ELIANA MUIS
IRAWATY DJAHARUDDIN
ERWIN ARIEF
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL
DAFTAR ISI
DAFTAR SINGKATAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tuberkulosis
B. Peranan Matrix Metalloproteinase-9 pada
Immunopatogenesis Tuberkulosis
BAB III KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS
DAN VARIABEL PENELITIAN
A. Kerangka Teori
B. Kerangka Konsep
C. Hipotesis
D. Variabel Penelitian
E. Definisi Operasional dan Kriteria Obyektif
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
B. Tempat dan Waktu Penelitian
C. Populasi dan Subyek Penelitian
D. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
E. Perkiraan Besar Sampel
F. Metode Pengumpulan Sampel
G. Metode Pengumpulan Data
H. Metode Pemeriksaan
I.
Analisis Data
J. Alur Penelitian
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
i
ii
iv
1
3
3
3
10
10
11
11
11
12
14
14
14
14
14
15
15
15
16
19
20
21
23
ii
DAFTAR SINGKATAN
BTA
DM
Diabetes Mellitus
IL-1
Interleukin 1 beta
LJ
Lowenstein-Jensen
MMP
Matrix metalloproteinase
OAT
Obat antituberkulosis
OM
Ogawa Medium
PBS
TB
Tuberkulosis
TIMPs
TNF-
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tuberkulosis (TB) hingga kini masih menjadi masalah kesehatan di
seluruh dunia. Satu dari tiga penduduk dunia terinfeksi Mycobacterium
tuberculosis (MTb) dengan jumlah total diperkirakan lebih dari dua milyar
orang, tetapi hanya sekitar 5-10% yang berkembang menjadi TB aktif.
Tuberkulosis terutama ditemukan pada dewasa muda di usia yang paling
produktif secara ekonomis (15-50 tahun). Angka kematian akibat TB
diperkirakan 4.500 kasus per hari dan berada di peringkat ketujuh
penyebab kematian. Jika tidak diobati, diperkirakan setiap penderita TB
aktif akan menjangkiti 10 sampai 15 orang per tahun.1-4 Sekitar 95%
penderita TB berada di negara berkembang dan merupakan 25% dari
kematian akibat penyakit yang seharusnya bisa dicegah.5 Prevalensi
nasional terakhir kasus TB paru di Indonesia diperkirakan 0,24%.6
Transmisi MTb terutama melalui saluran napas. Jika terjadi infeksi
MTb, maka yang berperan sebagai garis depan sistem imun pejamu adalah
makrofag dan sel epitel alveolar. Komponen lain yang ikut terlibat yaitu
reactive nitrogen, reactive oxygen dan sitokin proinflamasi seperti tumor
necrosis factor alpha (TNF-) dan interleukin-1 beta (IL-1) yang pada
akhirnya menyebabkan inflamasi dan pembentukan granuloma. Terjadinya
nekrosis kaseosa dan infiltrasi limfosit juga makrofag memunculkan
hipotesa bahwa degradasi matriks dan pembentukan kavitas mungkin
dimediasi mekanisme inflamasi. Protease yang disekresi makrofag terbukti
berperan dalam destruksi jaringan paru yang mengalami inflamasi. Diantara
berbagai protease tersebut, matrix metalloproteinase (MMP) banyak diteliti
karena enzim ini mampu mendegradasi seluruh unsur matriks ekstraseluler
termasuk kolagen, gelatin, mielin, laminin, fibronektin dan elastin.7 Pada
manusia telah diidentifikasi 24 jenis MMP yang diproduksi oleh berbagai
jenis sel termasuk limfosit, granulosit dan makrofag teraktivasi.8
Matrix metalloproteinase merupakan zinc-dependent endopeptidase
dan sebagai antagonis kemokin berperan dalam migrasi lekosit dan
remodeling jaringan. Ekspresi MMP berlebihan ditemukan pada berbagai
1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, diajukan rumusan
masalah yaitu bagaimana profil kadar MMP-9 serum dan hubungannya
dengan derajat lesi penderita TB paru.
C. Tujuan penelitian
Tujuan Umum :
Mengetahui profil kadar MMP-9 serum dan hubungannya dengan derajat
lesi penderita TB paru.
Tujuan Khusus :
1.
2.
