Abstract
Mercury (Hg) can be exposed to the traditional gold miners during the screening process and
annealed. In the filtering process of mercury (Hg) into the body through the skin. And in the process
of annealed mercury (Hg) is heated at very high temperatures so that the mercury (Hg) will
evaporate and enter the body through inhalation miners. This study aims to determine the amount of
mercury (Hg) in the urine of traditional gold miners in the village of Panton Luas subdistrict
sawwang southern Aceh district. This study was an observational study with a descriptive design.
Sample of 30 people. Collecting data through laboratory tests and questionnaires and analyzed
descriptively and analysis uniariat. The results showed that the levels of mercury (Hg) in the urine
of gold miners still in the normal range is 4μg / l, an average of 2.82 (SD ± 0.57). Although still
within normal limits need to do further research with a more representative sample so that the
results will be more accurate.
24
manusia. Pada konsentrasi yang sangat tinggi seperti : masker, sarung tangan dan sepatu.
maka dapat mengakibatkan salah satu Hal ini menyebabkan resiko tinggi
penyakit yaitu disfungsi ginjal (Sugeng terpaparnya keracunan merkuri (Hg) pada
Rianto, dkk, 2012). penambang. Sehingga lokasi desa Panton
Keracunan merkuri (Hg) sangat Luas Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh
beresiko tinggi pada penambang emas Selatan dijadikan sebagai lokasi penelitian
tradisional. Keracunan merkuri (Hg) untuk mengukur kadar merkuri (Hg) pada
tergantung pada bentuk merkuri (Hg), penambang emas tersebut.
jalannya masuk ke dalam tubuh manusia dan
lamanya berkembang. Kadar merkuri (Hg)
dalam urin merkuri salah satu indicator yang Metode
digunakan untuk menilai sejauhmana Penelitian ini dilakukan di Desa
kontaminasi merkuri (Hg) yang terjadi pada Panton Luas Kecamatan Sawang Kabupaten
penambang emas karena urin dapat Aceh Selatan. Jenis penelitian adalah peelitian
mengakumulasi merkuri dalam jangka waktu observasional dengan desain deskruptif yaitu
yang lama (Andri DH, dkk, 2011). Ambang gambaran kadar merkuri (Hg) pada
batas kadar merkuri dalamm urin maksimal 4 penambang emas tradisional di Desa Panton
kg/1 (WHO, 1990). Penelitian sebelumnya Luas Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh
oleh Sugeng Rianto menunjukkan adanya Selatan. Populasi dalam penelitian ini adalah
keracunan merkuri pada pekerja tambang seluruh penambang emas yang bekerja dip
emas di Desa Jenda Kecamatan Selogiri roses pemijaran dan pengolahan yang
Kabupaten Wonogiri tahun 2009 sebanyak 40 berjumlah 30 orang. Sedangkan sampel yang
orang (Sugeng Rianto, dkk, 2012). Dan digunakan adalah 30 orang dengan teknik
penelitian yang dilakukan oleh Passos tahun sampel adalah total sampling.
2008 adanya keracunan merkuri (Hg) dalam Pengumpulan data yang terdiri dari
urin pada penabang emas disekitar Amazon data primer dan data sekunder. Data primer
(Nike Astorina Y, dkk, 2013). Keracunan diperoleh dari wawancara langsung
merkuri juga terjadi di Irak Tahun 1971 yang berdasrkan pertanyaan yang telah tersedia dan
mengakibatkan 450 oarng meninggal dunia pengambilan urin penambang. Sampel urin
(Andri DH, dkk, 2011). yang telah ditampung dari penambang
Penelitian kadar merkuri pada ditambahkan HNO3 (p) sebanyak 2 tetes
penambang emas telah dilakukan juga oleh setelah itu sampel urin diproses dengan
Hartini Tahun 2007 di Desa Renggas Tujuh dsetruksi basah di laboratorium LIDA
Kecamatan Titi Kabupaten Ketapang Universitas Sumatera Utara. Sampel urin
Kalimantan Barat yang menemukan hasil dalam pot urin diambil dengan pipet ukur
bahwa sebanyak 44,4% pekerja tambang sebanyak 20 ml dan dimasukkan ke dalam
emas terdapat keracunan merkuri (Hg) dalam labu takar. Kemudian sampel tersebut
urinnya dengan rata-rata kandungan 7,6 μg/l ditambahkan larutan NHO3(p) sebanyak 8 ml
(Lestarisa, 2010). dan didiaman selama 48 jam. Sampel disaring
Desa Panton Luas Kecamatan Sawang dengan menggunakan kertas saring whatmann
Kabupaetn Aceh Selatan salah satu lokasi 42. Kemudian setelah selesai destruksi basah
daerah tambang emas yang ada di Propinsi kemudian diperiksa kadar merkuri (Hg) dalam
Aceh. Sejak ditemukannya kandungan emas urin di Balai Teknik Kesehatan Lingkungan
banyak masyarakat yang berminat untuk (BTKL) Medan dengan menggunakan alat
mendapatkan logam emas tersebut. ICP-OES.
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan, Data sekunder diperoleh dari instansi
Penambang di daerah tersebut mengolah terkait. Pengolahan data dilakukan dengan
secara tradisional melalui proses amalgamasi menggunakan statistical product and service
dengan peralatan yang sederhana, dan tidak solution (SPSS) dengan hasil penelitian
menggunakan alat pelindung diri (APD) dianalisis secara deskriptif dan analisis
25
menggunakan univariat yaitu : Tabel 3. Distriusi Frekuensi Karakteristik
mendeskripsikan semua variabel sebagai Penambang Emas Berdasarkan
bahan informasi dengan menggunakan tabel Lama Bekerja
distribusi frekuensi.
Lama Kerja / Frekuensi Persentase
No
Tahun (n) (%)
1 2–3 14 46,7
2 3,1 – 4 5 16,7
3 4,1 – 5 11 367
Total 30 100
28