Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ........................................................................................ 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................2
-2.1 DEMAM HEMORRHAGIC FEVER........................................ 23 Formatted: Outline numbered + Level: 1 + Numbering Style:
1, 2, 3, … + Start at: 1 + Alignment: Left + Aligned at: 0.25"
+ Indent at: 0.5"
2.1.1 Defenisi ......................................................................................... 2
2.1.2 Etiologi ......................................................................................... 2
2.1.3 Patogenesis .................................................................................... 3
2.1.4 Manifestasi klinis........................................................................... 3
2.1.5 Pemeriksaan penunjang ................................................................ 5
2.1.6 Diagnosis ....................................................................................... 6
2.1.7 Diagnosa Banding ......................................................................... 8
2.1.8 Penatalaksanaan ............................................................................ 10
2.1.9 Komplikasi ................................................................................... 25
2.1.10 Prognosis ....................................................................................... 26
2.1.11 Pencegahan .................................................................................... 26
2.1.12 Edukasi .......................................................................................... 27
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Demam Dengue atau DF dan demam berdarah/ DHF (dengue hemorrhagic
fever/ DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan
manifestasi klinis demam, nyeri otot dan/ nyeri sendi yang disertai leukopenia, ruam,
limfadenopati, trombositopenia dan diathesis hemoragik. Pada DHF terjadi
perembesan plasma yang ditandai oleh hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit)
atau penumpukan cairan di rongga tubuh. Sindrom renjatan dengue ( dengue shock
syndrome)/ DSS) adalah demam berdarah dengue yang ditandai oleh renjatan atau
syok.2
Virus dengue dilaporkan telah menjangkiti lebih dari 100 negara, terutama di
daerah perkotaan yang berpenduduk padat dan pemukiman di Brazil dan bagian lain
Amerika Selatan, Karibia, Asia Tenggara, dan India. Jumlah orang yang terinfeksi
diperkirakan sekitar 50 sampai 100 juta orang, setengahnya dirawat di rumah sakit
dan mengakibatkan 22.000 kematian setiap tahun; diperkirakan 2,5 miliar orang atau
hampir 40 persen populasi dunia, tinggal di daerah endemis DHF yang
memungkinkan terinfeksi virus dengue melalui gigitan nyamuk setempat.3
Jumlah kasus DHF tidak pernah menurun di beberapa daerah tropik dan
subtropik bahkan cenderung terus meningkat dan banyak menimbulkan kematian
pada anak, 90% di antaranya menyerang anak di bawah 15 tahun. Di Indonesia,setiap
tahunnya selalu terjadi KLB di beberapa provinsi, yang terbesar terjadi tahun 1998
dan 2004 dengan jumlah penderita 79.480 orang dengan kematian sebanyak 800
orang lebih. Pada tahun-tahun berikutnya jumlah kasus terus naik tapi jumlah
kematian turun secara bermakna dibandingkan tahun 2004. Misalnya jumlah kasus
tahun 2008 sebanyak 137.469 orang dengan kematian 1.187 orang atau case fatality
rate (CFR) 0,86% serta kasus tahun 2009 sebanyak 154.855 orang dengan kematian
1.384 orang atau CFR 0,89%.4
1
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DENGUE HEMORRHAGIC FEVER
2.1.1 Definisi
Infeksi virus dengue merupakan suatu penyakit demam akut yang disebabkan
oleh infeksi virus genus Flavivirus, famili Flaviviridae, dan mempunyai 4 jenis
serotipe yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4, melalui perantara gigitan
vektor nyamuk Aedes aegypti (Stegomiya aegypti) atau Aedes albopictus
(Stegomiya albopictus). Keempat serotype dengue terdapat di Indonesia, DEN-3
merupakan serotype dominan.1
Demam dengue adalah infeksi virus dengue yang ditandai oleh demam 2 – 7
hari, yang timbul mendadak, tinggi, terus – menerus dan ditambah dengan adanya 2
atau lebih gejala lain yaitu manifestasi perdarahan baik spontan (ptekie, perdarahan
gusi, purpura, epistaksis, hematemesis, atau melena) maupun berupa uji tourniquet
positif, nyeri kepala, leukopenia (< 4.000/mm3), dan trombositopenia (<
100.000/mm3). Dengue hemorrhagic Fever (DHF) merupakan infeksi virus dengue
dengan ditandai 2 atau lebih manifestasi klinis ditambah dengan bukti perembesan
plasma dan trombositopenia.1,2
2.1.2 Etiologi
Etiologi penyakit DHF adalah virus dangue termasuk famili Flaviviridae,
genus Flavivirus yang terdiri dari 4 serotipe, yakni DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan
DEN-4. Indonesia memiliki keempat serotipe virus dengue ini. Virus dengue termasuk
dalam kelompok virus yang relatif labil terhadap suhu dan faktor kimiawi lain serta
memiliki masa viremia yang pendek. Virion virus dengue tersusun oleh genom RNA
yang dikelilingi oleh nukleokapsid, ditutupi oleh suatu selubung dari lipid yang
3,4
mengandung dua protein yaitu selubung protein E dan protein membran M.
