Anda di halaman 1dari 16

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT (SIMRS)

MAKALAH

Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas


Mata Kuliah Sistem Informasi Kesehatan
Dosen Pengampu: Faisal, S.K.M., M.Kes.(Epid)

KELOMPOK II: KESMAS B


SITI LATIFAH BURHAN 702001170
RAHMI AWALIAH 70200117028
NURUL HASYIFAH 70200117029
ANDI IRNA NURUL FUADY IMRAN 70200117027
ALIFIA RIZKY WARDANI 702001170
TUTI ALAWIYAH 702001170
IDA ROSYIDAH 702001170
FAUZIAH 702001170
ANDI AULIA NATASYAH 702001170
ALVIN ALWI 702001170

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah swt, sebab karena rahmat dan
nikmat-Nyalah saya dapat menyelesaikan sebuah tugas makalah Sistem
Informasi Kesehatan ini, yang diberikan oleh Faisal, S.K.M., M.Kes.(Epid)
selaku Dosen mata kuliah Sistem Informasi Kesehatan di Universitas Islam
Negeri Alauddin Makassar.
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas kelompok
dari dosen yang bersangkutan Dan juga agar setiap mahasiswa di Kesmas B dapat
memehami materi lebih baik lagi. Makalah ini berjudul “Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit (SIMRS)”.
Adapun sumber-sumber dalam pembuatan makalah ini, didapatkan dari
beberapa jurnal yang membahas tentang materi yang berkaitan melalui media
internet. Kami sebagai penyusun makalah ini, sangat berterima kasih kepada
penyedia sumber walau tidak dapat secara langsung untuk mengucapkannya.
Kami menyadari bahwa setiap manusia memiliki keterbatasan, Begitu pun
dengan kami yang masih seorang mahasiswa/i. Dalam pembuatan makalah ini
mungkin masih banyak kekurangan yang ditemukan, Oleh karena itu kami
mengucapkan mohon maaf. Kami sangat mangharapkan kritik dan saran dari
pembaca sekalian dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Samata, 09 April 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................. Error! Bookmark not defined.


DAFTAR ISI .......................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB I PENDAHULUAN ...................................... Error! Bookmark not defined.
A. Latar Belakang ...........................................Error! Bookmark not defined.
B. Rumusan masalah........................................................................................ 1
C. Tujuan.......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 25
A. Kesimpulan ............................................................................................... 25
B. Saran .......................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 27

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit sebagai suatu lembaga sosial yang memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat, memiliki sifat sebagai suatu lembaga yang tidak
ditujukan untuk mencari keuntungan atau non profit organization. Walaupun
demikian kita tidak dapat menutup mata bahwa dibutuhkan suatu sistem informasi
di dalam intern rumah sakit.
Rumah Sakit sebagai salah satu organisasi pelayanan di bidang kesehatan
telah memiliki otonomi,sehingga pihak rumah sakit dituntut untuk memberikan
pelayanan yang sebaik baiknya dengan manajemen yang seefektif mungkin. Hal
ini disebabkan oleh setiap pengambilan keputusan yang tidak tepat akan berakibat
pada inefisiensi dan penurunan kinerja rumah sakit.
Hal tersebut dapat menjadi kendala jika informasi yang tersedia tidak
mampu memberikan informasi yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan.
Kecanggihan teknologi bukan merupakan suatu jaminan akan terpenuhinya
informasi, melainkan system yang terstruktur, handal dan mampu
mengakodomodasi seluruh informasi yang dibutuhkan yang harus dapat
menjawab tantangan yang dihadapi.
Integrasi Sistem Informasi Rumah Sakit merupakan aplikasi yang
didevelop untuk kebutuhan management Rumah Sakit baik swasta maupun negeri,
dimana sistem ini sudah didukung dengan fitur dan modul yang lengkap untuk
operasional Rumah Sakit.
Dengan adanya aplikasi ini di harapkan dapat membantu operasional
rumah sakit dan dapat meningkatkan pelayanan rumah sakit.

