Anda di halaman 1dari 6

Program Kesehatan Masyarakat Terpadu

Krisis ekonomi mendalam serta bencana yang beruntun membebani


sumber daya dan pelayanan kesehatan sehingga berdampak pada rendahnya status gizi,
menurunnya pelayanan kesehatan dan rendahnya higienitas masyarakat yang mengakibatkan
rendahnya kualitas kesehatan dan tingginya angka kesakitan dan kematian masyarakat. Hal
ini diperparah dengan banyaknya masyarakat yang berpendidikan dan berpendapatan rendah
(miskin), serta kondisi ekonomi makro yang tidak stabil. Pada kenyataan akhir-akhir ini
muncul berbagai penyakit yang diperkirakan sudah tidak ada lagi sepeti; malaria, TBC, polio
dan banyaknya angka kekurangan gizi yang menjangkiti bayi, balita dan anak-anak. Berbagai
upaya telah dilakukan oleh pemerintah dengan program-program kesehatan bagi masyarakat
miskin seperti askeskin (asuransi kesehatan masyarakat miskin), JPKM miskin dan
pengobatan dasar gratis bagi masyarakat, serta menghidupkan kembali peran Posyandu di
daerah-derah terpencil.

YIS sebagai salah satu LSM yang bergerak dalam bidang kesehatan pada awal berdirinya dan
tetap berkecimpung dalam bidang kesehatan hingga saat ini berupaya mengembangkan
berbagai program dan gagasan untuk sedikit berperan dalam mengupayakan kesehatan
masyarakat yang tidak memiliki akses di bidang kesehatan. Upaya-upaya ini dilakukan untuk
melengkapi dan memperkuat program pemerintah dengan menekankan pada kemandirian dan
keberlanjutan kesehatan di tingkat masyarakat. Berbagai program yang telah dilakukan
berupa penguatan lembaga lokal yang bergerak di sektor kesehatan (posyandu) dan kader
kesehatan, pengembangan makanan bergizi dari bahan-bahan lokal, pengembangan dana
sehat, pengembangan dan pengadaan sarana sanitasi keluarga yang dikelola secara dana
pinjaman berputar dalam kelompok, peningkatan kualitas kesehatan ibu dan anak,
peningkatan kapasitas masyarakat dalam bidang kesehatan sebagai upaya peningkatan
kesadaran dan promosi kesehatan, dan pengembangan media komunikasi kesehatan.

Program ini telah dilakukan di berbagai daerah bekerjasama dengan Dinas Kesehatan
maupun LSM lokal, seperti DKI, Banjarnegara, Surakarta, Boyolali, Karanganyar, Sragen,
Jember, Semarang, Polman, Jayapura, Makassar dan Kupang. Berbagai jenis program
kesehatan telah dilaksanakan di berbagai daerah dan di berbagai level (desa/kalurahan sampai
provinsi). Ada beberapa program yang telah diterapkan di tingkat nasional, yaitu :
pemakaian KMS untuk Balita, Program Oralit, Posyandu dan Mawas Diri.

Sejak berdirinya di tahun 1974 sampai pada tahun sekitar 1985, YIS telah menjadikan
program kesehatan menjadi program intinya, sehingga YIS lebih dikenal sebagai LSM yang
bergerak dan berkonsentrasi pada program kesehatan. Baru pada 1985 sampai sekarang
program YIS lebih komprehensif. Disamping Program Kesehatan juga dilaksanakan Program
Ekonomi Kerakyatan, Pelatihan, Pengembangan Institusi, dan lain-lain.

A. Program Dana Sehat


Program Dana Sehat dilaksanakan dalam rangka peningkatan derajat kesehatan secara
swadaya. Kebiasaan masyarakat bergotong-royong sebagai strategi dasar Program Dana
Sehat, yang kuat membantu yang lemah. Tujuan khusus dari Program Dana Sehat adalah
menurunkan angka sakit pada masyarakat setempat dengan upaya-upaya kuratif dan
preventif.

Program Dana Sehat yang pada awalnya hanya dilaksanakan di Solo, kemudian menyebar ke
daerah lain, seperti Bandung, Semarang, Banjarnegara, Sulawesi Tengah (Tentena dan
sekitarnya), Sulawesi Utara (Tomohon dan sekitarnya), dan Sambas (Kalimantan Barat).

B. Program Kesehatan Mayarakat Terpadu

Program ini dirintis YIS bekerjasama dengan Pemda Tingkat II


Banjarnegara, dirintis awal 1980 dan diselenggarakan dengan pendekatan dari bawah melalui
upaya pengembangan kesadaran dan pengembangan kelembagaan dan jaringan kelembagaan
masyarakat (Sistim KRING). Pendekatan kelembagaan ini memungkinkan upaya pengenalan
dan pendidikan berbagai aspek kesehatan masyarakat dapat dilakukan secara masal dan
berkelanjutan yang mempunyai fungsi komplementer kepada program lain, baik yang
dilakukan oleh Pemerintah maupun Swasta.

