Anda di halaman 1dari 17

OBESITAS

MAKALAH

Tugas Mata Kuliah Komunikasi Informasi dan Edukasi Islam


Jurusan Kesehatan Masyarakat
Semester IV/ Angkatan 2017

OLEH

RAHMI AWALIAH 70200117028


AINUN JARIAH 70200117076
RIZAL HAMZAH 70200117077
TUTI ALAWIAH 70200117078
ANDI AULIA NATASHA SAFIRIANSYAH 70200117089

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2019

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................... 1
DAFTAR ISI ................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................... 3
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 4
C. Tujuan ............................................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN
A. Defenisi Obesitas ............................................................................. 6
B. Tipe-tipe Obesitas
C. Gejala Obesitas ................................................................................ 9
D. Faktor Penyebab Obesitas
E. Cara Pengukurab Obesitas
F. Cara Penanggulangan Obesitas ....................................................... 10
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN ............................................................................. 30
B. PENUTUP ..................................................................................... 30
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan laporan ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki.
Kami sangat berharap makalah ni dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai “OBESITAS”Penulis juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan-kekurangan dan
jauh dari apa yang penulis harapkan. Untuk itu, penulis berharap adanya kritik,
saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-
kata yang kurang berkenan dan penulis memohon kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan di masa depan.

Gowa, 23 April 2019

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Obesitas merupakan suatu keadaan fisiologis akibat dari
penimbunan lemak secara berlebihan di dalam tubuh. Saat ini gizi lebih
dan obesitas merupakan epidemik di negara maju, seperti Inggris, Brasil,
Singapura dan dengan cepat berkembang di negara berkembang, terutama
populasi kepulauan Pasifik dan negara Asia tertentu.
Prevalensi obesitas meningkat secara signifikan dalam beberapa
dekade terakhir dan dianggap oleh banyak orang sebagai masalah
kesehatan masyarakat yang utama (Lucy A. Bilaver, 2009).
WHO menyatakan bahwa obesitas telah menjadi masalah dunia.
Data yang dikumpulkan dari seluruh dunia memperlihatkan bahwa terjadi
peningkatan prevalensi overweight dan obesitas pada 10-15 tahun terakhir,
saat ini diperkirakan sebanyak lebih dari 100 juta penduduk dunia
menderita obesitas. Angka ini akan semakin meningkat dengan cepat. Jika
keadaan ini terus berlanjut maka pada tahun 2230 diperkirakan 100%
penduduk dunia akan menjadi obes (Sayoga dalam Rahmawaty, 2004).
Panama dan Kuwait tercatat sebagai dua negara dengan prevalensi obesitas
tertinggi di dunia, yakni sekitar 37%. Setelah itu Peru (32%) dan Amerika
Serikat (31%). Di Brasil, kenaikan kasus obesitas terjadi pada anak-anak
sebesar 239%.
Di Eropa, Inggris menjadi negara nomor satu dalam kasus obesitas
pada anak-anak, dengan angka prevalensi 36%. Disusul oleh Spanyol,
dengan prevalensi 27% berdasarkan laporan Tim Obesitas Internasional
(Cybermed, 2003).
Masalah obesitas meluas ke negara-negara berkembang: misalnya,
di Thailand prevalensi obesitas pada 5-12 tahun anak-anak telah
meningkat dari 12,2% menjadi 15,6% hanya dalam dua tahun (WHO,
2003). Tingkat prevalensi obesitas di Cina mencapai 7,1% di Beijing dan
8,3% di Shanghai pada tahun 2000 (WHO, 2000). Prevalensi obesitas
anak-anak usia 6 hingga 11 tahun sudah lebih dari dua kali lipat sejak
tahun 1960-an (WHO, 2003). Selain itu, Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) mencatat, pada tahun 2005, secara global ada sekitar 1,6 miliar
orang dewasa yang kelebihan berat badan atau overweight dan 400 juta di
antaranya dikategorikan obesitas. Pada Tahun 2015 diprediksi kasus
obesitas akan meningkat dua kali lipat dari angka itu.
Obesitas di Indonesia sudah mulai dirasakan secara nasional
dengan semakin meningginya angka kejadiannya. Selama ini, kegemukan
di Indonesia belum menjadi sorotan karena masih disibukkan masalah
anak yang kekurangan gizi. Meskipun obesitas di Indonesia belum
mendapat perhatian khusus, namun kini sudah saatnya Indonesia mulai
melirik masalah obesitas pada anak. Jika dibiarkan, akan mengganggu
sumber daya manusia (SDM) di kemudian hari.
Prevalensi obesitas di Indonesia mengalami peningkatan mencapai
tingkat yang membahayakan.Berdasarkan data SUSENAS tahun 2004
prevalensi obesitas pada anak telah mencapai 11%. Di Indonesia hingga
tahun 2005 prevalensi gizi baik 68,48%, gizi kurang 28%, gizi buruk 88%,
dan gizi lebih 3,4% (Data SUSENAS, 2005).
Sedangkan berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
tahun 2007, prevalensi nasional obesitas umum pada penduduk berusia ≥
15 tahun adalah 10,3% terdiri dari (laki-laki 13,9%, perempuan 23,8%).
Sedangkan prevalensi berat badan berlebih anak-anak usia 6-14 tahun pada
laki-laki 9,5% dan pada perempuan 6,4%. Angka ini hampir sama dengan
estimasi WHO sebesar 10% pada anak usia 5-17 tahun.
Menurut penelitian DR. Dr. Damayanti Rusli Sjarif, SpA(K) dari
FKUI/RSCM bersama koleganya pada tahun 2002 melakukan penelitian di
10 kota-kota besar yaitu Medan, Padang, Palembang, Jakarta, Semarang,
Solo, Jogkakarta, Surabaya, Denpasar, dan Manado dengan subyek siswa
sekolah dasar. Hasilnya memperlihatkan prevalensi obesitas pada anak
sebesar 17,75 persen di Medan, Padang 7,1 persen, Palembang 13,2
persen, Jakarta 25 persen, Semarang 24,3 persen, Solo 2,1 persen,
Jogjakarta 4 persen, Surabaya 11,4 persen, Denpasar 11,7 persen, dan
Manado 5,3 persen.
Menurut data Susenas tahun 1995 dan 1998 di Sulawesi Selatan.
Angka kegemukan cukup tinggi, yaitu dari 4,7% ke 6,22% dengan
menggunakan indikator BB/U median baku WHO-NCHS. Hal ini
menunjukkan jika masalah tersebut tidak segera diatasi, maka beban
pemerintah khususnya Departemen Kesehatan akan semakin bertambah
(Kanwil Depkes, 1998). Sedangkan prevalensi obesitas pada kelompok
umur 6-14 tahun berdasarkan Riskesdar 2007 di Sul-Sel terdapat 7,4%
laki-laki dan 4,8% perempuan.
Obesitas sendiri sekarang dikenal sebagai ajang reuni berbagai
macam penyakit. Salah satunya Penyakit jantung koroner (PJK) yang
merupakan kelainan pada satu atau lebih pembuluh arteri koroner dimana
terdapat penebalan dinding dalam pembuluh darah (intima) disertai adanya
aterosklerosis yang akan mempersempit lumen arteri koroner dan akhirnya
akan mengganggu aliran darah ke otot jantung sehingga terjadi kerusakan
dan gangguan pada otot jantung.