B. Rumusan Masalah
1. A
C. Tujuan

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Sistem
Sistem adalah gabungan dari elemen-elemen yang saling dihubungkan
dengan suatu proses atau struktur dan berfungsi sebagai satu kesatuan organisasi
dalam upaya menghasilkan sesuatu yang telah ditetapkan (Azwar,1996).
Suatu sistem yang dibangun dan dikembangkan untuk menunjang proses
manajerial dan proses operasional perbankan haruslah berdasarkan tatanan
teknologi yang bersaing, yaitu teknologi yang berbasis komputer.
Untuk dapat mendefinisikan sistem ada dua penekanan, yaitu :
1. Penekanan prosedur
Prosedur adalah suatu urutan operasi klerikal (tulis-menulis), biasanya
melibatkan beberapa orang didalam satu atau lebih departemen yang
berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau
menyelesaikan suatu sasaran tertentu.
2. Elemen atau Komponen
Suatu sistem berdasarkan penekanan pada elemem atau komponen adalah
kumpulan dari elemen-elemen yang saling berinteraksi untuk mencapai suatu
tujuan dan sasaran tertentu dari suatu organisasi.

Dari beberapa definisi tersebut, maka dapat disimpulkan pengertian sistem


adalah sebagai berikut :
1. Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling
berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau
untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu.
2. Sistem adalah kumpulan elemen-elemen yang saling berhubungan dan
bertanggung jawab memproses masukan sehingga menghasilkan keluaran.
3. Sistem adalah kumpulan (gabungan objek atau ide) yang saling terpadu untuk
mencapai tujuan tertentu.
4. Sistem adalah sesuatu yang mempunyai tujuan dan sasaran sebagai hasil akhir.

5
5. Sistem adalah sebuah tatanan (keterpaduan) yang terdiri atas sejumlah
komponen fungsional yang saling berhubungan dan secara bersama-sama
bertujuan untuk memenuhi suatu proses ataupun pekerjaan tertentu.

B. Konsep Dasar Informasi


Informasi adalah data yang telah diolah dan dianalisis secara formal
dengan cara yang benar dan efektif, sehingga hasilnya bermanfaat dalam
operasional dan manajemen, informasi dapat pula berarti data yang telah diolah
menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam
mengambil keputusan saat ini atau mendatang.
Beberapa definisi dari Informasi :
1. Informasi adalah data yang telah diberikan pengertian dan konteks
kegunaannya serta dikomunikasikan kepada pengguna yang membutuhkannya
sebagai keputusan.
2. Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang lebih
berguna dan lebih berarti bagi pemakai dalam mengambil suatu keputusan.
3. Informasi sebagai data yang telah diolah dapat berupa gambar, teks, dokumen
dan suara yang telah diorganisasikan dan memiliki makna.
4. Informasi adalah hasil dari kegiatan pengolahan data yang memberikan bentuk
yang lebih berarti dari suatu kejadian.

C. Konsep Dasar Rumah Sakit


Menurut Undang-undang RI No. 23 tahun 1992 tenteng kesehatan, Rumah
sakit adalah suatu sarana kesehatan yang berfungsi untuk melakukan upaya
kesehatan dasar atau upaya kesehatan rujukan dan atau upaya kesehatan
penunjang, dengan tetap memperhatikan fungsi social, serta dapat juga
dipergunakan untuk kepentingan pendidikan dan pelatihan serta penelitiandan
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

6
Jenis- Jenis Rumah Sakit
1. Rumah Sakit Umum (RSU). Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No.
983/1992 pasal 1 ayat 1 adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan
kesehatan yang bersifat dasar, spesialistik dan subspesialistik.
2. Rumah Sakit Khusus. Menurut Undang-undang RI No.23 tahun 1992 pasal
56 ayat 1, RS Khusus adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan
kesehatan pada satu bidang tertentu. Berdasarkan jenis penyakit atau disiplin
ilmu tertentu. Misalnya: RS Kusta, RS Mata, RS Bersalin, dll.
3. Rumah Sakit Umum Pemerintah. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No.
983/1992, rumah sakit umum pemerintah adalah RSU milik pemerintah baik
pusat, daerah, Depertemen Hankam, maupun BUMN.

D. Pengertian Sistem Informasi Rumah Sakit


Sistem informasi rumah sakit adalah suatu tatanan yang berurusan dengan
pengumpulan data, pengelolaan data, penyajian informasi, analisa dan
penyimpulan informasi serta penyampaian informasi yang dibutuhkan untuk
kegiatan rumah sakit.
Berikut merupakan gambar struktur hirarki dari sebuah sistem informasi
rumah sakit yang terdiri dari input,proses,output serta balikan kontrol.

