Anda di halaman 1dari 1

BAB IV

PEMBAHASAN

Pasien mengaku hamil 9 bulan namun HPHT lupa, dan sepuluh jam SMRS mengeluhkan keluar
darah dari jalan lahir tanpa rasa nyeri, berupa darah segar dan disertai gumpalan-gumpalan darah
membasahi kain sarungnya. Saat ini pasien mengeluh mules-mules hilang timbul, keluar air-air (-),
keluar lendir darah (-). Dalam riwayatnya pasien pernah menjalani persalianan section secarea sebanyak
dua kali, dan setelahnya pasien menjalani VBAC (Vaginal Birth After Cesarean-section).
Pada riwayat kehamilan bekas SC 2x dan VBAC setelahnya ada dua cara untuk
melakukan terminasi pada kehamilan berikutnya yaitu secara perabdominal atau pervaginam.
Untuk mengetahui apakah kehamilan pasien ini bisa diterminasi secara pervaginam atau tidak,
maka dihitung skor VBAC. Menurut Flam Geiger, Ibu ini berusia kurang dari 40 tahun skor 2,
ada riwayat persalinan pervaginam sesudah SC skor 2, adanya alasan lain SC terdahulu skor 1.
Maka didapatkan skor VBAC menurut Flamm dan Geiger yaitu, 5 dengan angka keberhasilan
sebesar 77%. Sebelum memutuskan persalianan pervagianm kita harus menentukan adakah
kontraindikasi atau penyulit pada pasien ini yang merupakan kontraindikasi VBAC.
Pasien datang pada fase Kala I laten pembukaan 1cm, dengan keluhan keluar darah
pada jalan lahir tanpa rasa nyeri, usia 38 tahun, kehamilan grande para dan riwayat SC 2X.
Pada kasus ini, pasien memili resiko tinggi untuk terjadinya Plasenta previa dan kelaianan
implantasi plasenta. Pada pemeikaan USG didapatkan Tampak janin presentasi kepala tunggal
hidup. Plasenta implantasi di corpus anterior meluas menutupi seluruh OUE, clear zone (-),
lacuna (+), bridging vessels (+). Pemeriksaan USG memperlihatkan adnya Plasenta Previa
Totalis dan plasenta akreta yang merupakan kontraindikasi VBAC, sehingga pasien diputuskan
untuk menjalani terminasi kehamilan dengan SC.

Anda mungkin juga menyukai