1 Aspek kessehatan
Kesehatan merupakan salah satu hal yang menunjang bagi kehidupan seorang pekerja
bangunan. Baik kesehatan bagi dirinya sendiri maupun keluarganya. Kesehatan juga
sangat mempengaruhi kinerja dari seorang pekerja bangunan. Jika kondisi kesehatannya
sedang menurun maka konsentrasi dan efektifitasnya bekerja menurun selain itu juga
dapat meningkatkan risiko terjadinya kecelakaan kerja sehingga dapat menimbulkan
kerugian. Oleh karena itu, kesehatan bagi para pekerja bangunan merupakan hal penting
yang perlu diperhatikan.
Untuk menjamin kesehatan pekerja bangunan biasanya pihak perusahaan atau
pengembang menyediakan jaminan kesehatan bagi pekerja bangunan. Namun, ada juga
beberapa pekerja yang memang sudah memiliki jaminan kesehatan sendiri. Saat ini, di
Indonesia sendiri sudah dikembangkan sistem jaminan kesehatan nasional (JKN). Dimana
sistem tersebut bertujuan untuk memudahkan masyarakat Indonesia yang sakit agar
segera mendapatkan pengobatan. Peserta jaminan kesehatan nasional tersebut harus
membayar iuran yang dicicil setiap bulan dan berdasarkan kelas yang dipilih.
Sebelumnya pemerintah memiliki program yaitu jaminan sosial dan ketenagakerjaan
(JAMSOSTEK). Program ini diberikan bagi karyawan dan pekerja yang bekerja di suatu
perusahaan. Jaminan tersebut juga termasuk jaminan kesehatan bagi karyawan dan
pekerja. Saat ini, jaminan kesehatan dari JAMSOSTEK telah melebur ke dalam sistem
jaminan kesehatan nasional dan untuk bidang sosial dan ketenagakerjaan dibuat badan
sendiri yaitu BPJS Ketenagakerjaan. Namun, belum semua perusahaan dan pengembang
berpartisipasi dalam program tersebut.
Berikut ini adalah hasil wawancara pada 6 orang pekerja bangunan tentang jaminan
kesehatan yang mereka miliki.
- Sasaran Kegiatan
Seluruh pekerja bangunan
- Rencana Anggaran
No. Jenis Pengeluaran Total Pengeluaran
1. Iuran pembicara Rp. 300.000,-
2. Konsumsi untuk pekerja Rp. 250.000,-
50 x @ 5000
Total Pengeluaran Rp. 550.000,-
- Indikator Keberhasilan
1. Jumlah kehadiran pekerja bangunan dalam kegiatan penyuluhan minimal 60%
2. Menurunkan angka kecelakaan kerja
3. Menurunnya angka pekerja yang mengalami musculoskeletal disorder
4. Meningkatnya angka pekerja yang ikut serta dalam jaminan kesehatan
nasional (minimal 50%)
- Evaluasi Kegiatan
1. Kegiatan penyuluhan dilakukan sebelum pekerja memulai kerja
2. Penyuluhan dapat dilakukan setiap 3 – 6 bulan
- Pemaparan kegiatan
Kegiatan ini berupa diskusi antara fasilitator dan pekerja bangunan serta
penyelenggara proyek mengenai kesehatan dan keselamatan kerja bagi pekerja
bangunan. Diskusi tersebut bertujuan agar pihak penyelenggara proyek lebih
memperhatikan kondisi pekerja terutama kesehatannya. Pekerja bangunan yang
hadir dalam diskusi merupakan perwakilan yang ditunjuk oleh pekerja bangunan
yang sedang bekerja di proyek tersebut.
- Bentuk kegiatan
Diskusi antara pekerja bangunan, fasilitator dan pihak penyelenggara proyek
Materi diskusi :
1. Pemaparan mengenai kondisi kesehatan pekerja bangunan saat ini
2. Masalah kesehatan pada pekerja bangunan (contoh : jumlah pekerja yang
mengalami musculoskeletal disorder)
3. Pemberian saran memberikan kartu jaminan kesehatan bagi pekerja
bangunan dan melakukan screening kesehatan bagi pekerja secara berkala
- Sasaran kegiatan
Pekerja bangunan (maksimal 5 orang), pihak penyelenggara proyek (humas/HRD)