Gambar 2.1 Struktur Hirarki Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS)

E. Jenis Sistem Informasi Rumah Sakit


Secara global sistem informasi rumah sakit terbagi atas :
1. Sistem Informasi Klinik
2. Sistem Informasi Administrasi
3. Sistem Informasi Manajemen
Masing- masing sistem bisa dilakukan secara sendiri-sendiri atau secara
bersamaan sebagai suatu kesatuan yang integral. Dibawah ini merupakan uraian
lebih lanjut mengenai sistem informasi rumah sakit.

7
1. Sistem Informasi Klinik merupakan sistem informasi yang secara langsung
untuk membantu pasien dalam hal pelayanan medis. Contoh :
a. Sistem Informasi di ICU
b. Sistem Informasi pada alat seperti CT Scan, USG tertentu.
2. Sistem Informasi Administratif merupakan sistem informasi yang membantu
pelaksanaan administratif di rumah sakit. Contoh :
a. Sistem Informasi Administratif
b. Sistem Informasi Biling System
c. Sistem Informasi Farmasi
d. Sistem Informasi Penggajian
3. Sistem Informasi Manajemen merupakan sistem Informasi yang membantu
manajemen rumah sakit dalam pengambilan keputusan. Contoh :
a. Sistem Informasi manajemen pelayanan
b. Sistem Informasi Keuangan
c. Sistem Informasi Pemasaran

Ketiga jenis sistem informasi diatas merupakan pembagian jenis sistem


informasi rumah sakit berdasarkan pemakaiannya dan apabila dikelompokan akan
membentuk beberapa kelompok lagi, yaitu :
1. Individual
Sistem hanya berjalan sendiri tanpa terkait dengan sistem yang lain.
Contoh
a. Sistem Informasi Billing System
b. Sistem Penggajian
2. Modular
Beberapa sistem dikaitkan dalam satu kelompok, sehingga tidak berjalan
secara individu. Contoh :
a. Sistem Informasi Keuangan
b. Sistem Informasi Administrasi terkait dengan Billing System.
3.Terpadu

8
Semua sistem terkait dan berjalan secara bersamaan serta menjadi satu
kesatuan.

2.2.3 Desain SIRS


Rancang Bangun Rumah Sakit sangat bergantung kepada jenis dari rumah
sakit tersebut. Rumah sakit di Indonesia, berdasarkan kepemilikannya dibagi
menjadi 2, sebagai berikut:
a. Rumah Sakit Pemerintah, yang dikelola oleh:
1) Departemen Kesehatan,
2) Departemen Dalam Negeri,
3) TNI,
4) BUMN.
Sifat rumah sakit ini adalah tidak mencari keuntungan (non profit)
b. Rumah Sakit Swasta, yang dimiliki dan dikelola oleh sebuah yayasan, baik yang
sifatnya tidak mencari keuntungan (non profit) maupun yang memang mencari
keuntungan (profit)
Berdasarkan sifat layanannya rumah sakit dibagi 2, sebagai berikut:
a. Rumah Sakit Umum
Untuk Rumah Sakit Pemerintah, Rumah Sakit Umum digolongkan menjadi 4
tingkatan, sebagai berikut:
1) Rumah Sakit Umum tipe A, rumah sakit umum yang memberikan layanan
medis spesialistik dan subspesialistik yang luas.
2) Rumah Sakit Umum tipe B, rumah sakit umum yang memberikan layanan
medis spesialistik dan subspesialistik yang terbatas.
3) Rumah Sakit Umum tipe C, rumah sakit umum yang memberikan layanan
medis spesialistik yang terbatas, seperti penyakit dalam, bedah, kebidanan dan
anak.
4) Rumah Sakit Umum tipe D, rumah sakit umum yang memberikan layanan
medis dasar.
Untuk Rumah Sakit Swasta, Rumah Sakit Umum digolongkan menjadi 3
tingkatan sebagai berikut:

