Anda di halaman 1dari 23

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH meningkatan pemahaman masyarakat akan PHBS dan meningkatkan komitmen untuk

menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat melalui kegiatan yang dilakukan oleh PKK
2.1. Gambaran Umum Wilayah Kelurahan dan didukung oleh Puskesmas Kecamatan.

2.1.1.Kedudukan Kelurahan Terhadap Lingkungan Sekitar Pada tabel dibawah ini akan dijelaskan terkait keberadaan kelembagaan dan fungsinya di
Kelurahan Cibangkong
Gumuruh merupakan kelurahan yang berada di Kecamatan Batununggal yang termasuk kedalam
Tabel 1.2 Kelembagaan dan fungsinya.
SWK Karees. SWK adalam Sub Wilayah Kota yang cakupanya yaitu Kecamatan Regol, Lengkong,
Kiaracondong, dan Batunggal. SWK karees memiliki Tujuan Penataan Ruang sebagai NO Lembaga Fungsi Ket
Pengembangan Kawasan Kreatif Terpadu atau Karyapolis. BKM 1. Pusat penggerak dan penumubuhan kembali nilai-nilai
kemanusiaan, nilai-nilai kemasyarakatan dan nilai-
2.1.2 Kelembagaan nilai demokrasi dalam kehidupan nyata masyarakat
setempat.
Kerukunan dan kebersamaan dalam masyarakat bisa dilihat dari kesediaan/keterlibatan masyarakat
2. Pusat Pengembangan aturan
di setiap kegiatan-kegiatan sosial. Kegiatan-kegiatan seperti pertemuan RT (yang dilaksanakan rutin
3. Pusat pengambilan keputusan yang adil dan
setiap bulan) gotong royong, ronda, pengajian, posyandu yang bersifat personal dan kegiatan-
demokratis kegiatan penanggulangan kemiskinan
kegiatan kelembagaan seperti LPM, PKK, BKM dan lain-lain.
serta pembangunan
BKM (Badan Keswadayaan Masyarakat) merupakan pelaksana kegiatan KOTAKU ditingkat 4. Pusat pengendalian dan kontrol sosial terhadap
Kelurahan dibantu oleh unit pengelola kegiatannya.PKK selaku kader kesehatan dan kesejahteraan proses pembangunan, utamanya penanggulangan
keluargabekerjasama dengan Puskesmas dan kader masyarakat di setiap RW untuk meningkatkan kemiskinan
pelayanan kesehatan serta kampanye Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Untuk memperlancar 5. Pusat pembangkit dan mediasi aspirasi dan partisipasi
proses jalannya kegiatan program masyarakat maka dibentuklah kader masyarakat dalam rangka masyarakat
penumbuhkembangan, penggerakan prakarsa dan partisipasi serta swadaya gotong-royong 6. Pusat informasi dan komunikasi bagi warga
masyarakat dalam pembangunan di Kelurahan. Kader masyarakat yang ada memiliki tugas antara masyarakat desa
lain : 7. Pusat advokasi integrasi kebutuhan dan program
masyarakat dengan kebijakan dan program
a. menggerakkan dan memotivasi masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan
pemerintah ataupun pihak ketiga (chanelling).
pembangunan diwilayahnya;
UPK Unit Pengelola Keuangan bertugas untuk mengelola dana
b. membantu masyarakat dalam mengartikulasikan kebutuhannya dan membantu
pinjaman bergulir dan administrasi keuangan, baik yang
mengidentifikasi masalahnya;
berasal dari bantuan stimulan BLM PNPM maupun dari
c. membantu masyarakat mengembangkan kapasitas agar dapat menangani masalah yang
pihak-pihak lain seperti pemerintah, swasta, pihak ketiga
dihadapi secara efektif;
yang memilki kepedulian terhadap masyarakat miskin di
d. mendorong dan meyakinkan para pembuat keputusan untuk benar-benar mendengar,
Pedesaan
mempertimbangkan dan peka terhadap kebutuhan masyarakat; dan
UPL Sebagai Unit Pengelola Lingkungan yang bertugas
Sesuai dengan prinsip keterpaduan program, maka dalam pelaksanaan kegiatan SPBM – USRI
mengelola kegiatan di bidang pembangunan lingkungan
menggunakan lembaga masyarakat yang sudah ada dan telah berperan aktif dalam pelaksanaan
perumahan dan pemukiman, yang bertanggung jawab
program KOTAKU yaitu Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM). BKM adalah penanggung jawab
dalam hal penanganan rencana perbaikan lingkungan,
pelaksanaan Program SPBM di tingkat masyarakat. Dalam pelaksanaan kegiatan BKM akan
pemeliharaan dan perbaikan sarana lingkungan, sebagai
melibatkan juga Unit Pelaksana Teknis dibawahnya seperti UPL, UPK dan UPS. Disamping itu
motor penggerak dalam rangka membangun kepedulian
Program SPBM-USRI juga memiliki keterpaduan dengan Program STBM dimana untuk
bersama dalam menata lingkungan yang lestari dan
sehat.
UPS Unit Pengelola Sosial bertugas untuk mengelola kegiatan
sosial kemasyarakatan bertindak sebagai motor Gambar 2.1
Orientasi Kelurahan
penggerak dalam rangka membangun kepedulian
Gumuruh Dalam
bersama dalam mengatasi persoalan sosial masyarakat Wilayah Kecamatan
berupa peningkatan sumber daya manusia melalui Batununggal
pelatihan keterampilan dan peningkatan kesejahteraan
masyarakat, lansia/jompo dan juga memberikan
santunan untuk mengatasi anak putus sekolah melalui
pemberian beasiswa, pemberian santunan anak yatim,
serta beberapa pelatihan keterampilan, dan perbaikan
rumah tidak layak huni

2.2 Kondisi Fisik Perencanaan

Kondisi fisik wilayah perencanaan meliputi kondisi topografi, hidrologi dan kondisi geologi pada
wilayah perencanaan. Dibawah ini adalah penjelasan mengenai topografi, hidrologi dan geologi
kelurahan Gumuruh. Sumber : Pemetaan Pokja Kelurahan Gumuruh 2017
.
Kelurahan Gumuruh secara geografis terletak pada ketinggian antara 682 m.dpl dan merupakan
dataran rendah yang secara administrative bagian dari wilayah Kecamatan Batununggal, Kota Penetapan penataan Kawasan Kumuh di Kota Bandung yang berdasarkan SK Walikota Kota Bandung
Bandung Propinsi Jawa Barat. Kelurahan Gumuruh terletak pada koordinat "6°55'59.25S dan untuk wilayah Kelurahan Gumuruh terdapat di 5 lokasi RW dengan total luasan 19,09 Ha. Daftar RW
107°38'22.43"T. luas wilayah Gumuruh adalah 95,8 Ha yang meliputi 12 RW dan 88 RT. terseapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Secara administrasi Kelurahan Gumuruh dibatasi oleh : SK Walikota : 648/Kep.286-Distarcip/205
Utara : Kelurahan Maleer Penetapan Lokasi Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh
Selatan : Kecamatan Bandung Kidul Tabel 2.1 Lokasi Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh Kota Bandung