D. Manfaat penelitian
Dengan diketahuinya hubungan kadar MMP-9 serum dan derajat lesi
TB paru, maka kuantifikasi kadar MMP-9 serum dapat dipertimbangkan
sebagai
salah
satu
alat
bantu
penegakan
diagnosis,
penilaian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tuberkulosis Paru
Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung akibat infeksi M.
tuberculosis yang berbentuk batang, tahan terhadap asam pada pewarnaan
hingga disebut juga sebagai basil tahan asam (BTA), cepat mati dengan
sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam
ditempat gelap dan lembab. Sumber penularan yaitu penderita TB paru BTA
positif yang saat batuk atau bersin akan menyebarkan mikrobakteri ke
udara dalam bentuk droplet. Seseorang dapat terinfeksi jika droplet
terhirup ke dalam saluran pernapasan, kemudian bisa menyebar dari paru
ke bagian tubuh lain melalui sistem peredaran darah, saluran limfe, saluran
cerna, atau menyebar langsung kebagian tubuh lain.11
Berdasarkan penelitian fundamental oleh Lurie pada mencit, ada
empat tahap infeksi TB paru yaitu:3,12,13
1.
daya
penghancuran
mikobakterisid
intrinsik
mikobakteri
dari
sel
fagosit
tergantung
pejamu
kemampuan
dan
virulensi
mikobakteri.
2.
3.
4.
dapat
menyebabkan
ruptur
dekat
bronkus
sehingga
menilai
keberhasilan
terapi,
dan
menentukan
potensi
14,15
menjadi
positif
pengobatan.
B. Peranan
Matrix
Metalloproteinase-9
pada
Immunopatogenesis
Tuberkulosis
Kelompok enzim MMP berperan penting dalam berbagai aktifitas
biologik
termasuk
mekanisme
respons
imun
seperti
pembentukan
sel
ke
dalam
sirkulasi
pada
suatu
proses
patologis
oleh
1,25(OH)2D.27
Anand
dan
Selvaraj,28
mengusulkan
BAB III
KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS
DAN VARIABEL PENELITIAN
A.
KERANGKA TEORI
Diet
Sinar
matahari
Inhalasi M. tuberculosis
ke dalam paru
Sitokin
proinflamasi
Sumber vitamin
D
Hidroksilasi
di hati
Aktivasi
makrofag
M. tuberculosis
berkembang
dalam makrofag
25(OH)D
Hidroksilasi
di ginjal
Melepaskan
protease
Nekrosis
kaseosa
1,25(OH)2D
Berikatan
dengan VDR
AKSI
BIOLOGIK
Gangguan
sistem imun:
HIV/AIDS, DM,
malnutrisi,
keganasan
Kepatuhan,
pendidikan,
jenis kelamin,
sosial ekonomi
Lesi mencair
M. Tb berhenti
bertumbuh,
lesi mengeras
Menyebar
ke darah/
organ lain
Reaktivasi
Kematian
M. Tb keluar
lewat
sputum
TB aktif
MOTT
MDR
VDR
B.
KERANGKA KONSEP
Variabel bebas
Variabel tergantung
Kadar MMP-9
Luas lesi
Tuberkulosis
paru
Gangguan
sistem imun:
HIV/AIDS, DM,
malnutrisi,
keganasan
Kepatuhan,
pendidikan,
jenis kelamin,
sosial
ekonomi
MOTT
MDR
VDR
Usia
Variabel
kendali
Variabel perancu
C. HIPOTESIS
1.
2.
Makin tinggi kadar MMP-9 serum maka semakin luas derajat lesi TB
paru.
D. VARIABEL PENELITIAN
1.
Variabel bebas
: Kadar MMP-9
2.
Variabel tergantung
3.
Variabel kendali
: Usia
4.
Variabel perancu
2.
Kasus baru adalah penderita yang belum pernah mendapat OAT atau
pernah mendapat OAT kurang dari 1 bulan.
10
3.
4.
Kasus putus obat adalah penderita TB paru BTA positif yang telah
berobat lebih atau sama dengan 1 bulan dan tidak melanjutkan
pengobatan
bulan
berturut-turut
atau
lebih
sebelum
masa
pengobatan selesai.
5.
Kasus gagal adalah penderita TB paru BTA positif yang masih tetap
positif atau kembali positif pada akhir bulan kelima atau akhir
pengobatan.
6.
Pertumbuhan M. Tuberculosis:
- : tidak ada pertumbuhan setelah 6 minggu.
1+ : dari permukaan medium ditumbuhi koloni.
