Anda di halaman 1dari 19

Yudi Imansyah Pengambilam Keputusan…

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM ORGANISASI LEMBAGA


PENDIDIKAN

Yudi Imansyah

Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung


Program Magister Manajemen Pendidikan Islam
Kampus II, Jl. Cimencrang - Panyileukan, Bandung, Jawa Barat 40292, Indonesia

yudiimansyah81@gmail.com

ABSTRACT

MTs Al Falah Cicalengka Bandung Regency is an Islamic educational institution


that uses decision-making procedures and policies that refer to applicable laws
and regulations. the purpose of this study is to determine the basic process of
decision-making policy, especially in the field of financing management in the
institution concerned. The research used descriptive qualitative method. Decision
is the most important stage in the management of Islamic educational institutions,
because this is a determinant of the advance and withdrawal of educational
institutions.

Keywords: Taking, decision, in Institution, Education

PENDAHULUAN
Setiap tindakan manusia sehari-hari, selalu didasari oleh keputusan yang
diambil. Mulai aktivitas individual hingga aktivitas dalam organisasi, semuanya
didasari pada keputusan yang telah ditetapkan sebelumnya. Akan tetapi, karena
keputusan-keputusan tersebut telah rutin diambil, kita biasanya tidak lagi berfikir
lama untuk menetapkan keputusan tersebut. Setiap tindakan seolah-olah dilakukan
begitu saja secara alami tanpa perlu pertimbangan.
Diluar tindakan rutin tersebut,permasalahan yang perlu dipertimbangkan
matang-matang sebelum mengambil keputusan. Hal ini dikaenakan keputusan
yang dibuat harus didasari pada pertimbangan matang dari berbagai kemungkinan
yang ada.
Keputusan untuk memilih ini tidak selalu mudah, terutama karena kita
mempunyai berbagai keterbatasan. Apabila dengan keterbatasan tersebut kita
paksa untuk mendapatkan sesuatu yang sangat ideal, tidak jarang keputusan

73 Vol.1, No.1 Desember 2017


Yudi Imansyah Pengambilam Keputusan…

tersebut menjadi salah. Akibatnya kita harus menanggung resiko memilih pilihan
yang kurang tepat sehingga merugikan diri sendiri maupun organisasi.
Berdasarkan pemaparan di atas, maka peneliti mengambil keputusan untuk
menentukan lokasi penelitian di MTs Al Falah Cicalengka Kabupaten Bandung.
MTs Al falah merupakan lembaga pendidikan islam yang refresentatif untuk di
jadikan objek penelitian karena menjadi lembaga yang diminati oleh masyarakat
yang memang dianggap sebagai lembaga pendidikan islam yang memiliki
program pendidikan islam yangf maju dan menghasilkan output pendidikan yang
berkualitas sebagai bentuk pengambilan keputusan dan kebijakan lembaga
pendidikan islam yang sedang di kaji oleh peneliti.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka kami merumuskan masalah
sebagai berikut: Bagaimanakah konsep dasar pengambilan keputusan,
Bagaimanakah kebijakan dasar pengambilan keputusan di MTs Al Falah
Cicalengka Kabupaten Bandung, Bagaimanakah gaya dan model pengambilan
keputusan di MTs Al Falah Cicalengka Kabupaten Bandung, Bagaimanakah
model pengambilan keputusan partisipatif dalam kepemimpinan di MTs Al Falah
Cicalengka Kabupaten Bandung. mengingat kajian penelitian ini sangat luas,
amaka peneliti membatasi masalah pada dasar kebijakan pengambilan keputusan
di bidang pengelolaan pembiyaan.

KAJIAN TEORITIK TENTANG PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM


ORGANISASI LEMABAGA PENDIDIKAN
Konsep Dasar Pengambilan Keputusan
Dilihat dari segi pengertiannya, keputusan adalah pemutusan satu
pengakhiran dari proses pemikiran tentang satu masalah atau problem, untuk
menjawab pertanyaan apa yang harus diperbuat guna mengatasi masalah tersebut,
dengan menjadikan pilihan pada salah satu alternatif tertentu.
Siagian mendefinisikan pengambilan keputusan sebagai usaha sadar untuk
menentukan satu alternatif dari berbagai alternatif untuk memecahkan masalah.
(Siagian, 1993, p. 24). Salusu mendefinisikan pengambilan keputusan sebagai
proses memilih suatu alternatif cara bertindak dengan metode yang efisien sesuai

74 Vol.1, No.1 Desember 2017


Yudi Imansyah Pengambilam Keputusan…

setuasi untuk menemukan dan menyelesaikan masalah organisasi. (Salusu, 1996,


p. th). Handoko mendefinisikan pengambilan keputusan sebagai proses pemilihan
serangkaian kegiatan di pilih sebagai penyelesaian suatu masalah
tertentu.(Handoko, 2011, p. 11).
Rusdiana menjelaskan bahwa pengambilan keputusan sangat erat hubungannya
dengan seluruh kegiatan organisasi,dan meliputi seluruh fungsi manajemen dalam
organisasi. Lembaga pendidikan pun tidak terlepas dari pengambilan keputusan
itu sendiri, baik pengambilan keputusan pada tingkat sederhana maupun pada
tingkat yang sulit sesuai dengan alternatif yang di gunakan.(Rusdiana, 2016, p. 202).

