PENDAHULUAN
1
vena, stimulasi hormonal, dan torsi tumor. Terjadinya ascites dapat juga
disebabkan oleh pelepasan mediator-mediator (seperti produk degradasi
komplemen histamin dan fibrin yang teraktivasi) dari tumor tersebut, yang
menyebabkan peningkatan permeabilitas kapiler.1,2
Cairan asites dan efusi pleura pada sindrom Meigs dapat berupa transudat
atau eksudat. Meigs melakukan elektroforesis pada beberapa kasus dan
menemukan bahwa pada dasarnya cairan pleura dan cairan ascites mempunyai
sifat yang sama. Ukuran tumor, daripada tipe histologis tertentu,
dianggap menjadi faktor penting dalam pembentukan asites dan
efusi pleura yang menyertainya.1,2
Pasien dengan sindrom Meigs biasanya mempunyai riwayat keluarga
penderita kanker ovarium. Keluhan utama tidak terjalu jelas dan terjadi sepanjang
waktu yaitu berupa kelelahan, napas yang pendek, peningkatan lingkar perut,
penurunan berat badan, batuk yang tidak produktif, bengkak (edema), amenorea
pada wanita premenopause, serta menstruasi yang tidak teratur.4
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
Gambar 2.1 Foto polos thoraks yang menunjukkan efusi pleura pada
sisi kiri.1
Meigs atipikal ditandai dengan massa pada panggul
dengan efusi pleura di sisi kanan tetapi tanpa asites telah
dilaporkan setidaknya sebanyak dua kali. Seperti pada sindrom
Meigs, efusi pleura akan sembuh setelah pengangkatan massa di
pelvis. Sindrom Pseudo-Meigs dapat terjadi pada pasien dengan
lupus eritematosus sistemik dan pada pasien yang mengalami
pembesaran ovarium.3
2.1.2 Epidemiologi
Di AS tumor ovarium banyak pada masyarakat sosio ekonomi rendah.
Fibroma ovarium didapatkan pada 2-5 % dari kasus tumor ovarium dan jumlah
kejadian sindrom Meigs ditemukan sebanyak 1%. Asites ditemukan pada 10-15 %
pasien dan fibroma ovarium dan hidrotoraks pada 1 % pasien terutama dengan lesi
yang besar. 40% dari kasus-kasus fibroma ovarium ditemukan adanya asites dan
hidrotoraks. Insiden dari tumor ovarium meningkat pada dekade ketiga dan
meningkat secara progresif hingga puncaknya pada dekade ketujuh. Telah
dilaporkan kejadian sindrom Meigs pada perempuan prapubertas yang mengalami
teratoma jinak dan kistadenoma.1,3
Meskipun Meigs sindrom menyerupai kondisi keganasan,
penyakit ini bersifat jinak dan memiliki prognosis yang sangat
baik jika ditangani dengan baik. Terlihat adanya harapan hidup
4
yang baik setelah operasi pengangkatan tumor pada populasi
umum.3,4
Cairan asites dan efusi pleura pada sindrom Meigs dapat berupa transudat
atau eksudat. Meigs melakukan elektroforesis pada beberapa kasus dan
menemukan bahwa pada dasarnya cairan pleura dan cairan ascites mempunyai
sifat yang sama. Ukuran tumor, daripada tipe histologis tertentu,
5
dianggap menjadi faktor penting dalam pembentukan asites dan
efusi pleura yang menyertainya.1,2
Semua tumor ovarium yang padat adalah neoplasma tetapi tidak semua
ganas meskipun semuanya mempunyai potensi maligna. Potensi menjadi ganas
sangat berbeda pada berbagai jenis, umpamanya sangat rendah pada fibroma
ovarium dan sangat tinggi pada teratoma embrional yang padat. Frekwensi
fibroma ovarium 5 % dari semua neoplasma ovarium dan paling sering ditemukan
