Anda di halaman 1dari 11

TUGAS KODE ETIK PROFESI KESEHATAN MASYARAKAT

OLEH:

MUH RIZAL RIDWAN

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2018/2019
A. KODE ETIK SANITARIAN ATAU PROFESI KESEHATAN LINGKUNGAN
Apabila kita telah memilih Sanitrarian sebagai sebuah profesi, maka sebagai
seorang sanitarain dalam melaksanakan hak dan kewajibannya harus senantiasa dilandasi
oleh kode etik serta harus selalu menjujung tinggi ketentuan yang dicanangkan oleh
profesi. Dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya harus selalu berpedoman pada standar
kompetensi. Sedangkan standar kompetensi itu sendiri harus senantiasa terus dilengkapi
dengan perangkat-perangkat keprofesian yang lain.
Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 373/Menkes/SK/III/2007
Tanggal : 27 Maret 2007 Tentang Standar Profesi Sanitarian, berikut merupakan Kode
Etik Sanitarian/Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia.
1. Kewajiban Umum
 Seorang sanitarian harus menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan
profesi sanitasi dengan sebaik-baiknya.
 Seorang sanitarian harus senantiasa berupaya melaksanakan profesinya sesuai
dengan standar profesi yang tertinggi.
 Dalam melakukan pekerjaan atau praktek profesi sanitasi, seorang sanitarian tidak
boleh dipengaruhi sesuatu yang mengakibatkan hilangnya kebebasan dan
kemandirian profesi.
 Seorang sanitarian harus menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat memuji
diri sendiri.
 Seorang sanitarian senantiasa berhati-hati dalam menerapkan setiap penemuan
teknik atau cara baru yang belum teruji kehandalannya dan hal-hal yang dapat
menimbulkan keresahan masyarakat.
 Seorang hanya memberi saran atau rekomendasi yang telah melalui suatu proses
analisis secara komprehensif.
 Seorang sanitarian dalam menjalankan profesinya, harus memberikan pelayanan
yang sebaik-baiknya dengan menjunjung tinggi kesehatan dan keselamatan
manusia, serta kelestarian lingkungan.
 Seorang sanitarian harus bersikap jujur dalam berhubungan dengan klien atau
masyarakat dan teman seprofesinya, dan berupaya untuk mengingatkan teman
seprofesinya yang dia ketahui memiliki kekurangan dalam karakter atau
kompetensi, atau yang melakukan penipuan atau kebohongan dalam Menangani
masalah klien atau masyarakat.
 Seorang sanitarian harus menghormati hak-hak klien atau masyarakat, hak-hak
teman seprofesi, dan hak tenaga kesehatan lainnya, dan harus menjaga
kepercayaan klien atau masyarakat.
 Dalam melakukan pekerjaannya seorang sanitarian harus memperhatikan
kepentingan masyarakat dan memperhatikan seluruh aspek kesehatan lingkungan
secara menyeluruh, baik fisik, biologi maupun sosial, serta berusaha menjadi
pendidik dan pengabdi masyarakat yang sebenar-benarnya.
 Seorang sanitarian dalam bekerja sama dengan para pejabat di bidang kesehatan
dan bidang lainnya serta masyarakat, harus saling menghormati.

2. Kewajiban Sanitarian Terhadap Klien / Masyarakat


 Seorang sanitarian wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala ilmu
dan keterampilannya untuk kepentingan penyelesaian masalah klien atau
masyarakat. Dalam hal ia tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau
penyelesaian masalah, maka ia wajib berkonsultasi, bekerjasama dan atau
merujuk pekerjaan tersebut kepada sanitarian lain yang mempunyai keahlian
dalam penyelesaian masalah tersebut.
 Seorang sanitarian wajib melaksanakan profesinya secara bertanggung jawab.
 Seorang sanitarian wajib melakukan penyelesaian masalah sanitasi secara tuntas
dan keseluruhan.
 Seorang sanitarian wajib memberikan informasi kepada kliennya atas pelayanan
yang diberikannya.
 Seorang sanitarian wajib mendapatkan perlindungan atas praktek pemberian
pelayanan
3. Kewajiban Sanitarian Terhadap Teman Seprofesi
 Seorang sanitarian memperlakukan teman seprofesinya sebagai bagian dari
penyelesaian masalah.
 Seorang sanitarian tidak boleh saling mengambil alih pekerjaan dari teman
seprofesi, kecuali dengan persetujuan, atau berdasarkan prosedur yang ada.
4. Kewajiban Sanitarian Terhadap Diri Sendiri
 Seorang sanitarian harus memperhatikan dan mempraktekan hidup bersih dan
sehat supaya dapat bekerja dengan baik.
 Seorang sanitarian harus senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi kesehatan lingkungan, kesehatan dan bidang-bidang lain yang
terkait.