Prinsip-prinsip Pengambilan Keputusan dalam Organisasi


Prinsip-prinsip dari pengambilan keputusan menurut Piet Saher Tian adalah
sebagai berikut (Piet Saher Tian, 1994, th):
a. Dapat di bedakan dengan jelas antara pengambilan keputusan dengan
pemecahan masalah;
b. Pengambilan keputusan harus selalu dilihat dalam kaitannya dengan tujuan-
tujuan yang hendak di capai;
c. Sebab pengambilan keputusan sering mengandung faktor mereka maka selalu
diperlukan data penunjang dan analisa yang konprehensif dalam mengambil
suatu keputusan.
d. Pinpinan tidak haya mau mengambil keputusan, tetapi juga bertanggung
jawab atas segala tindakan keputusan itu.

Fungsi Pengambilan Keputusan


Fungsi pengambilan keputusan, yaitu sebagai berikut:
a. Pangkal permulaan dari semua aktivitasi manusia yang dasar dan terarah, baik
secara individu atau kelompok, baik secara institusional maupun secara
organisasional.
b. Sesuatu yang bersifat futuristik, yaitu berkaitan dengan hari depan, masa yang
akan datang yang efeknya atau pengarahanya berlangsung cukup lama.

Tujuan Pengambilan Keputusan

75 Vol.1, No.1 Desember 2017


Yudi Imansyah Pengambilam Keputusan…

Rusdiana menjelaskan, tujuan dari pengambilan keputusan adalah sebagai


berikut (Rusdiana, 2016, p. 204):
a. Tujuan yang bersifat tunggal, terjadi apabila keputusan yang di hasilkan
hanya menyangkut satu masalah. Artinya, sekali diputuskan tidak akan ada
kaitannya dengan masalah lain.
b. Tujuan yang bersifat ganda, terjadi apabila keputusan yang di ambil sekaligus
memecahkan dua masalah atau lebih yang bersifat kontradiktif atau yang
tidak kontradiktif.

Unsur-unsur Pengambilan Keputusan


Menurut Ibnu Syamsi (1995) dalam Rusdiana (Rusdiana, 2016, p. 205),
unsur-unsur pengambilan keputusan yang harus di pertimbangkan adalah sebagai
berikut:
a. Tujuan dari pengambilan keputusan, yaitu mengetahui terlebih dahulu tujuan
yang ingin di capai dari pengambilan keputusan tersebut.
b. Identifikasi alternatif-alternatif keputusan untuk memecahkan masalah yang
di pilih untuk mencapai tujuan tersebut.
c. Perhitungan mengenai faktor-faktor yang tidak dapat diketahui sebelumnya
atau di luar jangkauan manusia.
d. Sarana atau alat untuk mengevaluasi atau mengukur hasil dari suatu
pengsambilan keputusan.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan


Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan, menurut Eti
Rodiaty (2008) yang di kutip oleh Rusdiana adalah sebagai berikut:
a. Kedudukan
Dalam kerangka pengambilan keputusan, posisi/kedudukan seseorang dapat
dilihat dalam hal letak posisinya, apakah sebagai pembuat keputusan
(decision maker), penentu keputusan (decision taker), ataukah staf (staffer).

b. Masalah
76 Vol.1, No.1 Desember 2017
Yudi Imansyah Pengambilam Keputusan…

Atau problem adalah hal-hal yang menjadi penghalang untuk tercapainya


tujuan, yang merupakan penyimpangan dari hal-hal yang diharapkan,
direncanakan atau dikhendaki dan harus di selesaikan.
c. Situasi
Situasi adalah keseluruhan faktor dalam keadaan, yang berkaitan satu sama
lain, dan secara bersama-sama memancarkan pengaruh terhadap kita beserta
apa yang hendak kita perbuat
d. Kondisi
Kondisi adalah keseluruhan dari paktor yang secara bersama-sama
menentukan daya gerak, daya berbuat, atau kemampuan kita. Sebagian besar
paktor tersebut merupakan sember daya.
e. Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai, baik tujuan perseorangan, tujuan unit
(kesatuan), tujuan organisasi maupun tujuan usaha, pada umumnya telah di
tentukan. Tujuan yang di tentukan dalam prengambilan keputusan merupakan
tujuan antara atau onbjektif.

Kebijakan Dasar Pengambilan Keputusan


Esensi Kebijakan Pengambilan Keputusan
Secara etimologi, istilah kebijakan berasal darti kata “bijak” yang berarti
selalu menggunakan akal budidaya; pandai; mahir; “selanjutnya, dengan memberi
imbuhan “ke-“dan,”-an,”kata”kebijakan berarti” rangkaian konsep dan asas yang
menjadi garis besar dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan,
kepemingpinan. Pengertian tersebut memberikan dua poin penting yang perlu di
pahami. pertama, pengambilan keputusan mesti di dasarkan pada pertimbangan-
pertimbangan logis sehingga dapat diterima oleh semua pihak yang menjadi
sasaran keputusan tersebut. kedua, pengambilan keputusan yang pada gilirannya
melahirkan satu atau lebih keputusan yang dapat di jadikan sebagai garis besar
untuk melakukan suatu pekerjaan, profesi atau kepemingpinan. (Rusdiana, 2016,
p. 114).

77 Vol.1, No.1 Desember 2017


Yudi Imansyah Pengambilam Keputusan…

Bertitik tolak dari pengertian tersebut, pengertian kebijakan dalam pendidikan


merupakan keseluruhan proses dan hasil perumusan langkah-langkah setrategis
pendidikan, yang dijabarkan dari visi dan misi pendidikan, dalam rangka untuk
mewujudkan tercapainya tujuan pendidikan dalam suatu masyarakat untuk suatu
kurun waktu tertentu.
Begitu pula halnya dalam kebijakan pendidikan islam, harus pula relevan
dengan visi dan misi pendidikan islam. Menurut tilar (2008) yang di kutip oleh
rusdiana, visi pendidikan islam untuk Indonesia adalah mewujudkan nilai nilai
keislaman dalam pembentukan manusia Indonesia, yaitu manusia yang shaleh dan
produktif.Adapun esensi kebijakan pengambilan keputusan dalam organisasi
pendidikan adalah sebagai berikut. keputusan adalah pengakhiran dari pada proses
pemikiran tentang apa yang dianggap sebagai masalah sebagai sesuatu yang
dianggap merupakan penyimpangan dari pada yang dikehendaki, direncanakan
atau di tuju dengan menjatuhkan pilihan pada salah satu alternative
pemecahannya.
Menurut Siafian (2003) yang dikutip oleh rusdiana pengambilan keputusan
merupakan suatu pendekatan yang sistematis terhadap suatu masalah dihadapi.
masalah tersebut menyamgkut pengetahuan tentang hakikat dari masalah yang
dihadapi, analisis masalah dengan menggunakan fakta dan data, mencari
alternative yang paling rasional dan hasil penilaian yang dicapai sehingga akibat
dari keputusan yang diambil akan dapat menjawab pertanyaan tentang apa yang
harus diperbuat untuk mengatasi masalah tersebut dengan menjatuhkan pilihan
(choice) pada salah satu alternative tertentu.
Dengan demikian, dapat diartikan bahwa kebijakan pengambilan keputusan
adalah memilih dan menetapkan satu alternative yang dianggap paling tepat dari
beberapa alternative yang dirumuskan. keputusab itu harus bersifat fleksibel,
analitis, dan memungkinkan untuk dilaksanakan dengan dorongan sarana
prasarana dan sumber daya yang tersedia (berupa manusia dan material).

78 Vol.1, No.1 Desember 2017


Yudi Imansyah Pengambilam Keputusan…

Dasar Pengambilan Keputusan


Dasar pengambilan keputusan itu bermacam-macam, bergantung dari
permasalahannya (Rusidana, 2016, p. 202). Keputusan dapat di ambil berdasarkan
perasaan semat-mata, dapat pula keputusan dapat di buat berdasarkan rasio. Selain
bergantung pada permasalahannya,pengambilan keputusan juga bergantung pada
individu yang membuat keputusan. (Rusidana, 2016, p. 202). Atas dasar hal ini,
Terry (Syamsi, 2000), mengemukakan beberapa dasar pengambilan keputusan,
yaitu sebagai berikut:
a. Instuisi. pengambilan keputusan yang di dasarkan pada instuisi adalah cara
seorang peminpin mengambil keputusan dengan menggunakan inner feeling.
Ada dua keuntungan yang dapat di peroleh dengan menggunakan instuisi
dalam mengambil keputusan, yaitu cepat dan pengaruhnya dapat di batasi.
b. Fakta. pengambilan keputusan berdasarkan pada fakta yang lebih rasional dan
objektif karena menggunakan metodolog. Sebelum mengambil keputusan,
fakta tersebut dapat dianalisis, diklasifisikan, dan diinterprestasikan.
c. Pengalaman; pengambilan keputusan yang di dasarkan pada pengalaman
adalah cara seorang pemimpin mengambil keputusan dengan menjadikan
peristiwa masa lalu sebagai acuan dalam mengambil keputusan. Pengambilan
keputusan yang di dasari pada pengambilan cenderung lebih bersifat
tradisonal dan menjaga status quo.
d. Kekuasaan; yaitu kekuatan/kekuasaan yang dimiliki oleh seorang pemimpin
dalam mengambil keputusan dan keputusannya dilaksanakan oleh
bawahannya. Pada sisi lain dapat di katakana bahwa penerima keputusan
memberikan authority kepada pembuat keputusan (decision maker).

Pertimbangan dalam Pengambilan Keputusan


Ada beberapa perspektif dalam mempertimbangkan sebuah keputusan,
sebagai berikut:
a. Pengambilan keputusan dalam perspektif agama
b. Pengambilan keputusan dalam perspektif psikologi
c. Pengambilan keputusan dalam perspektif sosiologi

79 Vol.1, No.1 Desember 2017


Yudi Imansyah Pengambilam Keputusan…

d. Pengambilan keputusan dalam perspektif filsafat pendidikan

Gaya dan Model Pengambilan Keputusan dalam Organisasi Pendidikan


Gaya dan Model Pengambilan Keputusan
Manajer dalam mengambil keputusan dapat berperan dalam berbagai gaya.
Gaya manajer dalam pengambilan keputusan akan banyak diwarnai oleh beberapa
hal seperti latar belakang pengetahuan, perilaku, pengalaman, dan sejenisnya. Para
manajer memiliki berbagai gaya menyangkut pengambilan keputusan dan
penyelesaian berbagai persoalan. Salah satu padangan mengenai gaya-gaya
pengambilan keputusan mengemukakan bahwa ada tiga cara yang berbeda dimana
para manajer dalam mendekati masalah tersebut antara lain: pertama, menghindari
masalah. Seseorang penghindar masalah mengabaikan informasi yang menunjuk
ke sebuah masalah. Para penghindar masalah ini tidak aktif dan tidak ingin
menghadapi masalah.
Kedua, penyelesaian masalah. Seorang penyelesai masalah mencoba
menyelesaikan masalah-masalah yang muncul. Mereka bersikap reaktif
menghadapi masalah-masalah yang timbul. Ketigapencari masalah. Seorang
pencari masalah secara aktif mencari masalah-masalah guna diselesaikan atau
mencari peluang-peluang baru untuk dikejar. Mereka menempuh pendekatan
proaktif guna mengantisipasi masalah-masalah sebelum timbul. Para manajer
dapat menggunakan masing-masing pendekatan.
Dan supaya menjadi organisasi-organisasi yang sukses, inovatif, kreatif,
organisasi itu membutuhkan manajer secara proaktif mencari peluang dan cara
untuk melakukan segala sesuatunya.

Teknik Pengambilan Keputusan


Menurut Syamsi dalam buku Rusdiana (Rusdiana, 2016, p. 18), khusus
pengambilan keputusan dalam kelompok, ada dua teknik yang dilakukan.
1. Teknik Delphi
Pada teknik ini setelah pimpinan pendidikan memberitahukan adanya
masalah yang perlu dipecahkan bersama. Bersama mengemukakan pendapat
atau ide, saran, dan pandangan secara tertulis mengenai rencana keputusan
80 Vol.1, No.1 Desember 2017
Yudi Imansyah Pengambilam Keputusan…

yang akan diambil. Teknik Delphi ini dimaksudkan untuk menghindari


hubungan langsung yang kurang harmonis, karena menonjolnya ide yang
lebih bagus dari salah seorang dibandingkan dengan ide yang lain. Dengan
teknik ini dapat dihindarkan perasaan tersinggung bagi yang idenya kurang
baik. Akan tetapi, kelemahannya antara lain hanya karena untuk
menghindarkan rasa tidak enak, tidak diberikan kesempatan berkomunikasi
secara langsung. Padahal, setiap personel organisasi ada baiknya jika ada
pendapat yang lebih baik itu dianggap sebagai penambahan pengetahuan bagi
yang lainnya.
2. Teknik Kelompok Nominal
Pertemuan kelompok ini merupakan pertemuan kelompok structural yang
tugasnya memberikan tanggapan dan saran secara tertulis. Setiap orang
diminta menulis ide pokok atau pendapatnya di white board secara
bergantian. Kemudian dibicarakan bersama secara terbuka dan tuntas, jika
tidak ada kata sepakat maka dilakukan voting.Perbedaan kedua teknik
pengambilan keputusan di atas pada pokoknya adalah bahwa teknik Delphi
merupakan teknik pengambilan keputusan kelompok secara lebih tertututp;
sedangkan teknik kelompok nominal lebih bersifat terbuka.

Proses dan Tahapan Pengambilan Keputusan dalam Organisasi Pendidikan


Dalam pemecahan masalah menurut Handoko dalam buku rusdiana
(Rusdiana,2016, p. 217) proses pengambilan keputusan secara rasional dan ilmiah
pada dasarnya meliputi tahapan sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi masalah
b. Merumuskan masalah
c. Menentukan alternatif
d. Mengidentifikasi akibat atau konsekuensi dari pengambilan keputusan setiap
alternatif
e. Memilih alternatif yang baik
f. Evaluasi

81 Vol.1, No.1 Desember 2017


Yudi Imansyah Pengambilam Keputusan…

Menurut Herbart A. Simon dalam Rusdiana (Rusdiana, 2016, p. 220), tiga


tahap yang ditempuh dalam pengambilan keputusan, yaitu sebagai berikut:
1. Tahap penyelidikan, yaitu mempelajari lingkungan terhadap kondisi yang
memerlukan keputusan. Pada tahap ini data mentah yang diperoleh, diolah,
dan diuji serta dijadikan petunjuk untuk mengetahui atau mengenal persoalan.
2. Tahap perancangan, yaitu pendaftaran, pengembangan, penganalisaan
arah tindakan yang mungkin dilakukan.
3. Tahap pemilihan, yaitu kegiatan pemilihan arah tindakan dari semua
yang ada.

Model Pengambilan Keputusan Partisipatif dalam Kepemimpinan


Organisasi Lembaga Pendidikan
Karakteristik Model Pengambilan Keputusan dalam Kepemimpinan
Partisipatif
Para teoretikus mengemukakan empat prosedur pengambilan keputusan, yang
menurut Yukl dalam Rusdiana (2016:220), merupakan kontinum yang
digambarkan sebagai berikut(Rusdiana, 2016, p. 222)

Kelebihan Pengambilan Keputusan Partisipatif


Menurut Yukl (1991) dalam Rusdiana (Rusdiana, 2016, p. 222), beberapa
keuntungan potensial pengambila keputusan, yaitu sebagai berikut:
a. Meningkatkan kualitas sebuah keputusan apabila anggota organisasi
mempunyai informasi dan pengetahuan yang tidak dimiliki pemimpin
tersebut dan bersedia bekerja sama dalam mencari suatu pemecahan yang
baik untuk suatu masalah keputusan.
b. Secara khusus kelebihan kepemimpinan partisipatif, yaitu sebagai berikut.
1) Konsultasi ke bawah
2) Konsultasi lateral
3) Konsultasi ke atas
4) Konsultasi dengan pihak luar

82 Vol.1, No.1 Desember 2017


Yudi Imansyah Pengambilam Keputusan…

Efektifitas Model Pengambilan Keputusan Partisipatif


Efektivitas keseluruhan dari sebuah keputusan bergantung pada dua variabel
intervensi, yaitu penerimaan keputusan dan kualitas keputusan adalah sebagai
berikut:
a. Orang-orang yang mempunyai pengaruh yang cukup besar dalam
pengambilan keputusan cenderung mengidentifikasikan dirinya dengan hal
tersebut dan merasakannya sebagai keputusannya.
b. Partisipasi juga member pengertian yang lebih baik mengenai sifat masalah
keputusan dan alasan mengapa suatu altternatif tertentu diterima dan yang
lainnya ditolak.
c. Memungkinkan orang memperoleh peluang untuk melindungi kepentingan
mereka jika benar-benar terancam.
d. Sebuah keputusan yang telah dibuat oleh sebuah proses kelompok yang
dianggap sah.

Keterbatasan Pengambilan Keputusan Partisipatif


Pengambilan keputusan partisipatif memiliki keterbatasan sebagai berikut:
a. Memerlukan banyak waktu, kadang bertele-tele, dalam keadaan darurat untuk
berkonsultasi dan berdiskusi tidak efektif, pemimpin harus cepat dan tanggap
dalam mengambil keputusan.
b. Terjadinya partisipasi semu (pseudoparticipation), yaitu pemimpin mencoba
untuk melibatkan bawahan dalam tugas, bukan dalam proses pengambilan
keputusan.

Implementasi Model Pengambilan Keputusan Partisipatif dalam


Kepemimpinan Organisasi Pendidikan
Mengenai implementasi pengambilan keputusan dalam kepemimpinan
partisipatif dalam kepemimpinan pendidikan berkaitan erat dengan perilaku
birokrasi pendidikan, kepala sekolah, dan guru sebagai anggota organisasi
pendidikan dalam pengambilan keputusan. Peran serta ketiga pemimpin
pendidikan dalam pengambilan keputusan ditegaskan oleh French (1960) dalam
Rusdiana (Rusdiana, 2016, p. 226) bahwa peran serta menunjukkan suatu proses
83 Vol.1, No.1 Desember 2017
Yudi Imansyah Pengambilam Keputusan…

antara dua atau lebih pihak yang mempengaruhi satu terhadap yang lainnya dalam
membuat rencana, kebijaksanaan dan keputusan.
Adanya peran serta ada jaminan bahwa anggota organisasi pendidikan tetap
mempunyai control atas keputusan-keputusan yang diambil, yaitu sebagai berikut:
a. Peran pemimpin pendidikan dalam pengambilan keputusan partisipatif.
b. Peran bawahan dalam pengambilan keputusan.
Adapun menurut Amirullah Haris Budiyana mengatakan bahwa teori
manajemen mengenal perbedaan antara dua model utama dalam pembuatan
keputusan. Kedua model tersebut adalah mode klasik dan model perilaku
(Amirullah Haris Budiyana, 2004, p. 153).

PEMBAHASAN DAN TEMUAN


Kebijakan Dasar Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan merupakan tahapan utama yang menentukan arah
serta tujuan sebuah lembaga pendidikan islam. Kemudian, dasar kebijakan
pengambilan keputusan bukan ha nya di ambil ketika lembaga menghadapi
masalah tertentu, akan tetapi juga di ambil saat mengembangkan lembaga
pendidikan.
MTs Al Falah Cicalengka didirikan pada tahun 1982 dengan akreditasi
pertama kali mendapatkan nilai A. Kemudian, pada dasarnya MTs Al Falah
Cicalengka Kabupaten Bandung memiliki fungsi yang sama dengan lembaga
pendidikan pada umumnya, yaitu bertujuan untuk mencerdaskan generasi penerus
bangsa serta mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki oleh peserta didik.
Akan tetapi MTs Al Falah ini memiliki tujuan utama yaitu menginternalisasi nilai-
nilai Al qur’an ke dalam diri peserta didik serta membentuk kultur dan akhlak
mulia yang ditanamkan dalam kehidupan sehari-hari baik saat pembelajaran di
kelas, maupun di asrama.MTs Al Falah merupakan lembaga pendidikan yang
berbasis boardingschool sehingga pembelajaran dan penanaman nilai-nilai Al-
qur’an tidak hanya dilakukan di kelas, namun juga di internalisasikan dalam
pembelajaran di asrama baik putra maupun putri. Semua peserta didik diharuskan
mengikuti proses pembelajaran pesantren serta harus mengikuti aturan yang

84 Vol.1, No.1 Desember 2017


Yudi Imansyah Pengambilam Keputusan…

berlaku baik di kelas maupun di asrama. (Wawancara dengan Kepala Madrasah


MTs Al Falah Cicalengka Tanggal 26 Pebruari 2016

Visi, Misi dan Strategi MTs Al Falah Cicalengka


Lembaga pendidikan adalah lembaga yang memiliki tanggung jawab untuk
meningkatkan kualitas manusia baik dalam segi akademik maupun non akademik
agar dapat memenuhi tuntutan masyarakat dimasa sekarang dan dimasa yang akan
datang. Oleh karena itu, Lembaga pendidikan harus memiliki visi, misi, dan
tujuan yang jelas yang akan menjadi target pencapaian lembaga
pendidikan.sebagai bentuk kebijakan dasar pengambilan keputusan.
MTs Al Falah Cicalengka Kabupaten Bandung merupakan lembaga
pendidikan yang berkualitas serta memiliki target yang jelas. Dibawah ini penulis
paparkan visi dan misi MTs Al Falah Cicalengka sebagai berikut:

Visi: Menjadi Madrasah Tsanawiyah terdepan dilingkungan Kementerian


Agama bahkan Kementerian pendidikan dan kebudayaan dalam
pengembangan dibidang Alqur’an.

Misi: Mengembangkan potensi siswa menjadi masyarakat yang memiliki


kemampuan akademik yang seimbang dengan amal yang dilandasi
dengan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.

Strategi optimalisasi pelayanan akademik dengan cara:


a. Pelayanan akademik:
1) Menyelenggarakan kelas unggulan.
2) Menyelenggarakan kelas rata-rata.
3) Melengkapi sarana pendamping pembelajaran pelayanan kesiswaan.
4) Membuat sarana kegiatan siswa dalam rangka menunjang life skill siswa.
b. Pelayanan kesiswaan
1) Membuat sarana kegiatan siswa dalam rangka menunjang life skill siswa.
2) Menjalin kebersamaan yang kuat antara sesama guru.
3) Membuat kelompok guru yang sesuai bidang yang diembannya.

Visi dan Misi MTs Al Falah Cicalengka Kabupaten Bandung merupakan


gambaran bahwa MTs Al Falah sebagai lembaga yang visioner atau berpandangan

85 Vol.1, No.1 Desember 2017


Yudi Imansyah Pengambilam Keputusan…

jauh kedepan sehingga pengelola madrasah senantiasa melakukan inovasi


pendidikan dan perubahan kultur untuk mengikuti perkembangan zaman serta
membentuk peserta didik yang memiliki nilai-nilai Al qur’an dan memiliki
keseimbangan antara ilmu pengetahuan dan amal.

Faktor Faktor yang mempengaruhi dasar kebijakan pengambilan keputusan


Secara umum faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan di MTs Al
Falah Cicalengka Kabipaten bandung khususnya dalam kebijakan pembiayaan
madrasah adalah jabatan dan setruktur organisasi. dimana dalam setiap
pengambilan keputusan dan kebijakan selalu mengakomodir rekomendasi dari
pengurus yayasan asyahidiyah. karena sekolah ini berada di bawah yayasan
tersebut sehingga dalam setiap pengambilan keputusan serta kebijakan sangat
tergantung kepada kebijakan yayasan.
Selain dari itu, proses pengambilan kebijakan yang bersifat setrategis juga
selalu mempertimbangkan aspek budaya organisasi dan dengan persetujuan
komite madrasah serta arah kebijakan yayasan, kewenangan kepala madrasah
yang memang sangat terbatas, sehingga kepala madrasah selalu berhati hati dan
memperhatikan seluruh aspek serta kepentingan pemilik yayasan.

Program Pendidikan di MTs Al Falah Cicalengka Kabupaten Bandung


Sebagai Bentuk kebijakan dasar Pengambilan Keputusan
Pada dasarnya, bentuk nyata dasar kebijakan pengambilan keputusan dalam
sebuah lembaga pendidikan islam adalah berbentuk program lembaga serta surat
keputusan dalam rangka menyelesaikan suatu masalah dan mencapai tujuan
lembaga. di bawah ini dijelaskan program lembaga sebagai kebijakan
pengambilan keputusan khususnya pada bidang mengelolaan pembiayaan di MTs
Al Falah Cicalengka Kabupaten Bandung yaitu sebagai berikut
1. Program peningkatan kualitas tenaga pendidik dan tenaga kependidikan
dengan beberapa cara yaitu sebagai berikut:
a. Pembinaan dan pengarahan dari yayasan.
b. Pembinaan dan pengarahan dari kepala madrasah.
c. Mengikuti program sertifikasi tenaga pendidik.
86 Vol.1, No.1 Desember 2017
Yudi Imansyah Pengambilam Keputusan…

2. Programpenyelenggaraan proses pembelajaran di kelas.


3. Program penyelenggaraan UTS dan UAS serta UN.
4. Program pengembangan kompetensi pesertadidik melalui:
a. Pembekalan siswa melalui kegiatan keorganisasian.
b. Melalui program ekskul.
c. Program rihlah sesuai dengan mata pelajaran.
d. Mengikuti perlombaan antar madrasah.
5. Program penerimaan pesertadidik baru.
6. Program penambahan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan.
7. Program wisuda dan pelepasan pesertadidik kelas 9.

Proses pengalokasian anggaran pembiayaan pendidikan di MTs Al Falah


Cicalengka selalu berdasarkan program yang telah disepakati dalam proses
perencanaan. Pengalokasian anggaran dilakukan secara bertahapsesuai dengan
urutan program yang telah disusun dalam kalender pendidikan. Selain dari itu,
dalam setiap pelaksanaan program besar selalu didahului dengan pembentukan
kepanitiaan yang dilakukan oleh kepala madrasah.
Dalam pengalokasian anggaran pembiayaan pendidikan di MTs Al Falah
Cicalengka dilakukan sesuai dengan klasifikasi program yaitu sebagai berikut:
a. Pengeluaran insidental
Pengelolaan keuangan khususnya dalam proses pengalokasian merupakan hal
yang sangat sensitif, sehingga pihak pengelola madrasah memberikan tugas
tambahan bagi guru honor khusus Ibu Niar sebagai staf bendahara yang diberikan
wewenang untuk melakukan pengeluaran anggaran harian sesuai dengan
kebutuhan. Pengalokasian anggaran harian ini, harus disertai dengan bukti
pembayaran serta dicatat dalam buku harian bendahara madrasah.Pengeluaran
pembiayaan harian di MTs Al Falah Cicalengka meliputi transpot kepala
madrasah ataupun staf guru yang lain untuk memenuhi tugas atau keperluan
lembaga contoh seperti rapat kepala sekolah, rapat guru dan lain sebagainya.
Selain dari itu, pengeluaran pembiayaan harian dapat dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan ATK, prasarana pembelajaran, perbaikan dan perawatan sarpras yang

87 Vol.1, No.1 Desember 2017


Yudi Imansyah Pengambilam Keputusan…

berskala kecil dan lain sebagainya. Seluruh pengeluaran harian madrasah harus
dicatat dan diketahui oleh bendahara harian yang selalu bertugas di kantor
madrasah agar seluruh pengeluaran anggaran pembiayaan pendidikan dapat
dipertanggungjawabkan dalam tahapan selanjutnya yaitu evaluasi dan laporan
pertanggungjawaban baik dihadapan kepala madrasa`h, yayasan, dan pemerintah.
Seluruh proses ini dilakukan dengan tujuan agar pengelolaan pembiayaan
pendidikan di MTs Al Falah Cicalengka dapat dipertanggung-jawabkan serta
menjadi penunjang utama peningkatan kualitas layanan pendidikan baik bagi
siswa dalam proses pendidikan maupun bagi orang tua siswa.

b. Pengeluaran Bulanan
Proses pendidikan akan berjalan secara maksimal apabila lembaga pendidikan
mampu memenuhi seluruh hak yang harus diterima oleh tenaga pendidik dan
tenaga kependidikan yang salah satunya adalah pemenuhan pembayaran gaji guru
baik guru tetap maupun guru honor. Pengelola MTs Al Falah Cicalengka selalu
berusaha membayar gaji guru sesuai dengan jam mengajar bagi guru honor.
Kemudian, pembayaran gaji guru tetap dan guru yang telah disertifikasi dilakukan
sesuai dengan aturan yang berlaku.(Wawancara dengan Bendahara I, tanggal 16
maret 2016).
Sistem pembayaran gaji yang dilakukan oleh pengelola madrasah telah
mengalami perubahan besardari sistem kompensional yaitu pembayaran gaji
secara manual, kini telah menggunakan sistem perbankkan dimana setiap
pembayaran gaji guru baik guru tetap, mapun guru honor dilakukan melalui
transfer yang langsung masuk ke dalam rekening masing-masing. Hal ini,
dibuktikan melaui wawancara dengan beberapa guru baik yang tetap maupun guru
honor mereka mengatakan bahwa pembayaran gaji guru selalu tepat waktu.
Sistem pembayaran yang tepat waktu, mendorong para pendidik untuk mengajar
lebih maksimal dan disiplin.(Wawancara dengan guru pada tanggal (4
novenber2017).