Dengan pendekatan kelembagaan ini dapat pula dikembangkan berbagai prakarsa dan
peranserta masyarakat secara luas dalam bidang sosial ekonomi lainnya yang memberi
dampak kepada hasil pembangunan pedesaan. Kegiatan-kegiatan yang ditangani, di antaranya
: Pembangunan Rumah Secara Arisan, Perbaikan Sanitasi Lingkungan termasuk Pengerasan
Jalan Kampung, UKS, Perbaikan Gizi, dan Peningkatan Ekonomi Masyarakat.

C. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan

Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan (Comprehensive Health Improvement Program


Province Specific -CHIPPS-) dilaksanakan dalam rangka meningkatkan pelaksanaan program
pelayanan kesehatan di 3 provinsi yaitu Aceh, Sumatera Barat dan NTT. Tujuan khusus dari
proyek ini adalah meningkatkan tingkat kesehatan dan status gizi masyarakat, menurunkan
tingkat kematian bayi, serta meningkatkan status kesehatan gizi ibu dan anak balita.

Keterlibatan YIS dalam program ini adalah meningkatkan kemampuan aparat kesehatan
dalam pengelolaan program kesehatan yang bertumpu pada permasalahan dan potensi
wilayah. Program ini dilaksanakan pada periode 1988-1990 dengan dibiayai oleh USAID dan
Departemen Kesehatan.

D. Program Integrasi KB–Kesehatan

Program ini dilaksanakan di 4 kecamatan atas kerjasama YIS dan Pemda Kabupaten Blitar,
khususnya BKKBN dengan dukungan dana dari ASEAN. Ada dua tujuan yang ingin dicapai
yaitu, meningkatkan partisipasi masyarakat dalam program KB, melembagakan program KB,
serta menjadikan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera sebagai norma di masyarakat.
Di samping dua tujuan di atas, program ini juga dimaksudkan untuk mengembangkan model
keterpaduan program KB dengan program-program pembangunan sosial ekonomi. Program
integrasi KB/KK terpadu ini pun telah berhasil meningkatkan mutu partisipasi masyarakat
untuk memantabkan program KB dan meningkatkan kesejahteraan keluarga peserta KB.
Model ini, akhirnya dikembangkan juga ke kabupaten lain, salah satunya adalah Kabupaten
Jember.

E. Program Bina Sejahtera

Program Bina Sejahtera merupakan program kerjasama antara PKK Tingkat I Jawa Tengah,
YIS, dan Fakultas Kedokteran UNDIP, dengan dukungan dana dari CIDA–Canada. Program
ini bertujuan untuk meningkatkan gizi keluarga terutama ibu dan balita dengan PKK sebagai
wadah dari kegiatan ini.

PKK sebagai organisasi yang mempunyai jaringan sampai di tingkat


RT dinilai tepat untuk menjadi wadah dari kegiatan tersebut. Untuk mendukung kegiatan
tersebut di tiap-tiap kecamatan direkrut 2 Petugas Lapangan Bina Sejahtera (PLBS) yang
berasal dari kader/pengurus PKK, dan di setiap desa/kelurahan lokasi program direkrut 4
orang tenaga sukarela yang akan menjadi pelaksana dalam Program Bina Sejahtera. Di dalam
pengorganisasiannya, dari di tingkat desa sampai tingkat propinsi dibentuk tim kerja yang
diketuai oleh Ketua PKK di masing-masing level. Tim kerja ini secara teknis dibentuk BPGD
(Badan Perbaikan Gizi Daerah).

F. Program Perbaikan Sanitasi dan Air Bersih

Program ini dilaksanakan di Kabupaten Boyolali dan Wonogiri. Tujuan dari program ini
untuk meningkatkan status kesehatan lingkungan lewat pengadaan fasilitas lingkungan dan
perubahan perilaku masyarakat. Serta untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam
mengelola kegiatan perbaikan lingkungan dengan sumber daya yang dimiliki dan bantuan
dari sumber daya di luar masyarakat.

Dalam mencapai tujuan, proses pelaksanaannya dipakai perangkat MAWAS DIRI dan
pendekatan Revolving Fund. Dari aspek fisik, lewat program tersebut jumlah jamban
keluarga pun harus ditambah. Demikian juga telah terbangun saluran pembuangan air limbah
(SPAL). Kebiasaan buang hajad di sungai juga menurun drastis. Setiap keluarga yang
membuat rumah diharuskan untuk membuat jamban keluarga.

