STEP 1
Panas ngelemeng : panas yang peningkatan suhuya tidak lebih dari 2 derajat
STEP 2
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Mengapa penderita merasa keringat banyak terutama malam hari dan BB turun ?
Mengapa pasien datang dengan keluhan batuk berdahak kemerahan ?
Mengapa ketika perkusi ditemukan keredupan di apex paru ?
Mengapa dilakukan pemeriksaan dahak tiga kali ?
Mengapa panas ngelemeng ?
DD dan diagnosis dari skenario ?
Etiologi dari kemungkinan diagnosis?
Faktor resiko dari kemungkinan diagnosis ?
Bagaimana patogenesis dan patofisiologi dari skenario ?
Bagaimana penegakan diagnosis dan pemeriksaan penunjang ?
Bagaimana penatalaksaan dari kemungkinan diagnosis?
Komplikasi dari kemungkinan diagnosis?
Prognosis dari kemungkinan diagnosis?
STEP 3
1. Mengapa penderita merasa keringat banyak terutama malam hari , nafsu makan
menurun dan BB turun?
berat badan
Konsumsi adalah nama yang diberikan untuk TB bertahun-tahun yang lalu karena
tampaknya mengkonsumsi mereka yang terkena dampak, dan anoreksia dan
penurunan berat badan masih sering pada pasien TB (sekitar 70% dari kasus).
Berat badan sebanding dengan durasi dan luasnya penyakit dan sering disertai
dengan adynamia.
keringat
Keringat malam adalah suatu keluhan subyektif berupa berkeringat pada
malam hari yang diakibatkan oleh irama temperatur sirkadian normal yang
berlebihan. Suhu tubuh normal manusia memiliki irama sirkadian di mana paling
rendah pada pagi hari sebelum fajar yaitu 36.1C dan meningkat menjadi
37.4 C atau lebih tinggi pada sore hari sekitar pukul 18.00 (Young, 1988;
Boulant, 1991, Dinarello and Bunn, 1997) sehingga kejadian demam/ keringat
malam mungkin dihubungkan dengan irama sirkadian ini. Variasi antara suhu tubuh
terendah dan tertinggi dari setiap orang berbedabeda tetapi konsisten pada
setiap orang. Belum diketahui dengan jelas mengapa tuberkulosis menyebabkan
demam pada malam hari. Ada pendapat keringat malam pada pasien tuberkulosis
aktif terjadi sebagai respon salah satu molekul sinyal peptida yaitu tumour
necrosis factor alpha (TNF-) yang dikeluarkan oleh sel-sel sistem imun di mana
mereka bereaksi terhadap bakteri infeksius (M.tuberculosis). Monosit yang
merupakan sumber TNF- akan meninggalkan aliran darah menuju kumpulan
kuman M.tuberculosis dan menjadi makrofag migrasi.
Walaupun makrofag ini tidak dapat mengeradikasi bakteri secara
keseluruhan, tetapi pada orang imunokompeten makrofag dan sel-sel sitokin
lainnya akan mengelilingi kompleks bakteri tersebut untuk mencegah penyebaran
bakteri lebih lanjut ke jaringan sekitarnya. TNF- yang dikeluarkan secara
berlebihan sebagai respon imun ini akan menyebabkan demam, keringat
malam, nekrosis, dan penurunan berat badan di mana semua ini merupakan
karakteristik dari tuberkulosis (Tramontana et al, 1995). Demam timbul
sebagai akibat respon sinyal kimia yang bersirkulasi yang menyebabkan
hipotalamus mengatur ulang suhu tubuh ke temperatur yang lebih tinggi untuk
sesaat. Selanjutnya suhu tubuh akan kembali normal dan panas yang berlebihan
akan dikeluarkan melalui keringat. Untuk lebih jelasnya berikut adalah fase
demam. Pertama yaitu fase inisiasi di mana vasokonstriksi kutaneus akan
menyebabkan retensi panas dan menggigil untuk menghasilkan panas tambahan.
Ketika set point baru tercapai maka menggigil akan berhenti. Dengan menurunnya
set point menjadi normal, vasodilatasi kutaneus menyebabkan hilangnya panas ke
lingkungan dalam bentuk berkeringat (Young, 1988; Boulant, 1991, Dinarello and
Bunn, 1997;
darah
Permeabilitas meningkat, dinding pembuluh darah bisa ruptur?
Cara membedakan darah yang keluar dari saluran nafas atas dan bawah ?
tinggi
Berkaitan dengan sitokin ? pemicuannya ?