Jika seseorang terinfeksi pertama kali (primer) dengan satu serotipe maka
orang tersebut akan mendapatkan kekebalan seumur hidup terhadap serotipe
tersebut, tetapi pada infeksi sekunder dengan serotipe virus yang berbeda
3
IgM : terdeteksi mulai dari hari ke-3 sampai ke-5 meningkat sampai minggu
ke-tiga
IgG : pada infeksi primer, IgG mulai terdeteksi pada hari ke-14, pada infeksi
sekunder IgG mulai terdeteksi hari ke-2.
Uji HI : dilakukan pengambilan bahan pada hari pertama serta saat pulang dari
perawatan, uji inin digunkan untuk kepentingan surveilans.
NS1 : Antigen NS1 dapat dideteksi pada awal demam hari pertama sampai hari
ke-8.
Pemeriksaan Radiologis
Pada foto dada di dapatkaan efusi pleura, terutama pada hemitoraks
kanan tetapi apabila terjadi perebesan plasma hebat, efusi pleura dapat
dijumpai pada kedua hemithoraks. Pemeriksaan foto rontgen dada sebaiknya
dalam posisi lateral dekubitus kanan(pasien tidur pada sisi badan sebelah
kanan). Asites dan efusi pleura dapat pula dideteksi dengan pemeriksaan
USG.2
2.1.6 Diagnosis
Perbedaan utama antara demam dengue dan DBD adalah pada DBD
ditemukan adanya kebocoran plasma.2
1. Demam Dengue
Ditegakkan bila terdapat dua atau lebih manifestasi klinis (nyeri kepala,
nyeriretro-orbital, mialgia/artralgia, ruam kulit, manifestasi perdarahan,
leukopenia) ditambah pemeriksaan serologis dengue positif atau
ditemukan pasien demam dengue/ demam berdarah dengue yang sudah
dikonfirmasi pada lokasi dan waktu yang sama.
2. Demam Berdarah Dengue
Berdasarkan kriteria diagnosis DBD ditegakkan bila semua hal dibawah
ini terpenuhi.
a. Demam atau riwayat demam akut, antara 2-7 hari, biasanya bifasik.
7
2.1.8 Penatalaksanaan10
Spektrum klinis infeksi dengue mencakup infeksi asimtomatik, DD dan
DBD, yang ditandai dengan kebocoran plasma dan manifestasi perdarahan .
Pada akhir masa inkubasi, penyakit dimulai secara tiba-tiba dan diikuti oleh
tiga tahap, demam, kritis dan fase pemulihan.
Triase Primer
Triase harus dilakukan oleh orang yang terlatih dan kompeten.
Jika pasien tiba di rumah sakit dalam kondisi parah / kritis, kirim pasien
langsung kepada perawat / asisten medis terlatih (lihat nomor 3 di
bawah).
Untuk pasien lain, lanjutkan sebagai berikut:
1. Riwayat durasi (jumlah hari) demam dan warning sign (Kotak 11) pada
pasien berisiko tinggi yang akan dinilai oleh perawat atau staf terlatih,
tidak selalu berasal dari medis.