B. Rumusan Masalah
1. Apa defenisi Obesitas?
2. Apa saja tipe-tipe Obesitas?
3. Apa gejala-gejala timbulnya Obesitas?
4. Apa penyebab timbulnya Obesitas?
5. Bagaimana cara pengukuran Obesitas?
6. Bagaimana mekanisme terjadinya Obesitas?
7. Bagaimana cara penanggulangan penyakit Obesitas?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa defenisi Obesitas
2. Untuk mengetahui apa saja tipe-tipe Obesitas
3. Untuk mengetahui apa gejala-gejala timbulnya Obesitas
4. Untuk mengetahui apa penyebab timbulnya Obesitas
5. Untuk mengetahui bagaimana cara pengukuran Obesitas
6. Untuk mengetahui bagaimana mekanisme terjadinya Obesitas
7. Untuk mengetahui bagaimana cara penanggulangan penyakit Obesitas
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Obesitas
Obesitas atau kegemukan mempunyai pengertian yang berbeda-beda bagi
setiap orang. Terkadang kita sering dibuat bingung dengan pengertian obesitas
dan overweight, padahal kedua istilah tersebut mempunyai pengertian yang
berbeda. Obesitas adalah suatu kondisi kelebihan berat tubuh akibat tertimbunnya
lemak, untuk pria dan wanita masing- masing melebihi 20% dan 25% dari berat
tubuh dan dapat membahayakan kesehatan. Sementara overweight (kelebihan
berat badan, kegemukan) adalah keadaan dimana Berat Badan seseorang melebihi
Berat Badan normal.
Menurut WHO maupun NIH 1998, disebut sebagai Obesitas bila BMI
(IMT) lebih dari normal. Untuk tepatnya disebut sebagai Overweight bila BMI
>25.0, sedangkan preobese bila BMI antara 25-29,9, Obese I bila BMI 30-34,9,
Obese II BMI nya 35-39,9 dan Obese III bila BMI nya melebihi 40.