pada penderita dalam masa menopause dan sesudahnya. Gambaran klinik tumor
dapat mencapai diameter 2-30 cm, dan beratnya dapat mencapai 20 kg dengan 90
% unilateral. Permukaan tidak rata, konsistensi keras, warna merah jambu keabu-
abuan.3,4
Ketika suatu massa pada ovarium berhubungan dengan
sindrom Meigs dan peningkatan kadar serum CA-125, dapat
diduga adanya proses keganasan. Hasil negatif pada
pemeriksaan sitologi dari efusi asites, tidak adanya implantasi
peritoneal, dan hasil histologi jinak akan dapat membatasi
prosedur bedah. Keputusan ini harus dibuat oleh seorang ahli
bedah ginekologi yang berpengalaman atau ahli onkologi
ginekologi.5,6,7
- Terdapat laporan kasus sindrom pseudo-Meigs yang
berhubungan dengan struma ovarii ganas dan peningkatan
kadar CA-125. Pilihan untuk tidak melakukan terapi
tambahan layak diterapkan setelah pelaksanaan operasi
yang optimal dan diberikan prosedur staging yang memadai
untuk keadaan yang biasanya jinak secara klinis dan insiden
metastasis pada ovarii struma ganas yang masih rendah.
Diperlukan konseling pasien secara hati-hati.
- Struma ovarii merupakan suatu penyebab yang jarang dari
ascites, hidrotoraks, peningkatan kadar CA-125, dan
hipertiroidisme. Kondisi yang langka ini harus
dipertimbangkan sebagai diagnosis banding pada pasien
6
yang mengalami asites dan efusi pleura tetapi dengan hasil
tes sitologi yang negatif.
- Kombinasi dari ascites, efusi pleura, peningkatan kadar CA-
125, dan tidak adanya tumor pada pasien penderita lupus
eritematosus sistemik adalah salah satu sindrom Tjalma
atau karena migrasi Filshie menjadi sindrom pseudo-Meigs.
Paru-paru
- Pekak pada perkusi
- Penurunan fremitus taktil
- Penurunan resonansi vokal
- Ditemukan penurunan bunyi nafas yang menunjukkan adanya
efusi pleura. Efusi pleura sebagian besar diamati pada sisi
kanan, tetapi juga dapat terjadi pada sisi kiri.
Daerah perut
7
Pada pemeriksaan dapat ditemukan adanya massa pada
pelvis yang kecil atau besar, atau massa tidak dapat dirasakan.
Terdapat asites, dengan adanya shifting dullness dan/atau
sensasi cairan.
Daerah pelvis
Pada pemeriksaan mengungkapkan adanya massa pada
daerah panggul.
Waktu protrombin
Waktu protrombin diperiksa sebelum operasi. Jika
meningkat, adalah mrupakan penanda koagulopati. Peningkatan
8
waktu protrombin dikoreksi sebelum operasi, baik dengan
pemberian vitamin K kepada pasien atau dengan transfusi
plasma beku segar.1
9
melokalisasi ekspresi CA-125 dalam omentum dan permukaan
peritoneum bukan pada fibroma tersebut.9
2.1.6 Penatalaksanaan
Perawatan Medis
Perawatan medis pada pasien dengan sindrom Meigs
dimaksudkan untuk menangani gejala asites dan efusi pleura
dengan cara terapi parasentesis dan thorakosentesis.1,2
Prosedur Bedah1,2,3
Laparotomi eksplorasi dengan staging bedah adalah prosedur
pilihan pada penyakit ini. Lakukan bedah beku pada massa
ovarium selama laparotomi eksplorasi. Jika bedah beku
konsisten dengan tumor jinak, tepat dilakukan pembedahan
konservatif (salpingo-ooforektomi atau ooforektomi).
Temuan dari biopsi kelenjar getah bening dan omentum
serta pembilasan pelvis akan negatif untuk keganasan jika
prosedur ini dilakukan selama operasi.
Pada wanita usia reproduktif, dilakukan unilateral salpingo-
ooforektomi.