2. Uji tourniquet harus dilakukan oleh tenaga terlatih (jika jumlah tenaga
terlatih tidak memadai, cukup berikan tekanan 80 mmHg untuk> 12
tahun dan 60 mmHg untuk anak-anak usia 5 sampai 12 tahun selama
lima menit).
3. Tanda-tanda vital, termasuk suhu, tekanan darah, denyut nadi, laju
pernapasan dan perfusi perifer, mesti diperiksa oleh perawat terlatih atau
12
2.500 ml ini dapat diberikan sesuai. [harap dicatat bahwa tingkat kebocoran
plasma TIDAK selalu sama] . Kecepatan pemberian cairan IV harus
disesuaikan dengan tingkat kehilangan plasma , dan disesuaikan dengan kondisi
klinis, tanda-tanda vital, produksi urin dan nilai hematokrit .
Defisit 5% cairan
Infus kristaloid
Kurangi infuse TANDA VITAL DAN 10 ml/kg/jam
kristaloid HEMATOKRIT
5 ml/kg/jam MEMBURUK
TIDAK
MEMBAIK
PERBAIKAN
PERBAIKAN
Infus kristaloid
Kurangi infus kristaloid 15 ml/kg/jam
3 ml/kgBB/jam
KONDISI
MEMBURUK tanda
PERBAIKAN syok
Tatalaksan sesuai
Terapi cairan dihentikan syok dan perdarahan
24-48 jam
PERBAIKAN
20
pada pasien DBD dengan perdarahan spontan dan masif dengan jumlah
trombosit <100.000/mm³ disertai atau tanpa KID.
KASUS DBD
Perdarahan spontan dan massif: - Epitaksis tidak terkendali
- Hematemesis melena
- Perdarah otak
Syok (-)
Tetap syok
Kristaloid
7 ml/kgBB/jam
Tetap syok
Ht↑ Ht↓
perbaikan
tanda vital/Ht menurun
Kristaloid Kembali Koloid 10-20 ml/kgBB Tranfusi darah segar 10
5ml/kh/jam ke awal tetes cepat 10-15 menit ml/kgBB dapat diulang
sesuai kebutuhan
perbaikan
perbaikan
Kristaloid
Tetap syok
3ml/kh/jam
Koloid (hingga maksimal
30 ml/kgBB
24-48 jam setelah
syok teratasi, tanda
vital/Ht stabil dieresis
cukup perbaikan Tetap syok
Stop infus
Pasang
Koreksi gangguan asam PVC
basa, elektrolit, Hipovolemik normovelemik
hipoglikemia, anwmia,
KID, infeksi sekunder
Kristaloid
dipantau 10-
15
23
Pada fase awal, cairan kristaloid diguyur sebanyak 10-20 ml/kgBB dan
evaluasi setelah 15-30 menit. Bila renjatan telah diatasi (ditandai dengan
tekanan darah sistolik 100 mmHg dan tekanan nadi lebih dari 20 mmHg
frekuensi nadi kurang dari 100 kali per menit dengan volume yang cukup, akral
teraba hangat, dan kulit tidak pucat serta diuresis 0,5-1 ml/kgBB/jam) jumlah
cairan dikurangi menjadi 7 ml/kgBB/jam, bila dalam waktu 60-120 menit
kemudian keadaan tetap stabil pemberian cairan menjadi 3ml/kgBB/jam. Bila
24-48 jam setelah renjatan teratasi tanda-tanda vital dan hematokrit tetap stabil
pemberian cairan perinfus harus dihentikan (karena jika reabsorbsi cairan
plasma yang mengalami ekstravasasi yang terjadi, ditandai dengan turunnya
hematokrit, cairan infus terus diberikan maka keadaan hipervolemia,edema paru
dan gagal jantung).
Bila setelah fase awal pemberian ternyata renjatan belum teratasi, maka
pemberian cairan kristaloid dapat ditingkatkan menjadi 20-30 ml/kgBB, dan
kemudian dievaluasi setelah 20-30 menit. Bila keadaan tetap belum teratasi
maka perhatikan nilai hematokrit. Bila niali hematokrit meningkat berarti
perembesan plasma masih berlangsug maka pemberian koloid merupakan
pilihan, tetapi bila nilai hematokrit menurun, berarti terjadi perdarahn (internal
bleeding) maka penderia diberikan transfusi darah segar 10 ml/kgBB dan dapat
juga diulang sesuai kebutuhan.