B. Tipe-tipe Obesitas
1. Tipe Obesitas Berdasarkan Bentuk Tubuh
a. Obesitas tipe buah apel (Apple Shape)
b. Type seperti ini biasanya terdapat pada pria. dimana lemak tertumpuk di
sekitar perut. Resiko kesehatan pada tipe ini lebih tinggi dibandingkan
dengan tipe buah Pear (Gynoid),
c. Obesitas tipe buah pear (Gynoid)
d. Tipe ini cenderung dimiliki oleh wanita, lemak yang ada disimpan di
sekitar pinggul dan bokong. Resiko terhadap penyakit pada tipe gynoid
umumnya kecil.
e. Tipe Ovid (Bentuk Kotak Buah)
f. Ciri dari tipe ini adalah "besar di seluruh bagian badan". Tipe Ovid
umumnya terdapat pada orang-orang yang gemuk secara genetik.
2. Tipe Obesitas Berdasarkan Keadaan Sel Lemak
a. Obesitas Tipe Hyperplastik
Obesitas terjadi karena jumlah sel lemak yang lebih banyak dibandingkan
keadaan normal.
b. Obesitas Tipe Hypertropik
Obesitas terjadi karena ukuran sel lemak menjadi lebih besar dibandingkan
keadaan normal,tetapi jumlah sel tidak bertambah banyak dari normal.
c. Obesitas Tipe Hyperplastik Dan Hypertropik
Obesitas terjadi karena jumlah dan ukuran sel lemak melebihi normal.
Pembentukan sel lemak baru terjadi segera setelah derajat hypertropi
mencapai maksimal dengan perantaraan suatu sinyal yang dikeluarkan oleh
sel lemak yang mengalami hypertropik.

