Implementasi Istc Di Rumah Sakit: Dr. Anna Uyainah ZN, SPPD, K-P, Mars
Implementasi Istc Di Rumah Sakit: Dr. Anna Uyainah ZN, SPPD, K-P, Mars
Di Rumah Sakit
1
1. India 429.730 New Cases by year
2. China 61000 Died by years
3. South Africa (Global Tuberculosis Control 2010 p 171)
4. Nigeria
5. Indonesia Tahun 2011 Æ Indonesia no 4
2
INTERNATIONAL STANDARD for TUBERCULOSIS CARE
Diagnosis TB
(TB Paru, TB ekstra paru)
Tanda dan gejala
Pemeriksaan fisik
Sputum BTA
Gambaran foto toraks
Pemeriksaan
penunjang lain
ISTC, Standard 1 - 6
Indonesia ISTC Training Modules revised 2010
3
STANDAR UNTUK DIAGNOSTIK ( 1-6)
Standar Isi standar
1 Batuk ≥ 2 minggu Æ evaluasi TB
2 Pemeriksaan apusan dahak min 2 kali , min 1 kali pagi hari,
kualitas lab terjamin
3 Diduga TB ekstraparu Æ pemeriksaan mikroskopik, biakan, dan
histopatologi
4 foto toraks diduga TB Æ pemeriksaan dahak secara mikrobiologi
5 D/ TB paru BTA negatif :
- minimal dua kali BTA negatif
-foto toraks sesuai tuberkulosis
-tidak ada respons terhadap antibiotika spektrum luas
(fluorokuinolon harus dihindari Æ aktif terhadap M.TB ,
menyebabkan perbaikan sesaat pada penderita TB).
Æ biakan dahak harus dilakukan.
Æ Pada pasien yang sakit berat atau susp HIV, evaluasi diagnostik
harus disegerakan dan jika bukti klinis sangat mendukung ke arah
tuberkulosis, pengobatan tuberkulosis harus dimulai.
6 Indonesia ISTC Training
Diagnosis TB
Modules revised 2010anak
Tujuan Pengobatan TB
Menyembuhkan pasien TB
Mencegah kematian akibat TB
Mencegah kambuh
Memutuskan rantai penularan TB
Mencegah MDR-TB/XDR-TB
4
PADUAN OAT
TB baru diobati TB pernah diobati
Mandiri 2 RHZE 4 RH 2 RHZES 1 RHZE 5 RHE
Program 2 RHZE 4 R3H3 2 RHZES 1 RHZE 5
R3H3E3
5
Standar untuk Penanganan TB dengan infeksi
HIV dan Kondisi Komorbid lain (14-17)
Standar Isi Standar
14 Uji HIV dan konseling pada semua pasien/suspek TB :
-di daerah dengan prev HIV tinggi
- pasien dengan gejala dan/atau tanda kondisi yang berhubungan HIV
-pasien dg riw risiko tinggi terpajan HIV
Æ Pada daerah dengan prevalensi HIV Æ Kolaborasi TB-HIV
6
ISTC (International Standard for TB Care)
&
HDL ( Hospital DOTS Linkage)
Unit Penunjang :
POLIKLINIK DIAGNOSIS
- Patklin
- Mikrobiologi
STRATEGI DOTS - Radiologi
ISTC, BPN - PA
- Unit terkait lain
TERAPI OBAT PROGRAM POLIKLINIK PARU/
GD IRM LT 5
(Senin, Rabu, Jum’at)
OBAT NON PROGRAM
7
JEJARING EXTERNAL – TIM DOTS RSCM
Supervisi
•Fas-Sar :
¾OAT Kompilasi data :
¾Form •Email
¾Pelatihan PROVINSI DKI
•Langsung
•Supervisi
Pendampingan
SEMBUH
8
TERIMA KASIH
Indonesia ISTC Training Modules revised 2010
9
STANDAR UNTUK DIAGNOSIS
Standar 1 : Batuk yang lama
Addendum
Untuk pasien anak, selain gejala
batuk, entry untuk evaluasi adalah
berat badan yg sulit naik dalam
waktu kurang lebih 2 bulan terakhir
atau gizi buruk
Indonesia ISTC Training Modules revised 2010
Bagian bawah,
beberapa
Infiltrat Bagian atas
tempat, atau CD4 : 375
milier
Kaviti Umum Tidak umum
Adenopati Tidak umum Umum
Efusi Tidak umum Lebih umum
Indonesia ISTC Training Modules revised 2010 CD4 : 50
10
STANDAR UNTUK DIAGNOSIS
STANDAR 2 : Pemeriksaan dahak mikroskopis
Keterangan :
ISTC 1 : 3x (SPS) Æ saat ini program
DOTS masih menggunakan SPS
Addendum :
Bila hasil pemeriksaan BTA 1 negatif, maka dilakukan
pemeriksaan sputum kedua pagi hari. Satu spesimen harus
Indonesia ISTC Training Modules revised 2010
berasal dari pagi hari
Addendum :
Pemeriksaan kearah TB paru tetap dilakukan
yaitu pemeriksaan dahak dan foto toraks.
