PNEUMONIA
Penyaji :
Borni Isnandini, S.ked
Pembimbing:
dr. Aspri Sulanto, Sp.A
NIM : 17360041
Anamnesis
Anamnesis didapatkan dari auto dan alloanamnesis. Aloanamnesis
dilakukan terhadap ibu pasien pada tanggal 30 Januari 2019 pukul 11.00 WIB
Keluhan Utama
Batuk berdarah sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit.
Riwayat Pengobatan
1. Belum pernah dirawat di Rumah Sakit sebelumnya.
2. Belum pernah pengobatan jangka panjang.
Berdiri : 9 bulan
Berjalan : 11 bulan
0–2 √
2–4 √
4–6 √
6–7 √ √ √ √
RIWAYAT IMUNISASI
Program Pengembangan Imunisasi (PPI) / Diwajibkan
Imunisasi
Waktu Pemberian
Bulan (Booster)
Tahun
0 1 2 3 4 5 6 9 15 18 5 10 12
BCG I
Polio I II III IV
Hepatitis B I II III
Hib I II III
DPT I II III
Campak I
Tanda Vital
1. Nadi : 104x/menit
2. Frekuensi napas : 44x/menit
3. Suhu aksilar : 39,5 °C
Keadaan Umum
1. Kesan sakit : Sakit sedang
2. Kesadaran : CM
3. Status gizi :
Rumus Behrman
BB ideal : (umur dalam tahun x 7)-5:2 =
(4x7)-5:2= 28-5:2 = 11,5
Status gizi : BB sekarang/BB ideal x 100% =
26:11,5x100%= 226%
Obesitas
STATUS GENERALIS
Kepala
1. Bentuk : Normocephal
2. Rambut : Hitam dan tidak rontok, ubun-ubun menutup
3. Mata : Konjungtiva anemis (-/-), skelra ikterik (-/-)
4. Hidung :Konka hiperemis (-/-),keluar sekret (-/-), nafas cuping hidung (-/-)
5. Telinga : Keluar sekret (-/-)
6. Mulut : Pharynk hiperemis (-), bibir anemis (-/-), bibir sianosis (-/-)
Leher
1. Kelenjar tiroid : Pembesaran (-)
2. Kelenjar getah bening : Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
Thorax
1. Inspeksi : Dinding dada simetris, retraksi sela iga (-)
2. Palpasi : Vocal fremitus kiri dan kanan sama
3. Perkusi : Redup dikedua lapang paru, batas paru-hepar ICS 5
4. Auskultasi : Bunyi napas vesicular (+/+), wheezing (-/-) , ronkhi (+/+)
Jantung
1. Inspeksi : tidak tampak pulsasi Ictus cordis
2. Palpasi : Massa(-)
3. Perkusi : Jantung dalam batas normal
4. Aukultasi : Bunyi jantung 1&2 murni, tunggal, reguler, murmur (-), gallop
(-)
Abdomen
1. Inspeksi : Dinding perut simetris, distensi (-), massa (-), bekas operasi (-)
2. Auskultasi : Bising usus (+), 8 x/menit
3. Palpasi :
Epigastrium : Nyeri tekan (-)
Hati : Tidak teraba pembesaran
Limpa : Tidak teraba pembesaran
Ginjal : Balotement (-), nyeri ketok (-)
4. Perkusi : Timpani pada keempat kuadran abdomen
Extremitas
1. Superior : Akral hangat, RCT<2 detik, edema (-), sianosis (-), kekuatan
motorik : 5 / 5, sensibilitas : normal, refleks fisiologis : normal, refleks
patologis : negatif
2. Inferior : Akral hangat, RCT<2 detik, edema (-), sianosis (-), kekuatan
motorik : 5 / 5, sensibilitas : normal, refleks fisiologis : normal, refleks
patologis : negatif
Laboratorium
Hematologi : Tanggal 26 Januari 2019
Pemeriksaan Hasil Normal Satuan Keterangan
Hemoglobin 12.6 11,5-18 Gr/dl
Leukosit 11.900 4-10,4 Ul
Eritrosit 4,5 4-6,2 10ˆ6/ul
Hematokrit 34 35 – 55 %
Trombosit 336.000 150rb-400 Ul
MCV 76 80-96 Fl
MCH 28 27-31 Pg
MCHC 37 35 Gr/dl
Hit.Jenis
Basofil 0 0-1 %
Eosinofil 0 0-3 %
Batang 1 0-5 %
Segmen 65 50-80 %
Limfosit 30 2-10 %
Monosit 4 0-1 %
Resume
OS dibawa ke IGD RSPBA dengan keluhan batuk berdarah. Batuk berdarah
dirasakan sejak 1 hari SMRS. Batuk berdarah dialami OS sebanyak 3 kali, berwarna
merah segar sebanyak ±30cc. 2 hari sebelum OS batuk berdarah, OS juga mengeluh
batuk dan pilek. Batuk disertai sesak nafas. Selain itu keluhan OS disertai demam
sejak 2 hari SMRS. Ayah OS merokok.