Pirogen endogen, pirogen eksogen
Mycobacterium tuberculosis
Mycobacterium tuberculosis hominis
Mycobacterium bovis
Mycobacterium avian-intracellulare
Kumar-Cotran-Robbins.2007.Buku Ajar Patologi Vo. 2.Jakarta: EGC
Cara penularan ?
Air susu m.bovis
Inhalasi
Karateristik bakteri tahan asam ?
o
- sifat kuman :
Mudah menular
Kuman bbentuk batang (-)
Tahan asam (BTA)
Dpt mati pada pemanasan (direbus), panas matahari, atau dgn bahan kimia
Dpt diwarnai dgn penegecetan :
Ziehl Nielsen (ZN)
Kinyou Gabett
Tan Thian Hok
Dpt dibiakan dgn media :
Lowenstein Jensen
Kudoh
Ogawa
Pasiyan, Rachamtullah.1997.Ilmu penyakit Paru (pulmonologi).Semarang : FK
Undip
PATOGENESIS (BERTI)
1.
faktor2 yang berperan pada terjadinya infeksi tb :
a.
sumber infeksi :
manusia : sputum/secret lain (urin, tinja, dll)
hewan : sputum / secret lain : anjing, sapi, kucing, dsb. Susu : sapi, kambing,
kerbau.
b.
jumlah kuman
c.
virulensi kuman
d.
daya tahan tubuh manusia , dapat menurun (secara turunan atau dapatan )
factor daya tahan tubuh dipengaruhi oleh :
factor genetic
factor fisiologik : umur, seks, kehamilan
factor lingkungan
factor toksik
factor imunologik
factor efek debilitas
factor psikologik.
2.
perkembangan terjadinya hipersensitivitas lambat/ imunitas
a.
pada TB paru primer : inhalansi kuman TB>kuman di dinding alveoli (sub
pleura)>eksudat serous / serofibrinous + netrofil>netrofil hilang dan diganti
makrofag>makrofag memfagositosis kuman (kuman TB intrasel) :
bila : daya tahan tubuh baik : eliminasi kuman baik, virulensi kuman menurun.
Daya tahan tubuh kurang : kuman dalam makrofag akan memperbnyak diri.
3-8 minggu kemudian, tjd reaksi hipersensitivitas (thdp tuberkuloprotein), yaitu
timbulnya limfosit T sensitive thd tuberkuloprotein.
b.
respon imunologik tuberkulosis
reaksi tubuh thd kuman tb tergantung pada :
kekebalan alamiah, reaksi hipersensitivitas jaringan, dan kekebalan yang didapat.
Bila tubuh terinfeksi kuman tuberkulosis , terjadi reaksi yang disebut respons
imunologik, ada 2 macam :
1.
respons imunologik seluler, karena diperantarai sel-sel trmasuk limfosit T
2.
respons imunologik humoral, karena diperantarai oleh antibody/immunoglobulin.
Respon imunologik seluler : timbul akibat interaksi antara limfosit yang tersensitisasi
secara aktif ( limfosit T) dengan antigen spesifik dan diperantarai oleh limfokin,
sitotoksisitas langsung atau keduanya. Reaksi ini timbul tanpa melibatkan antibody
komplemen.sebelum terjadi respon imunnologik seluler sebelumnya telah terjadi
kegiatan fagositosis oleh makrofag.
a.
kegiatan fagositosis
stlah kuman tb masuk ke tubuh,fagositosis dimulai oleh netrofil. Karena netrofil
umurnya singkat maka di oper ke makrofag. Kuman yang berada di dalm makrofag belum
mati walaupun sudah difagositosis. Selama proses ini, kuman tb selslu berusaha
melindungi diri dgn berbagai cara untuk menurunkan pengaruh aktivitas makrofag.
Selama proses fagositosis , makrofag meningkatkan bbrp kemampuan dan sifatnya
termasuk memproduksi mediator yang dapat mempengaruhi limfosit.
b.
kegiatan limfosit sesudah terjadi multiplikasi kuman tb pada tempt masuknya
(dalam makrofag), kmd kuman diangkut ke limfonodi regional kmd terjadi proliferasi
dari limfosit T. setelah itu limfosit T yang telah diaktifkan akan mengalami :
transformasi, proliferasi dan diferensiasi mjd subset limfosit.
c.
Pembentukan tuberkel
Pembentukan tuberkel bias terjadi pada limfonodi maupun jarinagn tempat lesi
tuberkulosis.
Pada manusia, tuberkel-tuberkel yang berdekatan kadang-kadang saling bersatu,
membentuk tuberkel besar, dan pusat tuberkel dapat mengalami nekrosis koagulasi
(degenerasi kaseosa / perkejuan), membentuk suatu lesi yang luas lalu membentuk
kavitas.