C. Gejala Terjadinya Obesitas


Penimbunan lemak yang berlebihan dibawah diafragma dan di dalam
dinding dada bisa menekan paru-paru, sehingga timbul gangguan pernafasan dan
sesak nafas, meskipun penderita hanya melakukan aktivitas yang ringan.
Gangguan pernafasan bisa terjadi pada saat tidur dan menyebabkan terhentinya
pernafasan untuk sementara waktu (tidur apneu), sehingga pada siang hari
penderita sering merasa ngantuk.
Obesitas bisa menyebabkan berbagai masalah ortopedik termasuk nyeri
punggung bawah dan memperburuk osteoartritis (terutama di daerah pinggul,
lutut dan pergelangan kaki). Juga kadang sering ditemukan kelainan kulit.
Seseorang yang menderita obesitas memiliki permukaan tubuh yang relatif lebih
sempit dibandingkan dengan berat badannya, sehingga panas tubuh tidak dapat
dibuang secara efisien dan mengeluarkan keringat yang lebih banyak. Sering
ditemukan edema (pembengkakan akibat penimbunan sejumlah cairan) di daerah
tungkai dan pergelangan kaki.
D. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Obesitas
Secara ilmiah, obesitas terjadi akibat mengkonsumsi kalori lebih banyak
dari yang diperlukan oleh tubuh. Penyebab terjadinya ketidakseimbangan antara
asupan dan pembakaran kalori ini masih belum jelas.
Terjadinya obesitas melibatkan beberapa faktor :
1. Faktor Makanan
Jika seseorang mengkonsumsi makanan dengan kandungan energi
sesuai yang dibutuhkan tubuh, maka tidak ada energi yang disimpan.
Sebaliknya jika mengkonsumsi makanan dengan energi melebihi yang
dibutuhkan tubuh, maka kelebihan energi akan disimpan, Sebagai cadangan
energi terutama sebagai lemak seperti telah diuraikan diatas.
Seiring berkembangnya dunia modernisasi,masyarakat secara tidak
sadar cenderung lebih mengkonsumsi makanan berkalori tinggi, seperti
makanan cepat saji, makanan yang dibakar dan kudapan yang memiliki andil
dalam peningkatan berat badan. Meningkatnya jumlah junk food yang masuk
ke pasar Indonesia pun memunculkan fenomena baru, yaitu obesitas atau berat
badan berlebih. Makanan siap saji banyak dipilih masyarakat umumnya
mahasiswa dan pegawai kantoran. Makanan siap saji kandungan lemaknya
sangat tinggi, begitu pula kandungan kalorinya. Sementara kandungan nutrisi
yang menyehatkan, nyaris tidak ada. Selain itu, jajanan gorengan,makanan
jenis ini kurang baik bagi kesehatan karena umumnya digoreng dengan
minyak yang tidak diganti setiap kali menggoreng. Masih banyak lagi, seperti :
daging olahan, es krim, permen dan minuman bersoda.
Jika dihubungkan dengan makanan,Sesuai dengan contoh penelitian
yang kami gunakan yaitu di RSUP. DR Wahidin Sudirohusodo Makassar
tentunya kita menghubungkan dengan makanan yang dikonsumsi orang
Sulawesi (Makanan Khas Sulawesi Selatan) yang banyak mengandung lemak
dan kalori tinggi. Contohnya : Di Makassar, coto dapat ditemui di banyak
tempat. Di jalan besar, kawasan pertokoan, kawasan perumahan, pasar, bahkan
di gang-gang kecil pun banyak warung yang menjajakan makanan yang selalu
disajikan di dalam mangkuk kecil dan disantap bersama ketupat atau nasi.
Coto Makassar ini terbuat dari daging atau jeroan, untuk itu yang berpotensi
terserang kolesterol adalah orang yang suka mengonsumsi coto secara
berlebihan. Selain itu keripik kentang ,penjual keripik kentang sangat mudah
ditemukan di Kota ini. Makanan jenis ini kurang baik bagi kesehatan karena
umumnya digoreng dengan minyak yang tidak diganti setiap kali menggoreng
2. Faktor Keturunan
Penelitian pada manusia maupun hewan menunjukan bahwa obesitas
terjadi karena faktor interaksi gen dan lingkungan. Dari hasil penelitian gizi
di Amerika Serikat, dilaporkan bahwa anak-anak dari orangtua normal
mempunyai 10% peluang menjadi gemuk. Peluang itu akan bertambah
menjadi 40-50% bila salah satu orangtua menderita obesitas dan akan
meningkat menjadi 70-80% bila kedua orangtua menyandang obesitas. Oleh
karena itu, bayi yang lahir dari orangtua yang tambun akan mempunyai
kecenderungan menjadi gemuk.
3. Faktor Hormon
Menurunya hormon tyroid dalam tubuh akibat menurunnya fungsi
kelenjar tyroid akan mempengaruhi metabolisme dimana kemampuan
menggunakan energy akan berkurang. Pada perempuan yang sedang
mengalami menopause dapat terjadi penurunan fungsi hormon thyroid.
Kemampuan untuk menggunakan energi akan berkurang dengan menurunnya
fungsi hormon ini. Hal tersebut terlihat dengan menurunnya metabolisme
tubuh sehingga menyebabkan kegemukan.
4. Faktor Psikologi
Faktor psikologis ini dapat mempengaruhi kebiasaan makan. Sebagian
orang makan lebih banyak sebagai respon terhadap keadaan mood negatif
seperti sedih, bosan, atau marah. Sebagian lagi mungkin mengalami gangguan
makan seperti dorongan makan yang kurang terkendali (binge eating)
walaupun sudah kenyang, atau kebiasaan ngemil yang sulit dihentikan. Orang-
orang seperti ini sangat berisiko terhadap kegemukan, dan perlu mendapatkan
perlakuan khusus seperti konseling atau terapi psikologi lainnya.
5. Gaya Hidup (Life Style yang Kurang Tepat
Peningkatan obesitas dari tahun ke tahun ditengarai sebagai akibat dari
perubahan gaya hidup Kemajuan sosial ekonomi, teknologi dan informasi
yang global telah menyebabkan perubahan gaya hidup yang meliputi pola pikir
dan sikap, yang terlihat dari pola kebiasaan makan dan beraktifitas fisik.
Perubahan pasar modern telah memacu perubahan gaya hidup. Penelitian
Setyaningrum (2007) memperlihatkan bahwa 43,4% responden remaja usia
pubertas sering mengkonsumsi makanan siap saji. Hasil penelitian
memperlihatkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara konsumsi
makanan cepat saji dengan kejadian obesitas. Selain itu Kemajuan teknologi,
seperti adanya kendaraan bermotor, lift, dan lain sebagainya dapat memicu
terjadinya obesitas karena kurangnya aktifitas fisik yang dilakukan oleh
sesorang. Gaya hidup yang seperti ini yang meningkatkan risiko obesitas.
6. Pemakaian Obat-Obatan.
Efek samping beberapa obat dapat menyebabkan meningkatnya berat
badan, misalnya obat kontrasepsi. Obat-obatan seperti steroid, anti depresi,
anti psychotics dan anti epileptic bisa menstimulasi nafsu makan. Selain itu
obat tekanan darah tinggi, penyakit jantung dan pil kontrasepsi pun bisa
menyebabkan berat badan bertambah