Pemeriksaan
1. Nadi : 104x/menit
2. Frekuensi napas : 44x/menit
3. Suhu aksilar : 39,5 °C
Thoraks: Ronkhi (+/+)
DIAGNOSIS
Pneumonia + hemoptisis
Diagnosis banding
1. TB paru
Diagnosis kerja
Pneumonia + hemoptysis
Pemeriksaan Penunjang
1. Foto thoraks
2. BNO
Penatalaksanaan
Medikamentosa
1. IVFD RL 10 tpm
2. Paracetamol syrup 3xII cth
3. Ondancentron ampul 2xI
4. Omeprazole 1x1/2
5. Sucralfat syrup 3xI C
6. Ambroxol syrup 3xI cth
7. Ceftriaxone vial 1xI
8. Asam Traneksamat ¼ ampul (ekstra)
Non Medikamentosa
- Menjaga agar anak tidak terpapar dengan asap rokok atau polutan udara lainnya
- Menjaga daya tahan tubuh dengan makan makanan yang bergizi dan istirahat
yang cukup.
- Menganjurkan ibu untuk meningkatkan asupan gizi pasien, karena pasien berada
dalam kondisi gizi kurang
- Menjalankan pengobatan sesuai dengan anjuran dokter
- Memantau kondisi anak, bila dalam 3 hari tidak mengalami perbaikan
diharuskan untuk memeriksakan anak kembali
Prognosa
1. Ad vitam : bonam
2. Ad functionam : bonam
3. Ad sanationam : bonam
Follow up
Tgl S O A P
26-01-2019 -Demam(+) KU/KS: TSS, kes: CM hemoptisis IVFD RL 10
tpm/Makro,
CM, T: 39,1, -batuk (+) Kepala: normocephali
paracetamol
nadi -Sesak (-) Mata:RC L/TL +/+ syrup
3xIIcth,
:100kali/menit -Muntah (+) cekung(-/-),CA(-/-)
ondancentro
, RR: 24 - batuk Hidung: normosepta n 2xI,
omeprazole
kali/menit. berdarah (-) secret -/-, septum deviasi
2x1/2,
Mulut:,hiperemis(-),bibir sucralfat, 3xI
C, ambroxol
kering(-), mukosa lembab
3xI cth
(+)
Leher: KGB dan tiroid:
ttm, kaku kuduk (-)
Thorax: C/ BJI-II reg, m(-
),g(-)
P/ SNV+/+,rh-/-,wh+/+
Abdomen:supel, BU(+)
8x/menit,turgor baik
Ekstremitas: CRT< 2”
27-01-2019 - Demam(-) KU/KS: TSS, kes: CM hemoptisis IVFD RL 10
tpm/Makro,
CM, T: 37,5, -batuk (+) Kepala: normocephali
paracetamol
nadi :100 -Sesak (-) Mata:RC L/TL +/+ syrup
3xIIcth,
kali/menit, -Muntah (+) cekung(-/-),CA(-/-)
ondancentro
RR: - batuk Hidung: normosepta n 2xI,
omeprazole
24kali/menit. berdarah (-) secret -/-, septum deviasi
2x1/2,
sucralfat, 3xI
Mulut:,hiperemis(-),bibir C, ambroxol
3xI cth
kering(-), mukosa lembab
(+) - Rontgen
thoraks
Leher: KGB dan tiroid:
- BNO
ttm, kaku kuduk (-)
Thorax: C/ BJI-II reg, m(-
),g(-)
P/ SNV+/+,rh-/-,wh+/+
Abdomen:supel, BU(+)
8x/menit,turgor baik
Ekstremitas: CRT< 2”
28-01-2019 - Demam(-) KU/KS: TSS, kes: CM Pneumonia IVFD RL 10
tpm/Makro,
N:98x/m, -batuk (+) Kepala: normocephali +
paracetamol
T:36,8 ºC -Sesak (-) Mata:RC L/TL +/+ hemoptisis syrup
3xIIcth,
RR:22x /m -Muntah (-) cekung(-/-),CA(-/-)