Pada wanita menopause, prosedur pilihannya adalah salpingo
ooforektomi bilateral dengan-histerektomi total dan
unilateral atau kadang-kadang dilakukan salpingo-
ooforektomi bilateral.
Pada perempuan prapubertas, prosedur pilihannya adalah reseksi
ovarium dan salpingo-ooforektomi unilateral.
Tingkat kesembuhan setelah kedua jenis operasi adalah tinggi
dan pasien jarang mengalami kekambuhan.
BAB III
KESIMPULAN
10
Sindrom Meigs merupakan gejala dari tumor ovarium jinak
dengan adanya ascites dan efusi pleura yang akan sembuh
setelah dilakukan reseksi tumor. Tumor ovarium yang terjadi
pada sindrom Meigs adalah jenis fibroma. Secara histologis,
tumor jinak ovarium mungkin dapat berupa sel tumor fibroma,
thecoma, cystadenoma, atau granulosa.
Di AS tumor ovarium banyak pada masyarakat sosio ekonomi rendah.
Fibroma ovarium didapatkan pada 2-5 % dari kasus tumor ovarium dan jumlah
kejadian sindrom Meigs ditemukan sebanyak 1%. Asites ditemukan pada 10-15 %
pasien dan fibroma ovarium dan hidrotoraks pada 1 % pasien terutama dengan lesi
yang besar.
Patofisiologi asites pada sindrom Meigs masih merupakan spekulasi.
Diduga bahwa iritasi permukaan peritonium oleh tumor ovarium yang keras dan
solid dapat menstimulasi produksi cairan peritoneum. Cairan asites dan efusi
pleura pada sindrom Meigs dapat berupa transudat atau eksudat.
Pasien dengan sindrom Meigs biasanya mempunyai riwayat keluarga
penderita kanker ovarium. Keluhan utama tidak terjalu jelas dan terjadi sepanjang
waktu yaitu berupa kelelahan, napas yang pendek, peningkatan lingkar perut,
penurunan berat badan, batuk yang tidak produktif, bengkak (edema), amenorea
pada wanita premenopause, serta menstruasi yang tidak teratur.
Perawatan medis pada pasien dengan sindrom Meigs
dimaksudkan untuk menangani gejala asites dan efusi pleura
dengan cara terapi parasentesis dan thorakosentesis.
DAFTAR PUSTAKA
11
1. Lessnau, K.D. 2011. Meigs Syndrome. Medscape Reference.
Diakses dari http://emedicine.medscape.com/article/255450.
Tanggal akses 13 Februari 2013.
2. Meigs JV, Cass JW. Fibroma of the ovary with ascites and
hydrothorax: with a report of seven cases. Am J Obstet
Gynecol. 1937;33:249-267.
3. Schmitt R, Weichert W, Schneider W, Luft FC, Kettritz R.
Pseudo Meigs' syndrome. Lancet. Nov 5
2005;366(9497):1672.
4. Zannoni GF, Gallotta V, Legge F, Tarquini E, Scambia G,
Ferrandina G. Pseudo-Meigs' syndrome associated with
malignant struma ovarii: a case report. Gynecol Oncol. Jul
2004;94(1):226-8.
8. Jones OW, Surwit EA. Meigs syndrome and elevated CA 125. Obstet
Gynecol. Mar 1989;73(3 Pt 2):520-1.
9. Lin JY, Angel C, Sickel JZ. Meigs syndrome with elevated serum CA 125.
Obstet Gynecol. Sep 1992;80(3 Pt 2):563-6.
12
10. Morn-Mendoza A, Alvarado-Luna G, Calderillo-Ruiz G,
Serrano-Olvera A, Lpez-Graniel CM, Gallardo-Rincn D.
Elevated CA125 level associated with Meigs' syndrome: case
report and review of the literature. Int J Gynecol Cancer. Jan-
Feb 2006;16 Suppl 1:315-8.
13