E. Cara Pengukuran Tingkat Obesitas


1. Pengukuran Secara Antropometrik
a. Body Mass Index (BMI)
Body Mass Index (BMI) adalah sebuah ukuran “berat terhadap
tinggi” badan yang umum digunakan untuk menggolongkan orang dewasa
ke dalam kategori Underweight (kekurangan berat badan), Overweight
(kelebihan berat badan) dan Obesitas (kegemukan). Rumus atau cara
menghitung BMI, yaitu BMI (Body Mass Index), yang didapat dengan cara
membagi berat badan (kg) dengan kuadrat dari tinggi badan (meter). Nilai
BMI yang didapat tidak tergantung pada umur dan jenis kelamin.
b. RLPP (rasio lingkar pinggang dan pinggul
Untuk menilai timbunan lemak perut dapat digunakan cara lain,
yaitu dengan mengukur rasio lingkar pinggang dan pinggul (RLPP) atau
mengukur lingkar pinggang (LP).
Pinggang berukuran ≥ 90 cm merupakan tanda bahaya bagi pria,
sedangkan untuk wanita risiko tersebut meningkat bila lingkar pinggang
berukuran ≥ 80 cm. Jadi “Jangan hanya menghitung tinggi badan, berat
badan dan IMT saja, lebih baik jika disertai dengan mengukur lingkar
pinggang”.
c. Indeks BROCCA
Satu cara lain untuk mengukur obesitas adalah dengan
menggunakan indeks Brocca, dengan rumus sebagai berikut:
Bila hasilnya:
90-110% = Berat badan normal
110-120% = Kelebihan berat badan (Overweight)
>120% = Kegemukan (Obesitas)
2. Pengukuran Secara Laboratorik
a. BOD POD
BOD POD merupakan salah satu alat untuk mengukur lemak
dalam tubuh, yaitu berupa ruang berbentuk telur yang telah
dikomputerisasi. Setelah seseorang memasuki BOD POD, jumlah udara
yang tersisa digunakan untuk mengukur lemak tubuh
b. DEXA(dual energy X-ray absorptiometry)
Dual energy X-ray absoprtiometri adalah salah satu cara
menentukan umla dan lokasi lemak dalam tubuh yaitu dengan cara
menyerupai skening tulang. Sinar X digunakan untuk menentukan jumlah
dan lokasi dari lemak tubuh.
c. Bioelectric Impedance Analysis (analisa tahanan bioelektrik)
BIA ini juga merupakan salah satu cara pengukuran obesitas yaitu
dengan cara penderita berdiri di atas skala khusus dan sejumlah arus listrik
yang tidak berbahaya dialirkan ke seluruh tubuh lalu dianalisa.
F. Mekaniasme Terjadinya Obesitas
Obesitas terjadi karena energi intake lebih besar dari energi
expenditure.Apapun penyebabnya, yang menjadikan seseorang obesitas pada
dasarnya adalah energi intake atau masukan yang didapat dari makanan atau
lainnya lebih besar dibandingkan energi expenditure atau energi yang dikeluarkan.