Sebelum cairan koloid diberikan maka sebaiknya kita harus mengetahui sifat-
sifat cairan tersebut. Pemberian koloid sendiri mula-mula diberikan dengan
24
tetesan cepat 10-20 ml/kgBB dan dievaluasi setelah 10-30 menit. Bila keadaan
belum teratasi maka untuk memantau kecukupan cairan dilakukan pemasangan
kateter vena sentral (PVC) dan pemberian koloid dapat ditambahkan hingga
jumlah maksimum 30 ml/kgBB (maksimal 1-1,5 m/hari) dengan sasaran
tekanan vena sentral 15-18 cmH2O. Bila keadaan tetap belum teratasi harus
diperhatikan dan dilakukan koreksi terhadap gangguan asam basa, elektrolit,
hipoglikemia, anemia, KID, infeksi sekunder. bila tekanan vena sentral
penderita sudah sesuai dengan target tetapi renjatan tetap belum teratasi maka
dapat diberikan obat inotropik/vasopresor.
2.2.9 Komplikasi
1. Demam Dengue :
Perdarahan dapat terjadi pada pasien dengan ulkus peptik, trombositopenia hebat,
2
dan trauma.
2. Demam Berdarah Dengue :
1. Ensefalopati dengue dapat terjadi pada DHF dengan atau tanpa syok.
2. Kelainan ginjal akibat syok berkepanjangan dapat mengakibatkan gagal ginjal
akut.
3. Edema paru dan/ atau gagal jantung seringkali terjadi akibat overloading
pemberian cairan pada masa perembesan plasma
4. Syok yang berkepanjangan mengakibatkan asidosis metabolik & perdarahan
hebat (Kegagalan multiple organ).
5. Hipoglikemia / hiperglikemia, hiponatremia, hipokalsemia akibat syok
2
berkepanjangan dan terapi cairan yang tidak sesuai.
2.2.10 Prognosis
27
2.2.11 Pencegahan
Kegiatan ini meliputi :7
1. Pembersihan jentik Formatted: Numbered + Level: 1 + Numbering Style: 1, 2,
3, … + Start at: 1 + Alignment: Left + Aligned at: 0.25" +
a. Program pemberantasan sarang nyamuk (PSN) Indent at: 0.5"
Formatted: Numbered + Level: 2 + Numbering Style: a, b,
b. Larvasidasi c, … + Start at: 1 + Alignment: Left + Aligned at: 0.75" +
Indent at: 1"
c. Menggunakan ikan (ikan kepala timah, cupang, sepat)
2. Pencegahan gigitan nyamuk Formatted: Numbered + Level: 1 + Numbering Style: 1, 2,
3, … + Start at: 1 + Alignment: Left + Aligned at: 0.25" +
a. Menggunakan kelambu Indent at: 0.5"
Formatted: Numbered + Level: 2 + Numbering Style: a, b,
b. Menggunakan obat nyamuk (bakar, oles) c, … + Start at: 1 + Alignment: Left + Aligned at: 0.75" +
Indent at: 1"
c. Tidak melakukan kebiasaan beresiko (tidur siang, menggantung baju)
d. penyemrotan
2.2.12 Edukasi
Edukasi pada pasien dengan DHF adalah istirahat baring 2 – 5 hari
(tergantung kondisi), Banyak minum, sampai kencing menjadi banyak /
sering, Bila terasa kondisi semakin memburuk, segera kembali ke Rumah
Sakit.8
28
BAB III
STATUS ORANG SAKIT
Identitas Pribadi
Nama : Ade Sintia
Umur : 21 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Kawin : Belum Menikah
Agama / Suku : Islam
Pekerjaan : Penjaga toko
Alamat : DSN 10 jati luhur gg. Setia kawan
Anamnesa Penyakit
Keluhan Utama : Demam
Telaah :
Pasien datang ke RS Haji Medan dengan keluhan demam yang di rasakan
sejak ± 5 hari yang lalu, demam tinggi mendadak dan di sertai dengan mengigil,
demam di rasakan sangat tinggi saat hari pertama, kedua dan ketiga demam. Demam
dirasakan terus-menerus dan menurun sejak 2 hari sebelum masuk RS. Pasien juga
mengeluhkan nyeri sendi yang dirasakan sejak ± 5 hari yang lalu.
