Tuberkulosis merupakan suatu penyakit yang tanda dan gejalanya ditimbulkan oleh kombinasi
antara faktor patogen (MTB) dengan respon imun tubuh terhadap patogen tsb. Oleh karena itu
penting mengetahui patogenesis TB dari sisi patogen maupun respon imun.
Author’s note : diagram pathogenesis & patofisiologi dibuat terpisah untuk memperjelas
mekanisme yang terjadi pada TB. P enggunaan diagram -diagram berikut dapat disesuaikan
dengan kebutuhan
II. TB Klinis
• TB Primer (Primary TB): terjadi pada individu yang belum pernah terpajan atau
tersensitisasi. Sumber: patogen eksogen.
• TB Sekunder (Secondary TB): terjadi pada individu yang sebelumnya pernah
tersensitisasi oleh patogen. Bisa terjadi setelah TB primer atau bertahun-tahun
setelah infeksi pertama. Sumber patogen: reaktivasi dari infeksi laten atau reinfeksi
MTB eksogen. Disebut juga post-primary TB atau latent reactivation TB
III. Patogenesis
3.1. Transmisi
Airborne Infection: inhalasi MTB dalam partikel di udara Mekanisme:
• Paling efektif: batuk
• Forced expiratory maneuvers: bersin, berteriak, bernyanyi, berbicara
Aerosolized respiratory excretions dari pasien TB yang infeksius dikeluarkan
melalui hidung atau mulut
↓
Konten air menguap dengan cepat
↓
Tertinggal benda solid yang disebut droplet nucleus (berisi MTB) dan melayang
di udara selama beberapa jam
Ventilasi dan filtrasi udara dapat menghilangkan bakteri. Sinar UV dapat
membunuh bakteri.
IV. Patofisiologi
Respon imun tubuh memiliki peran dominan dalam kerusakan paru pada TB terjadi
respon inflamasi yang berlebihan dan pengekspresian lung matrix-degrading proteases
(menyebabkan kerusakan jaringan parenkimal)
V. Komplikasi
5.1. Bronkiektasis
• Bermanifestasi sebagai dilatasi bronkus ireversibel & penebalan dinding bronkus
yang diakibatkan oleh kerusakan komponen elastic dan muskular dari dinding
bronkus.
• Faktor: fibrosis jaringan, nekrosis kaseosa yang mencapai bronkus, peningkatan
tekanan lumen akibat batuk.
• Bronkiektasis merupakan predisposisi untuk eksaserbasi rekuren dari produksi
sputum purulen dan bisa menyebabkan pneumonia bakterial di tahun-tahun
berikutnya.
5.2. Efusi Pleura (tuberculous pleural effusion)
• Sampai baru-baru ini, efusi pleura dianggap sebagai reaksi delayed hypersensitivity
reaction dari tuberkulosis
• Namun berkat perkembangan media kultur saat ini, kultur MTB dapat dilakukan
dari cairan dan jaringan pleura dan hasilnya positif pada 70% kasus. Hal tersebut
menunjukkan adanya kemungkinan bahwa efusi pleura merupakan manifestasi dari
infeksi MTB pada rongga pleura. Infeksi yang didapat berasal dari lesi parenkimal
(TB paru).
5.3. TB ekstra pulmoner
Mekanisme terjadinya TB ekstra pulmoner dapat melalui migrasi fagosit yang
terinfeksi atau penyebaran patogen bebas secara limfogen dan/atau hematogen.
Predileksi: genitourinaria, tulang & sendi, sistem saraf pusat, abdominal TB,
pericardial TB.