Barat : Kecamatan Lengkong NO KECAMATAN KELURAHAN RW AREA (M2)


1 BATU NUNGGAL GUMURUH 1 35.542,59
Timur : Kelurahan Binong
2 BATU NUNGGAL GUMURUH 2 43.779,35
3 BATU NUNGGAL GUMURUH 3 34.950,44
4 BATU NUNGGAL GUMURUH 5 49.459,52
5 BATU NUNGGAL GUMURUH 6 27.144,78

Secara geografis,koordinat letak lokasi permukiman kumuh berdasarkan SK Walikota Bandung


tersebut adalah sebagai berikut :
Lokasi 1 : RW 1
DELINIASI KAWASAN
Koordinat : 6°55'50.40"S
KUMUH
107°38'11.67"T
Lokasi 2 : RW 2
:Koordinat : 6°55'44.81"S
: 107°38'13.88"T
Lokasi 3 : RW 3
:Koordinat :: 6°55'48.83"S
: 107°38'16.54"T
Lokasi 4 : RW 5
:Koordinat : 6°55'53.96"S
: 107°38'20.65"T
Lokasi 5 : RW 6
:Koordinat : 6°56'12.96"S
: 107°38'17.48"T

Namun berdasarkan hasil sks didapatkan bahwa RW 2 tidak termasuk dalam lokasi permukiman
kumuh karena merupakan komplek Balai Latihan Kerja Dalam negeri.
Tabel 2.2 RW-RT Lokasi Kumuh Kelurahan Gumuruh

RW RT Luas Permukiman (Ha)


1 1,2,3,4,5,6 1,46
3 1.2.3.4.5.6.7.8.9.10 4,06
Gambar 2.2 Deliniasi Kawasan Kumuh Di Kelurahan Gumuruh
5 1.2.3.4.5.6.7.8.9 4,88
6 2,4,5,6,7,8 4
Sumber : Hasil Deliniasi Kawasan Kumuh
2.2.1 Topografi

Sebagaimana Topografi Kota Bandung maka Kelurahan Gumuruh yang berada di dalam Kawasan
Kota Bandung memiliki Topografi yang terletak pada ketinggian 628 m di atas permukaan laut
(dpl). Titik tertinggi berada di daerah Utara dengan ketinggian 1.050 m dpl, dan titik terendah
berada di sebelah Selatan dengan ketinggian 675 m dpl. Wilayah yang dikelilingi oleh pegunungan
membentuk Kota Bandung menjadi semacam cekungan (Bandung Basin).

Gambar 2.3 Peta Administrasi Kelurahan Gumuruh


2.3 Hidrologi

Sebagaimana daerah Jawa Barat pada umumnya, bahkan daerah Indonesia pada umumnya;
Kelurahan Gumuruh beriklim tropis yang ditandai oleh adanya dua musim, yakni kemarau dan
penghujan. Kondisi iklim di sebagian besar wilayah Kota Bandung termasuk dataran tinggi dengan
curah hujan rata-rata tertinggi 2.200 mm pada tahun 2013. Untuk tahun 2013, hari hujan dalam
sebulan maksimum 25 hari dan minimun 1 hari; kecepatan angin maksimum 5,92 knots dan
minimum 1,3 knots; kelembaban nisbi tertinggi 95,1% dan terendah 49,2%; sedangkan temperatur
udara tertinggi 22⁰C dan terendah 18⁰C. Secara umum wilayah Kota Bandung termasuk beriklim
tropis dengan musim hujan antara bulan Nopember – April dan musim kemarau antara bulan Mei
– Oktober.

Tabel 2.3 Curah Hujan di wilayah Kecamatan Batununggal dan Sekitarnya

Bulan 2013 2014 2015 2016 2017 Rara-rata


Januari 299 211 488 459 287 346,8
Februari 341 282 436 383 181 324,6
Maret 220 248 143 340 273 244,6
April 70 135 226 303 167 180,2
Mei 151 44 14 161 55 85,0
Juni 139 33 2 37 40 48,2
Juli 182 35 - 104 0 64,2
Agustus 40 74 - 154 1 53,8
September 0 9 - 65 0 14,8
Oktober 84 32 - 178 5 59,8
November 94 37 134 221 236 142,4
Desember 151 303 229 176 326 237,0
Rata-rata 146,8 130,2 137,7 215,1 130,9 150,1
Sumber : Kota Bandung dalam angka
Keterangan : 0 = tidak ada hujan ; - = hujan tidak tercatat

Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa rata-rata bulanan hari hujan adalah 7,1 dan rata-
rata curah hujan adalah 2.200 mm/Thn.

2.4 Geologi

Keadaan geologis di Kelurahan Gumuruh dan sekitarnya terdiri atas lapisan aluvial hasil letusan
Gunung Tangkuban Perahu. Kelurahan Gumuruhmemiliki jenis tanah andosol.

Gambar 2.5 Peta Jenis Tanah Kelurahan Gumuruh


No. Tingkat Pendidikan Jumlah penduduk
12 S-2 -
2.5 Kondisi Kependudukan dan Sosial Budaya 13 S-3 -
Kompisisi pendudukan adalah gambaran susunan penduduk yang dibuat berdasarkan Jumlah 18.669
pengelompokan-pengelompokan penduduk menurut karakteristik yang samai. Berdasarkan data Sumber : profil Kelurahan Gumuruh Tahun 2015
dari profil kelurahan Gumuruh tahun 2015 dari 12 RW jumlah penduduk Kelurahan Gumuruh
adalah 18.669 jiwa, laki-laki berjumlah 9.334 jiwa dan perempuan 9.335 jiwa. Jumlah penduduk terbanyak yaitu dengan tingkat pendidikan tamat SD atau sederajat sebanyak
3.948 jiwa, sedangkan tingkat pendidikan SLTP/sederajat berjumlah 2.795 jiwa. SLTA/Sederajat
2.5.1 Jumlah Penduduk Kelurahan Berdasarkan Struktur Pendidikan berjumlah 2.415 jiwa. Jumlah penduduk yang pernah sekolah SD tapi tidak taman berjumlah 793
jiwa. Pada Kelurahan Gumuruh jumlahn sarjana S1 sebanyak 1.046 sedangkan Dimploma 3 atau
Jumlah penduduk menurut pendidikan adalah penduduk yang digolongkan berdasarkan tingkat D3 berjumlah sebanyak 1.869 jiwa.
pendidikan terakhir yang telah ditempuh. Dalam hal ini, penduduk dibagi menjadi kelompok
belum sekolah, tidak tamat sekolah, tamat Sekolah Dasar (SD) atau sederajat, tamat Sekolah 2.5.1 Jumlah Penduduk Kelurahan Berdasarkan Jenis Kelamin
Menengah Pertama (SMP) atau sederajat, tamat Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat,
tamat akademi atau sederajat, tamat Perguruan Tinggi (PT) atau sederajat, dan buta huruf. Struktur Jumlah penduduk menurut jenis kelamin adalah penduduk yang dibagi menjadi cohort atau
penduduk menurut tingkat pendidikan berguna untuk mengetahui jenis pendidikan apa yang kelompok jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan. Jumlah penduduk keluarah Gumuruh
mendominasi di suatu wilayah. Selain itu, struktur ini dapat pula digunakan untuk mengetahui berdasarkan jenis kelamin yaitu laki-laki berjumlah 9.334 jiwa sedangkan penduduk yang berjenis
kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di wilayah tersebut agar di kemudian hari pemerintah pada kelamin perempuan berjumlah 9.335 jiwa. Pada kelurahan gumuruh jumlah penduduk
daerah setempat dapat meninjau berbagai aspek untuk meningkatkan kualitas SDM penduduknya perempuan lebih banyak di bandingkan dengan jumlah penduduk dengan jenis kelamin laki-laki.
demi kesejahteraan wilayah tersebut. Cara perhitungannya dapat dilakukan dengan cara Dapat lebih jelas dapat dilihat pada tabel kependudukan berdasarkan usia tabel 2.5.
menghitung presentase dari jumlah keseluruhan penduduk yang menempati berbagai tingkat
2.5.2 Jumlah Penduduk Kelurahan Berdasarkan Umur
pendidikan.

