2.1 Tujuan
1. Mengukur distribusi tegangan pada titik pegukuran 0m, 25m, 75m, 100m dengan
frekuensi berbeda serta mengevaluasi hasl hasil pengukuran.
2. Memahami pengaruh impedansi instrumen pada hasil yang di dapatkan.
3. Membuat pengukuran bebas pentanahan dan mengenal distribusi tengan pada transfer
𝜆/4 dan λ/2.
Suatu kabel koaksial 100 meter terbagi masing – masing pada panjang 25 meter dan
dilengkapi dengan soket, sehingga dapat dipasang dalam hubungan seri.
1𝑝𝐹
C’ = 97 pF/m, i.e 𝑐𝑚
Dapat dipahami bahwa soket – soket dalam pengukuran saluran mempengaruhi
kapasitansi saluran tersebut. Pemantulan terjadi pada soket dan dapat dilihat pada saluran di
MP6 pada saluran. Ole karena itu, hanya 5 titik pengukuran dilakukan sepanjang saluran
yang memberikan cukup informasi pada ditribusi tegangan sepanjang saluran.
Seperti yang terlihat pada percobaan resistansi saluran, konduktor luar mempunyai
resistansi 3-5 Ω dan induktansi tidak dapat diabaikan. Dari sini terdapat perbedaan tegangan
yang dihasilkan antara ujung akhir konduktor luar dan konduktor di awal saluran, yang mana
makin tinggi dengan kenaikan frekuensi.
Perbedaan tegangan ini ditampilkan dalam Oscilloscope, tetapi tidak dapat dikurangkan
begitu saja, karena fasa dari kedua tegangan tidak sama lagi pada frekuensi yang lebih
tinggi.
Bila frekuensi dinaikkan, tegangan pada titik pengukuran 2 sampai 5 juga naik. Jika
kenaikan ini mengikuti fungsi sinus pada frekuensi tertentu, kemudian distribusi λ/4 tercapai
yakni 1/4 panjang gelombang terbentuk sepanjang saluran kabel dengan minimum pada
awal saluran, maksimum pada ujung akhir saluran kabel.
Kondisi ini didapatkan ketika tegangan masukan saluran dipertahankan tetap dan
tegangan pada ujung akhir saluran diatur ke maksimum dengan mengatur nilai frekuensi
saja. Pembebanan hasil dari impedansi meter harus diingat. Hasil yang lebih baik akan
didapatkan dengan instrument bebas pentanahan (earth-free) yang dihubungkan ke titik
pengukuran dan titik konduktor luar (screen) yang menyertainya.
Perlu diingat bahwa instrument seperti itu harus tidak dihubungkan dengan sumber
tegangan utama dan kapasitansinya harus sekecil mungkin dibang=dingkan dengan
kapasitansi saluran, kalua tidak terpenuhi kapasitansi parallel tambahan dikopelkan pada
tegangan jatuh saluran.
5.4 Dari data yang saudara peroleh, bangaimana tanggapan tegangan pada saluran ujung
terbuka?
Kapan tegangan maksimum terjadi?
Pada frekuensi berapa transfer 1:1 (tegangan pada s-end = tegangan pada r-end)
diharapkan terjadi?
1 10 2V 2V 2,04 V 2,08 V
Frekuensi
MP5 MP5 (dB) Keterangan
(kHz)
10 -10 dB
50 -10 dB
100 -9 dB
200 -7 dB
300 -5 dB
400 -6 dB
500 -20 dB
600 -20 dB
700 -13 dB
800 -11 dB
900 -11,5 dB
1MHz -12 dB
1,1MHz -11 dB
1,2MHz -10 dB
1,3MHz -8 dB
1,37MHz -10 dB
2.7 Soal
Tegangan pada ujung terbuka, naik sampai frekuensi ... 354 ... kHz
Kondisi ini menunjukkan kondisi ... maksimum
Tegangan maksimum terjadi pada ... 400KHz
Tegangan minimum terjadi pada ... 900KHz
Transfer 1:1 (λ/2) diharapkan terjadi pada dua / setengah*frekuensi ......... kHz
Transfer 1:1 berarti .........
2.8 AnalisaPembahasan
Tegangan pada titik pengukuran ujung akhir saluran pada saat frekuensi 200 kHz
hingga 400 kHz akan mengalami kenaikan apabila frekuensi dinaikkan.
Pada saat frekuensi berada pada 500 kHz hingga 900 kHz tegangan pada ujung akhir
saluran mengalami penurunan.
Pada saat pengukuran menggunakan frekuensi 1 MHz hingga 1,3 MHz tegangan
pada ujung akhir saluran akan kembali mengalami kenaikan. Jika kenaikan ini
mengikuti fungsi sinus pada frekuensi tertentu, di distribusi ¼ panjang gelombang
(λ) terbentuk sepanjang saluran kabel dengan minimum pada awal saluran dan
meksimum pada ujung akhir saluran kabel.
2.9 Kesimpulan
Ketika tegangan masukan pada ujung awal saluran dipertahankan tetap dan tegangan
pada ujung akhir saluran diatur ke maksimum dengan mengatur nilai frekuensinya maka
akan diperoleh kenaikan pada tegangan.