9
1) Rumah Sakit Umum Pratama, rumah sakit umum yang memberikan layanan
medis umum,
2) Rumah Sakit Umum Madya, rumah sakit umum yang memberikan layanan medis
spesialistik,
3) Rumah Sakit Umum Utama, rumah sakit umum yang memberikan layanan medis
spesialistik dan subspesialisitik.
b. Rumah Sakit Khusus
Rumah sakit khusus ini banyak sekali ragamnya, rumah sakit ini melakukan
penanganan untuk satu atau beberapa penyakit tertentu dan layanan medis
subspesialistik tertentu. Yang masuk dalam kelompok ini diantaranya: Rumah
Sakit Karantina, Rumah Sakit Bersalin, dsb.
2.2.4 Fungsi SIRS
Berikut ini beberapa fungsi dari SIRS di bagian-bagian sub system yang
ada dalam system (rumah sakit), yaitu :
a. Subsistem Layanan Kesehatan, yang mengelola kegiatan layanan kesehatan.
b. Subsistem Rekam Medis, yang mengelola data pasien.
c. Subsistem Personalia, yang mengelola data maupun aktivitas tenaga medis
maupun tenaga administrative Rumah sakit.
d. Subsistem Keuangan, yang mengelola data-data dan transaksi keuangan.
e. Subsistem Sarana/Prasarana, yang mengelola sarana dan prasarana yang ada di
dalam rumah sakit tersebut, termasuk peralatan medis, persediaan obat-obatan
dan bahan habis pakai lainnya.
f. Subsistem Manajemen Rumah Sakit, yang mengelola aktivitas yang ada
didalam rumah sakit tersebut,termasuk pengelolaan data untuk plan jangka
panjang,menengah,pendek,pengambilan keputusan dan untuk layanan pihak luar.
Ke 6 subsistem tersebut diatas kemudian harus dijabarkan lagi ke dalam
modul-modul yang sifatnya lebih spesifik. Subsistem Layanan Kesehatan dapat
dijabarkan lebih lanjut menjadi :
1. Registrasi Pasien, yang mencatat data/status pasien untuk memudahkan
pengidentifikasian m

10
aupun pembuatan statistik dari pasien masuk sampai keluar. Modul ini meliputi
pendaftaran pasien baru/lama, pendaftaran rawat inap/jalan, dan info kamar rawat
inap.
2. Rawat Jalan/Poliklinik yang tersedia di rumah sakit, seperti: penyakit dalam,
bedah, anak,obstetri dan ginekologi, KB, syaraf, jiwa, THT, mata, gigi dan mulut,
kardiologi, radiologi, bedah orthopedi, paru-paru, umum, UGD, dan lain-lain
sesuai kebutuhan. Modul ini juga mencatat diagnose dan tindakan terhadap pasien
agar tersimpan dalam rekam medis.
3. Rawat Inap. Modul ini mencatat diganosa dan tindakan terhadap pasien,
konsultasi dokter,hubungan dengan poliklinik/penunjang medis.
4. Penunjang Medis/Laboratorium, yang mencatat informasi pemeriksaan
seperti: ECG, EEG, USG, ECHO, TREADMIL, CT Scan, Endoscopy, dan lain-
lain.
5. Penagihan dan Pembayaran, meliputi penagihan dan pembayaran untuk rawat
jalan, rawat inap dan penunjang medis (laboratorium, radiologi, rehab medik),
baik secara langsung maupun melalui jaminan dari pihak ketiga/asuransi/JPKM.
Modul ini juga mencatat transaksi harian pasien (laboratorium, obat, honor
dokter), daftar piutang, manajemen deposit dan lain-lain.
6. Apotik/Farmasi, yang meliputi pengelolaan informasi inventori dan transaksi
obat-obatan.

2.2.5 Manfaat Sistem Informasi rumah Sakit


Sistem informasi rumah sakit memiliki beberapa manfaat yang didapat
apabila sebuah rumah sakit menerapkanya dengan baik. Dibawah ini merukan
contoh manfaat yang didapat apabila menggunakan sistem informasi rumah sakit.
1. Pengendalian mutu pelayanan medis,
2. Pengendalian mutu dan penilaian produktivitas,
3. Analisa pemanfaatan dan perkiraan kebutuhan,
4. Perencanaan dan evaluasi program,
5. Menyederhanakan pelayanan,

11
6. Mengembangkan dan memperbaiki sistem yang telah ada sehingga memberikan
suatu nilai tambah bagi manajemen,
7. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam rangka pengelolaan rumah sakit.

