Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIKA DASAR II
“Frekuensi Listrik”

MARIA RESBAL

18505009

A2

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MANADO

2019
A. TUJUAN

Setelah menyelesaikan Praktikum ini diharapkan mahasiswa mampu:

1. Melakukan percobaan penentuan frekuensi listrik arus bolak-balik


2. Memperlihatkan proses terjadinya gaya Lorentz
3. Menjelaskan prinsip dasar percobaan ini
B. ALAT/BAHAN

1. Neraca Teknis 8. Meteran


2. Kotak Sonometer 9. Beban Gantung
3. Multimeter 10. Kawat baja
4. Power Supply 11. Saklar
5. Magnet Ladam 12. Kabel 4 ujung
6. Penyanggah Magnet 13. Standard
7. Neraca digital kecil
C. TEORI

Bunyi yang dihasilkan oleh dawai bergetar menyerupai superposisi dari


gelombang-gelombang sinusoidal berjalan. Gelombang berdiri pada dawai dan
gelombang bunyi yang merambat di udara mempunyai kandungan harmonik
(tingkatan di mana terdapat frekuensi yang lebih tinggi dari frekuensi dasar) yang
serupa. Laju gelombang pada dawai yang bergetar yaitu 𝑣 = √𝐹/𝜇. Dengan
mensubtitusi persamaan itu ke persamaan 𝑓 = 𝑣/2𝐿 maka diperoleh

1 𝐹
𝑓= √
2𝐿 𝜇

Persamaan di atas menunjukan bahwa frekuensi f berbanding terbalik dengan


panjang dawai L.

Gaya magnetik pada kawat berarus listrik dengan menggunakan gaya megnetik F
= qvB yang beraksi pada muatan tunggal yang bergerak.
x x x x x x x x x x x x x x
x x x x x x x x x x x x x x
x x x x x x x x x x x x x
x x x x x x xx x x x x x
x x x x x x x x x xx x

Pada gamabar di atas menunjukan segmen kawat penghantar berarus listrik


dengan panjang L dan luas penampang A. Dalam segmen itu arus mengalir dari
bawah ke atas. Kawat itu terletak dalam daerah medan magnetik homogen B yang
arahnya masuk dalam bidang gambar. Diandaikan muatan q yang bergerak adalah
positif. Muatan dalam kawat bergerak dengan kecepatan vd ke atas, tegak lurus
terhadap B.Gaya bereaksi pada setiap muatan adalah F = qvdB dan arahnya ke
kiri.

D. PROSEDUR

1. Timbanglah beban gantung yang akan digunakan M


2. Ukur panjang kawat untuk perhitungan µ, kemudian timbang massa (m)
kawat tersebut.
3. Buatlah rangkaian alat seperti pada gambar di bawah ini:

4. Hidupkan Power Suply dan alirkan arus bolak-balik pada kawat AC


5. Dengan menggunakan Multimeter (sebagai Voltmeter arus bolak-balik)
periksa apakah arus masuk pada kawat AC. Jika arus mengalir kemudian
geser-geserkan Jembatan B sehingga pada jarak tertentu akan terlihat
kawat AB bergetar. Dengan bentuk ½ gelombang. Pada simpangan getar
yang meksimum ukur jarak/panjang AB.
6. Ulangi langkah 5 dengan mengganti beban penggantung.
7. Dengan menggunakan rumus:

1 𝑇
𝑓= √
2𝐿 𝜇

Hitung frekuensi kawat yang bergetar

Dimana: f = frekuensi arus bolak-balik (Hz)

L = Panjang segmen kawat yang bergetar (m)

µ = massa persatuan panjang kawat (kg/m)

T = Gaya tegang kawat (N)

