MAKALAH
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah swt, sebab karena rahmat dan
nikmat-Nyalah saya dapat menyelesaikan sebuah tugas makalah Sistem
Informasi Kesehatan ini, yang diberikan oleh Faisal, S.K.M., M.Kes.(Epid)
selaku Dosen mata kuliah Sistem Informasi Kesehatan di Universitas Islam
Negeri Alauddin Makassar.
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas kelompok
dari dosen yang bersangkutan Dan juga agar setiap mahasiswa di Kesmas B dapat
memehami materi lebih baik lagi. Makalah ini berjudul “Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit (SIMRS)”.
Adapun sumber-sumber dalam pembuatan makalah ini, didapatkan dari
beberapa jurnal yang membahas tentang materi yang berkaitan melalui media
internet. Kami sebagai penyusun makalah ini, sangat berterima kasih kepada
penyedia sumber walau tidak dapat secara langsung untuk mengucapkannya.
Kami menyadari bahwa setiap manusia memiliki keterbatasan, Begitu pun
dengan kami yang masih seorang mahasiswa/i. Dalam pembuatan makalah ini
mungkin masih banyak kekurangan yang ditemukan, Oleh karena itu kami
mengucapkan mohon maaf. Kami sangat mangharapkan kritik dan saran dari
pembaca sekalian dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit sebagai suatu lembaga sosial yang memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat, memiliki sifat sebagai suatu lembaga yang tidak
ditujukan untuk mencari keuntungan atau non profit organization. Walaupun
demikian kita tidak dapat menutup mata bahwa dibutuhkan suatu sistem informasi
di dalam intern rumah sakit.
Rumah Sakit sebagai salah satu organisasi pelayanan di bidang kesehatan
telah memiliki otonomi,sehingga pihak rumah sakit dituntut untuk memberikan
pelayanan yang sebaik baiknya dengan manajemen yang seefektif mungkin. Hal
ini disebabkan oleh setiap pengambilan keputusan yang tidak tepat akan berakibat
pada inefisiensi dan penurunan kinerja rumah sakit.
Hal tersebut dapat menjadi kendala jika informasi yang tersedia tidak
mampu memberikan informasi yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan.
Kecanggihan teknologi bukan merupakan suatu jaminan akan terpenuhinya
informasi, melainkan system yang terstruktur, handal dan mampu
mengakodomodasi seluruh informasi yang dibutuhkan yang harus dapat
menjawab tantangan yang dihadapi.
Integrasi Sistem Informasi Rumah Sakit merupakan aplikasi yang
didevelop untuk kebutuhan management Rumah Sakit baik swasta maupun negeri,
dimana sistem ini sudah didukung dengan fitur dan modul yang lengkap untuk
operasional Rumah Sakit.
Dengan adanya aplikasi ini di harapkan dapat membantu operasional
rumah sakit dan dapat meningkatkan pelayanan rumah sakit.
B. Rumusan Masalah
1. A
C. Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Sistem
Sistem adalah gabungan dari elemen-elemen yang saling dihubungkan
dengan suatu proses atau struktur dan berfungsi sebagai satu kesatuan organisasi
dalam upaya menghasilkan sesuatu yang telah ditetapkan (Azwar,1996).
Suatu sistem yang dibangun dan dikembangkan untuk menunjang proses
manajerial dan proses operasional perbankan haruslah berdasarkan tatanan
teknologi yang bersaing, yaitu teknologi yang berbasis komputer.
Untuk dapat mendefinisikan sistem ada dua penekanan, yaitu :
1. Penekanan prosedur
Prosedur adalah suatu urutan operasi klerikal (tulis-menulis), biasanya
melibatkan beberapa orang didalam satu atau lebih departemen yang
berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau
menyelesaikan suatu sasaran tertentu.
2. Elemen atau Komponen
Suatu sistem berdasarkan penekanan pada elemem atau komponen adalah
kumpulan dari elemen-elemen yang saling berinteraksi untuk mencapai suatu
tujuan dan sasaran tertentu dari suatu organisasi.