B. KODE ETIK AHLI GIZI DI INDONESIA


Ahli Gizi yang melaksanakan profesi gizi mengabdikan diri dalam
upaya memelihara dan memperbaiki keadaan gizi, kesehatan, kecerdasan dan
kesejahteraan rakyat melalui upaya perbaikan gizi, pendidikan gizi,
pengembangan ilmu dan teknologi gizi, serta ilmu-ilmu terkait. Ahli Gizi dalam
menjalankan profesinya harus senantiasa bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
menunjukkan sikap dan perbuatan terpuji yang dilandasi oleh falsafah dan nilai -
nilai Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 serta Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga Persatuan Ahli Gizi Indonesia serta etik profesinya (Persagi,
2010).
1. Kewajiban Umum
 Meningkatkan keadaan gizi dan kesehatan serta berperan dalam
meningkatkan kecerdasan dan kesejahteraan rakyat
 Menjunjung tinggi nama baik profesi gizi dengan menunjukkan sikap,
perilaku, dan budi luhur serta tidak mementingkan diri sendiri
 Menjalankan profesinya menurut standar profesi yang telah ditetapkan.
 Menjalankan profesinya bersikap jujur, tulus dan adil.
 Menjalankan profesinya berdasarkan prinsip keilmuan, informasi terkini, dan
dalam menginterpretasikan informasi hendaknya objektif tanpa membedakan
individu dan dapat menunjukkan sumber rujukan yang benar.
 Mengenal dan memahami keterbatasannya sehingga dapat bekerjasama
dengan pihak lain atau membuat rujukan bila diperlukan.
 Melakukan profesinya mengutamakan kepentingan masyarakat dan
berkewajiban senantiasa berusaha menjadi pendidik dan pengabdi
masyarakat yang sebenarnya.
 Berkerjasama dengan para profesional lain di bidang kesehatan maupun
lainnya berkewajiban senantiasa memelihara pengertian yang sebaik-
baiknya.
2. Kewajiban terhadap Klien
 Memelihara dan meningkatkan status gizi klien baik dalam lingkup institusi
pelayanan gizi atau di masyarakat umum.
 Menjaga kerahasiaan klien atau masyarakat yang dilayaninya baik pada saat
klien masih atau sudah tidak dalam pelayanannya, bahkan juga setelah klien
meninggal dunia kecuali bila diperlukan untuk keperluan kesaksian hukum.
 Menjalankan profesinya senantiasa menghormati dan menghargai kebutuhan
unik setiap klien yang dilayani dan peka terhadap perbedaan budaya, dan
tidak melakukan diskriminasi dalam hal suku, agama, ras, status sosial, jenis
kelamin, usia dan tidak menunjukkan pelecehan seksual.
 Memberikan pelayanan gizi prima, cepat, dan akurat.
 Memberikan informasi kepada klien dengan tepat dan jelas, sehingga
memungkinkan klien mengerti dan mau memutuskan sendiri berdasarkan
informasi tersebut.
 Apabila mengalami keraguan dalam memberikan pelayanan berkewajiban
senantiasa berkonsultasi dan merujuk kepada ahli gizi lain yang mempunyai
keahlian.
3. Kewajiban terhadap Masyarakat