Pasien uga mengeluhkan badannya lemas, lemas dirasakan sejak ± 5 hari
yang lalu dan juga disertai dengan pusing, pusing dirasakan seperti berputar.
Pasien juga mengeluhkan mual sejak ± 5 hari yang lalu dan disertai dengan
muntah dengan frekuensi 2x/ hari yang berisi makanan yang di makan sebanyak 1
gelas aqua.
Pasien juga mengeluh nyeri di ulu hati, nafsu makan pasien juga menurun.
Pasien juga mengeluhkan munculnya bintik-bintik kecil kemerahan pada tangan dan
kakinya yang dirasakan ± sejak 5 hari yang lalu.
RPO : Antasida
RPK : Tidak ada
R.ALERGI : Tidak ada
R.KEBIASAAN : Tidak ada
Anamnesa Umum
- Badan kurang enak : ya - Tidur : Terganggu
- Merasa Lemas : ya - Berat badan : normal
- Merasa kurang sehat : ya - Malas : ya
- Menggigil : ya - Demam : ya
- Nafsu makan : menurun - Pening : tidak
Anamnesa organ
1. Cor
- Dyspneu d’effort : tidak - Cyanosis : tidak
- Dyspnea d’repos : tidak - Angina pectoris : tidak
- Oedema : tidak - Palpitasi cordis : tidak
- Nokturia : tidak - Asma Cardiale : tidak
2. Sirkulasi perifer
- Claudicatio intermitten : tidak - Gangguan tropis : tidak
- Sakit waktu istirahat : tidak - Kebas- kebas : tidak
- Rasa mati Ujung jari : tidak
3. Traktus respiratorius
- Batuk : tidak - Stidor : tidak
- Berdahak : tidak - sesak nafas : tidak
- Haemoptoe : tidak - cuping hidung : tidak
- Sakit dada saat bernafas : tidak - Suara parau : tidak
4. Traktus digestivus
a. Lambung
- Sakit di epigastrium : ya - Sendawa : tidak
- Rasa panas epigastrium : tidak - Anoreksia : tidak
30
8. Otot
- Sakit : tidak - kejang-kejang : tidak
- Kebas-kebas : tidak - Atrofi : tidak
9. Darah
- Sakit dimulut dan lidah : tidak - Muka pucat : tidak
- Mata berkunang-kunang : tidak - Bengkak : tidak
- Pembengkakan kelenjar : tidak - Penyakit darah : tidak
- Merah dikulit : tidak - Perdarahan subkutan : tidak
10. Endokrin
- Polidipsi : tidak - Pruritus : tidak
- Polifagi : tidak - Pyorrhea : tidak
- Poliuri : tidak
11. Fungsi genital
- Menarche : 12 tahun - Ereksi :-
- Siklus Haid : 28 hari - Libido sexual :-
- Menopause :- - Coitus :-
- G/P/A :-
12. Susunan syaraf
- Hipoastesia : tidak - Sakit kepala : ya
- Parastesia : tidak - Gerakan tics : tidak
- Spasme : tidak –Paralisis : tidak
13. Panca indra
- Penglihatan : Normal
- Pengecapan : Normal
- Pendengaran : Normal
- Perasa : Normal
- Penciuman : Normal
14. Psikis
- Mudah tersinggung : tidak - Pelupa : tidak
- Takut : tidak - Lekas marah : tidak
32
- Gelisah : tidak
15. Keadaan sosial
- Pekerjaan : Penjaga Toko
- Hygiene : Baik
-
Anamnesa Penyakit terdahulu
Typhus, 1 tahun lalu
Riwayat pemakaian Obat
Antasida
Anamnesa penyakit Veneris
- Bengkak kelenjar regional : tidak Pyuria : tidak
- Luka-luka di kemaluan : tidak Bisul- bisul : tidak
Anamnesa Intoksikasi
Tidak ada
Anamnesa Makanan
- Nasi : frek 2 x/ Hari - Sayur sayuran : ya
- Ikan : ya - Daging : ya
Anamnesa Family
- Penyakit-penyakit family : Tidak ada
