Anda di halaman 1dari 8

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Tuberkulosis

Tuberkulosis adalah suatu penyakit kronik menular yang disebabkan oleh


bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan
asam sehingga sering dikenal dengan Basil Tahan Asam (BTA). Sebagian besar
kuman TB sering ditemukan menginfeksi parenkim paru dan menyebabkan TB paru,
namun bakteri ini juga memiliki kemampuan menginfeksi organ tubuh lainnya (TB
ekstra paru) seperti pleura, kelenjar limfe, tulang, dan organ ekstra paru lainnya.
(2020 pedoman nasional pelayanan kedokteran tatalaksana tuberkulosis)

2.2 Etiologi Tuberkulosis

Penyakit tuberculosis disebabkan oleh M. Tuberculosis yang berbentuk basil


tahan asam dan alkohol. Merupakan bagian dari kelompok organisme yang
diklasifikasi sebagai kompleks M. Tuberculosis. Anggota lain dari kelompok ini
adalah Mycobacterium africanum, Mycobacterium bovis, dan Mycobacterium
microti. Kebanyakan dari organisme mikobakterial lain diklasifikasikan sebagai non
tuberkulosa atau organisme mikobakterial atipikal
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441916/
M. tuberculosis berbentuk non spora, tidak motil, aerobik obligat, fakultatif,
katalase negatif, bakteri intra selular. Organisme ini bukan suatu gram negatif atau
positif, dikarenakan karena reaksi yang kurang dengan pewarnaan gram. Sel-sel
positif yang lemah kadang-kadang dapat ditunjukkan pada pewarnaan Gram, sebuah
fenomena yang dikenal sebagai "sel hantu".
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441916/
M. tuberculosis adalah suatu jenis dari bacteri Actinomycetales dari keluarga
mikobakteria dan genus mikobakterium (gambar 1). Berbentuk sebagai basil tuberkel
kecil berbentuk batang tipis, M. tuberculosis berbentuk lurus atau sedikit melengkung
dengan panjang 2-4 µm dan lebar 0,2-0,5 µm, tergantung pada kondisi lingkungan.
Jika diamati di bawah mikroskop cahaya, bakteri ini biasanya menyatu membentuk
rantai, filamen, atau bercabang membentuk bentuk X, Y, atau V..
https://www.intechopen.com/chapters/55940

Gambar 1. Struktur dari M. Tuberculosis


(https://www.intechopen.com/chapters/55940)

M. tuberculosis tidak memiliki kapsul, dan dinding sel (Gambar 2) yang


terdiri dari peptidoglikan dan DAP (asam diaminopimelat), dengan kandungan lipid
+60%, memiliki butiran metakromatik yang dikenal sebagai butiran Much. Lemak
pada dinding sel yang berasosiasi dengan arabinogalaktan dan peptidoglikan di
bawahnya membentuk struktur yang menyebabkan penurunan permeabilitas dinding
sel yang berakibat pada penurunan efektivitas terhadap antibiotik. Molekul lain di
dinding sel, lipoarabinomannan, terlibat dalam interaksi antara inang dan patogen,
membuat bakteri ini bertahan hidup di makrofag.
https://www.intechopen.com/chapters/55940
Gambar 2. Analisis struktural dan fungsional dan organisasi spasial dari "selubung
sel" konstituen M. tuberculosis terdiri dari: membran plasma (A), peptidoglikan (B),
arabinogalactan (C), mannose ditutupi dengan lipoarabinomannan (D), membran
plasma dan yang terkait sel-amplop-protein (E), asam mikolat (F), dan molekul
permukaan glikolipid yang terkait dengan asam mikolat (G).
(https://www.intechopen.com/chapters/55940)

2.3 Patogenesis Tuberkulosis

Infeksi Mycobacterium tuberculosis di mulai dari transmisi melalui inhalasi,


hingga respon imun bawaan dan adaptif dan peran ganda pembentukan formasi
tuberkuloma dalam menghambat infeksi, dimana hal ini dapat juga menyediakan
lingkungan yang menguntungkan bagi basil untuk bertahan hidup dan berkembang
biak. Data terbaru menunjukkan peran Tumor Necrosis Factor alpha (TNF-α) dalam
menjaga tuberkuloma dan kontrol genetik ternyata lebih kompleks daripada yang
diperkirakan sebelumnya. Peran vitamin D dalam kerentanan terhadap tuberkulosis
juga merupakan bidang yang menjadi minat baru dalam penanganan penyakit TB dan
bukti baru bahwa terapi vitamin D yang ditargetkan mungkin memiliki peran penting
dalam pada penyakit TB. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK344406/
Transmisi Penyakit Tuberculosis

Menurut CDC terdapat 4 faktor yang dapat menentukan kemungkinan


terjadinya transmisi penyakit tuberkulosis yaitu: tingkat kerentanan, tingkat infeksi,
lingkungan, dan paparan (Tabel 1).
https://www.cdc.gov/tb/education/corecurr/pdf/chapter2.pdf

Faktor Penjelasan
Kerentanan Status daya tahan tubuh individu yang terpapar
Tingkat infeksi Tingkat infeksi dari orang dengan penyakit TB secara langsung
berhubungan dengan jumlah basil tuberkel yang dikeluarkannya
ke udara. Orang yang mengeluarkan banyak basil tuberkel lebih
menular daripada pasien yang mengeluarkan sedikit
Lingkungan Faktor lingkungan yang mempengaruhi konsentrasi organisme
M. Tuberculosis
Paparan Kedekatan, frekuensi, dan durasi paparan
Tabel 1 Faktor-faktor yang Menentukan Kemungkinan Penularan M. Tuberculosis.
https://www.cdc.gov/tb/education/corecurr/pdf/chapter2.pdf

