MAKALAH
KELOMPOK IX : KESMAS B
RAHMI AWALIAH 70200117028
YUSI SAFITRI 70200117023
WAHYUNI 70200117079
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah swt, sebab karena rahmat dan
nikmat-Nyalah saya dapat menyelesaikan sebuah tugas makalah Sistem
Informasi Kesehatan ini, yang diberikan oleh Faisal, S.K.M., M.Kes.(Epid)
selaku Dosen mata kuliah Sistem Informasi Kesehatan di Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar.
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas kelompok
dari dosen yang bersangkutan Dan juga agar setiap mahasiswa di Kesmas B dapat
memehami materi lebih baik lagi. Makalah ini berjudul “Sistem Informasi
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (SI STBM) Dan Aplikasi Keluarga Sehat
(KS).
Adapun sumber-sumber dalam pembuatan makalah ini, didapatkan dari
beberapa jurnal yang membahas tentang materi yang berkaitan melalui media
internet. Kami sebagai penyusun makalah ini, sangat berterima kasih kepada
penyedia sumber walau tidak dapat secara langsung untuk mengucapkannya.
Kami menyadari bahwa setiap manusia memiliki keterbatasan, Begitu pun
dengan kami yang masih seorang mahasiswa/i. Dalam pembuatan makalah ini
mungkin masih banyak kekurangan yang ditemukan, Oleh karena itu kami
mengucapkan mohon maaf. Kami sangat mangharapkan kritik dan saran dari
pembaca sekalian dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Penyusun
2
3
DAFTAR ISI
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua
komponen bangsa yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap orang sehingga
diharapkan terjadi peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya (Sistem Kesehatan Nasional, 2009). Salah satu upaya pemerintah dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat adalah melalui program nasional
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3
Tahun 2014 tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat, bahwa dalam rangka
memperkuat upaya perilaku hidup bersih dan sehat, mencegah penyebaran
penyakit berbasis lingkungan, meningkatkan kemampuan masyarakat, serta
meningkatkan akses air minum dan sanitasi dasar perlu menyelenggarakan
STBM.
Program STBM merupakan upaya dalam pencapaian Millenium
Development Goals (MDG’s) tahun 2015 poin 7c, yaitu meningkatkan akses air
minum dan sanitasi dasar secara berkesinambungan kepada separuh dari proporsi
penduduk yang belum mendapatkan akses. Data dari BPS dan KemenPU tahun
2012 menyebutkan bahwa capaian akses sanitasi layak masyarakat Indonesia
pada tahun 2012 sebesar 57,35% dengan target MDG’s 2015 sebesar 62,41% ,
yang artinya ada 5,06% akses sanitasi masyarakat kita yang masih menjadi
perhatian pemerintah sampai tahun 2015.
Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dengan lima
pilar (Stop Buang air besar Sembarangan, Cuci Tangan Pakai Sabun,
Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga, Pengamanan Sampah
Rumah Tangga, dan Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga) akan
mempermudah upaya meningkatkan akses sanitasi masyarakat yang lebih
baik serta mengubah dan mempertahankan keberlanjutan budaya hidup bersih
dan sehat. Pelaksanaan program STBM dimulai dari pilar pertama yaitu Stop
5
Buang Air Besar Sembarangan (Stop BABS). Fokus pertama dilakukan pada
Stop BABS karena pilar tersebut berfungsi sebagai pintu masuk menuju sanitasi
total serta merupakan upaya untuk memutus rantai kontaminasi kotoran manusia
terhadap air baku minum, makanan, dan lainnya (Ditjen PP dan PL, 2011).