 Melindungi masyarakat umum khususnya tentang penyalahgunaan
pelayanan, informasi yang salah dan praktek yang tidak etis berkaitan
dengan gizi, pangan termasuk makanan dan terapi gizi/diet.
 Memberikan pelayanannya sesuai dengan informasi faktual, akurat dan
dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
 Melakukan kegiatan pengawasan pangan dan gizi sehingga dapat mencegah
masalah gizi di masyarakat.
 Peka terhadap status gizi masyarakat untuk mencegah terjadinya masalah gizi
dan meningkatkan status gizi masyarakat.
 Memberi contoh hidup sehat dengan pola makan dan aktifitas fisik yang
seimbang sesuai dengan nilai paktek gizi individu yang baik.
 Dalam bekerja sama dengan profesional lain di masyarakat, Ahli Gizi
berkewajiban hendaknya senantiasa berusaha memberikan dorongan, dukungan,
inisiatif, dan bantuan lain dengan sungguh-sungguh demi tercapainya status
gizi dan kesehatan optimal di masyarakat.
 Mempromosikan atau mengesahkan produk makanan tertentu berkewajiban
senantiasa tidak dengan cara yang salah atau, menyebabkan salah interpretasi
atau menyesatkan masyarakat.
4. Kewajiban terhadap Teman Seprofesi dan Mitra Kerja
 Melakukan promosi gizi, memelihara dan meningkatkan status gizi masyarakat
secara optimal, berkewajiban senantiasa bekerjasama dan menghargai
berbagai disiplin ilmu sebagai mitra kerja di masyarakat.
 Memelihara hubungan persahabatan yang harmonis dengan semua
organisasi atau disiplin ilmu/profesional yang terkait dalam upaya
meningkatkan status gizi, kesehatan, kecerdasan dan kesejahteraan rakyat.
 Menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan keterampilan terbaru kepada sesama
profesi dan mitra kerja.
5. Kewajiban terhadap Profesi dan Diri Sendiri
 Mentaati, melindungi dan menjunjung tinggi ketentuan yang dicanangkan
oleh profesi.
 Memajukan dan memperkaya pengetahuan dan keahlian yang diperlukan
dalam menjalankan profesinya sesuai perkembangan ilmu dan teknologi
terkini serta peka terhadap perubahan lingkungan.
 Menunjukan sikap percaya diri, berpengetahuan luas, dan berani
mengemukakan pendapat serta senantiasa menunjukan kerendahan hati dan
mau menerima pendapat orang lain yang benar.
 Menjalankan profesinya berkewajiban untuk tidak boleh dipengaruhi oleh
kepentingan pribadi termasuk menerima uang selain imbalan yang layak
sesuai dengan jasanya, meskipun dengan pengetahuan klien/masyarakat
(tempat dimana ahli gizi diperkerjakan).
 Tidak melakukan perbuatan yang melawan hukum, dan memaksa orang lain
untuk melawan hukum.
 Memelihara kesehatan dan keadaan gizinya agar dapat bekerja dengan baik.
 Melayani masyarakat umum tanpa memandang keuntungan perseorangan
atau kebesaran seseorang.
 Selalu menjaga nama baik profesi dan mengharumkan organisasi profesi.