ondancentro
- batuk Hidung:secret -/-, septum n 2xI,
omeprazole
berdarah (-) deviasi
2x1/2,
- nafsu bibir kering(+), mukosa sucralfat, 3xI
C, ambroxol
makan lembab (+)
3xI cth,
menurun Leher: KGB dan tiroid: Ceftriaxone
1x1 gr
ttm, kaku kuduk (-)
Thorax: C/ BJI-II reg, m(-
),g(-)
P/ SNV+/+,rh-/-,wh-/-
Abdomen:supel, BU(+)
8x/menit,turgor baik
Ekstremitas: CRT< 2”
29-01-2019 - Demam(-) KU/KS: TSS, kes: CM Pneumonia IVFD RL 10
tpm/Makro,
N:92x/m, -batuk (-) Kepala: normocephali +
paracetamol
T:36,3 ºC -Sesak (-) Mata:RC L/TL +/+ hemoptisis syrup
3xIIcth,
RR:22x /m -Muntah (+) cekung(-/-),CA(-/-)
ondancentro
- batuk Hidung:secret -/-, septum n 2xI,
omeprazole
berdarah (-) deviasi
2x1/2,
sucralfat 3xI
bibir kering(+), mukosa C, ambroxol
3xI cth
lembab (+)
Leher: KGB dan tiroid: -
ttm, kaku kuduk (-)
Thorax: C/ BJI-II reg, m(-
),g(-)
P/ SNV+/+,rh-/-,wh-/-
Abdomen:supel, BU(+)
8x/menit,turgor baik
Ekstremitas: CRT< 2”
30-01-2019 Demam(-) KU/KS: TSS, kes: CM Pneumonia Pasien boleh
pulang
N:84x/m, -batuk (+) Kepala: normocephali +
- Paracetam
T:36,5 ºC -Sesak (-) Mata:RC L/TL +/+ hemoptisis ol syrup
3xII cth
RR:24x /m -Muntah (-) cekung(-/-),CA(-/-)
kp
- batuk Hidung:secret -/-, septum - Ambrokxo
l 3xI cth
berdarah (-) deviasi
- Sucralfat
- nafsu bibir kering(+), mukosa syrup 3xI
C
makan mulai lembab (+)
membaik Leher: KGB dan tiroid:
ttm, kaku kuduk (-)
Thorax: C/ BJI-II reg, m(-
),g(-)
P/ SNV+/+,rh-/-,wh-/-
Abdomen:supel, BU(+)
8x/menit,turgor baik
Ekstremitas: CRT< 2”
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
bacterial p., interstitial plasma cell p., bronchial p., dan lobar p.) (dorland)
paru yang disebabkan oleh mikroorganisme seperti bakteri, virus, jaur, parasit,
karenapaparan fisik seperti suhu atau radiasi. Peradangan parenkim paru yang
Penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada anak usia < 5 tahun di seluruh
Staphylococcus aureus
Klebsiella pneumoniae
Influenza A dan B
Adenovirus
pneumonia . Virus → penyebab utama pneumonia pada anak usia lebih muda
(<2 th) Bakteri → penyebab sebagian besar pneumonia pada anak besar.
Faktor risiko pneumonia pada anak meliputi malnutrisi, berat badan lahir
bahaya, tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam dan frekuensi napas,
pneumonia yang berobat jalan, dan batuk: bukan pneumonia yang cukup diberi
pneumonia dapat dibagi menjadi pneumonia berat yang harus di rawat inap
a. Pneumonia Ringan
Di samping batuk atau kesulitan bernapas, hanya terdapat napas cepat saja.
