ANALISIS HIDROLOGI
V.1 Umum
Perencanaan sistem drainase suatu daerah sangat terkait dengan kondisi hidrologi daerah
tersebut. Kondisi hidrologi seperti curah hujan, temperature, penguapan, lamanya penyinaran
matahari, kecepatan angin, debit sungai, tinggi muka air selalu berubah menurut waktu. Untuk
keperluan tertentu, data-data ini dapat dikumpulkan, dihitung, disajikan, dan ditafsirkan dengan
menggunakan metode tertentu. Pertimbangan data analisis hidrologi untuk berbagai kepentingan
sumber daya air, dua hal terpenting yakni:
1. Jumlah stasiun hujan dan stasiun hidrometri, termasuk pola penyebaran stasiun dalam
DAS yang bersangkutan.
2. Ketelitian suatu jaringan pengamat dengan kerapatan tertentu.
Analisis data curah hujan dilkakukan melalui beberapa tahap yaitu penentuan stasiun utama,
koreksi kuantitas dan kualitas data, penentuan curah hujan harian maksimum untuk periode
ulang hujan tertentu, dan penetapan persamaan intenstas hujan. Keseluruhan analisis curah hujan
ini bertujuan untuk mendaoatkan hasil yang sedekat-dekatnya, sebab proses hujan merupakan
proses stokastik yang acak. Resiko dalam desain diminimalisir dengan perhitungan yang teliti
dan pengambilan keputusan yang matematis.
Perkiraan hujan rencana dapat dilakukan dengan cara menganalisis frekuensi terhadap data curah
hujan harian rata-rata maksimum tahunan, dengan lama pengamatan sekurang-kurangnya 10
tahun terakhir dari minimal 1(satu) stasiun pengamatan. Hal ini diatur dalam Lampiran I
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 12/PRT/M/2014 Tentang Penyelenggaraan Sistem
Drainase Perkotaan.
Berdasarkan jarak stasiun pengamatan dari lokasi dan ketersediaan data yang dikumpulkan dari
berbagai sumber, yaitu Stasiun Geofisika Bandung, Puslitbang Sumber Daya Air (PUSAIR), dan
Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bandung, maka dipilih Stasiun Dago Pakar Bandung
sebagai stasiun yang akan digunakan dalam analisis hidrologi. Data curah hujan harian
maksimum tahun 2006-2015 dari stasiun tersebut disajikan dalam Tabel
Frekuensi hujan adalah besaran kemungkinan suatu besaran hujan disamai atau dilampaui.
Sebaliknya, periode ulang adalah waktu hipotetik dimana hujan dengan suatu besaran tertentu
akan disamai atau dilampaui. Analisis frekuensi ini didasarkan pada sifat stastistik data kejadian
yang telah lalu untuk memperoleh probabilitas besaran hujan di masa yang akan datang dengan
anggapan bahwa sifat statistik kejadian hujan di masa akan datang akan masih sama dengan sifat
statistik kejadian hujan di masa lalu.