Respons imunologik hormonal : sesudah tjd infeksi kuman tb, immunoglobulin pertama
yang di bentuk adalah IgM, yang lambat laun akan berkurang kadarnya kmd disusul
pmbntukan Iga dan IgG kmd mengikat antigen dari kuman tb. Selanjutnay kuman yang
telah diikat di fagisitosis oleh makrofag.
Penurunan daya tahan tubuh
Ditemukan pada penderita malnutrisi, DM, HIV,leukemia,lansia
Sumber : kuliah dr.pasyan
Pubilishing
C. Sputum
Pemeriksaan dahak yang diambil 3x selama 3 hari berturutturut;pada pasien rawat inap bisa dikumpulkan setiap 8 jam
sekali selama 3x berturut-turut.
D. Biopsi
Untuk nilai apakah ada nekrosis jaringan yang berbentuk
seperti keju (granuoma keju yang dibentuk limfosit, epitel,
dan makrofag);tidak hanya untuk paru;juga bisa diusulkan
kultur.
E. Tes Tuberkulin
Alur diagnosis :
http://staff.ui.ac.id/internal/0107050183/material/PATO_DIAG_KLAS.pdf
atau
http://www.klikpdpi.com/konsensus/tb/tb.pdf
http://www.klikpdpi.com/konsensus/tb/tb.pdf
Gejala sistemik/umum:
Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah)
Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan
malam hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam
seperti influenza dan bersifat hilang timbul
Penurunan nafsu makan dan berat badan
Perasaan tidak enak (malaise), lemah
Gejala khusus:
Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan
sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan
kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara mengi,
suara nafas melemah yang disertai sesak.
Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai
dengan keluhan sakit dada.
Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang
pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di
atasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah.
Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan
disebut sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam
tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang.
Pada pasien anak yang tidak menimbulkan gejala, TBC dapat terdeteksi kalau
diketahui adanya kontak dengan pasien TBC dewasa. Kira-kira 30-50% anak yang
kontak dengan penderita TBC paru dewasa memberikan hasil uji tuberkulin positif.
Pada anak usia 3 bulan 5 tahun yang tinggal serumah dengan penderita TBC paru
dewasa dengan BTA positif, dilaporkan 30% terinfeksi berdasarkan pemeriksaan
serologi/darah.
Gejala klinik
Gejala klinik tuberkulosis dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu gejala lokal dan gejala
sistemik, bila organ yang
terkena adalah paru maka gejala lokal ialah gejala respiratorik (gejala lokal sesuai organ
yang terlibat)
1. Gejala respiratorik
- batuk 2 minggu
- batuk darah
- sesak napas
- nyeri dada
Gejala respiratorik ini sangat bervariasi, dari mulai tidak ada gejala sampai gejala yang
cukup berat tergantung dari luas lesi. Kadang pasien terdiagnosis pada saat medical
check up. Bila bronkus belum terlibat dalam proses penyakit, maka pasien mungkin tidak
ada gejala batuk. Batuk yang pertama terjadi karena iritasi bronkus, dan selanjutnya
batuk diperlukan untuk membuang dahak ke luar.
2. Gejala sistemik
- Demam
- Gejala sistemik lain: malaise, keringat malam, anoreksia, berat badan menurun
3. Gejala tuberkulosis ekstra paru
Gejala tuberkulosis ekstra paru tergantung dari organ yang terlibat, misalnya pada
limfadenitis tuberkulosa akan terjadi pembesaran yang lambat dan tidak nyeri dari
kelenjar getah bening, pada meningitis tuberkulosa akan terlihat gejala meningitis,
sementara pada pleuritis tuberkulosa terdapat gejala sesak napas & kadang nyeri dada
pada sisi
yang rongga pleuranya terdapat cairan.
15. Klasifikasi
Klasifikasi
Menurut Perjalanan Penyakit
1. Primer
- Ditandai dengan adanya area konsolidasi di bagian perifer yang
-
immunosupresi berat
Bila respon imun berkembang tes tuberculin bisa bermanifestasi
dorman di salah satu organ tubuh yang bisa kembali aktif beberapa
tahun kemudian
2. Sekunder/ Post Primer
- Bisa karena progress langsung setelah infeksi awal, infeksi endogen
-
ini
Manifestasi klinik perlahan: malaise, anoreksia, penurunan BB, dan
demam ringan yang hilang timbul terjadi pada awal perjalanan penyakit
dan berkaitan dengan sitokin yang dikeluarkan makrofag aktif (ex.:
Blackwell Pubilishing
Kumar-Cotran-Robbins.2007.Buku Ajar Patologi Vo. 2.Jakarta: EGC
STEP 4
TB primer
Anakanak
TBC
TB
sekunder