8. Lakukan pengukuran tiap besaran 3 kali

E. HASIL PENGAMATAN

Panjang Jarak AB untuk


Beban (kg) Massa
Percobaan kawat (m)
kawat (kg)
m1 m2 (m) m1 m1 + m2

I 0,2292 0,2227 1,0 × 10−3 1,380 0,540 0,745

II 0,2292 0,2227 1,1 × 10−3 1,390 0,545 0,790

III 02292 0,2227 1,2 × 10−3 1,384 0,550 0,775

̅
𝑿 0,2292 0,2227 1,1 × 10−3 1,384 0,545 0,770
F. PENGOLAHAN DATA

1. Massa persatuan panjang kawat

𝑚𝑘
𝜇= 𝑙𝑘

1,1 ×10−3
𝜇= 1,384

𝜇 = 0,794 × 10−3 kg/m

𝜇 = 7, 94 × 10−4 kg/m

2. Gaya tegangan kawat


a. Untuk beban m1

Σ𝐹 = 0

𝑤1 − 𝑇1 = 0

𝑇1 = 𝑤1

𝑇1 = 𝑚1 𝑔

𝑇1 = 0,2292 kg × 9,80 m/s2

𝑇1 = 2,2461 N

b. Untuk beban m1 + m2

Σ𝐹 = 0

𝑤2 − 𝑇2 = 0

𝑇2 = 𝑤2

𝑇2 = 𝑚2 𝑔

𝑇2 = (0,2292 + 0,2227) kg × 9,80 m/s 2

𝑇2 = 0,4519 kg × 9,80 m/s2

𝑇2 = 4,29305 N
3. Frekuensi Arus
a. Untuk beban m1

1 𝑇1
𝑓1 = √𝜇
2𝐿1

1 2,2461
𝑓1 = √
2(0,545) 7,94 ×10−4

1
𝑓1 = 1,09 √0,2828 × 104

1
𝑓1 = 1,09 √2828

1
𝑓1 = 1,09 × 53,17 = 48,77 Hz

b. Untuk beban m1 + m2

1 𝑇2
𝑓2 = √𝜇
2𝐿2

1 4,29305
𝑓2 = √
2(0,770) 7,94 ×10−4

1
𝑓2 = 1,54 √0,5406 × 104

1
𝑓2 = 1,54 √5406

1
𝑓2 = 1,54 × 73,52 = 47,74 Hz
G. PEMBAHASAN

Frekuensi (Hz) Bebannya (kg)

48,77 0,2292

47,74 0,2227

Pada praktikum saat ini didapat hasil ketika semakin besar bebannya maka

frekuensi yang didapat akan semakin besar. Namun pada dasarnya frekuensi ini

adalah frekuensi dari arus listrik itu sendiri dan frekuensinya adalah 50 Hz. Jadi

taraf kesalahan dari praktikan adalah

|𝑓𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝𝑎𝑛 − 𝑓𝑢𝑘𝑢𝑟 |
× 100 %
𝑓𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝𝑎𝑛
|50 𝐻𝑧−48,77 𝐻𝑧|
Untuk beban pertama × 100 %2 dan untuk beban kedua
50 𝐻𝑧
|50 𝐻𝑧−47,74 𝐻𝑧|
× 100 % = 6%.
50 𝐻𝑧
Kesalahan dalam praktikum ini terjadi dikarenakan berbagai sebab diantaranya:

1. Keakuratan alat ukur (terutama neraca satu lengan) dan ketelitian pengukuran
oleh praktikan.

2. Kawat tebal yang digunakan tidak lurus tapi berkelok-kelok.

3. Kesalahan paralaks atau kesalahan penglihatan yang dilakukan pengamat.

1 𝑇
Meskipun pada rumusnya 𝑓 = √𝜇 yang bisa disimpulkan bahwa semakin
2𝐿

besar massa dari beban maka akan semakin besar juga frekuensinya, namun dalam

hal ini tidak akan mengubah frekuensinya, karena kawat sudah dialiri arus listrik

bolak-balik yang frekuensinya ialah 50 Hz. Jadi ketika ditambah muatannya,

maka panjang segmen kawat yang bergetar akan berubah dalam hal ini ketika kita

menambah bebannya, maka panjang segmen kawat yang membentuk setengah

gelombang akan ikut bertambah agar frekuensi dari kawat akan tetap sama. Dan
hal yang sama juga ketika kawat diganti. Jika luas penampangnya lebih besar

maka akan membuat panjang segmen kawat yang bergetar akan bertambah untuk

menyesuaikan frekuensi tetap pada 50 Hz.

H. KESIMPULAN & SARAN

Seuai ketetapan arus listrik bolak-balik mempunyai frekuensi 50 Hz. Semakin

beban ditambah dan semakin luas penampang kawat, panjang segmen kawat yang

bergetar akan lebih besar agar menyesuaikan hasil frekuensi 50 Hz. Maka dari itu

untuk praktikan selanjutnya, agar lebih memperhatikan kesalahan-kesalahan yang

ada untuk bisa diminimalisir.

I. REFERENSI

---------, 2019. Penuntun Praktikum Fisika Dasar II. Bagian I, Tondano: Jurusan

Fisika FMIPA Universitas Negeri Manado.

Anda mungkin juga menyukai