Menurut Chandra (2007), Buang air besar sembarangan dapat
mengakibatkan kontaminasi pada air, tanah, udara, makanan, dan
perkembangbiakan lalat. Sesuai dengan model ekologi, ketika lingkungan
buruk akan menyebabkan penyakit. Penyakit yang dapat terjadi akibat
kontaminasi tersebut antara lain tifoid, paratiroid, disentri, diare, kolera, penyakit
cacing, hepatitis viral, dan beberapa penyakit infeksi gastrointestinal lain, serta
infeksi parasit lain. Upaya untuk memutus terjadinya penularan penyakit dapat
dilaksanakan dengan memperbaiki sanitasi lingkungan. Tersedianya jamban
merupakan usaha untuk memperbaiki sanitasi dasar dan dapat memutus rantai
penularan penyakit (Suparmin dan Soeparman, 2002)
Jamban merupakan tempat yang aman dan nyaman untuk digunakan
sebagai tempat buang air besar. Jamban sehat adalah fasilitas pembuangan tinja
yang mencegah kontaminasi ke badan air, kontak antara manusia dan tinja, bau
yang tidak sedap, membuat tinja tidak dapat dihinggapi serangga, serta binatang
lainnya, dan konstruksi dudukannya dibuat dengan baik, aman, dan mudah
dibersihkan (WSP-EAP, 2009).
Program STBM ini lebih menekankan pada perubahan perilaku kelompok
masyarakat dengan pemicuan menggunakan metode Metodology Participatory
Assesmant Participatory Hygiene And Sanitation Transformasi (MPAPHAST).
Pemicuan dilaksanakan dengan cara fasilitasi kepada masyarakat dalam upaya
memperbaiki keadaan sanitasi di lingkungan mereka hingga mencapai kondisi
Open Defecation Free (ODF). Kondisi ODF ditandai dengan 100%
masyarakat telah mempunyai akses BAB di jamban sendiri, tidak adanya kotoran
di lingkungan mereka, serta mereka mampu menjaga kebersihan jamban
(Permenkes No.3 Tahun 2014).
Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan nomor 852/Menkes/SK/IX/2008
Tentang Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat bahwa
6
indikator outcome dari program STBM yaitu menurunnya kejadian penyakit diare
dan penyakit berbasis lingkungan lainnya yang berkaitan dengan sanitasi
dan perilaku, maka pada pilar pertama ini lebih menekankan pada penurunan
penyakit diare, karena penyakit diare merupakan penyakit umum yang tidak
hanya diderita oleh orang dewasa namun juga balita.
Sebagai program nasional, dalam pelaksanaan STBM sangat
dibutuhkan pemantauan dan evaluasi melalui kegiatan surveilans untuk dapat
melihat pencapaian dan pembelajarannya. Monitoring dan evaluasi program
STBM melalui Sistem Informasi Monitoring dilaksanakan secara umum melalui
tahapan yaitu pengumpulan data dan informasi, pengolahan, analisis data dan
informasi, pelaporan dan pemberian umpan balik. Sedangkan dalam melakukan
pemantauan, hal yang paling substansi dan mempengaruhi sistem secara
menyeluruh adalah data.
Pelaporan merupakan bagian penting dari pemantauan dan evaluasi
sebuah program yang memuat hasil kemajuan pelaksanaan program secara
berjenjang mulai dari tingkat desa sampai tingkat pusat. Alat bantu pelaporan
dalam pemantauan dan evaluasi STBM adalah dengan SMS gateway dan
website. Data yang dikirim melalui sanitarian ke server pusat dan telah
terverifikasi, akan diteruskan ke penyimpanan data virtual di website STBM.
Kabupaten dan propinsi dapat melihat dan mengakses data monitoring
tersebut melalui aplikasi berbasis web pada website STBM. Monitoring berbasis
website STBM juga merupakan sub-sistem dari sistem monitoring dan evaluasi
nasional yang akan terintegrasi dengan pelaku/sistem monitoring Air Minum dan
Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat (AMPL–BM) lainnya ditingkat
pusat (Ditjen PP dan PL, 2011).
