YIS sebagai salah satu LSM yang bergerak dalam bidang kesehatan pada awal berdirinya dan
tetap berkecimpung dalam bidang kesehatan hingga saat ini berupaya mengembangkan
berbagai program dan gagasan untuk sedikit berperan dalam mengupayakan kesehatan
masyarakat yang tidak memiliki akses di bidang kesehatan. Upaya-upaya ini dilakukan untuk
melengkapi dan memperkuat program pemerintah dengan menekankan pada kemandirian dan
keberlanjutan kesehatan di tingkat masyarakat. Berbagai program yang telah dilakukan
berupa penguatan lembaga lokal yang bergerak di sektor kesehatan (posyandu) dan kader
kesehatan, pengembangan makanan bergizi dari bahan-bahan lokal, pengembangan dana
sehat, pengembangan dan pengadaan sarana sanitasi keluarga yang dikelola secara dana
pinjaman berputar dalam kelompok, peningkatan kualitas kesehatan ibu dan anak,
peningkatan kapasitas masyarakat dalam bidang kesehatan sebagai upaya peningkatan
kesadaran dan promosi kesehatan, dan pengembangan media komunikasi kesehatan.
Program ini telah dilakukan di berbagai daerah bekerjasama dengan Dinas Kesehatan
maupun LSM lokal, seperti DKI, Banjarnegara, Surakarta, Boyolali, Karanganyar, Sragen,
Jember, Semarang, Polman, Jayapura, Makassar dan Kupang. Berbagai jenis program
kesehatan telah dilaksanakan di berbagai daerah dan di berbagai level (desa/kalurahan sampai
provinsi). Ada beberapa program yang telah diterapkan di tingkat nasional, yaitu :
pemakaian KMS untuk Balita, Program Oralit, Posyandu dan Mawas Diri.
Sejak berdirinya di tahun 1974 sampai pada tahun sekitar 1985, YIS telah menjadikan
program kesehatan menjadi program intinya, sehingga YIS lebih dikenal sebagai LSM yang
bergerak dan berkonsentrasi pada program kesehatan. Baru pada 1985 sampai sekarang
program YIS lebih komprehensif. Disamping Program Kesehatan juga dilaksanakan Program
Ekonomi Kerakyatan, Pelatihan, Pengembangan Institusi, dan lain-lain.
Program Dana Sehat yang pada awalnya hanya dilaksanakan di Solo, kemudian menyebar ke
daerah lain, seperti Bandung, Semarang, Banjarnegara, Sulawesi Tengah (Tentena dan
sekitarnya), Sulawesi Utara (Tomohon dan sekitarnya), dan Sambas (Kalimantan Barat).
Dengan pendekatan kelembagaan ini dapat pula dikembangkan berbagai prakarsa dan
peranserta masyarakat secara luas dalam bidang sosial ekonomi lainnya yang memberi
dampak kepada hasil pembangunan pedesaan. Kegiatan-kegiatan yang ditangani, di antaranya
: Pembangunan Rumah Secara Arisan, Perbaikan Sanitasi Lingkungan termasuk Pengerasan
Jalan Kampung, UKS, Perbaikan Gizi, dan Peningkatan Ekonomi Masyarakat.
Keterlibatan YIS dalam program ini adalah meningkatkan kemampuan aparat kesehatan
dalam pengelolaan program kesehatan yang bertumpu pada permasalahan dan potensi
wilayah. Program ini dilaksanakan pada periode 1988-1990 dengan dibiayai oleh USAID dan
Departemen Kesehatan.
Program ini dilaksanakan di 4 kecamatan atas kerjasama YIS dan Pemda Kabupaten Blitar,
khususnya BKKBN dengan dukungan dana dari ASEAN. Ada dua tujuan yang ingin dicapai
yaitu, meningkatkan partisipasi masyarakat dalam program KB, melembagakan program KB,
serta menjadikan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera sebagai norma di masyarakat.
Di samping dua tujuan di atas, program ini juga dimaksudkan untuk mengembangkan model
keterpaduan program KB dengan program-program pembangunan sosial ekonomi. Program
integrasi KB/KK terpadu ini pun telah berhasil meningkatkan mutu partisipasi masyarakat
untuk memantabkan program KB dan meningkatkan kesejahteraan keluarga peserta KB.