C. Kode Etik Asosiasi Ahli Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Konstruksi –


Indonesia (A2k4 - Indonesia) (Ethic Code Experts Of Indonesian Construction
Occupational Safety And Health Association)

Pasal 1
Setiap Anggota A2K4-Indonesia Wajib menjunjung tinggi, menghayati dan
mengamalkan Kode Etik Profesi A2K4-Indonesia.
Pasal 2
Setiap Anggota A2K4-Indonesia dalam melaksanakan tugas profesinya, harus
berpedoman menurut Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dan ketentuan-
ketentuan lain yang berlaku dengan sebaik-baiknya, Loyal dan bertanggung jawab
terhadap hasil pelaksanaan tugasnya.
Pasal 3
Setiap Anggota A2K4-Indonesia dalam melaksanakan profesinya, tidak menjanjikan
dan tidak terpengaruh terhadap janji-janji ataupun hasil yang akan dan telah diberikan
oleh pihak-pihak yang hendak melemahkan keutuhan kesatuan/solidaritas organisasi
A2K4-Indonesia atau, bahkan mengarah kepada ketidak kondusifnya situasi
organisasi untuk mengambil keuntungan demi kepentingan pribadi.
Pasal 4
Setiap Anggota A2K4-Indonesia yang mengetahui dan mendapati keadaan seperti
pada pasal 3 diatas, Wajib melaporkan/menyampaikan kejadian dimana saja berada
kepada pengurus Pusat/Wilayah/Cabang untuk diambil tindakan yang sesuai dengan
ketentuan organisasi yang berlaku.
Pasal 5
Setiap Anggota A2K4-Indonesia harus senantiasa berhati-hati dalam
menyebarluaskan dan menerapkan setiap penemuan teknik dan teknologi baru
dibidang K3 yang belum diuji kebenarannya.
Pasal 6
Setiap Anggota A2K4-Indonesia hanya diperbolehkan memberi keterangan atau saran
yang dapat dilaksanakan dan dapat dibuktikan kebenarannya.
Pasal 7
Setiap Anggota A2K4-Indonesia harus mengutamakan kepentingan keselamatan dan
kesehatan tenaga kerja dan orang lain ditempat kegiatan kerja dimana yang
bersangkutan berada dan bekerja.
Pasal 8
Setiap Anggota A2K4-Indonesia wajib menjaga kerahasiaan jabatan dan rahasia data
organisasi yang menyangkut, pengembangan usaha, detail bakuan kompetensi, modul
dan lain sebagainya yang menjadi milik Anggota A2K4-Indonesia, kecuali yang telah
dipublikasikan dan/atau menjadi milik publik.
Pasal 9
Setiap Anggota A2K4-Indonesia wajib memegang, menjaga kerahasiaan jabatan dan
kerahasian hasil pemeriksaan/investigasi sebagai Ahli K3. Konstruksi dalam
menjalankan tugasnya, terkecuali atas permintaan dan ijin perusahaan yang menjadi
obyek pemeriksaannya.
Pasal 10
Setiap Anggota A2K4-Indonesia berkewajiban memberikan pelayanan terbaik kepada
pihak lain yang dianggap perlu dalam hal pemeriksaan dan pengujian teknik demi
kepentingan K3 secara nasional.
Pasal 11
Setiap Anggota A2K4-Indonesia wajib saling menghormati dan menghargai sesama
Anggota A2K4-Indonesia dan anggota profesi K3 lainnya.
Pasal 12
Setiap Anggota A2K4-Indonesia harus selalu mengikuti perkembangan hukum
ketenagakerjaan, ilmu pengetahuan meliputi sosiologi dan teknologi K3 yang terkait
dengan profesinya.
Pasal 13
Setiap Anggota A2K4-Indonesia harus mampu bersikap profesional dan mandiri pada
setiap keadaan dalam menjalankan tugas sebagai Ahli K3 Konstruksi.