Jumlah Penduduk dilihat dari struktur Pendidikan terbagi menjadi 6 tingkatan yaitu dari usia 0-5 Jumlah Penduduk Kelurahan Gumuruh berdasarkan umur dibagi menjadi 13 tingkatan. Jika dilihat
sampai dengan usia 19 tahun keatas, untuk lebih jelasnya dapat diihat pada tabel dibawah ini dari rata-rata jumlah penduduk terbanyak yaitu sebesar 1623 jiwa pada usia 60 tahun keatas.
Sedangkan jumlah usia terendah sebesar 652 jiwa terdapat pada usia 10-15 tahun. Untuk lebih
Tabel 2.4 Komposisi Penduduk Menurut Usia Pendidikan Kelurahan Gumuruh jelasnya jumlah penduduk berdasarkan usia dapat dilihat pada table dibawah ini.

No. Tingkat Pendidikan Jumlah penduduk Tabel 2.5 Data Kependudukan Berdasarkan Usia Kelurahan Gumuruh
1 Belum sekolah 1654
2 Masih sekolah di SD 3149 Umur Laki-laki Perempuan Jumlah
3 Usia 7- 45 tahun tidak pernah sekolah - (jiwa) (jiwa) (jiwa)
4 Pernah Sekolah SD tapi tidak tamat 793 0-5 619 645 1264
5 Tamat SD atau sederajat 3948 6-9 685 658 1343
6 SLTP/Sederajat 2795 10-15 998 982 1980
7 SLTA/ Sederajat 2415 16-19 1032 1070 2102
8 D-1 - 20-24 907 958 1865
9 D-2 - 25-29 657 597 1254
10 D-3 1869 30-34 575 567 1142
11 S-1 2046 35-39 650 750 1400
40-44 785 775 1560 kawasan permukiman kelurahan Gumuruh adalah sebesar 59% dengan kondisi kelayakan
45-49 558 785 1343 bangunan huniannya sebesar 67%.
50-54 545 435 980 2.5.6 Kondisi Tata Guna Lahan
55-59 521 465 986
Guna lahan aadalah tanah yang sudah ada peruntukannya dan umumnya dimiliki dan
60 ke atas 802 648 1450
Sumber : Profil Kelurahan Gumuruh Tahun 2105
dimanfaatkan oleh perorangan atau lembaga untuk dapat diusahakan. Guna lahan yang ada di
keluarahan Gumuruh meliputi permukiman, perkantoran, pekarangan ,taman, pemakaman,
2.5.3 Jumlah Penduduk Kelurahan Berdasarkan Struktur Mata Pencaharian pertanian dan prasarana umum lainnya. Selanjutnya akan dijelaskan pada tabel 2.1 yang kaan
memberikan informasi mengenai luas tata guna lahan di kelurahan Gumuruh.
Analisis jumlah penduduk menurut mata pencaharian adalah penduduk yang dibagi menjadi beberapa
Tabel 2.7 Tata Guna Lahan Kelurahan Gumuruh
golongan berdasarkan pekerjaan atau mata pencahariannya, seperti petani, nelayan, pengusaha besar
atau sedang, pengrajin atau industri kecil, buruh industri, buruh bangunan, buruh pertambangan,
buruh perkebunan, pedagang, pengangkutan, Pegawai Negeri Sipil (PNS), ABRI, pensiunan baik PERUNTUKAN LUAS / Ha
pegawai negeri maupun ABRI, peternak dan lain-lain. Struktur penduduk menurut mata pencaharian
Pemukiman 53,8
berkaitan dengan distribusi atau penyebaran tenaga kerja, penyediaan lapangan pekerjaan, serta
penyediaan fasilitas yang dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan jenis-jenis mata pencaharian di Perkantoran 1,3
wilayah tersebut. Pekarangan 22
Taman 0,15
Tabel 2.6 Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
Pemakaman 2,3
Jumlah Penduduk Pertanian 1,5
No Mata Pencaharian (Jiwa) 15,4
Prasarana Umum Lainnya

1 Pegawai Swasta 3.019 Total Luas 95,8


Sumber : Profil Kelurahan Gumuruh 2017
2 Pegawai Negeri 988
3 Pedagang 2.160
43 T N I/Polri 122
2.160
4 Pelajar 122
5 /mahasiswa/Pekerjaan 12.380
lainnya

jumlah 18.669

Sumber : profil kelurahan gumuruh Tahun 2015

2.5.4 Kondisi Wilayah serta Sarana dan Prasarana

Penggunaan lahan untuk permukiman di Kelurahan Gumuruh pada tahun 2017 mencapai luas 53,8
Ha dengan total bangunan hunian sebanyak 3.557 unit. Prosentase keteraturan bangunan di
2.6 Profil Permukiman
PROFIL PERMUKIMAN KELURAHAN

