yaitu dengan menentukan nilai faktor keamanannya. Faktor ini merupakan
perbandingan antara gaya penahan yang membuat lereng tetap dalam keadaan
stabil dengan gaya penggerak yang dapat menyebabkan terjadinya longsor.
Data yang diperlukan dalam melakukan perhitungan nilai faktor
keamanan adalah sebagai berikut :
1. Data Lereng (Geometri Lereng)
Sangat diperlukan untuk dapat membuat penampang dari lereng tersebut,
adapun datanya meliputi sudut kemiringan lereng, tinggi lereng, dan lebar jalan
angkut atau berm pada lereng.
2. Data Mekanika Tanah
Data mekanika tanah meliputi sifat-sifat mekanik pada tanah yang
terdapat pada area tersebut seperti nilai sudut geser dalam, bobot isi tanah
ataupun batuan, kohesi, dan kadar air tanah.
3. Faktor Luar
Faktor luar yang harus diperhitungkan terhadap analisis nilai keamanan
suatu lereng seperti getaran akibat proses peledakan dan beban alat mekanis
yang beroprasi di area penambangan.
KESIMPULAN

Ultimate pit slope merupakan batas akhir atau batas paling luar dari suatu
area tambang terbuka, pada kemiringan ini jenjang masih diperhitungkan secara
stabil dan terjamin keamanannya, kemiringan umum pada batas akhir suatu
oprasi penambangan dimana tidak menyebabkan kelongsoran dan jenjangnya
massih dalam keadaan stabil.
Secara garis besar sistem penirisan tambang dapat dibagi menjadi dua
macam yaitu sistem penirisan yang dilakukan secara langsung atau konvensional
dan sistem penirisan secara tidak langsung atau inkonvensional.
Kestabilan dari suatu lereng pada kegiatan penambangan sangat
dipengaruhi oleh kondisi geologi dari daerah setempat, bentuk keseluruhan
lereng, kondisi dari air tanah, dan faktor luar seperti getaran akibat peledakan
ataupun alat mekanis yang beroprasi, dapat pula dari teknik penggalian saat
pembuatan lereng. Kesetabilan dari lereng penambangan sangat dipengaruhi
oleh faktor geometri lereng, struktur batuan, sifat fisik dan mekanik dari batuan
penyusun, serta terdapatnya gaya luar yang bekerja atau mempengaruhi lereng
tersebut. Cara umum untuk dapat menentukan kesetabilan suatu lereng
penambangan yaitu dengan menentukan nilai faktor keamanannya.
DAFTAR PUSTAKA

1. Bonaventura A Mangubali, Agustus 2013. “Kestabilan Lereng Tambang”.


Lerengtambang.blogspot.co.id. Diakses Tanggal 05 Maret 2018, Pukul
22.15 WIB. (Referensi Internet).

2. Briandika Yusni Pradana, Februari 2015. “Tambang Terbuka”.


Briandikayusni.wordpress.com. Diakses Tanggal 05 Maret 2018, Pukul
22.46 WIB. (Referensi Internet)

3. Made Astawa Rai, Suseno Kramadibrata, Ridho Kresna Wattimena, 2014.


“Mekanika Batuan”. Bandung. ITB. Dikutip Tanggal 05 Maret 2018,
Pukul 23.13 WIB. (Referensi Buku).

Anda mungkin juga menyukai