11
TB Ekstra Paru
Insidens bisa dimanapun ¨ TB bisa menyerang semua
organ
TB ekstraparu lebih sering pada HIV/TB
Dua2nya, 9%
Pleura, 17%
Kelenjar getah
bening, 43%
Lain, 13%
Paru, 70%
Tulang/sendi, 11% Saluran kemih,
alat kelamin, 5%
Peritoneum, 5% Meninges, 6%
Indonesia ISTC Training Modules revised 2010
12
STANDAR UNTUK DIAGNOSIS
Standar 5 : Diagnosis Hapusan Negatif
(Lanjutan)
Pada pasien yang sakit berat atau diketahui
atau diduga terinfeksi HIV, evaluasi diagnostik
harus disegerakan
dan jika bukti klinis sangat mendukung ke arah
tuberkulosis, pengobatan tuberkulosis harus
dimulai.
ISTC
Indonesia
Training
ISTC
Modules
Training
2008
Modules revised 2010
13
STANDAR UNTUK PENGOBATAN
Standar 7
Praktisi wajib :
¾Mbrk paduan OAT yang memadai
¾Menilai kepatuhan pasien
¾Dapat menangani ketidakpatuhan
14
Addendum :
Khusus untuk anak, rejimen yang diberikan terdiri
atas RHZ, ditambahkan E bila penyakitnya berat.
Secara umum terapi TB diberikan selama 6 bulan,
namun pada TB Ekstraparu (meningitis TB, TB
tulang, TB milier, TB Kulit, dan lain-lain) terapi TB
dapat diberikan lebih lama sesuai evaluasi medis.
PADUAN OAT
TB baru diobati TB pernah diobati
Mandiri 2 RHZE 4 RH 2 RHZES 1 RHZE 5 RHE
Program 2 RHZE 4 R3H3 2 RHZES 1 RHZE 5
R3H3E3
15
STANDAR UNTUK PENGOBATAN
Standar 9
Standard 9
Keberpihakan kepada pasien agar terpenuhinya
kepatuhan .
Pengawasan , dukungan , konseling dan penyuluhan
pasien
Upaya yang bertujuan menangani ketidakpatuhan
pasien, termasuk PMO
Standard 10
Monitor dan evaluasi melalui pemeriksaan dahak mikroskopik
berkala (dua spesimen) saat fase inisial selesai (dua bulan).
Jika apus dahak positif pada akhir fase inisial, apus dahak harus
diperiksa kembali pada bulan ketiga dan jika positif, biakan dan
uji resistensi terhadap isoniazid dan rifampisin harus dilakukan.
Pada pasien tuberkulosis ekstra paru dan pada anak, penilaian
respons pengobatan terbaik adalah secara klinis.
Addendum
• Respons pengobatan pada pasien TB milier dan efusi pleura
atau TB paru BTA negatif dapat dinilai dengan foto toraks.
16
STANDAR UNTUK PENGOBATAN
Standar 11
Standard 11
Penilaian kemungkinan resistensi obat,
Uji sensitivitas obat seharusnya dilakukan pada awal
pengobatan untuk semua pasien yang sebelumnya pernah
diobati.
Pasien yang apus dahak tetap positif setelah pengobatan tiga
bulan selesai dan pasien gagal pengobatan, putus obat, atau
kasus kambuh setelah pengobatan harus selalu dinilai terhadap
resistensi obat.