No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER


A FISIK
1 Keteraturan Bangunan 66% Bangunan hunian memiliki keteraturan
2 Kepadatan Bangunan Kawasan permukiman memiliki Kepadatan Rendah (119 unit/Ha)
3 Kelayakan Fisik Bangunan 83% Bangunan hunian memiliki luas lantai ≥ 7,2 m2 per orang
Bangunan hunian memiliki kondisi Atap, Lantai, Dinding
83%
sesuai persyaratan teknis
Kawasan permukiman terlayani jaringan jalan lingkungan
4 Aksesibilitas Lingkungan 67%
yang minimum memadai
Kondisi jaringan jalan pada kawasan permukiman memiliki
67%
kualitas minimum memadai
70% Kawasan permukiman tidak terjadi genangan air/banjir
5 Drainase Lingkungan Kondisi jaringan drainase di lokasi permukiman memiliki
83%
kualitas minimum memadai
Masyarakat terlayani Sarana Air Minum untuk minum,
11% mandi, dan cuci (perpipaan atau non perpipaan terlindungi
6 Pelayanan Air Minum/Baku yang layak)
Masyarakat terpenuhi kebutuhan air minum, mandi, cuci
11%
(minimal 60liter/org/hari)
Masyarakat memiliki akses jamban keluarga / jamban
98%
bersama (5 KK/jamban)
Jamban keluarga/jamban bersama sesuai persyaratan
7 Pengelolaan Air Limbah 96% teknis (memiliki kloset leher angsa yang terhubung dengan
septic-tank)
Saluran pembuangan air limbah rumah tangga terpisah
1%
dengan saluran drainase lingkungan
Sampah domestik rumah tangga di kawasan permukiman
8 Pengelolaan Persampahan 73%
terangkut ke TPS/TPA 2 kali seminggu
Kawasan permukiman memiliki prasarana/sarana Proteksi
9 Pengamanan Bahaya Kebakaran 1%
Kebakaran
B NON FISIK
62% Bangunan hunian memiliki IMB
1 Legalitas pendirian bangunan
95% Lahan bangunan hunian memiliki SHM/HGB/Surat
2 Kepadatan penduduk 87 jiwa/ha
Mata pencaharian utama rumah tangga adalah
3 Mata pencarian penduduk 76% Perdagangan/jasa (guru, tenaga kesehatan, hotel, dll)
(Unit rumah tangga)
Mayoritas rumah tangga menggunakan daya listrik 900
4 Penggunaan Daya Listrik 66%
Watt (Unit rumah tangga)
Mayoritas Rumah tangga dikawasan permukiman
5 Fasilitas Pelayanan Kesehatan 63% menggunakan fasilitas kesehatan di Puskesmas/Pustu
(Unit rumah tangga)
Mayoritas Rumah tangga memiliki usia wajib belajar 9
Tahun (SD-SMP) memperoleh akses pendidikan dasar di
6 Fasilitas Pelayanan Pendidikan 58%
Dalam kelurahan/kecamatan yang sama (Unit rumah
Gambar 2.5 Peta Guna Lahan Kelurahan Gumuruh tangga)
2.7 Profil Permukiman Kumuh Kelurahan Cibangkong Samping
jalan
RW001 1.059 1.049 1.049 99% 936 701 77%
RW002 700 700 700 00% 700 700 100%
RW003 3.756 2.157 2.138 57% 976,40 1.470 46%
RW004 731 643 643 88% 590,5 152 51%
RW005 3.254 755 753 55% 503 500 15%
RW006 5.575 3.088 3.063 23% 2.616 2.889 49%
RW007 3.734 2.935 2.883 77% 2559 2.363 66%
RW008 3.401 3.345 3.345 98% 3.054 2.983 89%
RW009 3.079 3.062 2.975 97% 2.566 2.912 89%
RW010 2.440 2.440 2.440 00% 2.241 2.214 92%
RW011 4.269 3.036 3.036 71% 2.337 2.737 59%
RW012 2.440 2.440 2.440 00% 2.241 2.241 92%
Sumber : Hasil Baseline 100-0-100

Jalan Yang Layak % permukiman


120
100
99 100 98 97 100 100
80 88
60 77

%
71
40 57 55

20
23
0
RW001 RW002 RW003 RW004 RW005 RW006 RW007 RW008 RW009 RW010 RW011 RW012

Jalan Sesuai Persyaratan Teknis (%)


2.8 Jaringan Jalan 120
100
92 92
Kelurahan Gumuruh terdiri dari jalan utama di dalam lingkungan permukiman, areal pertokoan 100 89 89
77
dan jalan penghubung yang berfungsi menghubungkan antar RW atau dengan RT lainnya. Untuk 80 66
59
jalan lingkungan umumnya berupa jalan rabat beton, hanya sebagian yang berupa paving block 60 51 49

%
46
dan aspal. Kondisi jalan utama lingkungan yaitu jalan Gumuruh, Babakan Jati dan jalan Terusan 40
15
Martanegara dalam kondisi baik. 20
0
Tabel 2.8 Kondisi Jalan Lingkungan Kelurahan Gumuruh RW001 RW002 RW003 RW004 RW005 RW006 RW007 RW008 RW009 RW010 RW011 RW012
Axis Title
RW Jangkauan Jaringan Persyaratan teknis/kualitas
Total jalan Lebar>1,5 Lebar >1,5 Tidak Lebar >1,5 Lebar Jalan tidak jalan sesuai persyaratan teknis (%)
lingkunagn m m yang Layak diperkeras >1,5 m sesuai
(m) diperkeras dan tidak dengan persyaratan
rusak (m) sal. teknis
Pada grafik diatas menunjukan bahwa hanya RW002 yang kondisi jalan nya sudah Saat ini drainase sudah menjadi salah satu infrastruktur perkotaan yang sangat penting. Kualitas
100 % memenuhi peryaratan teknis. Sedangkan rw yang sangat minm yaitu RW 005 suatu kota dapat dlihat dari kualitas sistem darinase yang ada. Sistem drainase yang baik dapat
jalan yang sesuai dengan pesyaratan teknis hanyan 15% membebaskan kota dari genangan air. Genangan air menyebabkan lingkungan menjadi kotor,
menjadi sarang nyamuk, dan sumber penyakit lainnya, sehingga menurunkan kualitas
lingkungan, dan kesehatan masyarakat.
Saluran drainase yang ada di kelurahan Gumuruh terdiri dari saluran drainse terbuka dan
saluran drainase tertutup. Dimana 90% kondisi jaringan drainse di lokasi permukiman memiliki
kualitas minimum memadai.

Gambar 2.6 Kondisi J3.alan Lingkungan

2.9 Jaringan Drainase


2.9.1 Drainase Lingkungan Kelurahan Gumuruh
Drainase yang berasal dari bahasa inggris drainage yang mempunyai arti mengalirkan,
mengurasa, membuang atau mengalihkan air. Drainase merupakan salah satu fasilitas dasar
yang dirancang sebagai sistem guna memenuhi kebutuhan masyarakat dan merupakan Gambar 2.7 Kondisi Drainase Lingkungan Kelurahan Gumuruh
komponen penting dalam perencanaan kota.

Menurut Dr. Ir. Suripin, M. Eng. (2004; 8) drainase didefinisikan sebagai serangkaian bangunan
air yang berfungsi untuk mengurangi dan/atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan
atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal.
PA N J A N G D R A I N A S E D E N G A N KO N D I S I B A I K
Panjang Drainase dengan Kondisi Baik

150%
Tabel 2.9 Kondisi Drainase Lingkungan Kelurahan Gumuruh
98% 100% 91% 100% 100% 100% 100%
100% 86% 85% 83%
Kejadian Ada Genangan Persyaratan Teknis/Kualitas Drainase 73% 68%

Luas Area Ada Panjang Panjang drainase dengan 50%


RW Genangan total kondisi baik
(dalam drainase 0%
permukiman) RW001 RW002 RW003 RW004 RW005 RW006 RW007 RW008 RW009 RW010 RW011 RW012

ha % meter meter %
RW001 2,11 100% 750 736 98%
RW002 2,82 100% 700 700 100% 2.9.2 Drainase Lingkungan Kawasan Permukiman Kumuh Kelurahan Gumuruh
RW003 2,29 70% 2.067 1.835 86%
Drainase lingkungan pada kawasan kumuh 19% Kawasan permukiman terjadi
RW004 0,23 20% 282 249 85%
RW005 1,72 63% 3.034 2.774 91% genangan air/banjir dan 20% kondisi jaringan drainase pada lokasi
RW006 5,91 79% 4.972 3.866 73% permukiman memiliki kualitas buruk.
RW007 5,25 87% 3.090 2.238 68%
RW008 3,15 44% 2.983 2.983 100%
RW009 10,10 88% 2.970 2.970 100%
RW010 0,30 6% 2.241 2.241 100%
RW011 1,47 79% 2.084 1.849 83%
RW012 0,66 6% 2.241 2.241 100%
Sumber : hasil Baseline 100-0-100