G. Program KIP (Kampung Improvement Project)

Pengalaman YIS dalam program ini yaitu ikut terlibat sebagai Pengembang Masyarakat
dalam Proyek MHT III DKI Jakarta dalam rangka penanganan permukiman kumuh dan
miskin di DKI Jakarta dari tahun 1989-1999. Dalam pelaksanaannya, program ini
menggunakan pendekatan sebagai berikut :

 Community Based
 Integrated Tribina (Sosial, Ekonomi, Fisik)
 Community Development (CD) and Community Organization Economic Development
(COED)
 Adanya LSM sebagai advokasi warga masyarakat dan pendamping
 Tahapan Program : Pengorganisasian, Stabilisasi, dan Alih Kelola

Tujuan proyek ini adalah untuk terentasnya warga pemukiman kumuh di 75 kelurahan pada
tahun 1989 sampai dengan 1999 berdasarkan aspirasi warga masyarakat setempat (community
based) dengan mengerahkan sumber daya masyarakat, swasta, dan pemerintah; sehingga
sejajar dengan warga Jakarta di wilayah lainnya.

H. Proyek Pengembangan Pemukiman Kumuh di Perkotaan

Proyek ini dilaksanakan berdasarkan atas pengalaman YIS menjalankan program di Kota
Solo yang pernah dijalin kerjasamanya dengan pihak Pemerintah Daerah setempat di waktu
sebelumnya. Program yang telah dilaksanakan di samping Dana Sehat juga Sanitasi
Lingkungan yang berupa pembangunan sarana jamban keluarga dengan pendekatan arisan.
Pada tahun 1997 kerjasama program dengan entry point kesehatan dengan Pemerintah
Surakarta dilanjutkan dengan kegiatan utama Perbaikan Pemukiman Kumuh di daerah urban.

Pencapaian hasil ditunjang dengan strategi berikut :

 Semua kegiatan yang dilaksanakan bertumpu pada potensi dan permasalahan yang
ada di masyarakat.
 Memanfaatkan wadah dan struktur yang ada di masyarakat, termasuk nilai-nilai
budaya dan sosial yang berlaku.
 Peningkatan kemampuan sumber-daya manusia dari berbagai level melalui pelatihan.
 Peningkatan kemampuan dan fungsi lembaga di masyarakat, juga sebagai media
kegiatan dan pendampingan.
 Penerapan metode-metode partisipatip dalam setiap tahap pelaksanaan.

Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan antara lain :

 Pelatihan-pelatihan bagi masyarakat sasaran program, aparat tingkat kelurahan,


kecamatan serta tingkat kotamadya.
 Pengembangan sistem manajemen pada pembangunan daerah sehat.
 Pembangunan sarana sanitasi dengan pendekatan dana berputar.
 Peningkatan usaha-usaha produktif.

I. Program Kesehatan Terpadu untuk Golongan Rawan

Program ini dilaksanakan di Polewali Mamasa, Sulawesi Selatan.


Latar belakang kebijakan pelaksanaan program ini didasarkan pada masih tingginya angka
kematian ibu bersalin, bayi dan kematian anak balita. Disamping itu masih sangat
memprihatinkannya kesadaran masyarakat akan perilaku hidup bersih dan sehat. Diperburuk
lagi keadaan-keadaan tersebut dengan krisis moneter yang melanda Indonesia yang
berdampak pada masyarakat bawah.

Sasaran dari program ini adalah masyarakat golongan rawan gizi (ibu hamil, ibu menyusui,
dan anak balita) dan masyarakat yang mempunyai kegiatan kesehatan dengan media
kelompok sebagai wadahnya.

Beberapa strategi yang digunakan dalam pencapaian tujuan, di antaranya :

 Pemanfaatan struktur/dan pranata-pranata/nilai norma dan budaya setempat ada di


masyarakat.
 Memperkenalkan model peningkatan gizi keluarga lewat pemberian tepung M3
(Mudah–Murah–Mumpuni), tepung dari bij-bijian lokal yang bisa diproduksi oleh
masyarakat sendiri.
 Pendekatan partisipatif dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan, dengan peningkatan
kualitas sumber daya manusia melalui pelbagai pelatihan.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan sebagai bentuk peningkatan kualitas SDM dengan


pelatihan di tingkat Kelompok Swadaya Manusia, pelatihan untuk aparat sampai dengan
tingkat kecamatan dan kabupaten, perbaikan gizi keluarga lewat pemberian Tepung M3,
pembangunan sarana kesehatan yang berupa jamban keluarga dengan sistim dana bergulir.

Pada pelaksanaan kegiatan di tingkat masyarakat, intensitas YIS ke depan semakin dikurangi
dengan dicapainya transfer of knowledge misi pengembangan masyarakat yang akan
diperoleh para mitra kerja, baik dari staf pemerintah yang langsung terkait dengan program
maupun unsur-unsur lain di tingkat masyarakat sampai dengan tingkat kabupaten.

Anda mungkin juga menyukai