Kaskade sederhana untuk penularan tuberkulosis yaitu (1) sumber dari


tuberkulosis (2) menghasilkan partikel infeksi (3) yang bertahan di udara dan (4)
terhirup oleh individu yang rentan (5) yang dapat terinfeksi dan (6) yang kemudian
berpotensi menjadi penyakit tuberkulosis. Intervensi yang menargetkan bakteri,
inang, atau perilaku yang menyebabkan terjadinya penularan akan mengganggu
penularan tuberkulosis dan mempercepat terjadinya penurunan kejadian dan kematian
diakibatkan tuberkulosis. Kaskade penularan tuberkulosis ini akan digunakan untuk
menggambarkan siapa yang menularkan, di mana penularan terjadi, dan siapa yang
rentan terhadap infeksi dan perkembangan penyakit. Dalam menjawab pertanyaan-
pertanyaan ini, kita dapat memahami apa yang diperlukan untuk menghentikan
penularan tuberkulosis (Gambar 3)
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5791742/

Gambar 3 Kaskade transmisi tuberkulosis

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5791742/

Kemungkinan seseorang dengan tuberkulosis akan menularkan M.


tuberculosis kepada orang lain ditentukan oleh banyak faktor. Pertama, individu
dengan tuberkulosis paru yang lebih parah dapat menularkan jumlah droplet nuklei
yang lebih tinggi dikarenakan memproduksi droplet pada tingkat yang lebih tinggi.
Tingkat produksi droplet dapat dipengaruhi oleh frekuensi dan kekuatan batuk dan
oleh faktor-faktor yang berhubungan dengan patologi yang memungkinkan patogen
untuk keluar ke jalur jalan napas seperti kavitas.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5853844/

Menurut CDC terdapat beberapa ciri-ciri penderita penyakit TB yang


berhubungan dengan infeksi yaitu klinis individu sumber penularan, prosedur
penularan, gambaran radiologi sumber penularan (tabel 2).
https://www.cdc.gov/tb/education/corecurr/pdf/chapter2.pdf

Faktor Penjelasan
Klinis • Adanya batuk, terutama yang berlangsung 3 minggu
atau lebih
• Penyakit saluran pernapasan, terutama dengan
keterlibatan laring (sangat menular)
• Gagal menutup mulut dan hidung saat batuk
• Perawatan yang tidak tepat atau tidak memadai (obat,
durasi)
Prosedur • Mengalami batuk yang memicu atau prosedur yang
menghasilkan aerosol (misalnya, bronkoskopi, induksi
dahak, pemberian obat aerosol)
Radiografi dan • Kavitasi pada radiografi dada
laboratorium • Kultur positif untuk M. tuberculosis
• Hasil sputum BTA positif
Tabel 2 Karakteristik Penderita Penyakit Tuberkulosis yang Berhubungan dengan
Infeksi. https://www.cdc.gov/tb/education/corecurr/pdf/chapter2.pdf

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa ukuran produksi dari aerosol batuk


dapat menunjukkan individu yang lebih mungkin untuk berkontribusi dalam
penularan pada transmisi di masyarakat. Jarak yang lebih dekat dan durasi kontak
yang lebih lama antara penderita infeksi dan individu yang rentan dapat
meningkatkan risiko penularan. Keterlambatan dalam diagnosis tuberkulosis atau
dimulainya pengobatan yang adekuat dapat meningkatkan prevalensi terjadinya
penularan tuberkulosis, sehingga juga meningkatkan kemungkinan penularan
selanjutnya. Hal-hal yang menyebabkan terjadinya keterlambatan pengobatan
termasuk diantaranya kesadaran penderita dalam mencari layanan kesehatan,
hambatan struktural terhadap akses layanan kesehatan, dan kecepatan diagnosis dan
inisiasi pengobatan dalam sistem kesehatan.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5853844/

Faktor Penjelasan
Konsentrasi droplet yang Semakin banyak droplet di udara, semakin besar
menular kemungkinan penularan m. Tuberculosis
Ruangan Eksposur ruang di ruang kecil dan tertutup
Ventilasi Ventilasi yang tidak memadai yang mengakibatkan
tidak cukupnya dilusi atau penghilangan droplet yang
menular
Sirkulasi udara Resirkulasi udara yang mengandung droplet
Penanganan spesimen Prosedur penanganan spesimen yang tidak tepat yang
menghasilkan penularan droplet
Tekanan udara Tekanan udara positif di kamar pasien infeksi yang
menyebabkan organisme m. Tuberculosis berpindah
ke tempat lain
Tabel 3 Faktor Lingkungan yang Meningkatkan Kemungkinan Penularan M.
Tuberculosis. https://www.cdc.gov/tb/education/corecurr/pdf/chapter2.pdf

Faktor Penjelasan
Durasi paparan seseorang Semakin lama durasi paparan, semakin tinggi
dengan TB menular risiko penularan
Frekuensi pajanan pada orang Semakin sering pajanan, semakin tinggi risiko
yang menular penularan
Kedekatan fisik dengan orang Semakin dekat jaraknya, semakin tinggi risiko
yang terinfeksi penularan
Tabel 4 Faktor Kedekatan dan Lama Paparan yang Dapat Mempengaruhi Penularan
M. Tuberculosis. https://www.cdc.gov/tb/education/corecurr/pdf/chapter2.pdf

Anda mungkin juga menyukai