- Penyakit seperti orang sakit : Tidak ada
- Anak: -, Hidup: -, Mati: -
Status Present
Keadaan Umum
- Sensorium : Compos mentis
- Tekanan Darah : 120/70 mmHg
- Temperatur : 37,0⁰ C
- Pernafasan : 22 x/ menit, reguler, thoracalabdominal
- Nadi : 88x/ menit, equal,sedang
33
Keadaan Penyakit
- Anemi : tidak - Eritema : tidak
- Ikterus : tidak - Turgor : Baik
- Sianosis : tidak - Gerakan Aktif : ya
- Dispnoe : tidak - Sikap tidur paksa : tidak
- Edem : tidak
Keadaan Gizi
BB : 52 Kg
TB : 155 cm
RBW : 55/155-100 x 100% = 92% ( Normoweight )
Pemeriksaan Fisik
1. Kepala
- Pertumbuhan rambut : Hitam, merata, tebal, tidak mudah dicabut
- Sakit kalau dipegang : tidak
- Perubahan lokal : tidak
a. Muka
- Sembab : tidak Parese : tidak
- Pucat : ya gangguan lokal : tidak
- Kuning : tidak
b. Mata
- Stand Mata : normal - Ikterus : tidak
- Gerakan : kesegala arah - Anemia : tidak
- Reaksi pupil : RC +/+, isokor - Eksoftalmos : tidak
- Ptosis : tidak - Gangguan lokal : tidak
c. Telinga
- Sekret : tidak - Bentuk : normal
34
Palpasi
- Posisi trachea : Medial
- TVJ : R-2 cm H2O
- Sakit/ nyeri tekan : tidak
- Kosta servikalis : tidak
35
3. Torax depan
Inspeksi
- Bentuk : Fusiformis - Venektasi : tidak
- Simetris/asimetris : simetris - Pembengkakan : tidak
- Bendungan Vena : tidak - Pulsasi verbal : tidak
- Ketinggalan bernafas : tidak - Mammae : tidak
Palpasi
- Nyeri tekan : tidak - Iktus : tidak
- Fremitus suara : kanan = kiri a. Lokasi :-
- Fremissemen : tidak b. Kuat angkat :-
Perkusi
- Suara perkusi paru : Sonor di 2 lapang paru - Gerakan bebas : 2 cm
- Batas Jantung : - Batas paru hati :
- A. Atas : ICS III linea sternalis sinistra a. Relatif : ICS IV dextra
- B. Kanan : ICS IV linea sternalis dextra b. Absolut : ICS VI dextra
- C. Kiri : ICS V 2cm medial linea Midclavicularis sinistra
Auskultasi
- Paru –paru
o Suara pernafasan : Vesikuler dikedua lapang paru
o Suara Tambahan : Tidak ada
- Cor :
o Heart Rate : 88 x/i
o Suara katup : (M1 > M2), (A2>A1), (P2 > P1), (A2>P2)
o Suara tambahan : Tidak ada
4. Thorax belakang
Inspeksi
- Bentuk : Fusiformis Scapulae alta : tidak
- Simetris/tidak : simetris Ketinggalan bernafas : tidak
36
nyeri tekan
di regio
epigastrium
Abdomen
Inspeksi
- Bengkak : tidak
- Venektasi : tidak
37
- Gembung : tidak
- Sirkulasi Collateral : tidak
- Pulsasi : tidak
Palpasi
- Defens muskular : tidak
- Nyeri tekan : tidak
- Lien : tidak teraba
- Ren : tidak teraba
- Hepar : tidak teraba
Perkusi
- Pekak hati : ya
- Pekak beralih : tidak
Auskultasi
- Peristaltik usus : normal (8 x/ menit)
6. Genitalia
-Luka : tidak dilakukan pemeriksaan
-Sikatrik : tidak dilakukan pemeriksaan
-Nanah : tidak dilakukan pemeriksaan
7. Extremitas
a. Atas Kanan Kiri
- Bengkak : tidak tidak
- Merah : tidak tidak
- Stand abnormal : tidak tidak
- Gangguan fungsi : tidak tidak
- Tes Rumpelit : positif positif
- Refleks :
o Bisep : ++ ++
o Trisep : ++ ++