7
B. Rumusan Masalah
1. A
C. Tujuan
8
BAB II
PEMBAHASAN
9
4. Setiap rumah tangga mengelola limbahnya dengan benar.
5. Setiap rumah tangga mengelola sampahnya dengan benar.
Untuk mencapai outcome tersebut, STBM memiliki 6 (enam) strategi
nasional yang pada bulan September 2008 telah dikukuhkan melalui Kepmenkes
No.852/Menkes/SK/IX/2008. Dengan demikian, strategi ini menjadi acuan bagi
petugas kesehatan dan instansi yang terkait dalam penyusunan perencanaan,
pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi terkait dengan sanitasi total berbasis
masyarakat. Pada tahun 2014, naungan hukum pelaksanaan STBM diperkuat
dengan dikeluarkannya PERMENKES Nomor 3 Tahun 2014 tentang
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat. Dengan demikian, secara otomatis
Kepmenkes No.852/Menkes/SK/IX/2008 telah tidak berlaku lagi sejak terbitnya
Permenkes Nomor 3 tahun 2014 (PERMENKES Nomor 3 Tahun 2014).
1. Tujuan STBM
Penyelenggaraan STBM bertujuan untuk mewujudkan perilaku
masyarakat yang higienis dan saniter secara mandiri dalam rangka meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. (Permenkes RI No.03
tahun 2014).
2. Lima Pilar STBM
Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dengan lima
pilar akan mempermudah upaya meningkatkan akses sanitasi masyarakat yang
lebih baik serta mengubah dan mempertahankan keberlanjutan budaya hidup
bersih dan sehat. Pelaksanaan STBM dalam jangka panjang dapat menurunkan
angka kesakitan dan kematian yang diakibatkan oleh sanitasi yang kurang
baik, dan dapat mendorong tewujudnya masyarakat sehat yang mandiri dan
berkeadilan (Permenkes RI No.03 tahun 2014).
Pilar STBM terdiri atas perilaku:
a. Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS)
Suatu kondisi ketika setiap individu dalam suatu komunitas tidak lagi
melakukan perilaku buang air besar sembarangan yang berpotensi
menyebarkan penyakit dengan dapat mengakses jamban.
b. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)Perilaku cuci tangan dengan menggunakan
10
air bersih yang mengalir dan sabun.
c. Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga (PAMMRT)
Masyarakat melakukan kegiatan mengelola air minum dan makanan di rumah
tangga untuk memperbaiki dan menjaga kualitas air dari sumber air yang
akan digunakan untuk air minum, serta untuk menerapkan prinsip hygiene
sanitasi pangan dalam proses pengelolaan makanan di rumah tangga.
d. Pengamanan Sampah Rumah Tangga (PSRT)
Masyarakat dapat melakukan kegiatan pengolahan sampah di rumah tangga
dengan mengedepankan prinsip 3R yaitu Reduce (mengurangi), Reuse
(memakai ulang), dan Recycle (mendaur ulang)
e. Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga (PLCRT)
Masyarakat melakukan kegiatan pengolahan limbah cair di rumah tangga yang
berasal dari sisa kegiatan mencuci, kamar mandi dan dapur yang memenuhi
standar baku mutu kesehatan lingkungan dan persyaratan kesehatan yang
mampu memutusan mata rantai penularan penyakit serta mengurangi
pencemaran terhadap lingkungan. ( Kemenkes RI, 2014)
3. Prinsip - Prinsip STBM
Sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) dalam pelaksanaanya program ini
mempunyai beberapa prinsip utama, yaitu :
a. Tidak adanya subsidi yang diberikan kepada masyarakat, tidak
terkecuali untuk kelompok miskin untuk penyediaan fasilitas sanitasi
dasar.
b. Meningkatkan ketersediaan sarana sanitasi yang sesuai
dengan kemampuandan kebutuhan masyarakat sasaran.
c. Menciptakan prilaku masyarakat yang higienis dan saniter untuk
mendukung terciptanya sanitasi total.
d. Masyarakat sebagai pemimpin dan seluruh masyarakat terlibat dalam
analisa permasalahan, perencanaan, pelaksanaan serta pemanfaatan dan
pemeliharaan.
e. Melibatkan masyarakat dalam kegiatan pemantauan dan
evaluasi (Permenkes RI No.03 tahun 2014).