Untuk pasien dengan kemungkinan resistensi obat, biakan dan
uji sensitivitas/resistensi obat setidaknya terhadap isoniazid dan
rifampisin seharusnya dilaksanakan segera untuk meminimalkan
kemungkinan penularan. Upaya pengendalian infeksi yang
memadai seharusnya dilakukan sesuai tempat pelayanan.
Indonesia ISTC Training Modules revised 2010
17
STANDAR UNTUK PENGOBATAN
Standar 13 : Pencatatan dan Pelaporan
Standard 13
Rekaman tertulis tentang pengobatan yang
diberikan, respons bakteriologis, dan efek
samping seharusnya disimpan untuk semua
pasien.
18
Diagnosis TB pada pasien HIV
Standard 15
Semua pasien dengan tuberkulosis dan infeksi HIV
seharusnya dievaluasi untuk menentukan perlu/tidaknya
pengobatan anti retroviral diberikan selama masa
pengobatan tuberkulosis.
Perencanaan yang tepat untuk mengakses obat anti
retroviral seharusnya dibuat untuk pasien yang memenuhi
indikasi.
Bagaimanapun juga pelaksanaan pengobatan tuberkulosis
tidak boleh ditunda.
Pasien tuberkulosis dan infeksi HIV juga seharusnya diberi
kotrimoksazol sebagai pencegahan infeksi lainnya.
19
STANDARD UNTUK PENANGANAN TB DENGAN
INFEKSI HIV DAN KONDISI KOMORBID LAIN
Standar 16
Standard 16
Pasien dengan infeksi HIV yang, setelah dievaluasi
dengan seksama, tidak menderita tuberkulosis aktif
seharusnya diobati sebagai infeksi tuberkulosis laten
dengan isoniazid selama 6‐9 bulan.
20
STANDARD UNTUK KESEHATAN MASYARAKAT
Standar 18
Standard 18
Semua penyelenggara pelayanan untuk pasien tuberkulosis
seharusnya memastikan bahwa semua orang yang
mempunyai kontak erat dengan pasien tuberkulosis menular
seharusnya dievaluasi dan ditatalaksana sesuai dengan
rekomendasi internasional. Penentuan prioritas penyelidikan
kontak didasarkan pada kecenderungan bahwa kontak:
1) menderita tuberkulosis yang tidak terdiagnosis;
2) berisiko tinggi menderita tuberkulosis jika terinfeksi;
3) berisiko menderita tuberkulosis berat jika penyakit
berkembang; dan
4) berisiko tinggi terinfeksi oleh pasien.
Indonesia ISTC Training Modules revised 2010
Prioritas tertinggi evaluasi kontak adalah:
¾Orang dengan gejala yang mendukung ke arah TB
¾Anak berusia <5 tahun
¾Kontak yang menderita atau diduga menderita
imunokompromais, khususnya infeksi HIV
¾Kontak dengan pasien MDR/XDR TB.
¾Kontak erat lainnya merupakan kelompok prioritas
yang lebih rendah.
21
STANDARD UNTUK KESEHATAN MASYARAKAT
Standar 19
Standard 19
Anak berusia <5 tahun dan individu semua usia
dengan infeksi HIV yang memiliki kontak erat dengan
pasien tuberkulosis dan setelah dievaluasi dengan
seksama, tidak menderita tuberkulosis aktif, harus
diobati sebagai infeksi laten tuberkulosis dengan
isoniazid.
Indonesia ISTC Training Modules revised 2010
Standard 20
Setiap fasiliti pelayanan kesehatan yang
menangani pasien yang menderita atau
diduga menderita tuberkulosis harus
mengembangkan dan menjalankan rencana
pengendalian infeksi tuberkulosis yang
memadai.
Indonesia ISTC Training Modules revised 2010
22
STANDARD UNTUK KESEHATAN MASYARAKAT
Standar 21
Standard 21
Semua penyelenggara pelayanan kesehatan harus
melaporkan kasus tuberkulosis baru maupun kasus
pengobatan ulang serta hasil pengobatannya ke
kantor Dinas Kesehatan setempat sesuai dengan
peraturan hukum dan kebijaksanaan yang berlaku.
Addendum: Pelaksanaan pelaporan seharusnya difasilitasi dan
dikoordinasikan oleh Dinas Kesehatan setempat, sesuai dengan
kesepakatan yang dibuat.
TERIMA KASIH
Indonesia ISTC Training Modules revised 2010
23