- Radio periost : + +
38
b. Bawah
- Bengkak : tidak tidak
- Merah : tidak tidak
- Eodema : tidak tidak
- Pucat : tidak tidak
- Gangguan fungsi : tidak tidak
- Varises : tidak tidak
- Refleks
o KPR : ++ ++
o APR : ++ ++
o Struple : + +
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Tanggal : 01/04/2019
Nama : Ade Sintia
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
Hematologi
Darah Rutin
Haemoglobin 14,6 g/dl 13-18
Hitung Eritrosit 5,2 106/ul 4.5-6.5
Hitung Leukosit 10.000 /ul 4.000-11.000
hematokrit 43,3 % 35-47
Hitung trombosit 23.000↓ /ul 150.000-450.000
Index Eritrosit
MCV 83,3 Fl 80-100
MCH 23,1 Pg 26-34
MCHC 33,8 % 32-36
Hitung Jenis Leukosit
Eosinofil 1 % 1-3
39
Basofil 1 % 0-1
N. Stab 0↓ % 2-6
N. Seg 45 ↓ % 53-75
Limfosit 47 ↓ % 20-45
Monosit 7 % 4-8
TEST WIDAL
S. typhi O 1/40
S.paratyphi A.O 1/40
S. paratyphi B.O 1/80
S. paratyphi C.O 1/40
S. typhi H 1/80
S. paratyphi A.H 1/40
S. paratyphi B.H 1/40
S. paratyphi C.H 1/40
RESUME
Anamnesis
Keluhan utama : Febris
Telaah : Pasien datang ke Rumah Sakit Haji Medan dengan
keluhan :
Febris (+) Sangat Tinggi saat hari pertama , kedua dan
ketiga demam
Mengigil (+)
Arthritis (+) ± 5 hari yang lalu
Malaise (+) ± 5 hari yang lalu
Chepalgia (+) ± 7 hari yang lalu
Nausea (+) ± 5 hari yang lalu
Vomitus (+) Freq 2x sehari, Isi makanan yag dimakan
Nyeri tekan di regio epigastrium (+)
40
Pemeriksaan Fisik
Kepala : Wajah : Pucat, Bibir : Kering, Lidah : Beslag
Leher : Dalam Batas Normal
Thorax : Dalam Batas Normal
Abdomen : Dalam Batas Normal
Extremitas : Dalam Batas Normal
41
Pemeriksaan laboratorium
Darah : trombosit ↓, N.stab ↓, N.Seg ↓, Limfosit ↓
Diagnosa Banding
1) Dengue Hemmorahgic Fever Grade I
2) Demam Dengue
3) Demam Typhoid
4) Malaria
5) Chikungunyah
Diagnosis Sementara
Dengue Hemorrahgic Fever Grade I
Terapi
1. Aktivitas Tirah baring
2. Diet MB
3. Medikamentosa
- IVFD RL 20gtt/menit
- IVFD HES 1 FLS / hari
- Inj. Ranitidin 1 ampul 50mg/12 jam
- Inj. Ondansetron 1 ampul 4mg/8 jam
- Inj. Novalgin 1 ampul (KP)
- Curcuma tab 3 x 20 mg/hari
- Antasida syr 3 x Ci
Pemeriksaan Anjuran/ Usul
- NS 1
- IgG dan IgM anti dengue
- Darah Rutin
- Tubex Test
- Apusan Darah Tepi
42
BAB IV
DISKUSI KASUS
Teori Kasus
Anamnesa Anamnesa
Demam Demam (+)
Nyeri sendi Nyeri sendi (+)
Nyeri otot Nyeri otot (-)
Nyeri retroorbital Nyeri retroorbital (-)
Epistaksis Epistaksis (-)
Gusi Berdarah Gusi Berdarah (-)
Mual Mual (+)
Muntah Muntah (+)
BAB hitam BAB hitam (-)
Perasaan Lelah Perasaan Lelah (+)
Nyeri kepala Nyeri kepala (+)
Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Fisik
Uji bendung positif. Uji bendung (+)
Petekie Petekie (-)
Ekimosis Ekimosis (-)
purpura. Purpura (-)
Perdarahan gusi dan mimisan Perdarahan gusi dan mimisan (-)
Hepatomegali Hepatomegali (-)
Splenomegali Splenomegali (-)
Asites Acites (-)
Prognosis Prognosis
Dubia ad bonam (Baik) Dubia ad bonam (Baik)
Prognosis DHF derajat I dan II