L UA S A R E A T I D A K A D A G E N A N G A N ( D A L A M
PERMUKIMAN )
Luas Area Tidak Ada Genangan (dalam Permukiman )

150%
100% 100%
100% 79% 87% 88% 79%
70% 63%
44%
50% 20%
6% 6%
0%
RW001 RW002 RW003 RW004 RW005 RW006 RW007 RW008 RW009 RW010 RW011 RW012
Tabel 2.10 Kondisi Drainase Lingkungan Kawasan Kumuh Kelurahan Gumuruh

Kejadian Ada
Persyaratan Teknis/Kualitas Drainase
Genangan
Luas Area Ada Panjang
RW Panjang drainase dengan
Genangan (dalam total
kondisi Rusak
permukiman) drainase

ha % meter meter %

RW001 2,11 100% 750 736 98%


RW003 2,29 70% 2.067 1.835 86%
RW005 1,72 63% 3.034 2.774 91%
RW006 3,30 90% 3.178 2.483 71%
Sumber: Baseline 100-0-100

Tabel 2.11 Kondisi Permasalahan Drainase Lingkungan Kawasan Permukiman Kumuh

Luas Area Tidak Ada Panjang drainase


RT-RW
Genangan dengan kondisi
(dalam BAIK
permukiman)
RW001 0% 2%
RW003 30% 14%
RW005 37% 9%
RW006 10% 29%
Sumber: Baseline 100-0-100

Luas Area Tergenang (SK KUMUH)


500%

400% 4.5
Gambar 2.8 Drainase Lingkingan Kawasan
Kumuh 300%

200%

100%
0% 30% 37%
0%
RW001 RW003 RW005 RW006
Luas Area Tergenang (SK KUMUH)
Panjang Drainase dengan Kondisi Tidak Baik (SK KUMUH)

29%
30%

25%

20%
14%
15%
9%
10%

5% 2%

0%
RW001 RW003 RW005 RW006

Panjang Drainase dengan Kondisi Tidak Baik (SK KUMUH)

2.10 Jaringan Saluran Limbah Rumah Tangga


2.10.1 Jaringan Air Limbah Rumah Tangga Kelurahan Gumuruh

Limbah rumah tangga merupakan bahan sisa yang dihasilkan dari kegiatan rumah tangga. Contoh
limbah rumah tangga adalah sampah, baik organik maupun anorganik, detergen, kotoran, dan
asap hasil pembakaran. Limbah yang paling banyak diproduksi rumah tangga adalah sampah.
Sampah ini merupakan masalah yang cukup pelik untuk diselesaikan, karena di negara kita belum
mempunyai alat untuk mengolah sampah yang canggih dan ramah lingkungan. Akibatnya, yang
terjadi adalah pembuangan sampah yang tidak teratur dan menyebabkan pencemaraan air, udara,
dan tanah. Selain contoh pembuangan sampah, pembuangan limbah mandi, cuci, dan kakus masih
banyak yang dibuang ke sungai. Gambar 2.9 Kondisi Jarinngan Air
Dikelurahan Gumuruh Pembuangan limbah rumah tangga sebagian dimasukan ke septik tank dan Limbah
sebagian lagi di alirkan melalui saluran pembuangan air limbah (SPAL) yang di kontruksikan rata- Tabel 2.12 Kondisi Pengelolaan Air Limbah
rata terbuat dari bius beton PVC. Untuk akses jamban di Kelurahan Gumuruh sudah tersedia Sal. Pembuangan Air
sebesar 81% sementara kondisi pengelolaan aor limbahnya yang sudah sesuai dengan persyaratan Ketersediaan Akses Persyaratan Teknis Air Limbah R. Tangga Tidak
Jamban Limbah terpisah dengan Drainase
teknis air limbah (menggunakan closet leher angsa dan terhubung dengan septik tank) baru RW
Lingkungan
mencapai 37%. Selain itu yang juga menjadi masalah adalah umumnya saluran pembuangan air
(R.
limbah rumah tangganya masih menyatu dengan saaluran drainase lingkungan. % (R. Tangga) % %
Tangga)
Di bawah ini adalah gambar jaringan limbah diKelurahan Gumuruh.
RW001 62,00 83% 37 33% 17%
RW002 42,00 100% 42 100% 100%
RW003 213,00 79% 29 9% 40%
RW004 97,00 100% - 0% 60%
RW005 389,00 100% - 0% 0%
RW006 486,00 100% 75 14% 11%
Sal. Pembuangan Air
Ketersediaan Akses Persyaratan Teknis Air
Sal. Pembuangan Air Limbah R.Tangga Terpisah dengan
Limbah R. Tangga Tidak
Jamban Limbah terpisah dengan Drainase
Drainase Lingkungan
RW 100% 100% 100%
Lingkungan 90%
100% 86%
(R. 80% 60%
% (R. Tangga) % %
Tangga) 60% 40% 40%
RW007 445,00 76% - 0% 0% 40% 17% 11%
20% 0% 0%
RW008 279,00 99% 259 91% 86%
0%
RW009 377,00 86% 287 66% 90%
RW010 164,00 100% 164 100% 100%
RW011 161,00 53% 239 48% 40%
Sal. Pembuangan Air Limbah R.Tangga Terpisah dengan Drainase Lingkungan
RW012 164,00 100% 164 100% 100%
Sumber : Baseline 100-0-100
2.10.2 Jaringan Air Limbah Kawasan Permukiman Kumuh Kelurahan Gumuruh
KETERSEDIAAN AKSES AIR LIMBAH Di Kelurahan Gumuruh jaringan air limbah 89% bangunan hunian pada lokasi permukiman
Ketersediaan Akses Air Limbah memiliki kloset (leher angsa) yang terhubung dengan tangkiseptik.
150%
100% 100% 100% 100% 99% 100% 100%
100% 83% 79% 76% 86%
53%
50%

0%
RW001 RW002 RW003 RW004 RW005 RW006 RW007 RW008 RW009 RW010 RW011 RW012

Persyaratan Teknis Air Limbah


100% 91% 100% 100%
100% 66%
48%
33%
50% 14%
9% 0% 0% 0%
0%

Persyaratan Teknis Air Limbah


RW003 213,00 79% 29 9% 40%
RW005 389,00 100% - 0% 0%
RW006 348,00 100% 6 2% 0%
Sumber : Baseline 100-0-100

Tabel 2.14 Kondisi Permasalahan jaringan air limbah kawasan permukiman kumuh

Persyaratan Sal. Pembuangan Air Limbah R.


Ketidaktersediaan
RW Teknis Air Tangga Bersatu dengan
Akses Air Limbah
Limbah Drainase Lingkungan

RW001 17% 67% 83%


RW003 21% 91% 60%
RW005 0% 100% 100%
RW006 0% 98% 100%
Sumber : Baseline 100-0-100

Ketidaktersediaan Akses Air Limbah

25% 21%

20% 17%

15%

10%

5%
0% 0%
0%
RW001 RW003 RW005 RW006

Ketidaktersediaan Akses Air Limbah

Gambar 2.10 jaringan air limbah kawasan permukiman kumuh

Tabel 2.13 Jaringan Air Limbah Kawasan Permukiman Kumuh


2.11 Jaringan Pengelolaan Sampah
Sal. Pembuangan Air 2.11.1 Jaringan Pengelolaan Sampah Kelurahan Gumuruh
Ketidaktersediaan Persyaratan Teknis Limbah R. Tangga
Ketersediaan sarana dan prasarana pengelolaan sampah di kelurahan Gumuruh dipeakan
Akses Air Tidak terpisah dengan
RT - RW Jamban Limbah Drainase Lingkungan berdasarkan pola pembungan sampah dengan cara dibuang di bak sampah, TPS, ditimbun/dibakar,
(R.
dibuang ke saluran/perairan terbuka. Di kelurahan Gumuruh pengelolaan sampah dilakukan oleh
% (R. Tangga) % % RT dimana minimal 2 kali seminggu sampah diangkut dan dibuang ke TPS, sedangkan untuk
Tangga
RW001 ) 62,00 83% 37 33% 17% transportasi pengangkutan sampah ke TPA bekerja sama dengan Dinas Kebersihan Kotan Bandung
.terdapat permasalahan persampahan di kelurahan Gumuruh adalah tidak tersedianya tempat
pembuangan sampah di sebagian tingkat rumah tangga.

Tabel 2.15 Tabel Kondisi Pengangkutan Sampah Domestik Kelurahan Gumuruh

Sampah domestik rumah tangga di kawasan permukiman Tidak


RW terangkut ke TPS/TPA min. dua kali seminggu
(R. Tangga) %
RW001 81 100%
RW002 42 100%
RW003 267 96%
RW004 97 100%
RW005 389 100%
RW006 383 99%
RW007 445 76%
RW008 281 100%
RW009 446 99%
RW010 164 100%
RW011 435 100%
RW012 164 100%
Sumber: Baseline 100-0-10

2.13.2 Jaringan Pengelolaan Sampah Kawasa Kumuh di Kelurahan Cibangkong


7 % sampah domstim rumah tangga pada kawasan permukiman tidak dapat terangkut ke TPS/TPA dua minggu sekali

Gambar 2.11 Kondisi Pengelolaan Persampahan Kawasan Permukiman Kumuh

2.12 Jaringan Air Bersih


2.12.1 jaringan Air Bersih Kelurahan Gumuruh
Pemenuhan kebutuhan air bersih masyarakat Kelurahan Gumuruh secara umum terpenuhi oleh
sumur dangkal/gali dan juga sumur dalam yang ada dan tersebar di seluruh Kelurahan. Dimana
83% masyarakat yang ada sudah terlayani dan terpenuhi kebutuhan air untuk minum, mandi dan
cuci (perpipaan atau non perpipaan terlindungi yang layak)
Tabel 2.16 Pelayanan Air Bersih Kelurahan Gumuruh
RW Ketidaktersediaan Akses PAM Keterpenuhan Kebutuhan
PAM/Baku
(R. Tangga) % (R. Tangga) %
4 5 6 7
RW001 81,00 100% 81 100%
RW002 42,00 100% 42 100%
RW003 231,00 77% 231 77%
RW004 80,00 81% 80 81%
RW005 389,00 100% 389 100%
RW006 317,00 63% 317 63%
RW007 445,00 76% 445 76%
RW008 274,00 97% 274 97%
RW009 452,00 100% 452 100%
RW010 164,00 100% 164 100%
RW011 316,00 69% 316 69%
RW012 164,00 100% 164 100%
Sumber: Baseline 100-0-10

Ketersediaan Akses PAM(Permukiman)

100%
80%
60%
40%
20%
0%
RW001 RW002 RW003 RW004 RW005 RW006 RW007 RW008 RW009 RW010 RW011 RW012

Ketersediaan Akses PAM(Permukiman)

Gambar 2.12 Pelayanan Air Bersih Kelurahan Gumuruh


2.12.2 Jaringan Air Bersih Kawasan Permukiman Kumuh Kelurahan Gumuruh

Di kelurahan Gumuruh ada 14% Masyarakat tidak terpenuhi kebutuhan minimal 60liter/org/hari
(Mandi, Minum, Cuci). Ada 2 RW yang pemenuhannya sudah 100% yaitu RW001 dan RW006.

Tabel 2.17 Kondisi Pelayanan Air Bersih Kawasan Permukiman Kumuh Kelurahan Gumuruh

Ketidakterpenuhan
Ketersediaan Akses Keterpenuhan Ketidaktersediaan
Kebutuhan
PAM Kebutuhan PAM/Baku Akses PAM
RW PAM/Baku

(R. % %
Tangga) % (R. Tangga) %

RW001 81,00 100% 81 100% 0% 0%


RW003 231,00 77% 231 77% 23% 23%
RW005 389,00 100% 389 100% 0% 0%
RW006 224,00 60% 224 60% 40% 40%
Sumber : Baseline 100-0-100

Ketersediaan Akses PAM

40%
35%
30%
25%
20%
15%
10%
Gambar 2.13 Pelayanan Air Bersih Kawasan Permukiman Kumuh
5%
0%
RW001 RW003 RW005 RW006
2.13 Ketersediaan Proteksi Kebakaran
Ketersediaan Akses PAM

2.13.1 Ketersediaan Proteksi Kebakaran di Kelurahan Gumuruh

Ketersediaan akses PAM pada kawasan kumuh di kelurahan Gumuruh pada RW001 dan RW 005 tidak Sebagian besar wilayah Kelurahan Gumuruh belum memiliki pengamanan
memiliki akses PAM sedangkan pada RW003 memiliki akses sekitar 23% dan pada RW006 pling bahaya kebakaran. Bahkan di beberapa RT, permukimannya sangat
banyak memiliki AKSES Pam yaitu sebanyak 40%. padat sehingga jalur evakuasi bencana kebakaran akan sulit.
Tabel 2.18 Prosentase Ketersediaan prasarana/sarana proteksi kebakaran

Tabel 2.19 Prosentase Ketidaktersediaan Prasarana/Sarana Proteksi Kebakaran

Ketersediaan prasarana/sarana proteksi


RW kebakaran yang ada (%)
RW001 17% Tidak Adanya prasarana/sarana proteksi
RW002 100% RT-RW kebakaran yang ada (%)
RW003 0% RW001 83,3%
RW004 0% RW003 100,0%
RW005 0% RW005 100,0%
RW006 0% RW006 100,0%
RW007 0% Sumber: Hasil Baseline 100-0-100
RW008 71%
RW009 30%
RW010 100%
RW011 0%
Prosentase Ketidaktersediaan Prasarana Proteksi
RW012 100% Kebakaran
Sumber: Hasil Baseline 100-0-100