2.2.6 Konsep Dasar Pengembangan SIRS


Sistem informasi yang lama perlu diperbaiki atau diganti disebabkan karna
beberapa hal,yaitu :
a. Adanya permasalahan yang timbul pada sistem lama
b. Untuk memperoleh peluang
c. Adanya instruksi
Adapun dampak dari pengembangan SIRS adalah sebagai berikut :
1. Terjadi peningkatan kinerja para pegawai dalam organisasi,
2. Adanya peningkatan informasi yang dibutuhkan organisasi,
3. Meningkatnya efisiensi,
4. Meningkatnya pengendalian,
5. Meningkatnya operasional pelayanan.
Berikut konsep-konsep dasar pengembangan SIRS, yaitu :
a) System informasi tidak indentik dengan system komputerisasi (system informasi
dengan cara manual dan system informasi berbasis computer/Computer Based
Information System atau CBIS),
b) Sistem informasi adlah system yang dinamis,yaitu ditentukan oleh dinamika
perkembangan organisasi dengan konsekuensi perkembangan informasi tidak
pernah berhenti,
c) System informasi mengikuti siklus hidup system,yaitu lahir (berubah dari system
lain), berkembang,mantap dan mati (berubah menjadi system lain) dengan
konsekwensi ada umur layak guna,dimana umur layak guna ditentukan oleh
perkembangan organisasi,perkembangan teknologi,dan perkembangan tingkat
kemampuan user (tingkat pemahaman TI,tingkat kemampuan belajar,dan tingkat
able beradaptasi atau yang dikenal dengan End User Computing/EUC,
d) Daya guna system informasi ditentukan oleh tingkat integritas system informasi
itu ,artinya perlu adanya sinkronisasi antara aspek manual (yang berisi prosedur

12
operasional standar)sangat dipengaruhi oleh karakteristik user termasuk abling
manajerial pimpinan organisasi dengan aspek otomasi/computer yang dipengaruhi
oleh abling teknik pengembang,
e) Keberhasilan program ditentukan oleh strategi yang dipilih atau tahapan-tahapan
dalam pengembangan SIRS,yaitu pembuatan rencana induk
pengembangan,pembuatan rancangan global (penjabaran system sampai ke
aplikasi,keterkaitan antara sub-sub system dsb),pembuatan rancangan detail/rinci
(pembuatan kamus elemen data,data flow diagram,dsb),implementasi
(pengembangan software aplikasi),dan operasionalisasi. Dalam pemilihan strategi
harus dipertimbangkan berbagai factor seperti : keadaan yang sekarang dihadapi,
keadaan pada waktu system informasi siap dioperasionalkan dan keadaan dimasa
mendatang, termasuk antisipasi perkembangan organisasi dan perkembangan
teknologi.
f) Pengembangan dengan pendekatan fungsi dan dilakukan secara menyeluruh
(holistic).Adapun kelemahan pendekatan berdasarkan struktur organisasi di
antaranya struktur organisasi seringkali tidak menggambarkan fungsi-fungsi yang
ada dalam organisasi tersebut,dan terjebak dalam kompleksitas struktur organisasi
dan kelemahan berdasarkan secara sektoral/segmental di antaranya ada system
yang tidak terditeksi,menghasilkan system yang terfrekmentasi dan kesulitan
dalam proses integrasi,
g) Informasi telah menjadi asset organisasi.Penguasaan informasi internal dan
eksternal merupakan salah satu keunggulan kompetitif dan keberadaan informasi
tersebut (menentukan kelancaran dan kwalitas kerja,menjadi ukuran kinerja
organisasi,dan menjadi acuan atau menentukan peringkat organisasi dalam
persaingan baik di tingkat local maupun global) serta biaya pengembangan dan
pemeliharaan SI,
h) Penjabaran system dengan struktur hirarkis yaitu ada system (terdiri dari 1/lebih
subsistem),sub system (terdiri dari 1/lebih modul),modul (terdiri dari 1/lebih sub
modul),dan sub modul (terdiri dari 1/lebih aplikasi).

