STATUS ASMATIKUS
Status Generalis
Keadaan Umum : Tampak sakit berat
Kesadaran : Compos mentis
Tanda Vital
Tekanan darah : 140/80 mmHg
Nadi : 97x/menit, regular, kuat angkat, isi cukup
Napas : 35x/menit, reguler
Suhu : 36,4C (diukur pada aksilla dextra)
SaO2 : 80% O2 10 lpm NRBM 92%
Pemeriksaan Fisik (2)
Kepala : normochepal
Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Wajah : dbn
THT : dbn
Leher : pembesaran KGB -/-, JVP tidak meningkat
Thorax : simetris +/+, retraksi sela iga +
Cor : bunyi jantung I & II normal reguler, gallop (-), murmur
(-)
Pulmo : suara napas vesikuler, ronki (-/-), wheezing ekspirasi
(+/+), ekspirasi memanjang +/+
Pemeriksaan Fisik (3)
Keluhan batuk dan demam disangkal oleh pasien. Dalam satu bulan terakhir , sesak
dialami pasien sebanyak lebih dari 2 kali/minggu. Sesak sangat mengagnggu
aktifitas pasien. Pasien sering terbangun pada malam hari karena sesak >2
kali/bulan. Pasien memiliki riwayat asma sejak kecil dan muncul jika suhu udara
dingin
Pasien juga sering menggunakan obat berotec untuk meredekan gejala asamanya
jika kambuh. Ibu pasien juga menderita asma. Pasien dulu merupakan seorang
perokok aktif selama lebih dari 10 tahun (setengah bungkus per hari), saat ini
sudah 2 tahun tidak merokok.
Resume
Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien TSB, kesadaran compos
mentis, TD 140/80, frekeunsi nadi 97 x/menit, RR 35 kali/menit, saturasi oksigen 80%.
Pada pemeriksaan thoraks didapatkan adanya retraksi di sela iga, pada pemeriksaan
paru didapatkan adanya wheezing ekspirasi di kedua lapang paru dan adanya ekspirasi
memanjang. Dari hasil pemeriksaan laboratorium darah didapatkan adanya
leukositosis dan hiponatremia. Hasil pemeriksaan rontgen dalam batas normal.
Diagnosis
Diagnosis kerja :
Status asmatikus
Diagnosis banding :
1. PPOK
2. Bronkitis Kronik
Terapi di IGD
IVFD NS 20 tpm
02 10 lpm NRBM
Nebulasi salbutamol 5 mg/Ipatropium 0,5 mg setiap 30 menit
Metilprednisolone 125 mg IV
MgSo4 1 gr/500cc habis dalam 1 jam
Ranitidin 2x1 amp
Prognosis
Ad vitam : ad bonam
Status asmatikus adalah asma yang berat dan persisten yang tidak berespon
terhadap terapi konvensional, dan serangan dapat berlangsung lebih dari 24
jam
Epidemiologi Asma (1)
Epidemiologi Asma(2)
Di Indonesia, berdasarkan RISKESDAS tahun 2013 Prevalensi asma pada semua
umur 4,5%.
Inflamasi, yaitu individu yang telah mengalami sensitisasi, belum tentu menjadi asma. Apabila telah terpajan dengan
pemacu (enhancer) akan terjadi proses inflamasi pada saluran napas. Proses inflamasi yang berlangsung lama atau proses
inflamasinya berat secara klinis berhubungan dengan hipereaktivitas. Faktor pemicu tersebut adalah salah satunya
rinovirus
Serangan asma, yaitu setelah mengalami inflamasi maka bila individu terpajan oleh pencetus (trigger) maka
akan terjadi serangan asma.
Faktor Lingkungan Faktor Lingkungan Mencetuskan
2. Clinical presentation Young patient with recurrent, Rare ini children and adults under 40
intermittent episode of wheezing, yo, older current or ex-smoker with
coughing, chest tightening or progressively worsening shortness of
shortness of breath, cough at night, breath, cough and mucus production
onset during childhood, family accompanied by decreasing activity,
history of atopy, symptom increase long history of smoking
with exposure to allergens
3. Lung function - Airway obstruction reversible - Airway obstruction irreversible
measurement - Symptom s occure in near- - Symptoms occure when FEV1 has
normal lung function fallen about 50% of the predicted