5
5. Sistem adalah sebuah tatanan (keterpaduan) yang terdiri atas sejumlah
komponen fungsional yang saling berhubungan dan secara bersama-sama
bertujuan untuk memenuhi suatu proses ataupun pekerjaan tertentu.
6
Jenis- Jenis Rumah Sakit
1. Rumah Sakit Umum (RSU). Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No.
983/1992 pasal 1 ayat 1 adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan
kesehatan yang bersifat dasar, spesialistik dan subspesialistik.
2. Rumah Sakit Khusus. Menurut Undang-undang RI No.23 tahun 1992 pasal
56 ayat 1, RS Khusus adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan
kesehatan pada satu bidang tertentu. Berdasarkan jenis penyakit atau disiplin
ilmu tertentu. Misalnya: RS Kusta, RS Mata, RS Bersalin, dll.
3. Rumah Sakit Umum Pemerintah. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No.
983/1992, rumah sakit umum pemerintah adalah RSU milik pemerintah baik
pusat, daerah, Depertemen Hankam, maupun BUMN.
7
1. Sistem Informasi Klinik merupakan sistem informasi yang secara langsung
untuk membantu pasien dalam hal pelayanan medis. Contoh :
a. Sistem Informasi di ICU
b. Sistem Informasi pada alat seperti CT Scan, USG tertentu.
2. Sistem Informasi Administratif merupakan sistem informasi yang membantu
pelaksanaan administratif di rumah sakit. Contoh :
a. Sistem Informasi Administratif
b. Sistem Informasi Biling System
c. Sistem Informasi Farmasi
d. Sistem Informasi Penggajian
3. Sistem Informasi Manajemen merupakan sistem Informasi yang membantu
manajemen rumah sakit dalam pengambilan keputusan. Contoh :
a. Sistem Informasi manajemen pelayanan
b. Sistem Informasi Keuangan
c. Sistem Informasi Pemasaran
8
Semua sistem terkait dan berjalan secara bersamaan serta menjadi satu
kesatuan.
9
1) Rumah Sakit Umum Pratama, rumah sakit umum yang memberikan layanan
medis umum,
2) Rumah Sakit Umum Madya, rumah sakit umum yang memberikan layanan medis
spesialistik,
3) Rumah Sakit Umum Utama, rumah sakit umum yang memberikan layanan medis
spesialistik dan subspesialisitik.
b. Rumah Sakit Khusus
Rumah sakit khusus ini banyak sekali ragamnya, rumah sakit ini melakukan
penanganan untuk satu atau beberapa penyakit tertentu dan layanan medis
subspesialistik tertentu. Yang masuk dalam kelompok ini diantaranya: Rumah
Sakit Karantina, Rumah Sakit Bersalin, dsb.
2.2.4 Fungsi SIRS
Berikut ini beberapa fungsi dari SIRS di bagian-bagian sub system yang
ada dalam system (rumah sakit), yaitu :
a. Subsistem Layanan Kesehatan, yang mengelola kegiatan layanan kesehatan.
b. Subsistem Rekam Medis, yang mengelola data pasien.
c. Subsistem Personalia, yang mengelola data maupun aktivitas tenaga medis
maupun tenaga administrative Rumah sakit.
d. Subsistem Keuangan, yang mengelola data-data dan transaksi keuangan.
e. Subsistem Sarana/Prasarana, yang mengelola sarana dan prasarana yang ada di
dalam rumah sakit tersebut, termasuk peralatan medis, persediaan obat-obatan
dan bahan habis pakai lainnya.
f. Subsistem Manajemen Rumah Sakit, yang mengelola aktivitas yang ada
didalam rumah sakit tersebut,termasuk pengelolaan data untuk plan jangka
panjang,menengah,pendek,pengambilan keputusan dan untuk layanan pihak luar.