Model ini, akhirnya dikembangkan juga ke kabupaten lain, salah satunya adalah Kabupaten
Jember.
Program Bina Sejahtera merupakan program kerjasama antara PKK Tingkat I Jawa Tengah,
YIS, dan Fakultas Kedokteran UNDIP, dengan dukungan dana dari CIDA–Canada. Program
ini bertujuan untuk meningkatkan gizi keluarga terutama ibu dan balita dengan PKK sebagai
wadah dari kegiatan ini.
Program ini dilaksanakan di Kabupaten Boyolali dan Wonogiri. Tujuan dari program ini
untuk meningkatkan status kesehatan lingkungan lewat pengadaan fasilitas lingkungan dan
perubahan perilaku masyarakat. Serta untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam
mengelola kegiatan perbaikan lingkungan dengan sumber daya yang dimiliki dan bantuan
dari sumber daya di luar masyarakat.
Dalam mencapai tujuan, proses pelaksanaannya dipakai perangkat MAWAS DIRI dan
pendekatan Revolving Fund. Dari aspek fisik, lewat program tersebut jumlah jamban
keluarga pun harus ditambah. Demikian juga telah terbangun saluran pembuangan air limbah
(SPAL). Kebiasaan buang hajad di sungai juga menurun drastis. Setiap keluarga yang
membuat rumah diharuskan untuk membuat jamban keluarga.
Pengalaman YIS dalam program ini yaitu ikut terlibat sebagai Pengembang Masyarakat
dalam Proyek MHT III DKI Jakarta dalam rangka penanganan permukiman kumuh dan
miskin di DKI Jakarta dari tahun 1989-1999. Dalam pelaksanaannya, program ini
menggunakan pendekatan sebagai berikut :
Community Based
Integrated Tribina (Sosial, Ekonomi, Fisik)
Community Development (CD) and Community Organization Economic Development
(COED)
Adanya LSM sebagai advokasi warga masyarakat dan pendamping
Tahapan Program : Pengorganisasian, Stabilisasi, dan Alih Kelola
Tujuan proyek ini adalah untuk terentasnya warga pemukiman kumuh di 75 kelurahan pada
tahun 1989 sampai dengan 1999 berdasarkan aspirasi warga masyarakat setempat (community
based) dengan mengerahkan sumber daya masyarakat, swasta, dan pemerintah; sehingga
sejajar dengan warga Jakarta di wilayah lainnya.
Proyek ini dilaksanakan berdasarkan atas pengalaman YIS menjalankan program di Kota
Solo yang pernah dijalin kerjasamanya dengan pihak Pemerintah Daerah setempat di waktu
sebelumnya. Program yang telah dilaksanakan di samping Dana Sehat juga Sanitasi
Lingkungan yang berupa pembangunan sarana jamban keluarga dengan pendekatan arisan.
Pada tahun 1997 kerjasama program dengan entry point kesehatan dengan Pemerintah
Surakarta dilanjutkan dengan kegiatan utama Perbaikan Pemukiman Kumuh di daerah urban.
Semua kegiatan yang dilaksanakan bertumpu pada potensi dan permasalahan yang
ada di masyarakat.
Memanfaatkan wadah dan struktur yang ada di masyarakat, termasuk nilai-nilai
budaya dan sosial yang berlaku.
Peningkatan kemampuan sumber-daya manusia dari berbagai level melalui pelatihan.
Peningkatan kemampuan dan fungsi lembaga di masyarakat, juga sebagai media
kegiatan dan pendampingan.
Penerapan metode-metode partisipatip dalam setiap tahap pelaksanaan.
Sasaran dari program ini adalah masyarakat golongan rawan gizi (ibu hamil, ibu menyusui,
dan anak balita) dan masyarakat yang mempunyai kegiatan kesehatan dengan media
kelompok sebagai wadahnya.
Pada pelaksanaan kegiatan di tingkat masyarakat, intensitas YIS ke depan semakin dikurangi
dengan dicapainya transfer of knowledge misi pengembangan masyarakat yang akan
diperoleh para mitra kerja, baik dari staf pemerintah yang langsung terkait dengan program
maupun unsur-unsur lain di tingkat masyarakat sampai dengan tingkat kabupaten.