2+ : dari permukaan medium ditumbuhi koloni.
3+ : dari permukaan medium ditumbuhi koloni.
4+ : seluruh permukaan medium ditumbuhi koloni.
Jika pertumbuhan koloni muncul sebelum 7 hari berarti bukan M.
Tuberculosis.
7.
8.
Derajat TB paru:
Lesi minimal jika proses mengenai sebagian dari satu atau dua
paru dengan luas tidak lebih dari sela iga dua depan (volume paru
yang terletak diatas chondrosternal junction dari iga dua depan
dan processus spinosus dari vertebra torakal empat atau korpus
vertebra torakal lima serta tidak dijumpai kavitas.
Lesi sedang jika proses penyakit lebih luas dari lesi minimal tetapi
tidak boleh lebih luas dari satu paru atau jumlah seluruh proses
yang ada paling banyak seluas satu paru atau bila proses TB
mempunyai densitas lebih padat dan lebih tebal, maka luas proses
11
tersebut tidak boleh lebih sepertiga luas satu paru. Bila disertai
kavitas, maka luas semua kavitas (diameter) tidak lebih dari 4 cm.
Lesi luas jika kelainan lebih luas dari lesi sedang.
9.
10. Status gizi berdasarkan IMT untuk Asia yaitu kurus jika IMT <18,5
kg/m2, normal 18,5-22,9 kg/m2, preobes 23-24,9 kg/m2 dan obes jika 25
kg/m2.
11. Kadar MMP-9 serum dikatakan normal jika <10 ng/ml tinggi jika 10
ng/ml.
12
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini bersifat analitik observasional dengan pendekatan
cross-sectional.
Tahap
pengumpulan
sampel
dilakukan
di
RS
DR.
Wahidin
b.
Berusia 15 tahun.
c.
d.
e.
13
F.
sampel
dilakukan
dengan
consecutive
sampling
2.
3.
H. Metode Pemeriksaan
1.
Sampel darah vena diambil sebanyak 5-10 cc. Identitas penderita ditulis
di label yang tertera pada tabung darah, kemudian langsung dikirim ke
laboratorium Prodia.
2.
14
3.
4.
5.
dilewatkan
kembali
diatas
nyala
api
sampai
zat
6.
7.
16
I.
Analisis data
Data yang diperoleh dianalisis melalui pengolahan data statistik
menggunakan program SPSS dengan uji Chi Square, uji t dan uji korelasi.
17
J.
Alur Penelitian
Populasi
Penderita TB paru
Anamnesis
Pemeriksaan
fisis
Apusan
sputum BTA
Pemeriksaan
foto toraks
Sampel
Kasus baru BTA positif
Analisis Data
HASIL
18
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19
20
Lamp. 1
SURAT PERYATAAN PERSETUJUAN
: __________________________________________
Umur
: _______ tahun
Jenis Kelamin
: L / P
Pekerjaan
: __________________________________________
Alamat/Tlp./HP
: __________________________________________
dengan
selesai,
karena
saya
menyadari
manfaatnya
bagi
Makassar,
Peneliti,
2011
______________________
21
Lamp. 2
FORMULIR PENELITIAN
Tanggal
Bulan
Tahun
IDENTITAS
Nama
Umur
tahun
Jenis Kelamin
L / P
Rumah Sakit
No. RM
Agama
1. Islam 2. Protestan
3. Katolik
4. Hindu
5. Budha
Pendidikan
1. SD
2. SMP
3. SMA
4. PT
5. Tdk sekolah
Pekerjaan
Alamat/Tlp.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Batuk
+/Lendir
+/Darah
+/BB menurun
Sesak
+/Demam
+/Kontak pasien TBC (
)
Nyeri dada
+/Keringat banyak
+/Merokok
___ Batang/bungkus per hr
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
1. Diabetes
2. TBC
OAT :
bln
3. PPOK
4. Asma
5. Bronkitis
6. Penyakit jantung
PEMERIKSAAN FISIS
T
mmHg
N
LABORATORIUM
Lekosit
Hb
HCT
Trombosit
LED I/II
GAMBARAN FOTO TORAKS
x/m
7. Obesitas
S
SGOT
SGPT
Ureum
Kreatinin
GDS
x/m
+/+/+/-
8. Penyakit lainnya:
TB
cm
BB
kg
IMT
kg/m2
BTA I
Sputum
BTA II
BTA III
+/-
+/-
+/-
22