Ke 6 subsistem tersebut diatas kemudian harus dijabarkan lagi ke dalam
modul-modul yang sifatnya lebih spesifik. Subsistem Layanan Kesehatan dapat
dijabarkan lebih lanjut menjadi :
1. Registrasi Pasien, yang mencatat data/status pasien untuk memudahkan
pengidentifikasian m
10
aupun pembuatan statistik dari pasien masuk sampai keluar. Modul ini meliputi
pendaftaran pasien baru/lama, pendaftaran rawat inap/jalan, dan info kamar rawat
inap.
2. Rawat Jalan/Poliklinik yang tersedia di rumah sakit, seperti: penyakit dalam,
bedah, anak,obstetri dan ginekologi, KB, syaraf, jiwa, THT, mata, gigi dan mulut,
kardiologi, radiologi, bedah orthopedi, paru-paru, umum, UGD, dan lain-lain
sesuai kebutuhan. Modul ini juga mencatat diagnose dan tindakan terhadap pasien
agar tersimpan dalam rekam medis.
3. Rawat Inap. Modul ini mencatat diganosa dan tindakan terhadap pasien,
konsultasi dokter,hubungan dengan poliklinik/penunjang medis.
4. Penunjang Medis/Laboratorium, yang mencatat informasi pemeriksaan
seperti: ECG, EEG, USG, ECHO, TREADMIL, CT Scan, Endoscopy, dan lain-
lain.
5. Penagihan dan Pembayaran, meliputi penagihan dan pembayaran untuk rawat
jalan, rawat inap dan penunjang medis (laboratorium, radiologi, rehab medik),
baik secara langsung maupun melalui jaminan dari pihak ketiga/asuransi/JPKM.
Modul ini juga mencatat transaksi harian pasien (laboratorium, obat, honor
dokter), daftar piutang, manajemen deposit dan lain-lain.
6. Apotik/Farmasi, yang meliputi pengelolaan informasi inventori dan transaksi
obat-obatan.
11
6. Mengembangkan dan memperbaiki sistem yang telah ada sehingga memberikan
suatu nilai tambah bagi manajemen,
7. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam rangka pengelolaan rumah sakit.
12
operasional standar)sangat dipengaruhi oleh karakteristik user termasuk abling
manajerial pimpinan organisasi dengan aspek otomasi/computer yang dipengaruhi
oleh abling teknik pengembang,
e) Keberhasilan program ditentukan oleh strategi yang dipilih atau tahapan-tahapan
dalam pengembangan SIRS,yaitu pembuatan rencana induk
pengembangan,pembuatan rancangan global (penjabaran system sampai ke
aplikasi,keterkaitan antara sub-sub system dsb),pembuatan rancangan detail/rinci
(pembuatan kamus elemen data,data flow diagram,dsb),implementasi
(pengembangan software aplikasi),dan operasionalisasi. Dalam pemilihan strategi
harus dipertimbangkan berbagai factor seperti : keadaan yang sekarang dihadapi,
keadaan pada waktu system informasi siap dioperasionalkan dan keadaan dimasa
mendatang, termasuk antisipasi perkembangan organisasi dan perkembangan
teknologi.
f) Pengembangan dengan pendekatan fungsi dan dilakukan secara menyeluruh
(holistic).Adapun kelemahan pendekatan berdasarkan struktur organisasi di
antaranya struktur organisasi seringkali tidak menggambarkan fungsi-fungsi yang
ada dalam organisasi tersebut,dan terjebak dalam kompleksitas struktur organisasi
dan kelemahan berdasarkan secara sektoral/segmental di antaranya ada system
yang tidak terditeksi,menghasilkan system yang terfrekmentasi dan kesulitan
dalam proses integrasi,
g) Informasi telah menjadi asset organisasi.Penguasaan informasi internal dan
eksternal merupakan salah satu keunggulan kompetitif dan keberadaan informasi
tersebut (menentukan kelancaran dan kwalitas kerja,menjadi ukuran kinerja
organisasi,dan menjadi acuan atau menentukan peringkat organisasi dalam
persaingan baik di tingkat local maupun global) serta biaya pengembangan dan
pemeliharaan SI,
h) Penjabaran system dengan struktur hirarkis yaitu ada system (terdiri dari 1/lebih
subsistem),sub system (terdiri dari 1/lebih modul),modul (terdiri dari 1/lebih sub
modul),dan sub modul (terdiri dari 1/lebih aplikasi).