G. Cara Penanggulangan Obesitas


1. Diet
Para ahli mengakui bahwa dengan diet yang benar, berarti kita telah
memenangi separuh pertempuran menurunkan berat badan. Diet yang rendah
kalori dan tinggi serat perlu diupayakan, disamping pembakaran yang teratur
melalui olahraga setiap hari, sehingga tercapai balance yang negatif,
pembakaran kalori lebih banyak daripada pemasukan. Diet ini hanya boleh
diterapkan selama 12 minggu dengan pengawasan dokter. Pemberian diet cara
ini mempunyai efek samping yaitu: terbentuknya batu empedu, diare,
kekurangan protein, tekanan darah rendah.
Ada beberapa tips yang bisa kita pegang dalam berdiet:
a. Jangan makan lebih. Bila perlu makanan kecil, cari snack rendah kalori
seperti buah, atau roti gandum.
b. Kurangi, hanya sejumlah kecil, asupan kalori per hari ( kurang lebih 600
kkal).
c. Bila anda memasak, hindari banyak mencicipi; pilih masakan yang rendah
lemak, baca label makanan dengan baik. Sebagai pedoman, jangan
mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak total lebih dari 8 gram
dan lemak jenuh lebih dari 3 gram per 100 gram makanan. Lebih baik
masak dengan cara dikukus, dibakar, direbus, atau dalam atau dalam
microwave, daripada digoreng atau dipanggang.
d. Makan lebih sedikit lemak – 30 % dari keseluruhan jumlah kalori yang
dikonsumsi. Mengurangi lemak akan mengurangi asupan kalori dan
memperbanyak turunnya BB.
e. Hindari alkohol, karena kalorinya tinggi tapi nutrisi lainnya sangat
kurang. Minum kopi atau teh tanpa gula, mungkin pada dua minggu
pertama terasa pahit, akan tetapi kelak anda akan merasakan yang tawar
itu juga sedap.
f. Makan yang seimbang, artinya yang dimakan dan diminum sesuai dengan
kalori yang dibutuhkan.
g. Pilih makanan kaya serat karena lebih cepat mengenyangkan. Batasi
pemakaian garam dalam makanan.
2. Olahraga
Olahraga akan merangsang hipofisis untuk mensekresi hormone
pertumbuhan dan hormone tersebut akan mendorong perubahan komposisi
tubuh menjauhi penyimpanan lemak menuju peningkatan protein otot,
sehingga lemak dalam tubuh bisa direduksi. Berjalan kaki, jogging, dan
bersepeda merupakan salah satu olah raga ringan namun tetap bisa
memberikan dampak yang positif terhadap penurunan berat badan karena
selama berolah raga, tubuh menggunakan lemak sebagai bahan bakar energi.
Berolahraga setiap hari, jalan 30 menit tiap hari akan membakar 150 kalori,
dan dapat menurunkan berat badan hingga 6-7 kilogram dalam setahun. Diet
yang dikombinasikan dengan olah raga dapat menurunkan berat badan sekitar
1 kg.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Obesitas merupakan suatu penyakit multifaktorial yang terjadi akibat
akumulasi jaringan lemak yang berlebihan dan dapat mengganggu kesehatan.
Obesitas terjadi bila ukuran dan jumlah sel lemak bertambah.WHO menyatakan
bahwa obesitas telah menjadi masalah dunia. Data yang dikumpulkan dari seluruh
dunia memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan prevalensi overweight dan
obesitas pada 10-15 tahun terakhir, saat ini diperkirakan sebanyak lebih dari 100
juta penduduk dunia menderita obesitas.
B. Saran
Kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai bagi
makalah yang telah kami buat agar kedepan nya bisa lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Arul. 2009. Obesitas. (Online), (http://adul2008.wordpress.com/2009/04/11/


obesitas/, diakses 23 April 2019).
Fadilah. 2011. Obesitas dan Penyakit Jantung Koroner. Artikel Ilmu Penyakit
Dalam. (Online), (http://dokternetworkangk97.blogspot.com/2011/01
/obesitas-dan-penyakit-jantung-koroner.html, diakses 23 April 2019).
Indarto. 2008. Faktor penyebab Obesitas. (Online),
(http://reseplangsing.blogspot.com/2008/10/beberapa-faktor-penyebab-
obesitas.html, diakses 23 April 2019).
Kuncoro, T. 1996. Pengembangan Kurikulum Pelatihan Magang di STM
Nasional Malang Jurusan Bangunan, Program Studi Bangunan Gedung:
Suatu Studi Berdasarkan Kebutuhan Dunia Usaha Jasa Konstruksi
.Tesis tidak diterbitkan. Malang: PPS IKIP MALANG
Zullies. 2009. Menumpas Obesitas. (Online), (https://zulliesikawati.
wordpress.com/tag/obesitas/, diakses 23 April 2019).

Anda mungkin juga menyukai