2.2.7 Kriteria dan Kebijakan Pengembangan SIRS

13
Dalam melakukan pengembangan SIRS, pengembang haruslah bertumpu
dalam 2 hal penting yaitu kriteria dan kebijakan pengembangan SIRS dan sasaran
pengembangan SIRS tersebut. Adapun kriteria dan kebijakan yang umumnya
dipergunakan dalam penyusunan spesifikasi SIRS adalah sebagai berikut:
a. SIRS harus dapat berperan sebagai subsistem dari Sistem Kesehatan Nasional
dalam memberikan informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu.
b. SIRS harus mampu mengaitkan dan mengintegrasikan seluruh arus informasi
dalam jajaran Rumah Sakit dalam suatu sistem yang terpadu.
c. SIRS dapat menunjang proses pengambilan keputusan dalam proses
perencanaan maupun pengambilan keputusan operasional pada berbagai
tingkatan.
d. SIRS yang dikembangkan harus dapat meningkatkan daya-guna dan hasil-guna
terhadap usaha-usaha pengembangan sistem informasi rumah sakit yang telah ada
maupun yang sedang dikembangkan.
e. SIRS yang dikembangkan harus mempunyai kemampuan beradaptasi terhadap
perubahan dan perkembangan dimasa datang.
f. Usaha pengembangan sistem informasi yang menyeluruh dan terpadu dengan
biaya investasi yang tidak sedikit harus diimbangi pula dengan hasil dan manfaat
yang berarti (rate of return) dalam waktu yang relative singkat.
g. SIRS yang dikembangkan harus mampu mengatasi kerugian sedini mungkin.
h. Pentahapan pengembangan SIRS harus disesuaikan dengan keadaan masing-
masing subsistem serta sesuai dengan kriteria dan prioritas.
i. SIRS yang dikembangkan harus mudah dipergunakan oleh petugas, bahkan bagi
petugas yang awam sekalipun terhadap teknologi computer (user friendly).
j. SIRS yang dikembangkan sedapat mungkin menekan seminimal mungkin
perubahan, karena keterbatasan kemampuan pengguna SIRS di Indonesia, untuk
melakukan adaptasi dengan sistem yang baru.
k. Pengembangan diarahkan pada subsistem yang mempunyai dampak yang kuat
terhadap perngembangan SIRS.

2.2.8 Sasaran Pengembangan SIRS

14
Atas dasar dari penetapan kriteria dan kebijakan pengembangan SIRS
tersebut di atas, selanjutnya ditetapkan sasaran pengembangan sebagai penjabaran
Pengembangan SIRS, sebagai berikut :
1. Memiliki aspek pengawasan terpadu, baik yang bersifat pemeriksaan tau
pengawasan (auditable) maupun dalam hal pertanggungjawaban penggunaan dana
(accountable) oleh unit-unit yang ada di lingkungan Rumah sakit.
2. Terbentuknya sistem pelaporan yang sederhana dan mudah dilaksanakan, akan
tetapi cukup lengkap dan terpadu.
3. Terbentuknya suatu sistem informasi yang dapat memberikan dukungan akan
informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu melalui dukungan data yang
bersifat dinamis.
4. Meningkatkan daya-guna dan hasil-guna seluruh unit organisasi dengan menekan
pemborosan.
5. Terjaminnya konsistensi data.
6. Orientasi ke masa depan.
7. Pendayagunaan terhadap usaha-usaha pengembangan sistem informasi yang telah
ada maupun sedang dikembangkan, agar dapat terus dikembangkan dengan
mempertimbangkan integrasinya sesuai rancangan global SIRS.

2.2.9 Pengintegrasian SIRS


Pengintegrasian SRS merupakan suatu hal yang penting dalam SIRS yang
baik.Secara manual integrasi dapat juga dicapai,misalnya dari data satu bagian
dibawa ke bagian yang lain dan oleh petugas administrasi data tersebut digabung
dengan data dari system lain.Berbagai system di RS dapat saling berhubungan
dengan system yang lain melalui berbagai cara yang sesuai dengan
kebutuhannya.Aliran informasi di antara system sangat bermanfaat bila data dari
suatu yang tersimpan dalam suatu system diperlukan juga oleh system yang
lainnya, atau output suatu system menjadi input bagi system lainnya.
Keuntungan utama dari integrasi system SIRS adalah membaiknya arus
informasi di dalam RS mengingat bahwa RS memilki berbagai unit yang
operasionalnya saling tergantung.Atau keuntungan itu merupakan sifatnya yang

15
mendorong manajer untuk mendistribusikannya/mengkomunikasikan informasi
yang dihasilkan oleh department/bagian/unitnya agar secara rutin mengalir ke
system lain yang dibutuhkan.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

16

Anda mungkin juga menyukai