D. KODE ETIK PROFESI EPIDEMIOLOG KESEHATAN


Bahwa untuk mengisi kemerdekaan Indonesia yang bertujuan mencapau
masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 diperlukan peran
serta dan pengabdian diri dari segenap warga Negara Indonesia. Bahwa untuk mencapai
tujuan tersebut di atas dilaksanakan pembangunan di berbagai bidang dalam rangka
mencapai kehidupan yang sehat dalam arti terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya sebagai bagian dari kesejahteraan rakyat. Untuk itu perlu ada
penyatuan, pembinaan dan pengembangan profesi serta pengamalan ilmu pengetahuan
epidemiologi yang dilandasi oleh semangat dan moralitas yang bertanggung jawab dan
berkeadilan.
Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa disertai kesadaran dan keinginan luhur,
berdasar ilmu, keterampilan dan sikap yang dimiliki untuk mencapai tujuan profesi
tersebut di atas, maka Organisasi Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia
(PAEI) menyusun dan menetapkan Kode Etik Profesi Epidemiolog Kesehatan sebagai
landasan semangat, moralitas dan tanggung jawab yang berkeadilan dan merupakan
kewajiban baik bagi individu, teman seprofesi, klien/masyarakat, maupun kewajiban yang
sifatnya umum sebagai insane profesi dalam melaksanakan peran pengabdiannya sebagai
berikut:
1. Kewajiban Umum
 Seorang Epidemiolog Kesehatan harus menjunjung tinggi, menghayati dan
mengamalkan profesi epidemiologi kesehatan dengan sebaik-baiknya.
 Seorang Epidemiolog Kesehatan harus senantiasa berupaya melaksanakan
profesinya sesuai dengan standar profesi yang tertinggi.
 Dalam melakukan pekerjaan atau praktek profesi epidemiologi, seorang
Epidemiolog Kesehatan tidak boleh dipengaruhi sesuatu yang mengakibatkan
hilangnya kebebasan dan kemandirian profesi.
 Seorang Epidemiolog Kesehatan harus menghindarkan diri dari perbuatan yang
memuji diri sendiri.
 Seorang Epidemiolog Kesehatan senantiasa berhati-hati dalam menerapkan setiap
penemuan atau cara baru yang belum teruji kehandalannya dan hal-hal yang
menimbulkan keresahan masyarakat profesi atau ilmuwan.
 Seorang Epidemiolog Kesehatan memberi saran atau rekomendasi yang telah
melalui suatu proses analisis secara komprehensif.
 Seorang Epidemiolog kesehatan dalam menjalankan profesinya harus
memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya dengan menjunjung tinggi kesehatan
dan keselamatan manusia.
 Seorang Epidemiolog Kesehatan harus bersifat jujur dalam berhubungan dengan
klien atau masyarakat dan teman seprofesinya dan berupaya untuk mengingatkan
teman seprofesinya yang dia ketahui memiliki kekurangan dalam karakter atau
kompetensi atau yang melakukan penipuan atau kebohongan dalam menangani
masalah klien atau masyarakat.
 Seorang Epidemiolog Kesehatan harus menghormati hak-hak klien atau
masyarakat, hak-hak teman seprofesi dan hak-hak tenaga kesehatan lainnya dan
harus menjaga kepercayaan klien atau masyarakat.
 Dalam melaksanakan pekerjaannya, seorang Epidemiolog Kesehatan harus
memperhatikan kepentingan masyarakat dan memperhatikan seluruh aspek
kelimuan epidemiologi secara menyeluruh, baik fisik, biologi maupun sosial, serta
berusaha menjadi pendidik dan pengabdi masyarakat yang sebenar-benarnya.
 Seorang Epidemiolog Kesehatan dalam bekerja sama dengan para pejabat di
bidang kesehatan dan bidang lainnya serta masyarakat, harus saling menghormati.
2. Kewajiban Epidemiolog Kesehatan Terhadap Klien/Masyarakat
 Seorang Epidemiolog kesehatan bersikap tulus, ikhlas dan mempergunakan segala
ilmu dan kompetensinya untuk kepentingan penyelesaian masalah klien atau
masyarakat. Dalam hal ia tidak mampu melakukan suatu penelitian atau
penyelidikan dalam rangkapenyelesaian masalah, maka ia wajib berkonsultasi,
bekerja sama dan merujuk pekerjaan tersebut kepada Epidemiolog Kesehatan lain
yang mempunyai keahlian dalam penyelesaian masalah tersebut.
 Seorang Epidemiolog Kesehatan wajib melaksanakan profesinya secara
bertanggung jawab.
 Seorang Epidemiolog Kesehatan wajib melakukan penyelesaian masalah secara
tuntas dan keseluruhan dengan menggunakan ilmu dan metode epidemiologi serta
ilmu lainnya yang relevan.
 Seorang Epidemiolog Kesehatan wajib memberikan informasi kepada kliennya
atas pelayanan yang diberikannya.
 Seorang Epidemiolog Kesehatan berhak mendapatkan perlindungan atas praktek
pemberian pelayanan.
3. Kewajiban Epidemiolog Kesehatan terhadap Teman Seprofesi
 Seorang Epidemiolog Kesehatan memperlakukan teman seprofesinya sebagai
bagian dari penyelesaian masalah.
 Seorang Epidemiolog Kesehatan tidak boleh saling mengambil alih pekerjaan dan
teman seprofesi, kecuali dengan persetujuan atau berdasarkan prosedur yang ada.
4. Kewajiban Epidemiolog Kesehatan terhadap Diri Sendiri
 Seorang Epidemiolog Kesehatan harus memperhatikan dan mempraktekkan hidup
bersih dan sehat , beriman menurut kepercayaan dan agamanya supaya dapat
bekerja dengan baik.
 Seorang Epidemiolog Kesehatan harus senantiasa mengikuti perkembangan ilmu
dan teknologi kesehatan yang berkaitan dan atau penggunaan ilmu, metodologi
dankompetensi epidemiologi.

Anda mungkin juga menyukai