11
Alur pelaporan STBM:
Tahap 1 2 3 4 5 6
Kabupaten/
Tingkatan Desa/ Kelurahan Kecamatan Provinsi Pusat
Kota
Dinas DInas
Pelaku Natural leader/ Kementerian
Fasilitator Staf Puskesmas Kesehatan Kesehatan
pemantauan Komite Kesehatan
Kabupaten/ Kota Provinsi
Workshop review
Konsolidasi data pembelajaran
melalui SMS tahunan dan analisis
Mengkompilasi
update progress gateway komparatif Rakornas STBM:
Melalui pemicuan Analisis data: pencapaian hasil
pemicuan review tahunan dan
masyarakat ataupun Memantau perbaikan kegiatan antar kabupaten/
Memverifikasi klaim analisis komparatif
secara khusus ada perkembangan dan perencanaan kota
STBM dan pencapaian hasil
Aksi yang upaya untuk pemicuan di kedepan antar propinsi.
melaporkan hasil Disseminasi kepada
dilakukan melakukan masyarakat
verifikasi Feedback kepada lintas program Disseminasi kepada
pengumpulan data Permintaan verifikasi
Feedback temuan staf puskesmas terkait dan sektor lintas program
dasar STBM oleh STBM
Mengirim laporan Disseminasi kepada AMPL terkait dan sektor
kabupaten/ kota
pemantauan via Evaluasi tahunan AMPL
lintas program
SMS kompetitif melalui
terkait dan sektor
AMPL media massa
(contoh JPIP)
12
2. Data dapat diperoleh sewaktu-waktu oleh kabupaten, propinsi ataupun
pusat dalam waktu bersamaan (satu pintu)
3. Pengelola program punya waktu lebih untuk analisis dan perencanaan
program scaling-up, potensi pasar bisnis sanitasi
4. Memantau kinerja sanitarian/ staf monitoring di kecamatan penyediaan
insentif bagi “champion”
5. Propinsi dapat melakukan benhcmarking untuk tingkat kabupaten,
demikian halnya kabupaten untuk tk. Kecamatan/ puskesmas
C. Desain Aplikasi
Aplikasi Keluarga Sehat terdiri dari :
1. Aplikasi Web, terdiri atas modul:
a. Administrator, digunakan untuk pengaturan menu dan pengaturan
pengguna
13
b. Dashboard, digunakan untuk menyajikan output data jumlah keluarga yang
telah dilakukan pendataan menurut wilayah dan output data agregat hasil
perhitungan data lapangan.
c. Kuesioner, digunakan untuk entri data lapangan secara online.
2. Aplikasi Mobile, terdiri atas modul:
a. Kuesioner, digunakan untuk entri data lapangan secara online maupun
offline dengan menggunakan smart phone Android
b. Dashboard, digunakan untuk menyajikan output data agregat hasil
perhitungan data lapangan.
D. Platform Aplikasi
1. Aplikasi Keluarga Sehat versi Web (desktop). Platform berbasis web, dan
Aplikasi Keluarga Sehat versi Web ini dapat digunakan dengan mengunjungi
alamat www.keluargasehat.kemkes.go.id
2. Aplikasi Keluarga Sehat versi Mobile. Platform berbasis Android dan
aplikasi Keluarga Sehat versi Mobile ini dapat digunakan dengan cara
mengunduhnya melalui google playstore dengan keyword “keluargasehat”.
Aplikasi ini bersifat on-demand (offline dan online) sehingga bisa digunakan
baik dalam keadaan terkoneksi dengan jaringan internet maupun tidak. Jika
digunakan dalam keadaan offline, maka data akan terkirim secara otomatis ke
server dengan metode sinkronisasi otomatis saat aplikasi terhubung dengan
jaringan internet maupun dengan metode send server (upload data).
