Anda di halaman 1dari 5

CARA IDENTIFIKASI FLAVONOID

Larutan Precobaan :

Sari 0,5 g serbuk yang diperiksa atau sisa kering 10 mL sediaan berbentuk cairan
dengan 10 Ml metanol P, menggunakan alat pendingin balik selama 10menit.
Saring panas melalui kertas saring berlipat, encerkan filtrate dengan 10 mL air.
Setelah dingin tambahkan 5 mL eter minyak tanah P, Kocok Hati-hati. Diamkan
ambil lapisan metanol, uapkan pada suhu 40​0 dibawah tekanan. Sisa dilarutkan
dalam 5 mL etil asetat P, saring.

Cara Percobaan :

1. Uapkan hingga kering 1 ml larutan percobaan, sisa dilarutkan dalam 1 ml


sampai 2 ml etanol (95%) P; tambahkan 0,5 g serbuk seng P dan 2 mL
asam klorida 2 N, diamkan selama 1 menit. Tambahkan 10 tetes asam
klorida pekat jika dalam waktu 2 sampai 5 menit terjadi warna merah
intensif, menunjukkan adanya flavonoid (glikosida-3-flavonoid)
2. Uapkan hingga kering 1 ml larutan percobaan sisa dilarutkan dalam 1 ml
etanol (95%) P; tambahkan 0,1 g serbuk magnesium P dan 10 tetes asam
klorida P, jika terjadi warna jingga sampai warna merah ungu,
menunjukkan adanya flavonoid, jika terjadi warna kuning jingga,
menunjukkan adanya flavon, kalkondan auron.
3. Uapkan hingga kering 1 ml larutan percobaan, basahkan sisa dengan
aseton P, tambahkan sedikit serbuk halus asam borat P dan serbuk halus
asam oksalat P, panaskan hati-hati di atas tangas air dan hindari
pemanasan yang berlebihan. Campur sisa yang diperoleh dengan 10 ml
eter P. Amati dengan sinar ultraviolet 366 nm, larutan berfluorosensi
kuning intensif, menunjukkan adanya flavonoid.

(Depkes RI,1989)

CARA IDENTIFIKASI SAPONIN

Cara percobaan:

Masukkan 0,5 g serbuk yang diperiksa ke dalam tabung reaksi, tambahkan


10 ml air panas, dinginkan dan kemudian kocok kuat selama 10 detik. (jika Zat
yang diperiksa berupa ediaan cair, encerkan 1 ml sediaan yang diperiksa dengan
10 ml air dan kocok kuat-kuat selama 10menit, terbentukbuih yang mantap selama
tidak kurang dari 10 menit, setinggi 1 cm sampai 10 cm. Pada penambahan 1 tetes
sam klorida 2 N, buih tidak hilang.
(Depkes RI, 1989)

CARA IDENTIFIKASI ALKALOID

1. Reaksi Pengendapan
Larutan percobaan untuk pengendapan alkaloid dibagi dalam 4
golongan sebagai berikut:
a. Golongan I : Larutan percobaan dengan alkaloid membentuk
garam yang tidak larut: Asam silikowolframat LP, asam fosfomolibdat
LP dan asam foswolframat LP.
b. Golongan II : Latutan percobaan yang dengan alkaloid
membentuk senyawa kompleks bebas, kemudian membentuk endapan:
Bouchardat LP dan wagner LP.
c. Golongan III : Larutan percobaan yang dengan alkaloid
membentuk senyawa adisi yang tidak larut: Mayer LP, Dragendrof LP
dan Marme LP
d. Golongan IV :Larutan Percobaan yang dengan alkaloid
membentuk ikatan asam organic dengan alkaloid: Hager LP

Cara percobaan:

Timbang 500 mg serbuk simplisia, tambahkan 1 ml asam klorida


2N dan 9mL,panaskan di atas tangas air selama 2 menit, dinginkan dan
saring. Pindahkan 3 tetes filtrate pada kaca arloji, tambahkan 2 tetes
Bouchardat LP. Jika pada kedua percobaan tidak terjadi endapan, maka
serbuk tidak mengandung alkaloid.

Jika dengan mayer LP terbentuk endapan menggumpal berwarna


putih atau kuning yang larut dalam methanol P dan dengan bouchardat LP
terbentuk endapan berwarna cokelat sampai hitam maka ada kemungkinan
terdapat alkaloid.

Lanjutkan percobaan dengan mengocok sisa filtrate dengan 3 ml


ammonia pekat dan 10 ml campuran 3 bagian volume eter P dan 1 bagian
volume kloroform P. ambil fase organic, tambahkan natrium sulfat
anhidrat P saring, uapkan filtrate di atas tangas air, larutkan sisa dalam
sedikit asamklorida 2 N. lakukan percobaan dengan keempat golongan
larutan percobaan , serbuk mengandung alkaloid jika sekurang-kurangnya
terbentuk endapan dengan menggunakan dua golongan larutan percobaan
yang digunakan.
2. Reaksi warna
Cara percobaan:
Lakukan penyaringan dengan campuran eter-chloroform sepertipada cara
reaksi pengendapan. Pindahkan beberapa mlfiltrat pada cawan porselin,
uapkan. pada sisa tambahkan 1 ml sampai 3 tetes larutan percobaan seperti
yang tertera pada masing-masing monografi.
Larutan percobaan :Asam sulfat P,asam nitrat P, Frohde LP dan erdman LP.