100%
90%
Ketersediaan Prasarana/Sarana Proteksi Kebakaran yang 80%
ada (%) 70%
60%
100% 100% 100%
100% 50%
83%
90% 40%
30%
80%
20%
70%
10%
60%
0%
50% 100% 100% 100% RW1 RW3 RW5 RW6
40% 71%
Ketersediaan Prasarana/Sarana Proteksi Kebakaran yang ada (%)
30%
20%
30%
10% 17%
0% 0% 0% 0% 0% 0% 0%
RW1 RW2 RW3 RW4 RW5 RW6 RW7 RW8 RW9 RW10 RW11 RW12
2.14 Kajian Masalah Sosial dan Ekonomi
Ketersediaan Prasarana/Sarana Proteksi Kebakaran yang ada (%)

Dalam memenuhi Kebutuhan dasar kehidup manusia tergantung pada Potensi dan permasalahan (
Daya dukung dan daya Tampung ) lingkungan yang dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk
2.13.2 Ketersediaan Proteksi Kebakaran di Kawasan Kumuh di Kelurahan Gumuruh mencukupi kebutuhan hidup manusia itu , karena lingkungan memiliki daya dukung,yang mampu
96% Kawasan permukiman tidak memiliki prasarana/sarana Proteksi Kebakara untuk mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.
Keseimbangan lingkungan sangat dibutuhkan oleh lingkungan alam itu sendiri, dimana lingkungan 1. Memanfaatkan sumber daya alam yang dapat diperbaharui dengan hati-hati dan
dengan segala keragaman interaksi yang ada mampu untuk menyeimbangkan keadaannya. Namun efisien, misalnya: air, tanah dan udara;
tidak tertutup kemungkinan, kondisi demikian dapat berubah oleh campur tangan manusia dengan Menggunakan bahan pengganti, misalnya hasil metalurgi (campuran);
segala aktivitas pemenuhan kebutuhan yang terkadang melampaui batas. 2. Mengembangkan metoda menambang dan memproses yang efisien, serta pendaurulangan
(recycling);
Daya Dukung Lingkungan sangat di pengaruhi oleh beberapa factor yang tidak langsung berakibat
3. Melaksanakan etika lingkungan berdasarkan falsafah hidup secara damai dengan
pada Lingkungan itu sendiri yang dapat menyebabkan kekumuhan. Diantaranya faktor ekonomi
4. alam.
masyarakat, sosial dan budaya masyarakat.

a. Faktor ekonomi yang berkaitan dengan kekumuhan yaitu taraf ekonomi masyarakat Tabel 2.20 Kajian Potensi Masalah Sosial dan Ek onomi
(pendapatan masyarakat), pekerjaan masyarakat. Minimnya pendapatan masyarakat, mengakibatkan
daya beli masyarakat untuk membangun tempat tinggal yang layak untuk dirinya menjadi berkurang.
Kriteria Uraian Masalah Faktor Penyebab Potensi Alternatif Solusi
b. Faktor kondisi sosial kependudukan yang meliputi jumlah anggota keluarga, tingkat Sosial
pendidikan, dan tingkat kesehatan. Jumlah anggota keluarga yang besar dengan tingkat pendidikan Legalitas 93% Bangunan Hunian ketidak pedulian warga, SDM, Penyuluhan/sosialisasi
dan kesehatan yang rendah menyebabkan rendahnya kemampuan dan pengetahuan masyarakat pendirian tidak memiliki IMB ketidaktahuan dan mengenai legalitas
bangunan ketidakpahaman warga pendirian bangunan
terhadap permasalahan lingkungan 23% Lahan Bangunan Pemutihan IMB secara
Hunian tidak Memiliki kolektif
c. Faktor budaya (terutama perilaku) yang berhubungan dengan masalah kebiasaan dan adat SHM/HGB/Surat yang
istiadat. Selain faktor sosial seperti tingkat pendidikan, faktor kebiasaan juga menjadi pendoroong diakui pemerintah
munculnya kawasan kumuh. Faktor kebiasaan ini juga yang menyebabkan masyarakat merasa lebih Kesehatan Gizi kurang bagi balita dan Tingginya biaya pengobatan Adanya Pemberian makanan
ibu hamil kelembagaan tambahan untuk
enak membuang hajat di saluran air dan kebun sekalipun tidak sehat, dibanding membuang hajat di masyarakat balita
WC umum. Tingkat kesehatan ibu Masih kurangnya pengetahuan (PKK, Karang Pelayanan kesehatan
hamil rendah masyarakat tentang kesehatan Taruna, untuk ibu hamil,
Daya dukung lingkungan merupakan Faktor yang sangat vital dalam upaya menyelesaikan persoalan Tingkat kesehatan manula Terbatasnya pengetahuan BKM, Forum manula miskin dan
RW), adanya anak yatim;
kawasan kumuh, mulai dari aras kebijakan sampai dengan aras implementasi di tingkat masyarakat. miskin rendah masyarakat tentang Program
Pemerintah dibidang kesehatan Program pemberian sembako
Dan harus dilakukan oleh multipihak dengan kolaborasi yang sinergis. Tingkat kesehatan anak Kondisi ekonomi masyarakat pemerintah
yatim rendah sehingga tidak mampu
Daya dukung lingkungan ialah kemampuan lingkungan untuk mendukung perikehidupan semua memperhatikan pentingnya
makhluk hidup (UU Lingkungan Hidup No. 32 tahun 2009) masalah kesehatan dan
pendidikan anak
Daya tampung Lingkungan adalah Kemampuan lingkungan untuk menampung atau menyerap zat Sarana prasana posyandu Kesadaran PHBS dan tanggung Pengadaan dan
energi dan komponen lain yang masuk atau dimasukan di dalamnya (UULH No. 32 Tahun 2009) kurang memadai jawab warga dalam pengelolaan perbaikan saran
masih rendah prasarana posyandu,
Maka perlu adanya pelestarian daya dukung lingkungan hidup dalam rangkaian upaya untuk pelatihan kesehatan
bagi kader-kader
melindungi kemampuan lingkungan hidup terhadap tekanan perubahan dan dampak negatif yang Posyandu
ditimbulkan oleh suatu kegiatan agar tetap mampu mendukung perikehidupan manusia dan makhluk Kondisi lingkungan rumah Kesadaran PHBS dan tanggung Adanya Penyuluhan/sosialisasi
hidup lain. kumuh jawab warga dalam swadaya mengenai PHBS
pemeliharaan masih rendah masyarakat,
Pemeliharaan dan pengembangan lingkungan hidup harus dilakukan dengan cara yang rasional Kondisi rumah tidak layak rendahnya penghasilan SDM, adanya Perbaikan rumah
huni masyarakat (tidak ada biaya) program tidak layak huni
dengan maksud : pemerintah
kota
Pendidikan Masih banyak anak usia Kurangnya kesadaran Adanya Meningkatkan 3 KONDISI 28% peduli, kualitas terbuka hijau/
wajib belajar yang rawan masyarakat tentang pentingnya kelembagaan Pendidikan BANGUNAN Bangunan kurang kesehatan publik
putus sekolah pendidikan, masyarakat Masyarakat miskin: dengan pemahaman warga,
Anak putus sekolah rendahnya penghasilan (PKK, Karang pemberian bantuan luas <7,2 standar
masyarakat (tidak ada biaya) Taruna, beasiswa, pemberian m2/orang rumah
Tidak bisa menyekolahkan BKM, Forum bantuan peralatan tidak sehat;dll
anak sampai WAJAR 9 RW), adanya sekolah, pemberian layak, 39%
tahun Program bantuan bangunan
pemerintah perlengkapan Paud, tidak sesuai
Kejar Paket standar
Ekonomi teknis
4 JALAN 55% RW Jalan tidak Saat hujan Warga siap Perbaikan jalan
Penduduk Masih banyak penduduk Pendidikan rendah, kurangnya adanya pelatihan
LINGKUNGA Kondisi 1,3,5,6 dilengkapi besar arus air berpartisipasi dalam dan drainase,
miskin miskin ,47 % Unit rumah lap.kerja,tak punya pabrik, keterampilan, kejar
N jalan dengan masuk pembangunan dan Pembentukan
tangga masuk dalam keterampilan,banyaknya adanya paket lingkungan saluran air/ beberapa pemeliharaan jalan. dan
kategori MBR (Masyarakat pengangguran, lemahnya sektor home dalam drainase, rumah warga, Ada program pelembagaan
Berpenghasilan rendah) permodalan, penghasilan KK industri dan kondisi jalan sempit akses untuk perbaikan/peningkat KPP secara
tidak seimbang dengan jumlah pemilah rusak, 78% diantara aktifitas sosial an jalan dari swakelola oleh
tanggungan sampah tidak bangunan dan ekonomi pemerintah kota masyarakat
Sumber: Hasil Analisa terlayani warga warga
jaringan (keterbatasa terganggu
jalan yang n lahan
memadai untuk
2.15 Analisa Potensi Masalah dan Tindakan (tidak pelebaran
tersedia jalan),
saluran Warga
Potensi dan masalah di Kelurahan Gumuruh begitu beragam, terutama pada Kawasan SK drainase, membangun
Kumuh. Pada tabel dibawah ini akan dijelaskan mengenai potensi masalah serta tindakan lebar rumah
kurang 1,5 menempel
atau solusi yang akan dilakukan. meter) pada jalan
5 SALURAN AIR 20 % RW Keterbatasa Air hujan Ada program Rehabilitasi/
Tabel 2.21 Analisa Potensi Masalah HUJAN kondisi 1,3,5,6 n lahan, masuk rumah pemerintah normalisasi
(DRAINASE drainase banyak warga, perbaikan saluran saluran air,
N INDIKATOR SUMBER SUMBER INFORMASI DARI FGD LINGKUNGA tidak bangunan saluran air air, keinginan waga penegakan
O INFORMASI DARI N) berfungsi rumah tersumbat/ memperbaiki saluran aturan
KOMPILASI DATA dengan warga menimbulkan air, sosialisasi bangunan
URAIAN LOKAS FAKTOR AKIBAT POTENSI ALTERNATIF baik/kondi mengambil genangan air tentang tata rumah, saluran
MASALAH I PENYEBAB YANG PENYELESAIAN SOLUSI si buruk,29 saluran, di saluran bangunan terintegrasi,
DITIMBULKA MASALAH % kawasan saluran drainase, (peraturan), komitmen
N permukima ditutup oleh aktifitas sosial aturan
FISIK n terjadi warga, dan ekonomi bersama, KPP
genangan terjadi ROB terganggu dll
1 KETERATURA 47% RW Keterabatasa Rumah kesediaan warga Penyuluhan air pada akibat
N Bangunan 1,3,5,6 n pemilikan menjadi tidak untuk dilakukan PHBS, saat hujan/ tingginya
BANGUNAN tidak lahan, teratur, penataan, adanya Sosialisasi banjir debit air
teratur, pemilik aksesibilitas program penataan standar rumah memasuki sungai
tidak rumah warga cukup dari pemerintah sehat, rumah (limpasan
punya masuk ke sulit, rumah peremajaan warga saat dari hulu)
akses jalan dalam tidak layak permukiman, hujan deras
yang layak ketagori huni dan rehabilitasi
2 KEPADATAN 92 unit/ha MBR, tidak sehat, RTLH,
BANGUNAN kurang menurunnya penataan ruang
6 PEMBUANGA 89 % RW keterbatasan Lingkungan tersedia lahan warga Penataan SPAL, rumah padat,pengada
N AIR Warga 1,3,5,6 lahan, MBR, dan rumah (pribadi) yang Septitank warga an APAR di
LIMBAH & tidak kurang warga kurang dijadikan jamban komunal, rendah tingkat rumah
MCK memiliki perilaku sehat/ kotor, umum namun penyuluhan (peralatan tangga,
(SANITASI) septitank, HBS dari menurunnya kondisi tidak layak, PHBS, kompor dll) pengadaaan
0% warga, kualitas bisa diintegrasikan perbaikan beresiko motor
saluran air kesehatan dengan saluran air jamban umum menimbulka pemadam
limbah warga limbah jaringan kota n kebakaran kebakaran
berat dan (tersedia sungan )
rumah
tangga
menyatu
(satu
saluran), 1
% tidak
memiliki
akses MCK
7 PENYEDIAAN 14% warga RW Kondisi Kekeurangan pengadaan sarana pemasangan
AIR BERSIH tidak 4,7,8 MBR, / tidak air bersih; sambungan air
DAN AIR terlayani kekurangan terpenuhinya penyambungan pipa bersih ke
MINUM air bersih lahan untuk kebutuhan air pdam (kalau ada) rumah warga
yang layak membuat bersih warga (SR)
SAB
8 PENGELOLAA 7% RW Kesadaran sungai sangat Pengangkutan Melembagakan
N Sampah 1,3,5,6 PHBS dan bau dan sampah 2 hari sekali KPP dalam
PERSAMPAHA domestik tanggung kotor; saluran oleh pengelola, penanganan
N rumah jawab tersumbat warga secara persampahan,
tangga beberapa swadaya melakukan PHBS,
tidak warga iuran pengelolaan pengadaan
terangkut dalam sampah, tersedia tempat sampah
ke pengelolaan lahan TPS dan TPS 3R
TPS/TPA masih
kurang dari rendah
2 kali
seminggu,
100%
belum
tersedia
tempat
sampah 3R
di tingkat
rumah
tangga
9 PENGAMANA Tidak ada RW Penataan kerugian/ aset kesediaan warga pembangunan
N BAHAYA sarana 1,3,5,6 instalasi warga hilang dilakukan penataan instalasi
KEBAKARAN pencegaha listrik tidak instalasi listrik, masih perpipaan
n baik, akses tersedia lahan untuk hydran untuk
kebakaran mobil penyedaiaan hydran pencegahan
pemadam umum;adanya dan
kebakaran sumber air penanganan
sulit, kebakaran di
penataan di lingkungan
dalam permukiman

Anda mungkin juga menyukai