E. Instrumen Pendataan
1. Program Gizi, Kesehatan Ibu & Anak:
a. Keluarga mengikuti Keluarga Berencana (KB)
b. Ibu melakukan persalinan di faskes
c. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
d. Bayi mendapat Air Susu Ibu (ASI) eksklusif
e. Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan
2. Pengendalian Peny. Menular & Tidak Menular:
14
a. Penderita TB Paru mendapatkan pengobatan secara standar
b. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur
c. Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan
3. Perilaku dan kesehatan lingkungan:
a. Anggota keluarga tidak ada yang merokok
b. Keluarga sudah menjadi anggota JKN
c. Keluarga mempunyai akses sarana air bersih
d. Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat
15
calon pengelola Aplikasi Keluarga Sehat di Puskesmas (Pembina Keluarga)
yang terdiri dari:
a. 1 orang administrator Puskesmas
b. 1 orang supervisor (koordinator pengumpul data lapangan)
c. 10 orang surveyor (pengumpul data lapangan)
d. Kepala Puskesmas.
2. Dinas Kabupaten/Kota mengirimkan surat permohonan resmi dengan
melampirkan daftar nama-nama calon Pembina Keluarga tersebut dilengkapi
keterangan:
a. Nama dan kode Puskesmas
b. Nama lengkap, NIP dan NIK calon administrator, calon supervisor, calon
surveyor, dan kepala Puskesmas
c. Jabatan
d. Nomor HP
e. Alamat email
3. Dinas Kabupaten/Kota mengirimkan surat permohonan resmi dengan
melampirkan daftar nama-nama calon Pembina Keluarga tersebut dilengkapi
keterangan:
a. Nama dan kode Puskesmas
b. Nama lengkap, NIP dan NIK calon administrator, calon supervisor, calon
surveyor, dan kepala Puskesmas
c. Jabatan
d. Nomor HP
e. Alamat email
f. Data nama calon pengelola tersebut dikirimkan ke Kementerian Kesehatan,
dalam hal ini Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) alamat Jalan HR. Rasuna
Said Blok X-5 Kav 4-9, Jakarta Selatan, 12950, Lt. 6 R.614, atau via email
dengan alamat email keluargasehat@kemkes.go.id dengan tembusan ke
Dinas Kesehatan Provinsi terlebih dahulu sebagai laporan.
4. Data yang diterima oleh Pusat Data dan Informasi akan diverifikasi
kelengkapannya terlebih dahulu untuk kemudian Pusat Data dan Informasi
16
akan membuat akun yang terdiri dari 1 akun Dinas Kesehatan Provinsi, 1 akun
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dan 1 akun administrator Puskesmas
dengan dilengkapi panduan aktifasi akun.
5. Akun tersebut akan dikirimkan kembali ke Dinas Kabupaten/Kota pemohon.
6. Setelah akun tersebut diterima oleh Dinas Kabupaten/Kota, akun tersebut
didistribusikan ke Puskesmas terkait untuk dapat segera diaktifasi dan
digunakan.
G. Pengguna Aplikasi
1. Akun Dinas Kesehatan Provinsi, adalah akses view dashboard data dan
download data IKS wilayah sampai dengan data individu khusus dalam
wilayah kerja provinsinya
2. Akun Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, adalah akses view dashboard data
IKS wilayah dan download data sampai dengan data individu khusus dalam
wilayah kerja kabupaten/kotanya
3. Akun kepala Puskesmas, adalah akses view dashboard data dan download data
IKS wilayah khusus wilayah kerja Puskesmas nya
4. Akun administrator Puskesmas, adalah akses untuk membuat, mengedit, dan
menghapus akun kepala puskesmas, akun supervisor, dan akun surveyor di
Puskesmas nya,
5. Akun supervisor, adalah akses view dashboard dan download data khusus
wilayah Puskesmas nya.
6. Akun surveyor, adalah akses entri data kuesioner keluarga sehat, view
dashboard, dan download data khusus untuk data rumah tangga/keluarga yang
sudah dilakukan pendataan.
17
b. Status Pendataan
3. Data Rumah Tangga
a. Import KK
b. Tambah Data Baru
c. Download Kuesioner
4. Data Master
a. Wilayah Administrasi
b. Puskesmas
c. Famili Folder
d. Individu
5. Pengaturan
a. Group Pengguna
b. Pengguna
c. Menu
d. Akses Menu
18
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
20
2
1