(Depkes RI, 1989)

CARA IDENTIFIKASI GLIKOSIDA

A. Larutan percobaan
Sari 3 serbuk simplisia dengan 30ml campuran 7 bagian volume
etanol(95%) dan3 bagian volume air dalam alat pendingin alir balik
selama 10menit, dinginkan, saring. Pada 20 ml filtrate tambahkan 25 ml
air dan 25 ml timbal (II) asetat 0,4 M,kocok, diamkan selama 5 menit,
saring.Sarifiltrat 3 kali. Tiapkali dengan 20mlcampuran 3 bagian volume
kloroformP dan 2 bagian volume isopropanolP.Pada kumpulansari
tambahkan natrium sulfat anhidrat P, saring, dan uapkan pada
suhutidaklebih dari 50​0 ​larutkan sisa dengan 2 ml methanol P.

B. Percobaan Umum terhadap glikosida


Cara percobaan:
a. Uapkan 1 mL larutan percobaan di atas tangas air, larutkan sisa dalam5
ml asamasetat anhidrat P.Tambahkan 10 tetes asamsulfat P, terjadi
warna biru atau hijau menunjukkan adanya glikosida (reaksi
Liebermann-burchard)
b. Masukkan 0,1 ml larutan percobaan dengan dalam tabung
reaksi,uapkan di atas tangas air.pada sisa tambahkan 2 mlairdan 5 tetes
molish LP. Tambahkan hati-hati 2 ml asam sulfat P; terbentukcincin
berwarna ungu pada batas cairan menunjukkan adanyaikatan gula
(reaksimolish)

C. Percobaan terhadap glikosida jantung


Cara percobaan:
a. Encerkan 0,1 ml larutan percobaan dengan 2,9 ml methanol P, tambahkan
Baljet LP, terjadi warna jingga setelah beberapa menit, menunjukkan
adanya glikosida dan aglikon kardenolida.
b. Pada 0,1 ml larutan percobaan tambahkan 2 ml kidder LP dan 2 ml kalium
hidroksia 1 N, terjadi warna merah ungu sampai biru ungu dan dalam
beberapa menit, menunjukkan adanya glikosida dan aglikon kardenolida.
c. Masukkan 0,1 ml larutan percobaan dalam tabung reaksi, uapkan di atas
tangas air. Pada sisa tambahkan 3 ml larutan xantidrol P 0,01 % bb/v
dalam asam asetat P dan 1 tetes asam klorida pekat P, larutan berwarna
kuning intensif, kemudian panaskan di atas tangas air selama 3 menit,
warna larutan berubah menjadi merah intensif, menunjukkan adanya
glikosida dan glikon 2-desoksigula.
d. Uapkan 0,1 ml larutan percobaan uapkan di atas tangas air. Larutkan sisa
dengan 3 ml asam asetat P dengan sedikit pemanasan, dinginkan. Teteskan
besi (III) klorida 0,3 M, kemudian ditambahkan hati – hati campuran 3 ini
asam sulfat P dan 1 tetes besi (III) klorida 0,3 M, terbentuk cincin
berwarna merah coklat pada batas cairan, setelah beberapa menit di atas
cncin berwarna biru hijau, menunjukkan adanya glikosida dan glikon
2-desoksigula ( reaksi Keller – Kiliani). Dari keempat percobaan di atas,
serbuk mengandung glikosida jantung jika paling kurang reaksi
menunjukkan adanya dan aglikon kardenolida dan glikon 2-desoksigula.

D. Kromatografi lapis tipis


Sari 300 mg serbuk simpisia dengan 5 ml methanol P, saring, pada
2 titik masing – masing 20 µl filtrat pada lempeng KLT silica gel G P
setebal 0,25 mm. Elusi dengan campuraan benzena P – etanol (95%) P (70
+ 30) dengan jarak rambat 15 cm. Semprot kromatogram pertama dengan
anisaldehida – asam sulfat LP, panaskan pada suhu 110​0 selama 10 menit,
amati dengan sinar biasa dan sinar ultraviolet 366 nm. Pada kromagtoram
tampak bercak berwarna biru. Semprot kromatogram kedua dengan assam
perklorat P, panaskan pada suhu 110​0 selama 10 menit, amati dengan sinar
biasa dan sinar ultraviolet 366 nm, kromagtoram bercak tidak
berflouresensi.
E. Percobaan terhadap glikosida antrakinon
Cara percobaan:
Campur 200 mg serbuk simpliisia dengan 5 ml asam sulfat 2 N,
panaskan, sebentar, dinginkan. Tambahkan 10 ml benzene P, kocok,
diamkan. Pisahkan lapisan benzena, saring, filtrat berwarna kuning,
menunjukkan adanya antrakinon. Kocok lapisan benzena dengan 1 ml
sampai 2 ml natrium hidroksida 2 N, diamkan, lapisan air berwarna merah
intensif dan lapisan benzena tida berwarna.
(Depkes RI, 1989)

Sumber : Ditjen POM RI.1989. Materia Medika Indonesia Jilid V. Departemen


Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai