Oleh :
Putri Nurani
Pembimbing :
I. Identitas Pasien
Nama : Tn. K
Umur : 44 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Pesawaran
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
Pendidikan : SLTA
Suku : Jawa
Status : Menikah
No. RM : 126534
Tanggal masuk : 29 April 2019 pukul 21.41 WIB
II. Anamnesis
Anamnesis dilakukan pada tanggal 01 Mei 2019 pukul ± 11.00 WIB di
bangsal RPD RS Pertamina Bintang Amin secara autoanamnesis dan
alloanamnesis.
A. Keluhan Utama : Nyeri perut kanan atas
B. Keluhan Tambahan : Mual (+), muntah (-), demam (+), menggigil (-),
nyeri ulu hati (+), batuk (-), sesak napas (-), nyeri
(dbn)
2
C. Riwayat Penyakit Sekarang
nyeri yang hebat di perut kanan atasnya sampai merasa lemas menahan
memberat. Os merasakan mual, demam dan nyeri pada ulu hatinya. Demam
mantri desa untuk berobat dan di lakukan perawat di rumah dengan diberikan
cairan infus dan obat minum yang Os tidak tahu jenis obatnya. Selama
Pada hari Selasa tanggal 29 April 2019 sore hari, Os dibawa ke IGD
RSPBA oleh istri dan keluarganya dengan keluhan nyeri pada perut kanan
atas yang semakin hebat dan memberat sejak 3 jam sebelum masuk Rumah
selama sakit. BAB dan BAK dalam batas normal. Nyeri dada dan sesak napas
3
D. Riwayat Penyakit Dahulu
Cacar
Malaria Batu ginjal/saluran kemih
Cacar air
Disentri Burut (hernia)
Difteri
Hepatitis Penyakit prostat
Batuk rejan
Tifus abdomen Wasir
Campak
Hipotensi Diabetes
Influenza
Sifilis Alergi
Tonsilitis
Gonore Tumor
Kholera
Hipertensi Penyakit Jantung
Ulkus
Demam rematik akut Asma Bronkhial
ventrikulus
Pneumonia Ulkus duodeni Gagal Ginjal Kronik
Pleuritis Gastritis Sirosis Hepatis
Tuberkulosis Batu empedu Riwayat sakit serupa
Riwayat
Abortus Gangguan Dislipidemia
Kejiwaan
E. Riwayat Penyakit Keluarga
Hubungan Diagnosa Keadaan Kesehatan Penyebab Meninggal
Kakek
Nenek
Ayah
Ibu
Saudara
Anak-anak
F. Riwayat Kebiasaan
Riwayat merokok : diakui
4
G. Riwayat Makanan&Minuman
Frekuensi/hari : 3x/hari
Variasi/hari : Bervariasi
H. Anamnesis Sistem
Kepala Nyeri kepala (), Pusing (), pusing berputar (), leher kaku ()
Konjungtiva anemis (+), Penglihatan kabur (), pandangan
Mata ganda (),pandangan berputar (), berkunang-kunang (), ,
sklera ikterik ()
Hidung Pilek (), mimisan (), tersumbat ()
Telinga Pendengaran berkurang (), keluar cairan (), darah ().
Sariawan (), luka pada sudut bibir (), bibir pecah- pecah (),
Mulut
gusi berdarah (), mulut kering ().
Leher Pembesaran kelenjar limfe ()
Tenggorokan Nyeri tenggorokan (), suara serak (), gatal ().
Sistem respirasi Sesak nafas (), batuk (), mengii ()
Sistem Sesak nafas saat beraktivitas (), nyeri dada (), berdebar-debar
kardiovaskuler (), keringat dingin ()
Rasa kembung (), nyeri ulu hati (+), BAB cair (), mual (+),
Sistem
muntah (), berwarna merah kehitaman (), BAB darah
gastrointestinal
kehitaman (), nafsu makan menurun (+)
Sistem Badan lemes (+), Nyeri otot (), nyeri sendi (), kaku otot ()
musculoskeletal
Urine berwarna seperti teh (), kencing darah (), sering kencing
Sistem
(), nyeri saat kencing (), kencing nanah (),sulit memulai
genitourinaria
kencing (), anyang-anyangan ).
Luka (), kesemutan (), kaku digerakan (), bengkak (), sakit
Ekstremitas atas
sendi (), panas ()
Ekstremitas Luka (), kesemutan (), kaku digerakan (), bengkak (), sakit
bawah sendi (), panas ()
5
Sistem Kejang (), gelisah (), kesemutan () mengigau (), emosi
neuropsikiatri tidak stabil ()
Sistem Pucat (), kulit kuning (), gatal ()
Integumentum
A. Pemeriksaan Umum
badan kurang)
Aspek Kejiwaan
6
B. Tanda vital
TD : 120/80 mmHg
RR : 22 x/menit
C. Status Generalis
KULIT
KEPALA
Rambut : Normal
MATA
TELINGA
diperiksa
MULUT
Faring : Normal
LEHER
THORAK
8
PARU DEPAN BELAKANG
krepitasi (-)
Kiri : vesikuler
JANTUNG
sinistra
sinistra
dextra
Gallop (-)
ABDOMEN
9
tumpul dan limpa tidak teraba, nyeri ketok CVA (-)
kanan/kiri.
EKSTREMITAS
Oedem (-), deformitas (-), sianosis (-), nyeri sendi (-), ptekie (-),
Oedem (-), deformitas (-), sianosis (-), nyeri sendi (-), ptekie (-),
D. Pemeriksaan Penunjang
1. DARAH LENGKAP
HEMATOLOGI
Tanggal 30 April 2019
No. Pemeriksaan Hasil Normal Satuan
1. Hemoglobin 11,6 LK 14–18 Wn 12–16 gr/dl
2. Leukosit 15.000 4.500–10.700 ul
3. Hit. Jenis Leukosit Basofil 0 0–1 %
4. Hit. Jenis Leukosit Eosinofil 0 0–3 %
5. Hit. Jenis Leukosit Batang 1 2–6 %
6. Hit. Jenis Leukosit Segmen 77 50–70 %
7. Hit. Jenis Leukosit Limfosit 19 20–40 %
8. Hit. Jenis Leukosit Monosit 3 2–8 %
9. Eritrosit 3,8 Lk 4,6–6,2 Wn 4,2–6,4 ul
10. Hematokrit 30 Lk 40–54 Wn 38–47 %
11. Trombosit 293.000 159.000–400.000 ul
12. MCV 81 80–96 fl
13. MCH 31 27–31 pg
14. MCHC 38 32–36 gr/dl
10
B. Pemeriksaan USG
IV. RESUME
Seorang laki-laki, 44 tahun masuk Rumah Sakit dengan kehulan nyeri
perut kanan atas sejak 1 minggu yang lalu. Nyeri dirasakan seperti tertusuk-
tusuk, bertambah berat saar bergerak dan beraktifitas. Pasien merasa lebih
nyaman atau enak dengan posisi membungkuk. Mual (+), muntah (-), nyeri
ulu hati (+), demam (+), menggigil (-), batuk (-), sesak nafas (-), nyeri dada
(-). Nafsu makan menurun sejak pasien sakit. BAB lancar, BAK lancar.
Riwayat penyakit sebelumnya tidak ada. Os baru pertama kali mengalami
sakit seperti ini.
Dari pemeriksaan fisik didatkan gambaran umum, tampak sakit sedang,
kesadaran compos mentis. Tanda vital : TD 120/80 mmHg; nadi : 105
x/menit, pernafasan : 22 x/menit, suhu : 37,4 0C. Pada pemeriksaan kepala
ditemukan konjungtiva anemis. Pada pemeriksaan abdomen, didapatkan
kesan perut datar, ikut gerak nafas, hepar teraba 3 jari di bawah arcus costa
(konsistensi kenyal, permukaan rata, tepi tumpul), dan peristaltik (+) kesan
normal.
11
Dari hasil pemeriksaan laboratorium berupa pemeriksaan darah rutin
didapatkan kesan leukositosis dengan leukosit 15.000 ul. Dari pemeriksaan
USG Abdomen didapatkan hasil : ukuran hepar membesar.
Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisis dan hasil laboratorium
serta pemeriksaan penunjang lainnya, maka pasien didiagnosis dengan abses
hepar.
VI. DIAGNOSA
Abdominal pain et causa Abses hepar lobus dextra
12
IX. RENCANA PEMERIKSAAN
USG Abdomen
Foto Thorax PA
Darah rutin
Urin rutin
SGOT, SGPT, ureum, kreatinin, gula darah sewaktu, bilirubin total,
bilirubin direk, albumin, alkali fosfatase, LED, PT, aPTT
Analisa feses
X. PROGNOSIS
Quo ad vitam : Dubia ad bonam
Quo ad functionam : Dubia ad bonam
Quo ad Sanactionam : Dubia ad bonam
13
FOLLOW UP
29 April 2019
S Nyeri perut kanan atas
O Tanda-Tanda Vital
KU : tampak sakit sedang
Kesadaran : compos mentis
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 105 x/menit
Suhu : 37,4 o C
Pernapasan : 22 x/menit
Kepala:
Konjungtiva anemis (+) , sklera ikterik (-/-), pupil isokor, reflek cahaya (+/+)
Leher:
JVP 5+ -2 cm H2O
Paru:
I: Bentuk normal, pergerakan dada simetris
P: Vokal fremitus kanan dan kiri simetris
P: Sonor
A: Vesikuler (+/+)
Jantung:
I: Ictus cordis tidak terlihat
P: Ictus cordis tidak teraba
P: – Batas jantung atas ICS III linea parasternalissinistra
- Batas jantung kiri ICS VII linea midclaviculasinistra
- Batas jantung kanan ICS VI linea parasternalis dextra
A : bunyi jantung S1 dan S2 normal
Abdomen:
I: Dinding perut cembung, turgor kulit lambat
P : Hepar teraba 3 jari BAC, konsistensi kenyal, permukaan rata, tepi tumpul, nyeri tekan (+)
P: Timpani
A: Bising usus normal
Extremitas:
- Ekstremitas superior dextra dan sinistra:
Oedem (-), deformitas (-), sianosis (-), nyeri sendi (-), ptekie (-), eritem palmar (-), akral
dingin (-), krepitasi (-)
- Ekstremitas inferior dextra dan sinistra:
Oedem (-), deformitas (-), sianosis (-), nyeri sendi (-), ptekie (-), eritem palmar (-), akral
dingin (-), krepitasi (-)
A Obs. Colic Abdomen
P Pronalges supp
IVFD RL xx gtt/ menit
Inj. Ketorolac (drip) / 12 jam
Inj. Ranitidin amp/12 jam
Inj. Ceftriaxone 1gr/12 jam
14
30 April 2019
S Mengeluh nyeri perut kanan atas
O Tanda-Tanda Vital
KU : tampak sakit sedang
Kesadaran : compos mentis
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36,4 o C
Pernapasan : 20 x/menit
Kepala:
Konjungtiva anemis (+) , sklera ikterik (-/-), pupil isokor, reflek cahaya (+/+)
Leher:
JVP 5+ -2 cm H2O
Paru:
I: Bentuk normal, pergerakan dada simetris
P: Vokal fremitus kanan dan kiri simetris
P: Sonor
A: Vesikuler (+/+)
Jantung:
I: Ictus cordis tidak terlihat
P: Ictus cordis tidak teraba
P: – Batas jantung atas ICS III linea parasternalissinistra
- Batas jantung kiri ICS VII linea midclaviculasinistra
- Batas jantung kanan ICS VI linea parasternalis dextra
A : bunyi jantung S1 dan S2 normal
Abdomen:
I: Dinding perut cembung, turgor kulit lambat
P : Hepar teraba 3 jari BAC, konsistensi kenyal, permukaan rata, tepi tumpul, nyeri tekan (+)
P: Timpani
A: Bising usus normal
Extremitas:
- Ekstremitas superior dextra dan sinistra:
Oedem (-), deformitas (-), sianosis (-), nyeri sendi (-), ptekie (-), eritem palmar (-), akral
dingin (-), krepitasi (-)
- Ekstremitas inferior dextra dan sinistra:
Oedem (-), deformitas (-), sianosis (-), nyeri sendi (-), ptekie (-), eritem palmar (-), akral
dingin (-), krepitasi (-)
Susp. Abses hepar
A
Cholesistitis
P Pronalges supp
IVFD RL xx gtt/ menit
Inj. Ketorolac 2x1 amp
Inj. Ranitidin 2x1 amp
Inj. Ceftriaxone 2x1 vial
PCT 3x1 tab
Metronidazole 3x1 tab
USG Hepatobili (besok)
15
01 Mei 2019
S Nyeri perut kanan atas
O Tanda-Tanda Vital
KU : tampak sakit sedang
Kesadaran : compos mentis
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Nadi : 82 x/menit
Suhu : 36,2 o C
Pernapasan : 20 x/menit
Kepala:
Konjungtiva anemis (+) , sklera ikterik (-/-), pupil isokor, reflek cahaya (+/+)
Leher:
JVP 5+ -2 cm H2O
Paru:
I: Bentuk normal, pergerakan dada simetris
P: Vokal fremitus kanan dan kiri simetris
P: Sonor
A: Vesikuler (+/+)
Jantung:
I: Ictus cordis tidak terlihat
P: Ictus cordis tidak teraba
P: – Batas jantung atas ICS III linea parasternalissinistra
- Batas jantung kiri ICS VII linea midclaviculasinistra
- Batas jantung kanan ICS VI linea parasternalis dextra
A : bunyi jantung S1 dan S2 normal
Abdomen:
I: Dinding perut cembung, turgor kulit lambat
P : Hepar teraba 3 jari BAC, konsistensi kenyal, permukaan rata, tepi tumpul, nyeri tekan (+)
P: Timpani
A: Bising usus normal
Extremitas:
- Ekstremitas superior dextra dan sinistra:
Oedem (-), deformitas (-), sianosis (-), nyeri sendi (-), ptekie (-), eritem palmar (-), akral
dingin (-), krepitasi (-)
- Ekstremitas inferior dextra dan sinistra:
Oedem (-), deformitas (-), sianosis (-), nyeri sendi (-), ptekie (-), eritem palmar (-), akral
dingin (-), krepitasi (-)
A Abdominal pain ec. Susp. Abses hepar , Cholesistitis
P Pronalges supp
IVFD RL xx gtt/ menit
Inj. Ketorolac 2x1 amp
Inj. Ranitidin 2x1 amp
Inj. Ceftriaxone 2x1 vial
PCT 3x1 tab
Metronidazole 3x1 tab
USG Hepatobili (besok)
16
02 Mei 2019
S Nyeri perut kanan atas
O Tanda-Tanda Vital
KU : tampak sakit sedang
Kesadaran : compos mentis
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 78 x/menit
Suhu : 36,0 o C
Pernapasan : 22 x/menit
Kepala:
Konjungtiva anemis (+) , sklera ikterik (-/-), pupil isokor, reflek cahaya (+/+)
Leher:
JVP 5+ -2 cm H2O
Paru:
I: Bentuk normal, pergerakan dada simetris
P: Vokal fremitus kanan dan kiri simetris
P: Sonor
A: Vesikuler (+/+)
Jantung:
I: Ictus cordis tidak terlihat
P: Ictus cordis tidak teraba
P: – Batas jantung atas ICS III linea parasternalissinistra
- Batas jantung kiri ICS VII linea midclaviculasinistra
- Batas jantung kanan ICS VI linea parasternalis dextra
A : bunyi jantung S1 dan S2 normal
Abdomen:
I: Dinding perut cembung, turgor kulit lambat
P : Hepar teraba 3 jari BAC, konsistensi kenyal, permukaan rata, tepi tumpul, nyeri tekan (+)
P: Timpani
A: Bising usus normal
Extremitas:
- Ekstremitas superior dextra dan sinistra:
Oedem (-), deformitas (-), sianosis (-), nyeri sendi (-), ptekie (-), eritem palmar (-), akral
dingin (-), krepitasi (-)
- Ekstremitas inferior dextra dan sinistra:
Oedem (-), deformitas (-), sianosis (-), nyeri sendi (-), ptekie (-), eritem palmar (-), akral
dingin (-), krepitasi (-)
A Abses hepar
P Pronalges supp
IVFD RL xx gtt/ menit
Inj. Ketorolac 2x1 amp
Inj. Ranitidin 2x1 amp
Inj. Ceftriaxone 2x1 vial
PCT 3x1 tab
Metronidazole 4x1 tab
17
ANALISA KASUS
Abses hati adalah bentuk infeksi pada hati yang disebabkan oleh karena
infeksi bakteri, parasit, jamur maupun nekrosis steril yang bersumber dari
pembentukan pus yang terdiri dari jaringan hati nekrotik, sel-sel inflamasi
Secara umum, abses hati terbagi 2, yaitu abses hati amebik (AHA) dan
abses hati piogenik (AHP). AHA merupakan salah satu komplikasi amebiasis
liver abscess, bacterial abscess of the liver, bacterial hepatic abscess. AHP
Hippocrates.
menelan kista, baik melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi atau
transmisi langsung pada orang dengan higiene yang buruk. Kasus yang jarang
Sedangkan cara penularan pada Abses Hepar Piogenik yaitu abses hati
dapat berbentuk soliter maupun multipel. Hal ini dapat terjadi dari
18
infeksi di dalam rongga peritoneum. Hati menerima darah secara sistemik
hati oleh karena paparan bakteri yang berulang, tetapi dengan adanya sel
vena portal atau arteri hepatika. Adanya penyakit sistem biliaris sehingga
cabang dari vena portal dan limfatik sehingga akan terbentuk formasi abses
bakteri ke hati dan terjadi pembentukan pus. Lobus kanan hati lebih sering
terjadi AHP dibanding lobus kiri, kal ini berdasarkan anatomi hati, yaitu lobus
kanan menerima darah dari arteri mesenterika superior dan vena portal
sedangkan lobus kiri menerima darah dari arteri mesenterika inferior dan
aliran limfatik.
19
Gejala Abses Hepar Amebik :
b. Nyeri perut kanan atas, kadang nyeri epigastrium dan dapat menjalar
c. Anoreksia
d. Nausea
e. Vomitus
f. Keringat malam
h. Batuk
j. Ikterus
Kelainan fisis :
a. Ikterus
b. Temperatur naik
c. Malnutrisi
d. Hepatomegali yang nyeri spontan atau nyeri tekan atau disertai komplikasi
f. Fluktuasi
20
Gejala Abses Hepar Piogenik :
Keluhan :
disertai menggigil
d. Berkeringat malam
h. Anoreksia
Pemeriksaan fisis :
a. Hepatomegali
d. Kelainan paru dengan gejala batuk, sesak nafas serta nyeri pleura
21
Diagnosis Abses Hepar Amebik pasti ditegakkan melalui biopsi hati
endemik dapat dipertimbangkan jika terdapat demam, nyeri perut kanan atas,
hepatomegali yang juga ada nyeri tekan. Disamping itu bila didapatkan
dan perlu dipastikan dengan pemeriksaan USG juga dibantu oleh tes serologi.
Untuk diagnosis abses hati amebik juga dapat menggunakan kriteria Sherlock
sulit ditegakkan sebab gejala dan tanda klinis sering tidak spesifik. Diagnosis
dapat ditegakkan bukan hanya dengan CT-Scan saja, meskipun pada akhirnya
dengan CT-Scan mempunyai nilai prediksi yang tinggi untuk diagnosis AHP,
demikian juga dengan tes serologi yang dilakukan. Tes serologi yang negatif
menyingkirkan diagnosis AHA, meskipun terdapat pada sedikit kasus, tes ini
Kasus :
bertambah berat saat bergerak dan beraktivitas, merasa nyaman jika dengan
posisi membungkuk. Mual (+), muntah (-), nyeri ulu hati (+), demam (+),
22
menggigil (-), batuk (-), sesak nafas (-), nyeri dada (-). Nafsu makan
2. PENATALAKSANAAN KASUS
Medikamentosa
a. Metronidazole
sering adalah sakit kepala, mual, mulut kering, dan rasa kecap logam.
Dosis yang dianjurkan untuk kasus abses hati amoeba adalah 3 x 750
b. IVFD RL xx tpm
23
Pemberian cairan infus RL bagi penderita pada dasarnya untuk
c. Ceftriaxone 2x1
dll. Dosis umum yang diberikan 1-2 gram/hari. Pada infeksi berat dosis
d. Ketorolac
nyeri berat untuk sementara. Biasanya obat ini digunakan sebelum atau
dalam suntikan, dan lalu dalam bentuk obat oral (diminum). Injeksi
24
ketorolac harus diberikan dengan segelas air. Ketorolac normalnya
menyebabkan perdarahan.
e. Ranitidine
panas perut (heartburn), maag, dan sakit perut yang disebabkan oleh
oral sekali sehari (tanpa resep) 30-60 menit sebelum makan. Dosis
f. Paracetamol
25
gram tiap 4-6 jam sekali dalam 24 jam. Paracetamol mengurangi rasa
sakit dengan cara menurunkan produksi zat dalam tubuh yang disebut
berkurang.
26