Napas cepat:
Batuk dan atau kesulitan bernapas ditambah minimal salah satu hal berikut
ini:
o Kepala terangguk-angguk
konsolidasi, dll)
- Napas cepat:
o Crackles (ronki)
Dalam keadaan yang dangat berat selain dijumpai gejala diatas, dapat dijumpai :
o Sianosis
a. Pneumonia Bakterial
melalui inhalasi dengan gejala klinis didahului seperti gejala infeksi saluran
pernafasan akut bagian atas berupa nyeri ketika menelan, demam hingga suhu
b. Pneumonia Pneumosistis
protoza bernama Pneumocystis carinii. protozoa ini dikenal sejak tahun 1909 dan
mulai dekade 1980an menampakkan diri lagi sebagai kuman patogen. Pneumonia
hipogammaglobulinemia.
Gejala berupa chest tightness, exercise intolerance, batuk, dan demam.
bulan, tetapi juga dapat cepat dalam hitungan hari. Pada keadaan istirahat terjadi
dispnue, takipnue, batuk nonproduktif dan tanpa demam. pada foto torak tampak
infiltrat difus interstisial pada perihilar yang biasanya bilateral. Diagnosis pasti
ditegakkan jika ditemukan P.carinii pada jaringan paru atau spesimen yang berassal
dari paru.
c. Pneumonia Atipik
atipik.
Gejala klinis berupa demam antara 38,3C - 40C jika disebabkan oleh
Chlamidia trachomatis, batuk nonproduktif, sesak nafas, malaise dan mialgia. Sakit
lobus, atau menebar (diffuse). jika terjadi hanya melibatkan lobulus, pneumonia
bronkopneumonia.
4. Menurut Gejala Klinik
pneumonia atipik. adanya batuk yang yang pproduuktif adalah ciri pneumonia
5. Menurut Lingkungan
D. PATOFISIOLOGIS
Aspirasi dapat terjadi pada kaum geriatri saat tidur atau pada pasien dengan
Pneumonia sangat jarang tersebar secara hematogen. Faktor mekanis host seperti
bertahan hidup. Makrofag lalu akan menginisiasi repons inflamasi host. Pada saat
ini lah manifestasi klinis pneumonia akan muncul. Respons inflamasi tubuh akan
purulen.
alveolar lokal. Bahkan eritrosit dapat keluar akibat kebocoran ini dan menyebabkan
radiografi dan rales pada auskultasi serta hipoxemia akibat terisinya alveolar.
hipoksik yang biasanya muncul pada alveoli yang terisi cairan hal ini akan
perubahan mekanisme paru dan volume paru dan shunting aliran darah sehingga
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
letargi
bayi .
o Laboratorium
ada beberapa gejala dan tanda yang dapat dikenali secara klinis,
yaitu:
Staphylococcus aureus:
Streptococcus grup A:
o Radiologis
menunjukkan pneumatokel.
o Pemeriksaan Mikrobiologis
F. KOMPLIKASI
Jika anak tidak mengalami perbaikan setelah dua hari, atau kondisi
anak semakin memburuk, lihat adanya komplikasi atau adanya diagnosis lain.
Jika mungkin, lakukan foto dada ulang untuk mencari komplikasi. Beberapa
Pneumonia Stafilokokus.
Curiga ke arah ini jika terdapat perburukan klinis secara cepat walaupun
dengan efusi pleura pada foto dada, ditemukannya kokus Gram positif yang
banyak pada sediaan apusan sputum. Adanya infeksi kulit yang disertai
Empiema
klinis dan gambaran foto dada yang mendukung. Bila masif terdapat tanda
menunjukkan adanya cairan pada satu atau kedua sisi dada. Jika terdapat
empiema, demam menetap meskipun sedang diberi antibiotik dan cairan pleura
G. PENATALAKSANAAN
Pneumonia Ringan
5 hari.
menyusu.
Pneumonia Berat
Terapi Oksigen
Perawatann Penunjang
perlahan.
o Jika anak tidak bisa minum, pasang pipa nasogastrik dan berikan
sama.
Pemantauan
dan oleh dokter minimal 1 kali per hari. Jika tidak ada
Garna, 2014. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan Anak. ed 5, Fakultas