Dalam ilmu statistik dikenal beberapa macam distribusi frekuensi. Metode yang dipakai dalam
analisis frekuensi data curah hujan harian maksimum adalah sebagai berikut :
Setelah dilakukan perhitungan dengan Metode Dsitribusi Normal, maka diperoleh curah hujan
maksimum untuk berbagai PUH pada Tabel
Setelah dilakukan perhitungan dengan Metode Log Pearson Tipe III, maka diperoleh curah hujan
harian maksimum untuk berbagai PUH pada Tabel
Tabel. Curah Hujan Harian Maksimum dengan Metode Log Pearson Tipe III
Setelah dilakukan perhitungan dengan Metode Gumbel, maka diperoleh curah hujan harian
maksimum untuk berbagai PUH yang tersaji pada Tabel
Data curah hujan yang telah dihitung besar peluangnya atau periode ulangnya, kemudian
digambarkan pada kertas grafik peluang, yang umumnya akan membentuk suatu persamaan garis
lurus. Persamaan umum yang digunakan adalah persamaan distribusi normal (Suripin,2004)
Hasil perhitungan Uji Chi Kuadrat masing – masing metode disajikan pada :
Jumlah data
No Nilai Batas Subgrup Ei Oi-Ei (Oi-Ei)2/Ei
(Oi)
1 0 < x < 65.14456 1 2 -1 0.5
2 65.14456 < x < 76.56207 3 2 1 0.5
3 76.56207 < x < 86.23793 3 2 1 0.5
4 86.23793 < x < 97.65544 1 2 -1 0.5
5 97.65544 < x 2 2 0 0
Jumlah 10 Chi Kuadrat 2
Jumlah data
Nilai Batas Subgrup
No (Oi) Ei Oi-Ei (Oi-Ei)2/Ei
1 0 < x < 1.804637 1 2 -1 0.5
2 1.804637 < x < 1.870544 3 2 1 0.5
3 1.870544 < x < 1.926397 2 2 0 0
4 1.926397 < x < 1.992304 2 2 0 0
5 1.992304 < x 2 2 0 0
Jumlah 10 Chi Kuadrat 1
Berdasarkan Uji Chi Kuadrat yang dilakukan, ternyata ketiga metode memiliki derajat
kepercayaan yang sama. Untuk emnentukan distribusi frekuensi CHHM digunakan cara
perbandingan data CHHM agar diketahui metode yang menghasilkan CHHM terbesar. Cara ini
digunakan agar diperoleh faktor kemananan yang baik untuk bangunan dan sistem infrastruktur
yang direncanakan.
Tabel menunjukan metode yang terpilih adalah metode Gumbell dikarenakan memiliki CHMM
yang tertinggi. Curah hujan harian dengan metode inilah yang akan digunakan untuk
perencanaan.
Analisis tahap ini dimulai dari data curah hujan harian maksimum yang kemudian diubah ke
dalam bentuk intensitas hujan. Pengolahan data dilakukan dengan metoda statistik yang umum
digunakan dalam aplikasi hidrologi. Data yang digunakan sebaiknya adalah data hujan jangka
pendek, misalnya 5 menit, 10 menit, 30 menit, 60 menit, dan jam-jaman. Bila tidak diketahui
data untuk durasi hujan maka diperlukan pendekatan empiris dengan berpedoman pada durasi
enam puluh menit dan pada curah hujan harian maksimum yang terjadi setiap tahun. Cara lain
yang lazim digunakan adalah mengambil pola intensitas hujan dari kota lain yang mempunyai
kondisir yang hampir sama .
Metoda – metoda yang dapat digunakan untuk menganalisis intensitas hujan adalah sebagai
berikut :
Nilai intensitas hujan menurut perhitungan Metode Bell Tanimoto adalah sebagai berikut :
Nilai intensitas hujan menurut perhitungan Metode Hasper dan Der Wedumen adalah sebagai
berikut :
Hal yang perlu dilakukan adalah melakukan perhitungan untuk mendapatkan deviasi terkecil
dari tiga jenis metode perhitungan intensitas hujan. Langkah pendekatan yang perlu dilakukan
adalah :
Dari hasil perhitungan diperoleh deviasi antara data terukur dan hasil prediksi sebagai berikut :
Tabel. Intensitas Hujan menurut Metode Van Breen dengan Persamaan Talbot
Gambar : (a) Grafik Intensitas Hujan Durasi Pendek (b) Grafik Perbandingan Intensitas Durasi
Pendek dengan Intensitas berdasarkan metode Van Breen, Bell Tanimoto, dan Hasper-der
Weduwen
Kurva IDF
250
Intensitas Hujan (mm/jam)
200
150
100
50
0
0 50 100 150 200 250 300
Waktu (menit)
Gambar. Kurva IDF menurut Metode Van Breen dengan Persamaan Talbot