Tendon Achilles
Tendon Achilles menghubungkan otot betis (otot gastrocnemius dan soleus) dengan tulang tumit.
Ketika otot-otot betis berkontraksi (memendek), tendon Achilles akan menarik tulang tumit
sehingga posisi kaki akan menjadi plantarfleksi (mengarah ke bawah seperti berjinjit).
Tendon Achilles yang mengalami degenerasi dan meradang disebut dengan Achilles tendinosis.
Tendon dapat membengkak dan menimbulkan rasa nyeri. Kondisi ini sering diderita oleh atlet, pelari
dan pasien yang betisnya mengencang. Achilles tendinosis dapat terjadi di bagian tengah tendon
yang disebut dengan midsubstance Achilles tendinosis. Achilles tendinosis juga dapat terjadi di mana
tendon menghubungkan tulang tumit yang disebut dengan insertional Achilles tendinosis.
Penyebab tersering dari Achilles tendinosis adalah penggunaan yang berlebihan atau gerakan
berulang seperti dalam olahraga, bekerja atau aktivitas lainnya. Insertional Achilles tendinosis sering
dikaitkan dengan spur tulang tumit. Spur atau penonjolan tulang ini dapat menggesek tendon
Achilles dan menyebabkan kerusakan dan robekan kecil. Nyeri dan pembengkakan terjadi sebagai
efek kumulatif dari kerusakan kronis dan robekan tendon.
Pada anamnesis pasien, dijumpai keluhan nyeri pada tendon atau di belakang tumit. Pasien
juga dapat mengalami pembengkakan dan penebalan tendon.
Pemeriksaan rontgen dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat spur tulang.
Pemeriksaan MRI atau ultrasonografi juga dapat dilakukan untuk mengevaluasi tendon dan
untuk mencari adanya robekan.
Penanganan bergantung pada lamanya dan keparahan gejala. Sebagian besar pasien dapat
membaik tanpa pembedahan. Istirahat dan obat oral dapat membantu mengurangi pembengkakan
dan nyeri. Heel cup dapat mengurangi nyeri dengan mengambil sebagian tekanan di tendon Achilles
ketika berjalan. Dapat direkomendasikan sepatu boot untuk berjalan atau brace jenis lainnya.
Penatalaksanaan lainnya mencakup ultrasound, pemijatan, shockwave therapy dan patch
nitrogliserin topical. Baru-baru ini, terapi dengan platelet rich plasma didiskusikan sebagai
penanganan Achilles tendinosis. Terapi fisik juga merupakan bagian penting dari penatalaksanaan
Achilles tendinosis. Terapi fisik direkomendasikan untuk meregangkan dan memperbaiki mobilitas
otot betis. Terapi ini mencakup program peregangan intensif.
Latihan peregangan untuk memperbaiki kekuatan otot betis dan tendon Achilles.
Pada beberapa kasus diperlukan pembedahan. Pembedahan spesifik bergantung pada lokasi dan
luasnya tendinosis.
Pada kasus ringan sekalipun, diperlukan beberapa minggu hingga beberapa bulan agar tendon dapat
menyembuh. Pasien penderita Achilles tendinosis tidak boleh terburu-buru kembali berolahraga atau
melakukan aktivitas yang memberikan beban pada tendon. Meskipun penanganan masalah tendon
Achilles memerlukan waktu yang tidak sebentar, umumnya penanganan dapat membuahkan hasil.
Sebagian besar penderita dapat kembali berolahraga dan melakukan aktivitas lainnya.
Sebagian besar pasien tidak mengalami kekambuhan, akan tetpai gejala dapat kembali dirasakan.
Risiko berkurang bila pasien terus melakukan peregangan secara rutin meskipun gejala sudah
menghilang. Akan tetapi, atlet dan pelari khususnya, memiliki risiko yang sedikit lebih tinggi karena
penggunaan Achilles yang tinggi. Pasien-pasien tersebut harus sering melakukan peregangan dan
menggunakan sepatu yang tepat untuk mencegah kekambuhan kronis.
Pasien dapat membaik dengan penanganan konservatif maupun pembedahan. Terapi fisik telah
terbukti dapat membantu sebagian besar pasien dengan kondisi ini dan harus dilakukan sebelum
penanganan pembedahan.
Referensi:
www.aofas.org/footcaremd/conditions/ailments-of-the-ankle/Pages/Achilles-Tendinosis.aspx
www.webmd.com/a-to-z-guides/tc/achilles-tendon-problems-topic-overview#1