umumnya baik. DHF derajat III dan
IV bila dapat dideteksi secara cepat
maka pasien dapat ditolong
Pencegahan Pencegahan
3.1.Pembersihan jentik Formatted: Numbered + Level: 1 + Numbering Style: 1, 2,
5.1.Pembersihan jentik 3, … + Start at: 1 + Alignment: Left + Aligned at: 0" +
a. Program pemberantasan Indent at: 0.25"
a. Program pemberantasan
Formatted: Numbered + Level: 1 + Numbering Style: 1, 2,
sarang nyamuk (PSN) 3, … + Start at: 1 + Alignment: Left + Aligned at: 0" +
sarang nyamuk (PSN) Indent at: 0.25"
b. Larvasidasi
b. Larvasidasi Formatted: Numbered + Level: 2 + Numbering Style: a, b,
c, … + Start at: 1 + Alignment: Left + Aligned at: 0.5" +
c. Menggunakan ikan (ikan Indent at: 0.75"
a.c. Menggunakan ikan (ikan
kepala timah, cupang, Formatted: Numbered + Level: 2 + Numbering Style: a, b,
kepala timah, cupang, sepat) c, … + Start at: 1 + Alignment: Left + Aligned at: 0.5" +
sepat) Indent at: 0.75"
Edukasi Edukasi
1. Istirahat baring 2 – 5 hari 1. Istirahat baring 2 – 5 hari
(tergantung kondisi) (tergantung kondisi)
2. Banyak minum sampai kencing 2. Banyak minum sampai kencing
menjadi banyak / sering menjadi banyak / sering
3. Bila terasa kondisi semakin 3. Bila terasa kondisi semakin
memburuk, segera kembali ke memburuk, segera kembali ke
Rumah Sakit Rumah Sakit
45
DAFTAR PUSTAKA
1. World Health Organization. Dengue: Guidelines for diagnosis, treatment,
prevention and control. Geneva: WHO Library Cataloguing; 2009
2. Suhendro, dkk. Demam Berdarah Dengue. Sudoyo W.A, dkk. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam, ed 6, jilid I. Jakarta: Internal Publishing; 2014: 539-548
3. World Health Organization. Dengue: Comprehensive Guidelines for Prevention
and Control of Dengue and Dengue Hemorraghic Fever. India : WHO Library
Cataloguing; 2011
4. Cris Tanto, et al.Demam Berdarah Dangue. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta:
Media Aeculapius, 2014.hal :716-718.
5. Knowlton K, Solomon G, Rotkin-Ellman M, Pitch F. Mosquito-Borne Dengue
Fever Threat Spreading in the Americas. New York: Natural Resources Defense
Council Issue Paper; 2009.
6. Kusriastuti R. Data Kasus Demam Berdarah Dengue di Indonesia tahun 2009 dan
Tahun 2008.Jakarta: Ditjen PP & PL Depkes RI; 2010.
7. Widoyono., (2011), Penyakit Tropis: Epidemiologi, Penularan, Pencegahan, dan
Pemberantasannya. Jakarta: Penerbit Erlangga
8. Hadinegoro, S.Sri Rezeki, Pitfalls and Pearls.(2004). Diagnosis dan Tata Laksana
Demam Berdarah Dengue, dalam: Current Management of Pediatrics Problem.
Balai Penerbit FKUI. Jakarta. Hal 63-72
9. Zein, U., (2004) Pedoman Penatalaksanaan? One Day Care? Penderita Demam
Berdarah Dengue Dewasa, Fakultas kedokteran universitas Sumatra utara
10. World Health Organization-South East Asia Regional Office (2011).
Comprehensive Guidelines for Prevention and Control of Dengue and Dengue
Hemorrhagic Fever. India: WHO;