13
Dalam melakukan pengembangan SIRS, pengembang haruslah bertumpu
dalam 2 hal penting yaitu kriteria dan kebijakan pengembangan SIRS dan sasaran
pengembangan SIRS tersebut. Adapun kriteria dan kebijakan yang umumnya
dipergunakan dalam penyusunan spesifikasi SIRS adalah sebagai berikut:
a. SIRS harus dapat berperan sebagai subsistem dari Sistem Kesehatan Nasional
dalam memberikan informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu.
b. SIRS harus mampu mengaitkan dan mengintegrasikan seluruh arus informasi
dalam jajaran Rumah Sakit dalam suatu sistem yang terpadu.
c. SIRS dapat menunjang proses pengambilan keputusan dalam proses
perencanaan maupun pengambilan keputusan operasional pada berbagai
tingkatan.
d. SIRS yang dikembangkan harus dapat meningkatkan daya-guna dan hasil-guna
terhadap usaha-usaha pengembangan sistem informasi rumah sakit yang telah ada
maupun yang sedang dikembangkan.
e. SIRS yang dikembangkan harus mempunyai kemampuan beradaptasi terhadap
perubahan dan perkembangan dimasa datang.
f. Usaha pengembangan sistem informasi yang menyeluruh dan terpadu dengan
biaya investasi yang tidak sedikit harus diimbangi pula dengan hasil dan manfaat
yang berarti (rate of return) dalam waktu yang relative singkat.
g. SIRS yang dikembangkan harus mampu mengatasi kerugian sedini mungkin.
h. Pentahapan pengembangan SIRS harus disesuaikan dengan keadaan masing-
masing subsistem serta sesuai dengan kriteria dan prioritas.
i. SIRS yang dikembangkan harus mudah dipergunakan oleh petugas, bahkan bagi
petugas yang awam sekalipun terhadap teknologi computer (user friendly).
j. SIRS yang dikembangkan sedapat mungkin menekan seminimal mungkin
perubahan, karena keterbatasan kemampuan pengguna SIRS di Indonesia, untuk
melakukan adaptasi dengan sistem yang baru.
k. Pengembangan diarahkan pada subsistem yang mempunyai dampak yang kuat
terhadap perngembangan SIRS.
14
Atas dasar dari penetapan kriteria dan kebijakan pengembangan SIRS
tersebut di atas, selanjutnya ditetapkan sasaran pengembangan sebagai penjabaran
Pengembangan SIRS, sebagai berikut :
1. Memiliki aspek pengawasan terpadu, baik yang bersifat pemeriksaan tau
pengawasan (auditable) maupun dalam hal pertanggungjawaban penggunaan dana
(accountable) oleh unit-unit yang ada di lingkungan Rumah sakit.
2. Terbentuknya sistem pelaporan yang sederhana dan mudah dilaksanakan, akan
tetapi cukup lengkap dan terpadu.
3. Terbentuknya suatu sistem informasi yang dapat memberikan dukungan akan
informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu melalui dukungan data yang
bersifat dinamis.
4. Meningkatkan daya-guna dan hasil-guna seluruh unit organisasi dengan menekan
pemborosan.
5. Terjaminnya konsistensi data.
6. Orientasi ke masa depan.
7. Pendayagunaan terhadap usaha-usaha pengembangan sistem informasi yang telah
ada maupun sedang dikembangkan, agar dapat terus dikembangkan dengan
mempertimbangkan integrasinya sesuai rancangan global SIRS.
15
mendorong manajer untuk mendistribusikannya/mengkomunikasikan informasi
yang dihasilkan oleh department/bagian/unitnya agar secara rutin mengalir ke
system lain yang dibutuhkan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
16