88 Vol.1, No.1 Desember 2017


Yudi Imansyah Pengambilam Keputusan…

c. Pengeluaran Rutin Program Tahunan


Proses operasional lembaga pendidikan, di MTs Al Falah Cicalengka
disesuaikan dengan program yang telah disepakati bersama. Pengeluaran atau
pengalokasian pembiayaan pendidikanpun disesuaikan dengan program rutin yang
selalu dilaksanakan sesuai dengan kalender pendidikan. Pengalokasian
pembiayaan pendidikan baru akan disalurkan apabila masing-masing
penanggungjawab program telah mengajukan anggaran kebutuhan
kegiatan.Secara garis besar, program tahunan yang bersifat rutin di MTs Al Falah
Cicalengka meliputi penyelenggaraan kegiatan UTS, Ujian Nasional,Ujian Akhir
Semester, masa penerimaan siswa baru, dan wisuda pelepasan siswa kelas 9.
Dalam pelaksanaan program tahunan yang bersifat rutin ini, biasanya melalui
beberapa tahapan yaitu sebagai berikut:
1) Pembentukan kepanitiaan kegiatan
2) Penyusunan rencana kegiatan
3) Penyusunan anggaran sesuai dengan kebutuhan kegiatan
4) Pengajuan anggaran kebutuhan kepada bendahara I

Pengalokasian keuangan atau pembiayaan pendidikan disalurkan secara


berangsur-angsur kepada bendahara panitia sesuai dengan kebutuhan dan jadwal
kegiatan. Seluruh pengeluaran yang dilakukan oleh panitia harus dicatat dan
dipergunakan seoptimal mungkin agar tujuan dari suatu kegiatan dapat dicapai
dengan efektif dan efisien. Seluruhproses dan prosedur yang diberlakukan di MTs
Al Falah Cicalengka dalam proses pengalokasian pembiayaan bertujuan agar
penggunaan pembiayaan pendidikan dipergunakan seminimal mungkin akan
tetapi mendapatkan hasil yang memuaskan atau sesuai dengan target.
Pengalokasian pembiayaan di MTs Al Falah Cicalengka dalam setiap
program merupakan tanggung jawab kepanitiaan penyelenggara kegiatan,
bendahara satu dan bendahara dua, wakil kepala madrasah yang bersangkutan dan
kepala madrasah sebagai penanggungjawab umum oprasional lembaga
pendidikan.

89 Vol.1, No.1 Desember 2017


Yudi Imansyah Pengambilam Keputusan…

d. Pengeluaran rutin program pengembangan pesertadidik


Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
proses pembelajaran yang nyaman agar dapat mengembangkan seluruh potensi
pesertadidik. Demikian pula di MTs Al Falah Cicalengka, pengembangan potensi
peserta didik bukan hanya melalui proses pembelajaran di kelas akan tetapi
pengelola madrasah berupaya mengembangkan potensi siswa melalui berbagai
program meliputi penyelenggaraan kegiatan ekskul, latihan dasar kepemimpinan
siswa (LDKS) dan latihan dasar kepemimpinan kepramukaan (LDKP).
Pada dasarnya, pengalokasian pembiaan secara prosedur sama persis dengan
pengalokasian pembiayaan seperti program yang lainnya, akan tetapi dalam
pengalokasian pembiayaan di program pengembangan siswa ini, memiliki
prosedur yang berbeda contohnya, program peringatan hari besar islam yang
dikelola oleh siswa dengan membentuk kepanitiaan kegiatan. Demikian pula
dengan pengalokasian pembiayaan, pengelola madrasah menyerahkan
pengelolaan keuangan kepada siswa dengan pengawasan yang ketat diwakili oleh
wakil kepala madrasah bidang kesiswaan.Pengelolaan alokasi pembiayaan yang
diserahkan kepada siswa bertujuan untuk melatih dan mendidik siswa agar belajar
mengelola keuangan dan kegiatan secara umum agar menjadi bekal dan
menanamkan nilai-nilai kemandirian dan sifat amanah. Proses penyaluran
pembiayaan melalui siswa, dilakukan secara berangsur-angsur dan mendapatkan
pengawasan serta pengarahan dari wakil kepala madrasah bidang kesiswaan dan
Pembina kegiatan yang bersangkutan, agar pengelolaan keuangan dan kegiatan
dikelola dengan efektif dan efisien.

KESIMPULAN
Berdasarkan kajian teori dan hasil penelitian serta pembahasan hasil
penelitian maka dapat disimpulkan bahwa kebijakan dasar pengambilan
keputusan di MTs A l Falah Cicalengka Kabupaten Bandung merupakan
proses penyusunan program baik jangka pendek, menengah, maupun jangka
panjang. selain dari itu pengambilan kebijakan dan keputusan dilakukan untuk
menyelesaikan berbagai masalah yang di hadapi lembaga. kemudian faktor

90 Vol.1, No.1 Desember 2017


Yudi Imansyah Pengambilam Keputusan…

utama yang mempengaruhi pengambilan kebijakan adalah adanya


keterbatasan wewenang kepala sekoalh yang berada di bawah yayasan.

DAFTAR PUSTAKA

Rusdiana. A (2016). Pengembangan Organisasi Lembaga Pendidikan.


Bandung: Pustaka Setia

Amirullah Haris Budiyana.(2004).Pengantar Manajemen. Yogyakarta: Graha


Ilmu

Richard L. Daft. (2010). Era Baru Manajemen (New Era of Management).


Jakarta: Salemba

91 Vol.1, No.1 Desember 2017

Anda mungkin juga menyukai